Vous êtes sur la page 1sur 12

ANALISIS CAMPURAN DUA KOMPONEN

MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

Oleh

Kelompok II
Delvia Maulana
Faradilla Husna
Rahmi Arfina
Seshi Della Afrilla

Dosen Pembimbing : Edi Nasra, S.Si, M.Si

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
ANALISIS CAMPURAN DUA KOMPONEN
MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kadar dua komponen dalam suatu campuran menggunakan metode
spektrofotometri.

B. WAKTU DAN TEMPAT


Hari / Tanggal : Senin / 24 November 2014
Waktu : Pukul 07.00 s.d. 09.40 WIB
Tempat : Laboratorium Kmia Analitik, FMIPA UNP

C. TEORI DASAR

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau absorbansi suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Unsur-unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah
sebagai berikut:

1. Sumber energi radiasi yang kontinyu dan meliputi daerah spektrum, di mana alat
ditujukan untuk dijalankan.
2. Monokromator, yang merupakan suatu alat untuk mengisolasi suatu berkas sempit dari
panjang gelombang-panjang gelombang daru spektrum luas yang disiarkan oleh sumber
(tentu saja tepat monokromatisitas tidak dicapai).
3. Wadah untuk contoh.
4. Detektor yang merupakan suatu transducer yang mengubahenergi radiasi menjadi isyarat
listrik.
5. Penguat dan rangkaian yang bersangkutan yang membuat isyarat listrik cocok untuk
diamati.
6. Sistem pembacaan yang dapat mempertunjukkan besarnya isyarat listrik
(Underwood. 1990)
Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi
elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi yang
lebih sedikit akan menyerap cahaya dalam daerah tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai
elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang menyerap pada panjang
gelombang UV yang lebih pendek (Khopkar. 1990).

Suatu spektrofotometer standar terdiri atas spektrofotometer untuk menghasilkan cahaya


dengan panjang gelombang terseleksi yaitu bersifat monokromatik serta suatu fotometer yaitu
suatu piranti untuk mengukur intensitas berkas monokromatik, digabungkan bersama dinamakan
sebagai spektrofotometer (Underwood. 1990).

Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen,
sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya
diteruskan. Jika intensitas sinar masuk dinyatakan oleh Io, Ia intensitas sinar terserap, It intensitas
sinar diteruskan, Irintensitas sinar terpantulkan, maka:

Io = Ia + It + Ir …..(1)

Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan
bahwa sekitar 4 persen cahaya masuk dipantulkan. Ir biasanya terhapus dengan penggunaan
suatu kontrol, seperti misalnya sel pembanding, jadi:

Io = Ia + It …..(2) (J.Basset. 1994)


Spektrum absorbsi dapat diperoleh dengan menggunakan bermacam-macam bentuk
contoh: gas, lapisan tipis cairan, larutan dalam bermacam-macam pelarut, dan bahkan padat.
Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan, dan kita diharapkan di sini untuk
mengembangkan satu uraian kuantitatif dari hubungan konsentrasi larutan dan kemampuannya
untuk menyerap radiasi. Pada waktu yang sama, kita harus sadar bahwa besarnya absorbsi akan
tergantung juga pada jarak yang dijalani oleh radiasi melewati larutan (Underwood. 1990).

Hukum Lambert menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium


tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus
dengan intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang
dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium yang
menyerap. Atau dengan menyatakan bahwa lapisan manapun dari medium itu yang tebalnya
sama akan menyerap cahaya masuk kepadanya dengan fraksi yang sama.

Sejauh ini telah dibahas absorbsi cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya
monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan penyerap saja. Tetapi dalam analisis kuantitatif
orang terutama berurusan dengan larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang
berwarna dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorbsi cahaya. Dijumpainya hubungan
yang sama antara transmisi dan konsentrasi seperti yang ditemukan Lambert antara transmisi dan
ketebalan lapisan, yakni intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial
dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier. Ini dapat ditulis dalam bentuk:

It = I0.e-k’c = I0.10-0,4343k’c = I0.10-K’c …..(4) (J.Basset. 1994)

Hukum di atas dapat ditinjau sebagai berikut:

1. Jika suatu berkas radiasi monokromatik yang sejajar jatuh pada medium pengabsorpsi
pada sudut tegak lurus setiap lapisan yang sangat kecilnya akan menurunkan intensitas
berkas.
2. Jika suatu cahaya monokromatis mengenai suatu medium yang transparan, laju
pengurangan intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya
3. Intensitas berkas sinar monokromatis berkurang secara eksponensial bila konsentrasi zat
pengabsorpsi lemah (Fessenden dan Fessenden. 1986).
D. MATERIAL DAN PROSEDUR KERJA

BAHAN
Bahan yang digunakan adalah larutan KMnO4 10-4 M dan larutan K2Cr2O75×10-4 M yang
digunakan sebagai larutan standar dan aquadest sebagai pelarut.

ALAT
Gelas kimia, labu ukur dan pipet volume digunakan dalam pembuatan larutan standar
sedangkan untuk menentukan adsorban komponen dalam campuran digunakan spektronik-
20.

PROSEDUR KERJA
Pembuatan larutan standar
Larutan standar KMnO4 10-4 M dibuat dengan melarutkan 0,00395 gram KMnO4(s) dalam
100 ml aquadest sedangkan larutan standar K2Cr2O75×10-4 M dibuat dengan melarutkan
0,365 gram K2Cr2O7(s) dalam 100 ml aquadest.

Preparasi sampel
Larutan sampel dibuat dengan melarutkan 12 ml KMnO4 10-4 M dan 8 ml K2Cr2O75×10-4 M
dalam labu 25 ml dengan pelarut aquadest.

Pengukuran Adsorban
Pada percobaan ini, sampel dimasukkan ke dalam kuvet dan adsorban dari sampel diukur
pada panjang gelombang 390 nm (λ maksimum K2Cr2O7) dan 540 nm (λ maksimum
KMnO4). Panjang gelombang maksimum KMnO4 dan K2Cr2O7 ditentukan dari jumlah
adsorban tertinggi yang diserap oleh larutan standar KMnO4 1x10-4 M dan K2Cr2O7 5×10-4
M pada kisaran panjang gelombang 390-590 nm. Sebelum pengukuran adsorban sampel,
spektronik telah dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan larutan blanko.
E. DATA PENGAMATAN
Penentuan λ maksimum K2Cr2O7 dan λ maksimum KMnO4
Absorban pada Larutan Absorban pada Larutan
Panjang Gelombang (nm)
K2Cr2O7 (A) KMnO4(A)
390 0,886 -
400 0,530 0,060
410 0,344 0,045
420 0,269 0,034
430 0,241 0,029
440 0,225 0,029
450 0,203 0,031
460 0,172 0,034
470 0,135 0,042
480 0,099 0,059
490 0,066 0,086
500 0,042 0,116
510 0,026 0,145
520 0,013 0,185
530 0,004 0,207
540 0,001 0,229
550 0,0 0,211
560 0,0 0,216
570 0,001 0,144
580 0,001 0,215
590 0,001 -
Pengukuran absorban sampel
Sampel Absorbans ( 390 nm) Absorbans (540 nm)
Larutan KMnO4 0,0001 M 0,060 A 0,229 A
Larutan K2CrO4 0,0005 M 0,886 A 0,001 A
Sampel(16 ml Mn+4 ML Cr 0,850 A 0,090 A
Grafik penentuan λ maksimum untuk K2Cr2O7

0.9
0.86
0.8

0.7

0.6

0.5
A

0.4

0.3

0.2

0.1

0 0.001
0 100 200 300 400 500 600 700
panjang gelombang

Grafik penentuan λ maksimum untuk KMnO4

0.25
0.229

0.2

0.15
A

0.1

0.05

0
0 100 200 300 400 500 600 700
panjang gelombang
F. PERHITUNGAN

Hukum Lambert menyatakan bahwa

A=εbc
1. Pada panjang gelombang 390 nm
Crom Mangan
A=ɛbc A=ɛbc
0,886 A= ɛ. 1 . 0,0005 M 0,060 A = ɛ.1. 0,0001 M
0,886 𝐴 0.060 𝐴
ɛ= = 1772 𝜀= = 600
0,0005 𝑀 0.0001 𝑀

2. Pada panjang gelombang 540 nm

Crom Mangan
0,001 A = ɛ.1.0,0005 M 0,229 A= ɛ.1. 0,0001 M
𝜀 = 0,001 A/0,0005 M = 2 ɛ = 0,524/4000 = 2290

3. Sampel

A = A Cr + A Mn
A = ε.b.C Cr + ε.b.C Mn

Pada Panjang gelombang 390 nm Pada Panjang gelombang 540 nm

A = ACr + AMn A = ACr + AMn


A = ɛ.b.cCr + ɛ.b.cMn A = ɛ.b.cCr + ɛ.b.cMn
0,410 A = 1772. 1. CCr+ 600.1. CMn.......(1) 0,135 A = 2. 1. Cccr+ 2290. 1. CMn....... (2)
Persamaan 1 dan 2 di eliminasi didapat
0,410 A = (1772) (1). CCr + 600.1. CMn x2
0,135 A = (2) (1). Ccr+ 2290. 1. CMn x 1722

0,820 A = 3544 CCr + 1200 CMn


239,22 A = 3544 Ccr+ 4.057.880 CMn
-238,40 = -4.056.680 CMn
CMn = 5,8 x 10-5M

0,135 A = (2) (1). Ccr+ 2290. (1). CMn


0,135 A = (2) (1). Ccr+ 2290 (5,8 x 10-5)M
CCr = 1 x 10-3M
G. PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi K2Cr2O7 dan KMnO4 dalam
campuran kedua senyawa tersebut. Untuk menentukan konsentrasi masing-masing senyawa
tersebut digunakan metode spektrofometri UV-VIS dengan prinsip melewatkan sinar
monokromatis pada larutan sampel berwarna sehingga komponen sampel akan menyerap
sebagian sinar sesuai panjang gelombang maksimum komponen tersebut. Sinar yang diserap
disebut adsorban sedangkan sinar yang diteruskan disebut transmitan.

Panjang gelombang maksimum (λ) yang digunakan pada spektronik adalah λ maksimum
K2Cr2O7 dan KMnO4 yang didapatkan dari adsorban terbesar komponen tersebut pada kisaran
panjang gelombang 390- 590 nm sesuai grafik berikut :

1 0.25
0.9
0.8 0.2
0.7
0.6 0.15
0.5
0.4 0.1
0.3
0.2 0.05
0.1
0 0
0 200 400 600 800 0 200 400 600 800

Grafik 1. λ maksimum K2Cr2O7 Grafik 2. λ maksimum KMnO4

Dari grafik 1 di atas didapatkan nilai adsorbansi terbesar adalah 0.86 sehingga λ maksimum
K2Cr2O7 adalah 390 nm sedangkan pada grafik 2 nilai adsorbansi terbesar adalah 0.229 sehingga
λ maksimum KMnO4 adalah 540 nm.

Pada percobaan ini, larutan blanko yang digunakan adalah aquadest sedangkan larutan
blanko yang seharusnya digunakan adalah campuran aquadest dan larutan K2Cr2O7 untuk
menentukan adsorban KMnO4 dan sebaliknya untuk menentukan adosrban K2Cr2O7 digunakan
campuran aquadest dan larutan KMnO4 sehingga besarnya adsorban komponen campuran dan
adsorban blanko dapat dibandingkan dengan jelas.

Nilai adsorban yang didapatkan pada saat λ 390 nm adalah 0.850 A dan saat λ 540 nm
didapatkan 0.090 A sehingga dari hasil pengolahan data didapatkan konsentrasi K2Cr2O7 adalah
1 x 10-3M dan konsentrasi KMnO4 yaitu 5,8 x 10-5M.
H. KESIMPULAN

Dari pengolahan data didapatkan panjang gelombang (λ)maksimum KMnO4 yang digunakan
pada spektronik yaitu 390 nm dan Panjang gelombang (λ)maksimum K2Cr2O7 adalah 540 nm.
Adsorbansi KMnO4 adalah 0.090 A sehingga konsentrasi KMnO4 dalam campuran yaitu 5,8 x
10-5M sedangkan adsorbansi K2Cr2O7 adalah 0.850 A sehingga konsentrasi K2Cr2O7 dalam
campuran yaitu 1 x 10-3M.
DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC

Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Khopkar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Underwood, A. L. 1990. Analisis Kimia Kiantitatif Edisi ke Enam. Jakarta : Erlangga

Vous aimerez peut-être aussi