Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim
sebagai mana tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.Zakat
juga merupakansyarat bagi seseorang yang jika tidak dilaksanakan maka
menyebabkan amalan/ islam seseorang itu diragukan karena zakat
merupakan kewajiban yang ketiga dalam rukunan islam.
Dalam hal ini zakat dibagi dalam beberapa macam, salah satu
diantarnya adalah zakat rikaz atau yang dikenal dengan zakat untuk barang
temuan. Kewajiban bagi suatu barang yang ditemukan dalam kadar tertentu
wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak sperlima berdasarkan hadits dari
Rasulullah SAW., atau sebesar 20% dari jumlah harta yang ditemukan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis akan lebih merincikan rumusan
terkait dengan zakat rikaz, diantaranya :
1. Apa pengertian zakat rikaz ?
2. Apakah dasar-dasar perhitungan zakat rikaz ?
3. Bagaimanakah dalil-dalil tentang wajibnya zakat rikaz ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zakat rikaz
1. Pengertian Zakat rikaz
Istilah zakat berasal dari kata Arab yang berarti suci atau kesucian, atau
arti lain yaitu keberkahan. Menurut istilah Agama Islam zakat adalah
ukuran/kadar harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk
diserahkan kepada golongan/orang-orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu. Jadii seorang muslim yang telah memiliki harta dengan
jumlah tertentu (nisab) sesuai dengan ketentuan dan waktu tertentu (haul)
yaitu satu tahun, wajib mengeluarkan zakatnya. Oleh sebab itu Hukum dari
melaksanakan zakat adalah Fardhu Ain (wajib bagi setiap orang) bagi oarang
yang mampu.
Rikaz secara bahasa berarti sesuatu yang terpendam di dalam bumi
berupa barang tambang atau harta. Secara syar’i, rikaz berarti harta zaman
jahiliyah.1 berasal dari non muslim yang terpendam yang diambil dengan tidak
disengaja tanpa bersusah diri untuk menggali, baik yang terpendam
berupa emas, perak atau harta lainnya.
1 Makna jahiliah adalah masa sebelum Islam. Apabila kita mendapatkan harta terpendam
dalam bumi dan ada alamat/tanda jahiliah padanya, misalnya harta itu adalah mata uang yang
dikenali sebelum Islam atau tertera padanya tahun berlakunya sebelum Islam, dan yang
semisalnya, maka itu adalah rikaz.”
2
B. Ketentuan perhitungan zakat rikaz
Adapun dasar-dasar penghitungan zakat rikaz adalah sebagai berikut :
1. Rikaz mencakup semua yang dikeluarkan dari dalam perut bumi, baik
barang tambang maupun sesuatu yang mempunyai harga dan manfaat
yang diperhitungkan oleh syara’. Termasuk dalam kategori ini adalah harta
karun dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari laut dan sungai, baik yang
berupa ikan, batu, dan barang tambang.
Untuk zakatnya barang tambang itu sendiri, para ulama berbeda
pendapat dalam hal penetapan hukum, yakni :
a. Pertama: Barang tambang yang terkena kewajiban adalah seluruh
barang tambang baik emas, perak, tembaga, besi, timbal, minyak bumi.
Barang tambang ini termasuk rikaz yang terkena kewajiban untuk
dikeluarkan sebagian darinya dan masih diperselisihkan berapa persen
yang dikeluarkan. Intinya, ada kewajiban untuk dikeluarkan dari barang
tambang berdasarkan
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji (QS. Al
Baqarah: 267).2
3
Demikian pendapat jumhur ulama yang mewajibkan zakat pada
seluruh barang tambang.
b. Kedua: Barang tambang yang terkena kewajiban hanyalah emas dan
perak. Demikian salah satu pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’i
dalam pendapatnya yang kedua. Alasan ulama Syafi’iyah sebagaimana
dikemukakan oleh An Nawawi, “Dalil kami adalah karena tidak adanya
dalil yang menunjukkan wajibnya. Sedangkan untuk barang tambang
emas dan perak ada kewajiban zakat sebagaimana ada ijma’ (kata
sepakat ulama) dalam hal ini. Oleh karena itu tidak ada kewajiban zakat
pada barang tambang lainnya.”
Pendapat terakhir ini lebih dicenderungi. Jika pendapat ini yang dipilih,
maka barang tambang baru dikenai zakat setelah mencapai nishob emas
dan perak.
2. Wajib zakat secepatnya ketika mendapatkan jika rikaz tersebut sempurna
pertumbuhannya dan dimungkinkan mentasharufkannya dalam bentuk
mentah. Sedang, jika rikaz tersebut mengharuskan adanya proses industri
dan pengolahan, maka diterapkan atasnya hukum zakat aktivitas industri.
3. Hasil rikaz dihargai dan dikurangi pembiayaan yang dikeluarkan dalam
rangka mencapainya, diqiyaskan dengan zakat pertanian.
4. Nishab rikaz adalah senilai 85 gram emas menurut pendapat yang terkuat
dari para ahli fikih. Di antara ahli fikih ada juga yang berpendapat bahwa
rikaz ini tidak mempunyai nishab, namun pendapat pertama lebih kuat dan
kami mengambil pendapat tersebut.
5. Kadar zakat rikaz adalah 20% berdasarkan sabda Rasulullah saw dalam
hadits di atas yang menyatakan bahwa rikaz bagian zakatnya adalah
seperlima (HR Jamaah)
Kemudian, masalah yang diperselisihkan oleh para ahli fikih adalah
masalah sejauh mana dibolehkan mengurangkan biaya penggalian,
transportasi dan pemasaran dari harta zakat rikaz? Sebagian ahli fikih
berpendapat bahwa tarif zakat rikaz adalah 20% dari hasil jumlah kotor dan
sebagian mereka berpendapat bahwa tarif zakatnya adalah 10% dari hasil
bersih. Pada masa itu, rikaz diartikan sebagai sesuatu yang terpendam yang
4
tidak ada biaya untuk mengeluarkannya, seperti harta peninggalan (harta
karun) dan sejenisnya. Pada masa kini, penggalian barang tambang
mengharuskan pembiayaan yang sangat besar sehingga pendapat terbaru
adalah boleh mengurangkan biaya tersebut dari harta zakat.3
5
disalurkan pada orang yang berhak menerima zakat. Demikian pendapat
Imam Syafi’i dan Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad berkata, “Jika hanya
diberikan rikaz tersebut kepada orang miskin, maka sah.”
Pendapat kedua menyatakan bahwa rikaz disalurkan untuk orang yang
berhak menerima fai’ (harta milik kaum muslimin yang diperoleh dari orang
kafir tanpa melakukan peperangan).
Kedua pendapat ini berasal dari dalil yang lemah. Oleh karena itu yang
tepat dalam masalah ini adalah dikembalikan kepada keputusan penguasa.
Demikian pendapat Abu ‘Ubaid dalam Al Amwal.5
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Zakat berasal dari kata Arab yang berarti suci atau kesucian, atau arti lain
yaitu keberkahan. Menurut istilah Agama Islam zakat adalah ukuran/kadar
harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan kepada
golongan/orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu.
Rikaz secara bahasa berarti sesuatu yang terpendam di dalam bumi
berupa barang tambang atau harta.
Zakat barang temuan tidak mensyaratkan baik haul (lama penyimpanan)
maupun nisab (jumlah minimal untuk terkena kewajiban zakat), sementara
kadar zakatnya adalah sebesar seperlima atau 20% dari jumlah harta yang
ditemukan.
7
DAFTAR PUSTAKA