Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Ditulis Oleh :
AMINUNSAH
BP. 14.3384
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
mewujudkan pembangunan nasional di negara Indonesia. Tanpa adanya
pendidikan tentu negara akan lemah dan hancur. Agar negara tetap berdiri
dengan kokoh dan kuat, maka seluruh rakyat Indonesia bersatu padu dan
berilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia
diantaranya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang
peranan penting. Masalah pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam
undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Berkaitan dengan itu, maka seluruh rangkaian tujuan pendidikan yang
berada dibawahnya, yakni institusionil dan tujuan kurikuler harus berorientasi
kepada tujuan umum pendidikan nasional, yaitu terbentuknya manusia
Indonesia yang berkualitas, tidak hanya mengandalkan kepiawaian ilmu
pengetahun ilmu pengetahuan saja, juga mengutamakan sikap dan tingkah laku
serta bertanggung jawab.
B. Identifikasi masalah
“Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya
terjadi melalui pengalaman sejak kecil, pendidik / pembinaan pertama adalah
orang tua kemudian guru, semua pengalaman yang dilalui oleh anak aktu
kecilnya merupakan unsur penting dalam pribadinya
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terkontrol dalam penelitian
ini, maka penulis membatasi pembahasan sebagai berikut :
1. pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan Agama Islam di Di Sdn
16 Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman
2. faktor penunjang dan penghambat dalam membina tingkah laku siswa di
Sekolah Di Sdn 16 Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman
3. peranan pendidikan Agama Islam terhadap tingkah laku siswa di Di Sdn
16 Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman
D. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah; Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Tingkah Laku Siswa Di
Sdn 16 Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman?
E. Tujuan penelitian
1. Ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar
pendidikan Agama Islam di Di Sdn 16 Batang Gasan Kabupaten Padang
Pariama
2. Ingin mengetahui apa faktor penunjang dan penghambat dalam membina
tingkah laku siswa di Sekolah Di Sdn 16 Batang Gasan Kabupaten Padang
Pariaman
3. Ingin mengetahui bagaimana peranan pendidikan Agama Islam terhadap
tingkah laku siswa di Di Sdn 16 Batang Gasan Kabupaten Padang
Pariaman
F. Manfaat peneltiian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan
praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Pengetahuan tentang Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Tingkah
Laku Siswa Di Sdn 16 Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman
BAB II
TINJAUAN TEORI
1 Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004. Hlm. 1.
2Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif.
1981. Hlm. 19.
3Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005.
Hlm. 4.
Menurut hasil seminar pendidikan agama Islam se Indonesia tanggal
7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan: Pendidikan agama Islam
adalah bimbingan terhadapat pertumbuhan jasmani dan rohani menurut
ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih,
mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.4
2. Dasar-dasar Tujuan Pendidikan Agama Islam
Singkat dan tegas dasar pendidikan Islam ialah firman Allah dan
sunnah Rasulnya Muhammad SAW.5 Kalau pendidikan diibaratkan
bangunan maka isi Al-Qur’an dan haditslah yang menjadi pondasinya.
Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan
dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan
bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak
tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.6
Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupn tujuannya
haruslah mengacu kepada penananman hilai Islam dan tidak dibenarkan
melupakan etika sosial dan moralitas sosial. Pendidikan agama Islam di
sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan mengingkatkan keimanan
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (kurikulum PAI: 2002).7[14]
3. Fungsi pendidikan agama islam
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya yang
berjudul Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, fungsi pendidikan
agama Islam adalah antara lain:
4 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia. 1998. Hlm.
11.
5Drs. Ahmad D. Marimba, Metodik khusus Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1981. Hlm.
41.
6Abdul Majid, A.Ag, et.ol, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarta. 2004. Hlm. 133.
7Ibid, Hlm. 135.
1. Pengembangan.
a. Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada
Allah swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akherat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan
Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman
dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan,
Yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia yang seutuhnya.
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
f. Penyaluran.
Yaitu menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang
agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang
lain.
B. Tingka Laku
1. Pengertian Tingkah laku
Dari sudut biologis tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organism yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung. tingkah laku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu
sendiri.
Secara oprasional tingkah laku dapat diartikan suatu respon organisme
atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Emisklopedi
Amerika tingkah laku adalah sebagai suatu aksi reaksi organism terhadap
lingkungan. Tingkah laku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti
rangsangan tersebu akan menghasilkan reaksi atau prilaku tertentu.
2. Metode-metode pengubahan tingkah laku
a. Metode pengamatan
Untuk mempelsjari tingkah laku seorang anak perlu menerapkan metode
ini yaitu dengan mengamati dari jarak jauh tanpa diketahui anak. Di sini
bisa dicatat tentang perilaku yang terlihat. Metode pencatatan perlu teliti
dan cepat-cepat dalam mencatatnya. Sistem pengamatan ini bisa ditujukan
kepads satu anak secara terus menerus atau kepada beberapa anak secara
bergantian.
b. Metode tes dan eksperimen
Dalam meneliti anak tidak mudah yang dibayangkan. Perlu menerapkan
metode eksperimen dan tes. Untuk metode eksperimen hanya terbatas
tentang penyelidikan yang bisa diamati dengan indera, namun untuk gejala
rohani masih sulit dilihat. Eksperimen bermanfaat dilakukan karena setiap
kelemahan pasti ada kelebihan. Seperti peristiwa yang diulang-ulang dan
diselidiki secara teliti. Sedangkan untuk tes bisa mengajukan beberapa
pertanyaan sesuai dengan tingkat usia. Tes ini bisa melihat tentang
kecerdasan anak mulai dari sangat bodoh, bodoh, normal, pintar, cerdas
sampai jenius.
c. Metode klinis
Bentuk penelitian yang ditujukan untuk anak dengan cara mengajak
berbicara, mengamati dan tanya jawab. Penggunaan metode ini berasal
dari kombinasi antara observasi dan eksperimen. Metode ini digunakan
untuk meneliti pola pikir, perilaku dan perkembangan bahasa anak.
Dengan metode ini mudah mendapatkan berbagai macam informasi
langsung dari sumbernya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif, yaitu menggambarkan dan menginterprestasikan sesuai data yang
diperoleh, kemudian juga menggunakan distribusi frequensi guna perhitungan
hasil angket yang di sebarkan kepada responden yaitu dPengaruh Pendidikan
Agama Islam terhadap tingkah laku siswa di SDN 16 Batang Gasan Kabupaten
Pariaman.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah "keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang menilai
karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.8
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas 1
sampai dengan kelas 6 yang berjumlah 36. Jumlah tersebut berdasarkan
data yang tercatat dalam pada tahun tahun 2017.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki,sifat dan
karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi".
Pengambilan sampel yang peneliti lakukan dalam skripsi ini dengan
menggunakan teknik sampling Jenuh. Sampling jenuh adalah teknik
penetuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
dilakukan apabila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 40 orang,