Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SISTEM PERKEMIHAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Perkemihan
Disusun Oleh :
Kelompok 3
CIMAHI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Sistem Integumen. Kami berterima kasih kepada Ibu Rahayu
Savitri.,M.Kep selaku koordinator mata kuliah Perkemihan dan ibu Sada Ukur
B.,M.Kep selaku dosen pembimbing/tutor kelomok 3 mata kuliah sistem
perkemihan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
A. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD)
merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih
kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme, gagal
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat pada
peningkatan ureum. Pada pasien gagal ginjal kronik mempunyai karakteristik
bersifat menetap, tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan berupa
hemodialisis, dialisis peritoneal, transplantasi ginjal dan rawat jalan dalam
jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).
Gagal ginjal kronik saat ini telah menjadi suatu masalah kesehatan publik
di seluruh dunia. Hal ini diakui sebagai suatu kondisi umum yang dikaitkan
dengan peningkatan penyakit jantung dan gagal ginjal kronik (Jevuska, 2012).
Gagal ginjal kronik memiliki prevalensi global yang tinggi dengan prevalensi
GGK global yang konsisten antara (11%) sampai (13%) dengan mayoritas
stadium tiga (Hill dkk., 2016). Pada Desember 2014, terdapat 678.383 kasus
ESRD, berdasarkan prevalensi yang tidak disesuaikan (proporsi kasar) terdapat
2.067 orang per sejuta penduduk Amerika Serikat. (United State Renal Data
System [USRDS], 2016). Pada akhir tahun 2013, ada sekitar 3,2 juta pasien
yang dirawat karena penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) di seluruh dunia.
Jumlah ini meningkat sekitar (6%) setiap tahunnya, yang secara signifikan
lebih tinggi dari pada tingkat pertumbuhan penduduk. Dari 3,2 juta pasien
tersebut, sekitar 2,5 juta orang menjalani perawatan dialisis (baik hemodialisis
atau dialisis peritoneal), dan sekitar 678.000 orang hidup dengan transplantasi
ginjal (Fresenius Medical Care [FMC], 2014).
Di Indonesia gagal ginjal kronik menjadi salah satu penyakit yang masuk
dalam 10 penyakit kronik. Prevalensi gagal ginjal kronik berdasarkan yang
pernah didiagnosis dokter sebesar (0,2%) dari penduduk indonesia. Jika saat
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Gagal Ginjal Kronik?
2. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab, manifestasi klinis,
patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, serta penatalaksanaan dari Gagal
Ginjal Kronik?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami penyakit
Gagal Ginjal Kronik?
C. TUJUAN PENULIS
1. Untuk mengetahui definisi, penyebab, manifestasi klinis, patofisiologi,
pathway serta penatalaksanaan pada penyakit Gagal Ginjal Kronik.
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami
penyakit Gagal Ginjal Kronik.
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah Penurunan semua faal ginjal secara
bertahap, diikuti penimbunan sisa metabolism protein dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Kelainan hemopoeisis
D. PATOFISIOLOGI
Kelainan Metabolisme
2) Hipokalemia
Hypokalemia dapat juga dijumpai pada pasien gagal ginjal
kronik disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a) Diet rendah kalium
b) Diurerik kuat yang tidak control
c) Hiperaldosteronisme sekunder dari diplesi volume dan penyakit
tubulus seperti pada sindrom fanconi
d) Nefritis interstisial
d. Keseimbangan asam – basa
Pada keadaan normal ekskresi ion H+ melalui ginjal berkisar
antara 60-70 mEq per hari untuk mempertahankan dan mencegah tubuh
menjadi asam (Werdener, 1975)
Pada gagal ginjal kronik dapat terjadi gangguan ekskresi ion H+
sehingga dapat menyebabkan asidosis sistemik dengan penurunan ph
plasma dan darah.
e. Metabolisme kalsium
Pada gagal ginjal kronis sering ditemukan hipo kalsemia, disebabkan :
1) Penurunan absorbi kalsium melalui usus
2) Gangguan mobilisasi dari tulang dan hiper pospatemia
f. Fosfat
Hiperfosfatemia yang terjadi pada gagal ginjal kronik memegang
peranan penting untuk timbul hipokalsemia dan hiperparatiroidisme dan
akhirnya dapat menyebabkan penyebaran klasipikasi pada organ-organ
lain.
g. Magnesium
Kenaikan serum magnesium sangat jarang men imbulkan keluhan atau
gejala, kecuali magnesium yang mengandung laksatif dan antasida akan
memakan susunan saraf pusat.
E. PATHWAY
Terlampir
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
a. Laju endap darah : meninggi yang diperberat oleh adanya anemia dan
hipoalbuminemia. Anemia normositer normokrom, dan jumlah
retikulosit yang rendah.
b. Ureum dan kreatinin : meninggi, biasanya perbandingan antara ureum
dan kreatinin kurang lenih 20 : 1. Ingat perbandingan bisa meninggi oleh
karena perdarahan saluran cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan
G. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Terapi Konservatif
Perubahan-perubahan faal ginjal LFG bersifat individual untuk setiap
pasien gagal ginjal kronik (GGK). Lama terafi konservatif bervariasi
dari bulan sampai tahun.
Algoritme program terafi gagal ginjal kronik
1) Beberapa prinsip terafi konservatif
a) Mencegah memburuknya faal ginjal
b) Program memperlambat penurunan progresif faal ginjal
c) Terafi alleviative gejala azotemia
2) Peranan Diet
a) Terafi diet rendah protein
Terafi diet rendah protein (DRP) menguntungkan untuk
mencegah dan mengurangi toksin azotemia tetapi untuk jangka
lama dapat merugikan terutama gangguan keseimbangan
negative nitrogen. Tujuan program diet rendah protein (DRP):
a) Mempertahankan keadaan nutrisi optimal
b) Mengurangi atau mencegah akumulasi toksin azotemia
c) Mencegah memburuknya faal ginjal akibat proses
glomerulosklerosis
b) Kebutuhan jumlah kalori
Konsumsi jumlah kalori untuk pasien GGK sering kurang
karena keluhan-keluhan gastrointestinal (mual dan muntah) dan
diet rendah protein (DRP) sering disalah tafsirkan dengan
pembatasan sejumlah makanan lain termasuk karbohidrat.
b. Terafi Simtomatik
Terafi simtomatik yang sering diberikan pada gagal ginjal kronik:
1) Asidosis metabolic
Asidosis metabolic harus dikoreksi karena meningkatkan serum K+
(hiperkalemia).
(1) Suplemen alkali
(2) Terapi alkali
2) Anemia
(3) Edema
Pilihan terafi: Diuretika, Ultrafiltrasi
5) Kelainan neuromuscular
Beberapa terafi pilihan:
(1) Terafi HD regular yang adekuat
(2) Medikamentosa (Diazepam, sedative)
(3) Operasi sub total pathyroidectomy
6) Hipertensi
Program terafi hipertensi yang berhubungan dengan underlying
renal disease (Glomerulopati):
(1) Restriksi garam dapur <3 gram per hari
(2) Diuretik furosemide
(3) Ultrafiltrasi (pasien GTT)
(4) Obat antihipertensi
Program terapi hipertensi tipe vasoconstrictor:
(1) Restriksi garam dapur ≤ 3 gram per hari
(2) Diuresis dan ultrafiltrasi
(3) Medikamentosa
Program terapi hipertensi tipe kombinas: Program terafi hampir
sama.
7) Kelainan system kardiovaskuler
Pilihan tindakan penyakit jantung congestif:
(1) Forced dieresis
(2) Ultrafiltrasi diikuti dengan terafi dialysis
Pilihan tindakan penyakit jantung koroner:
(1) Hati-hati penghambat EAC
(2) Calcium Antagonist
(3) Anti platelet agents
d. Transplantasi ginjal
B. Kata kunci
1. Malaise : kondisi umum yang lemas, tidak nyaman, kurang fit
2. Noctural dispneu : sesak nafas yang terjadi secara tiba-tiba pada saat tengah
malam setelah penderita tidur selama beberapa jam
3. Pruritus : rasa gatal yang bisa meliputi seluruh/sebagian tubuh seseorang
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : gelisah, malaise
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Resprasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5 oC
c. BB : 75 kg
TB : 168 cm
2. Pemeriksaan Fisik Persystem
a. Sistem Persepsi Sensori
Mata tampak sembab dan adanya edema periorbital.
b. Sistem Integumen
Kulit tampak kering.
VII. PENATALAKSANAAN
1. Klien dianjurkan untuk dilakukan Haemodialisa
10. Albumin 10
mg/dL (+)
Sindrom uremia
Anoreksia
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
GFR menurun
Produksi Hb menurun
Fatigue
Produksi Hb menurun
Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Cerebral
Sindrom uremia
Perpospatemia
Pruritis
Kerusakan Integritas
Kulit
Sindrom uremia
Kurang Pengetahuan
Ansietas
GFR menurun
Produksi Hb menurun
Nocturnal dispneu
X. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1. Tupan : 1. Kaji TTV klien. 1. Sebagai acuan dasar
Setelah dilakukan keadaan umum klien.
asuhan keperawatan 2. Letakkan kepala 2. menurunkan tekanan
selama 3x24 jam dengan posisi agak arteri dengan
Ketidakefektifan ditinggikan dan dalam meningkatkan drainase
perfusi jaringan posisi anatomis dan meningkatkan
cerebral teratasi. (netral). sirkulasi atau perfusi
serebral.
Tupen:
Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa klien memiliki diagnosa medis
Gagal Ginjal; Kronik karena dari tanda dan gejalanya adanya edema pada tangan,
kaki, periorbital, Hb 10 mg/dl (menurun), kadar kalium, natrium, kreatinin, ureum
tinggi dalam darah. Klien juga dianjurkan untukmelakukan Haemodialisa. Serta
dalam penghitungan GFR/LFG dengan rumus Kockcorf – Gault :
(140 – Umur) X BB
∗
72 𝑋 𝐾𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎
Ket : * bila klien perempuan dikali 0,85
(140 – 56) X 75
= 0,85
72 𝑋 2,5
6300
= 0,85
180
= 29,75 : stage 3 CKD
Bahwa klien mengalami Gagl ginjal kronik stage 3.
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah Penurunan semua faal ginjal secara
bertahap, diikuti penimbunan sisa metabolism protein dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini semoga pembaca disarankan lebih menjaga
kesehatan serta menghindari terjadinya Gagal Ginjal Kronik. Khususnya
kepada mahasiswa keperawatan yang telah mempelajari faktor-faktor apa saja
yang dapat menimbulkan terjadinya Gagal Ginjal Kronik. Harapanya tentunya
lebih tahu dan akan lebih safety untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut.
Serta semoga dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan ini pada pasien yang
mengalami Gagal Ginjal Kronik.