Vous êtes sur la page 1sur 11

KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

ANALISIS SITUASI PERMASALAHAN SAMPAH KOTA YOGYAKARTA


DAN KEBIJAKAN PENANGGULANGANNYA

Asti Mulasari1, Adi Heru Husodo2, Noeng Muhadjir2

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan


1

FK Universitas Gadjah Mada Yogyakarta


2

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Kontak langsung dengan sampah dapat berisiko mengalami gangguan kesehatan. Volu-
Diterima 24 September 2015 me sampah dipengaruhi oleh jumlah penduduk, aktivitas, dan gaya hidup. Pemerintah
Disetujui 22 Desember 2015 daerah memberlakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi permasalahan sampah se-
Dipublikasikan Januari 2016
bagai bentuk tanggung jawab pelayanan publik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Keywords: mengetahui permasalahan sampah dan upaya penanganan di Kota Yogyakarta. Metode
Problem; Policy; penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dengan cara purpo-
Management; Waste. sive sampling. Informan merupakan stakeholder pengelolaan sampah di Yogyakarta. Data
diolah dan disajikan dengan metode explanation building. Sampah di TPA Piyungan
DOI tertinggi pada Maret 2014 dan terendah pada Juli 2014. Kota Yogyakarta penyumbang
http://dx.doi.org/10.15294/ sampah terbanyak di TPA Piyungan, kemudian Kabupaten Sleman dan Bantul. Volume
kemas.v11i1.3521 sampah tertinggi pada 2012 dan terus menurun sampai tahun 2014. Semua permasala-
han ada dari sisi hilir (masyarakat), proses (pengelola sampah) dan hulu (TPA). Setelah
semua diidentifikasi, dibuat suatu kebijakan pengelolaan sampah secara optimal dengan
melibatkan semua lintas sektoral dan program-program pemberdayaan oleh stakeholder
terkait.

A SITUATION ANALYSIS OF WASTE PROBLEM IN YOGYAKARTA


MUNICIPALITY INDONESIA AND THE POLICY PREVENTION

Abstract
Direct contact with the waste can be increasing health problems risk. The volume of waste
is affected by population, population activities, and lifestyle. Government enforces many
policy in order to address the waste problems. The purpose of this study was to find out
the waste problem in the Yogyakarta Municipality and to know the strategy to handling it.
Qualiative study was applied in this research. The informant was a delegation of stakehold-
er regarding waste management, with purposive sampling. Analysis data were performed
by using explanantion building using content analysis. The highest number of waste was
produced on March 2014 and the lowest on July 2014.. In Yogyakarta municipality, TPA
Piyungan gave biggest waste contribution. . The peak of waste volume was in 2012 and tend
to decrease until 2014. All the waste problems started from the downstream (community) ,
process (government who manage waste) and upstream (TPA). All problem were identified
and government made a policy about manage waste that involved all sectoral empowering
program by stakeholder on waste management.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jl. Prof. Dr. Soetomo Janturan Warungboto Yogyakarta
Email : rahmasti_fkmuad@yahoo.com
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Pendahuluan yak yang dibuang ke tempat pembuangan akhir


Sampah mengandung berbagai bahan (TPA) sampah Piyungan. Kota Yogyakarta
beracun seperti logam berat, insektisida, dan se- menghasilkan 900 gram per hari per orang. Per
bagainya, sehingga manusia yang kontak lang- hari dalam satu keluarga dengan lima orang
sung dengan sampah dapat berisiko mengala- anggota keluarga menghasilkan 4.500 gram
mi gangguan pencernaan kronik. Oleh karena sampah dan dalam satu tahun menghasilkan
itu, perlu berhati-hati terhadap sampah yang 1.620 kg per hari. BLH Kota Yogyakarta telah
banyak dan menumpuk terutama pengangkut melakukan evaluasi bahwa setelah perumahan,
sampah yang memegang atau mengalami kon- transportasi, dan komersial, ternyata sampah
tak langsung dengan sampah sebaiknya meng- menduduki urutan keempat sebagai produsen
gunakan alat pelindung diri (APD) (Burhanu- emisi masyarakat dengan kapasitas 158.692 ton
din, 2008). Pengelolaan sampah merupakan ekuivalen CO2 atau CO2e.
tanggung jawab pemerintah sebagai salah satu Anggaran yang dikeluarkan Pemerintah
bentuk pelayanan publik, yaitu dengan mem- Daerah Kota Yogyakarta cukup besar. Pada
buat kebijakan dalam pengelolaan sampah. tahun 2012 telah ada anggaran sebesar Rp 12
Pelayanan publik adalah segala bentuk miliar yang dialokasikan untuk pengelolaan
jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang atau- sampah, sebesar Rp 2,1 miliar untuk pengelo-
pun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi laan sampah di TPA sampah Piyungan Bantul,
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh negara sedangkan sisanya digunakan untuk pengang-
untuk mempertahankan dan meningkatkan kutan sampah. Sarana prasarana pengolahan
kualitas kehidupan orang banyak. Pengertian sampah di Kota Yogyakarta belum memadai.
kebijakan adalah keputusan atau tindakan yang Tempat pembuangan sementara (TPS) sampah
mengatur pengelolaan dan pendistribusian yang berjumlah 120 lokasi tidak seband-
sumber daya alam, finansial, dan manusia demi ing dengan volume sampah yang dihasilkan
kepentingan umum atau masyarakat (Suharto, masyarakat di Kota Yogyakarta. Kendala yang
2008). Keberhasilan sistem manajemen yang dialami Pemerintah untuk menambah jum-
baik dalam pengelolaan sampah dari pemer- lah TPS sampah adalah persoalan teknis, yaitu
intah dan masyarakat dapat terwujud karena keterbatasan lahan kosong serta tidak semua
adanya organisasi yang bertanggung jawab warga berkenan untuk dibangun TPS sampah
dengan struktur organisasi yang jelas (Mula- di sekitar lingkungannya karena menimbulkan
sari, 2007). Pemerintah dalam menjalankan bau.
fungsi pelayanan publik seringkali mengalami Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
kendala, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama Yogyakarta (DIY) ikut serta menangani mana-
semua pihak untuk menyelesaikannya. Ken- jemen pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta.
dala bagi penyediaan layanan publik di anta- Sekretariat Bersama Yogyakarta, Sleman, dan
ranya adalah infrastruktur, sumber daya, dan Bantul (Sekber Kartamantul) adalah satuan
kerangka kelembagaan pelayanan publik. Men- kerja yang bertugas mengawasi pengelolaan
ingkatkan pelayanan publik seringkali merupa- sampah di tingkat provinsi untuk bekerja sama
kan permasalahan manajemen dibandingkan dengan BLH di kabupaten/kota. Pengawasan
dengan masalah teknis atau masalah keuangan yang dilakukan mulai dari penarikan retri-
(Galileo, 2012). busi, pengumpulan dari sumber untuk dibawa
Profil Badan Lingkungan Hidup (BLH) ke TPS sampah, pengangkutan sampah TPS
Kota Yogyakarta Tahun 2013 menyebutkan sampah ke TPA sampah Piyungan oleh pulu-
bahwa sampah yang terangkut ke tempat pem- han truk atau kendaraan pengakut sampah lain
buangan akhir (TPA) sampah paling banyak yang beroperasi di tiga daerah (Kota Yogyakar-
adalah dari Kota Yogyakarta (34,89%), kemu- ta, Sleman, dan Bantul) sampai dengan peng-
dian Sleman (13,17%), Kulon Progo (7,20%), operasian TPA sampah Piyungan. Hal tersebut
Gunung Kidul (5,37%0, dan terakhir Bantul menunjukkan manajemen sampah terpadu
(1,91%). Kota Yogyakarta dipilih sebagai lokasi yang memungkinkan rawan konflik, karena
penelitian karena sampah yang dihasilkan di adanya perbedaan kepentingan pada otonomi
Kota Yogyakarta merupakan sampah terban- daerah. Permasalahan yang lain adalah campur

97
Asti Mulasari, dkk / Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta

Tabel 1. Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta


No Permasalahan Sampah Solusi Sumber/bukti Dokumen
1 Belum seluruh wilayah terjangkau Peningkatan sarana dan prasa- Renstra PUP-ESDM 2009-
pelayanan sampah rana daerah Penganggaran untuk 2013 Rencana Kinerja Tahu-
penambahan infrasturktur nan (RKT) Tahun 2014 Kota
Yogyakarta

2 Pencemaran air sungai Pengembangan kapasitas dan Profil BLH Kota Yogyakarta
pemberdayaan untuk mengelola Tahun 2013
sampah

3 Perilaku masyarakat yang belum baik Pengembangan kapasitas dan Profil BLH Kota Yogyakarta
dalam mengolah sampah pemberdayaan untuk mengelola Tahun 2013
sampah

4 Keterbatasan umur teknis TPA Pengembangan kapasitas dan Profil BLH Kota Yogyakarta
Piyungan pemberdayaan untuk mengelola Tahun 2013
sampah

5 Keberlanjutan metode pengelolaan Studi banding ke TPA Bengkala Buletin Kartamantul Edisi I
sampah TPA Piyungan Kabupaten Buleleng Bali April-Mei Januari-April 2013
2013 Dan IV 2013

6 Keberadaan TPS Ilegal di perbatasan Pendampingan Kartamantul bek- Buletin Kartamantul Edisi II
Kota Yogyakarta erjasama dengan LSM Lestari Mei-Juni 2013

7 Ilegal dumping sampah Pendampingan Kartamantul bek- Buletin Kartamantul Edisi II


erjasama dengan LSM Lestari Mei-Juni 2013

8 Amanat UU No. 18 Tahun 2008 Pemerintah DIY berperan serta Bulatin Kartamantul Edisi
menerapkan sanitary landfill ataupun dalam pengelolaan TPA Piyungan IV 2013
teknologi lain yang berbiaya besar

Sumber : Data Primer


tangan pemerintah provinsi ternyata tidak be- metode explanation building yaitu menyusun
gitu saja menyelesaikan berbagai permasalahan kepingan-kepingan informasi dari sumber dan
persampahan di DIY, seperti penegakan regula- subjek penelitian untuk dijadikan suatu kes-
si, pendanaan, dan pemberdayaan masyarakat. impulan yang mengerucut. Semua sumber di-
Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang di- periksa dan dievaluasi bersama sehingga meru-
lakukan di Kota Yogyakarta ini bermaksud pakan gabungan informasi dari berbagai bukti
untuk menganalisis permasalahan persampa- dokumen, hasil observasi, dan hasil wawancara,
han di Kota Yogyakarta dan segala upaya, baik lalu kemudian ditranskrip (Yin, 2014). Peneli-
kebijakan dan program, untuk mengatasi per- tian dilakukan di Kota Yogyakarta pada tahun
masalahan tersebut. 2014. Subjek dan objek penelitian berasal dari
BLH Kota Yogyakarta, Sekber Kartamantul
Metode DIY, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Dan
Metode yang digunakan dalam peneli- Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM)
tian ini adalah analisis kualitatif. Studi kuali- DIY, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Dinas
tatif digunakan untuk mengungkapkan fenom- Kesehatan Provinsi DIY dan TPA Piyungan.
ena permasalahan sampah dan pengelolaan Dalam penelitian ini dilakukan metode trian-
sampah di Kota Yogyakarta. Peneliti berinter- gulasi sumber dan data untuk mengantisipasi
aksi dengan subjek atau informan dengan cara adanya kelemahan pada data yang diperoleh.
observasi, partisipasi observasi, dan wawan-
cara, dilakukan pula studi dokumen tentang Hasil dan Pembahasan
persampahan yang terdokumentasi pada stake- Permasalahan sampah diidentifikasi dari
holder pengelolaan sampah Kota Yogyakarta. stakeholder, dan akan melihat tren jumlah tim-
Teknik pengambilan sampel menggunakan bulan sampah di TPA Piyungan. Hasil tersebut
purposive sampling. Data dianalisis dengan dapat dilihat pada Tabel 1.

98
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Gambar 1. Timbulan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk jumlah timbulan
sampah di Kota Yogyakarta yang dibuang ke TPA Piyungan Tahun 2014
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa per- adalah kurangya kesadaran masyarakat dalam
masalahan sampah di Kota Yogyakarta terkait mensikapi dan mengelola sampah. Masyarakat
dengan masalah jangkauan pelayanan, dampak masih banyak yang membuang sampah semba-
dari perilaku pembuangan sampah yang tidak rangan di sungai. Bahkan ketika sudah disedia-
baik, dan masalah teknis pengelolaan sampah kan tempat pembuangan sampah sememtara
di TPA Piyungan. (TPSS) di lingkungannya, masyarakat masih
Dari Gambar 1 terlihat penurunan yang tidak tertib dalam waktu ataupun tempat mem-
signifikan pada bulan Oktober dan Desember buang sampahnya. Konsep 3R (reuse, replace,
2014. Kerusakan tersebut tepatnya terjadi pada recycle) tidak diterapkan dengan baik dan per-
tanggal 01 Oktober 2014 - 23 Oktober 2014 ilaku membuang sampah sembarangan masih
serta pada tanggal 15 Desember 2014 - 31 De- tinggi.
sember 2014. Hal itu karena terjadi kerusakan Permasalah di bagian hilir karena
teknis jembatan timbang dan perhitungan di- kurangnya kesadaran masyarakat. Perilaku
lakukan manual, tidak dapat mencatat secara yang tidak baik sering kali disebabkan karena
akurat jumlah sampah yang masuk ke TPA Pi- tingkat pengetahuan dan sikap yang kurang
yungan. Kerusakan jembatan timbang sering baik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
terjadi pada setiap tahunnya, misalnya pada Mulasari (2014) yang menyebutkan bahwa
tahun 2009, 2009, dan 2010. banyaknya TPS ilegal kemunginan disebabkan
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa per- karena pengetahuan dan sikap masyarakat ten-
masalahan sampah di Kota Yogyakarta terkait tang lingkungan yang tidak baik. Pengetahuan
dengan masalah jangkauan pelayanan, dampak dan sikap yang tidak baik tersebut menyebab-
dari perilaku pembuangan sampah yang tidak kan perilaku membuang sampah yang tidak
baik, dan masalah teknis pengelolaan sampah baik pula.
di TPA Piyungan. Permasalahan persampahan Pada bagian proses, pelayanan publik bi-
Kota Yogyakarta dapat dipandang dari tiga dang persampahan di Kota Yogyakarta dilaku-
sudut pandang yaitu permasalahan dari hilir: kan oleh BLH Kota Yogyakarta. Cakupan pe-
penimbul sampah (masyarakat), permasala- layanan persampahan di Kota Yogyakarta baru
han dari proses: organisasi pengelola sampah mencapai 85%. Hal tersebut disebabkan karena
Kota Yogyakarta (BLH Kota Yogyakarta), dan keterbatasan sumber daya dan anggaran. Per-
permasalahan di hulu : pada pengelola sampah masalahan tersebut terus diupayakan untuk
akhir (TPA Piyungan). diatasi. Tindakan yang dilakukan dengan terus
Pada bagian hilir, permasalahan yang meningkatan kualitas dan kuantitas sarana-
muncul dari masyarakat penimbul sampah prasarana termasuk di dalamnya infrastruktur.

99
Asti Mulasari, dkk / Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta

Selain itu, direncanakan pula program pem- isasi pengelolaan sampah di daerah dan TPA.
berdayaan masyarakat untuk membantu pen- Sarana prasarana yang belum merata di seluruh
gelolaan sampah dari sumber penimbulnya. wilayah dan sumber daya manusia yang belum
Hal tersebut dinyatakan dengan tegas oleh in- terpenuhi menjadi permasalahan utama selain
forman dapat terlihat pula dari perencanaan kurangnya kesadaran masyarakat untuk mem-
program yang dilakukan oleh BLH Kota Yog- buang sampah pada tempatnya dan mengolah
yakarta. sampah (Kosmanto, 2012).
Pada bagian hulu, pengelolaan TPA Pi- Di Zimbabwe, permasalahan dan keter-
yungan dirasa stakeholder belum dapat maksi- batasan pengelolaan sampah juga dihadapi oleh
mal, baik dari sistem atau teknologi yang dit- Departemen Pengelola Limbah di daerah terse-
erapkan, seperti contoh yang dikemukakan di but. Pertambahan penduduk meningkatkan
atas bahwa sering terjadi pula kerusakan sarana jumlah sampah, masyarakat masih membuang
prasarana yang ada di TPA. TPA Piyungan pen- sampah sembarangan, terjadi kekurangan in-
gelolaannya dilakukan dari sharing dana antara frastruktur dan sarana prasarana pengelolaan
Kabupaten Bantul. Sleman, dan Kota Yogya- sampah (Chikobnu, 2011). Di India permasala-
karta. Upaya perbaikan telah dilakukan dan di- han pengelolaan sampah perkotaan disebabkan
inisiasi dengan kerjasama tiga kabupaten/kota karena anggaran, sarana–prasarana, perenca-
dengan fasilitator Sekber Kartamantul walau- naan dan data operasional, dan kepemimpinan
pun secara bertahap karena keterbatasan teknis (Sharholy, 2008).
dan anggaran. Pemerintah daerah seringkali Permasalahan persampahan juga terjadi
memiliki permasalahan pengelolaan sampah di Kano Metropolis Nigeria. Kota ini memi-
yaitu terkait dengan permasalahan teknik, ang- liki permasalahan terkait kebijakan, anggaran,
garan yang terbatas, pemenuhan sarana prasa- saran dan prasarana, serta teknis pengelo-
rana yang masih kurang, serta permasalahan laan sampah (Butu, 2014). Ibadan, Nigeria,
pemberdayaan masyarakat (Suyanto, 2014). permasalahan sampah disebabkan karena si-
Permasalahan yang dihadapi oleh BLH kap warganya yang tidak sadar lingkungan,
Kota Yogyakarta terkait persampahan ditemu- kurangnya sumber daya manusia dan sarana
kan di daerah lain seperti di Kabupaten Beng- prasarana pengelolaan, kurangnya perencanaan
kulu Selatan. Dinas Kebersihan Pertamanan tata kota dan minimnya anggaran (Fafioye,
dan Tata Kota Kabupaten Bengkulu selatan 2013). Lagos Municipality, Negeria, memiliki
memiliki permasalahan dalam usaha optimal- permasalahan tentang perilaku membuang

Gambar 2. Volume sampah perbulan per tahun di TPA Piyungan (data 2009-2014)

100
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Gambar 3. Volume sampah dari sumber penghasil sampah dari tahun 2009-2014
sampah sembarangan, TPA ilegal, dan penum- industri dan ledakan populasi menyebabkan
pukan sampah di kota (Ojo, 2014). adanya migrasi ke daerah perkotaan dan men-
Gambar 2 menunjukkan bahwa dari ta- gakibatkan peningkatan jumlah sampah secara
hun ke tahun, sejak tahun 2009 sampai 2014, signifikan (Butu, 2014).
volume sampah yang diangkut ke TPA Piyun- Di Kota Dhaka, Bangladesh, kenaikan
gan mengalami peningkatan (ditunjukkan dari volume sampah dipengaruhi oleh bulan dan
garis linier trendline). Sampah pada tahun 2014 musim. Volume sampah di negara tersebut
merupakan sampah terbanyak dibanding ta- meningkat ketika musim hujan dan ketika
hun sebelumnya. Penyimpangan data terjadi musim buah (Hai, 2005). Penelitian di Mis-
pada Oktober dan Desember 2014 karena ter- souri Colombia menyebutkan bahwa volume
jadi kerusakan server jembatan timbang di TPA sampah di sana dipengaruhi oleh musim dan
Piyungan. kondisi geografi (Zeng, 2005).
Gambar 3 menunjukkan bahwa Kota Yo- Pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta
gyakarta pada setiap tahunnya merupakan pe- sebagai solusi permasalahan sampah telah di-
nyumbang sampah terbesar yang diangkut ke lakukan oleh BLH Yogyakarta dan Sekber Kar-
TPA Piyungan, diikuti oleh Kabupaten Sleman tamantul DIY. Pengelolaan sampah dilakukan
dan Bantul. Volume sampah tertinggi pada dengan membuat beberapa kebijakan dengan
tahun 2012 dan terus menurun sampai tahun dilandasi peraturan perundangan. Hal tersebut
2014. membuktikan keseriusan pemerintah dalam
Hasil penelitian menunjukkan volume mengatasi permasalahan sampah perkotaan.
sampah terbanyak dihasilkan oleh Kota Yog- Pengelolaan sampah yang diatur dalam
yakarta diikuti oleh Kabupaten Sleman, dan berbagai peraturan perundangan tersebut pada
Bantul. Pada akhir tahun kemungkinan besar Tabel 2 menunjukkan legalitas dan kewajiban
sampah di DIY meningkat karena merupakan yang mengikat untuk melaksanakan pengelo-
musim liburan dan banyak wisatawan yang laan sesuai yang diamanatkan oleh barbagai
berkunjung dari daerah lain ke DIY. Seperti peraturan perundangan tersebut. Hal itu da-
halnya yang terjadi di Kota Yogyakarta, dae- pat berarti pula bahwa pengelolaan sampah di
rah perkotaan hampir selalu memiliki masalah Kota Yogyakarta merupakan hal yang dianggap
persampahan yang sama. Peningkatan pen- penting dan strategis harus dilakukan. Per-
duduk, migrasi, dan perkembangan industri di masalahan sampah Kota Yogyakarta menjadi
suatu daerah meningkatkan produksi sampah. tanggung jawab bersama antara beberapa in-
Kondisi tersebut juga terjadi di banyak daerah stansi.
atau negara, seperti di Nigeria. Perkembangan Dari Tabel 3 telah terlihat berbagai ben-

101
Asti Mulasari, dkk / Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta

Tabel 2. Dasar Kebijakan Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta


No Perundangan Jenis Perundangan
1 Undang-undang RI Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-undang RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
2 Peraturan Menteri RI Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 13 Tahun 2012 Tentang
Pedman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah.
Permendagri No. 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah
3 Peraturan Daerah DIY Perda Daerah Istimewa Yogyakarta No. 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 21 Tahun 2014 Tentang
Pedoman penanganan Sampah, Perizinan Usaha Pengelolaan Sampah, Dan
Kompensasi Lingkungan
4 Peraturan Daerah Kota Perda Kota Yogyakarta No. 18 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Kebersihan.
Yogyakarta
Perda Kota Yogyakarta No. 21 Tahun 2002 Tentang Retribusi Kebersihan.
Perda Kota Yogyakarta No. 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah.
Peraturan Walikota Yogyakarta No. 36 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Cara
Pemungutan Retribusi Jasa Umum Jenis Retribusi Pelayanan Persampahan/Ke-
bersihan
Peraturan Walikota Yogyakarta No. 60 Tahun 2013 Tentang Pentunjuk Pelaksan-
aan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Retribusi Pelayanan Per-
sampahan/Kebersihan.
5 Keputusan Bersama Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta No-
Bantul, Sleman, dan Yo- mor: 152a Tahun 2004, 02/SKB.KDH/A/2004, 03 Tahun 2001 tentang Kerjasama
gyakarta Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antara Kab. Bantul, Kab. Sleman
dan Kota Yogyakarta
Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabu-
paten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Bantul tentang Pengelolaan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Di Piyungan Kabupaten Bantul Nomor :
01/Perj.YK/2011, 02/PK.KDH/A/2011, 03/Perj/Bt/2011
Sumber : Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Bagian Hukum Pemerintah Kota Yogyakarta (2014)
tuk tanggung jawab dalam mengelola sampah tu Sub Bidang Pengangkutan dan Sub Bidang
yang kemungkinan telah dilakukan sesuai ka- Pembersihan. Pengelolaan sampah dilaksana-
pasitas masing-masing. Penelitian menemukan kan berdasarkan peraturan perundangan dan
tidak didapatkan adanya kerja sama atau koor- kebijakan anggaran yang telah disusun oleh
dinasi lintas sektoral antara pelaksana program DPRD Kota Yogyakarta. Pengelolaan sampah
teknis dan program kesehatan dalam bidang di Kota Yogyakarta dimulai dari pengumpulan
pengelolaan sampah. Padahal seperti diketahui di TPSS, peyimpanan sementara, pengangku-
bahwa permasalahan sampah dan pengelolaan- tan, dan pengolahan di TPA Piyungan. Khusus
nya erat kaitannya dengan permasalahan kes- untuk pengolahan di TPA Piyungan, dilakukan
ehatan masyarakat. sharing sumber daya karena sampah yang di-
Kerja sama lintas sektoral pengelolaan angkut berasal dari tiga daerah kabupaten/kota
sampah yang ada di Kota Yogyakarta adalah yaitu Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta.
kerja sama antara PPEJ Regional Jawa, DPUP- Konsep pengelolaan sampah perko-
ESDM DIY, Sekber Kartamantul, dan BLH Kota taan yang dilakukan di Kota Yogyakarta sesuai
Yogyakarta. Kerja sama lintas sektoral yang di- konsep pengelolaan sampah oleh pemerintah
lakukan untuk melakukan pengelolaan sampah daerah yang dikemukakan oleh Galileo. Re-
perkotaan dan operasional TPA Piyungan. spon Pemerintah Daerah dalam pengelolaan
Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa hasil sampah-sampah yang dihasilkan dari berbagai
kerja sama lintas sektoral baru terkait teknis aktivitas manusia, dapat dikelompokan men-
pengelolaan sampah. Belum diketemukan buk- jadi enam elemen sebagai upaya pengelolaan
ti kerja sama antara bidang kesehatan (Dinas sampah daerah, yakni: Pertama, pengendalian
Kesehatan dengan Badan Lingkungan Hidup bangkitan (control of generation). Kedua, pe-
Kota Yogyakarta). nyimpanan (storage). Ketiga, pengumpulan
Manajemen pengelolaan sampah di Kota (collection). Keempat, pemindahan dan pen-
Yogyakarta dilakukan oleh BLH Kota Yogya- gangkutan (transfer and transport). Kelima,
karta yang dibagi menjadi dua sub bidang yai- pemrosesan (processing), dan keenam, yaitu

102
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Tabel 3. Pelaksanaan Tanggung Jawab Permasalahan Sampah di Kota Yogyakarta


No Instansi Bentuk tanggung jawab Dokumen
1 BLH Provinsi Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Per- Laporan Tahunan BLH DIY
DIY sampahan dengan kegiatan : 2013
Pengembangan Teknologi Pengelolaan Persampahan
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam pengelo-
laan persampahan
2 BLH Kota Yogya- Program BLH Kota Yogyakarta Profil BLH Kota Yogyakarta
karta Pelatihan pengelolaan Sampah 2013
Pendampingan pengelolaan sampah mandiri
Pameran produk daur ulang sampah
Sosialisasi pengelolaan sampah mandiri
Layanan kebersihan kota
Penanganan 3R di rumah tangga, sekolah, kator, dan
fasilitas umum
3 Dinas Pekerjaan Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasaranan dan LAKIP DPUP-ESDM Tahun
Umum, Peruma- sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan 2013
han Dan Energi publik dengan memperhatikan kelestarian lingkun-
Sumber Daya gan, dan perencanaan yang berkualitas dengan salah
Mineral (PUP- satu strategi : Peningkatan kesediaan infrastruktur
ESDM) persampahan dengan kegiatan :
Koordinasi pengelolaan persampahan
Penyusunan NSPK Persampahan
Program Pegelolaan Persampahan. Kegiatan : Rencana Kerja Tahun 2015
Pembangunan prasarana dan sarana persampahan DPUP-ESDM
Pengelolaan TPA Regional
4 Sekertariat bersa- Kerjasama Pengelolaan Sarana dan prasarana TPA Tanggung Jawab dan We-
ma Kartamantul Piyungan dan penanganan sampah ilegal di daerah wenang Sekber Kartamantul
perbatasan Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul 2012-2014
(fasilitator, Koordinator, dan mediator)
Forum fasilitasi, perencana dan mediasi untuk me- Surat keputusan bersama Bu-
mudahkan koordinasi antar tiga daerah dalam me- pati Bantul, Bupati Sleman
nentukan penyediaan pelayan yang terpilih. Pelay- dan Walikota Yogyakarta No
anan terpilih mencakup 6 (enam), yaitu: pengelolaan 18 tahun 2001 Tentang Pem-
sampah, pengelolaan limbah, penyediaan air bersih, bentukan Sekertariat Bersama
saluran pembuangan, jalan dan transportasi Kartamantul.

5 Dinas Kesehatan Promosi Kesehatan : 17 Pesan Utama Perilaku Hidup Materi Promosi Kesehatan Di-
Kota Yogyakarta Bersih dan Sehat nas Kesehatan Kota Yogyakarta
(http://kesehatan.jogjakota.
co.id/?exec=viewprokes&id=1)

6 PPEJ Regional Sasaran organisasi : Meningkatnya pengelolaan ba- Tujuan dan Sasaran Pusat Pen-
Jawa han B3 dan sampah gelolaan Ekoregion Jawa Ke-
mentrian Lingkungan Hidup
(http://ppejawa.com/8_tujuan.
html)

Sumber : Data Primer


pembungan (disposal) (Galileo, 2012). Kon- anan publik pemerintah daerah. Pengelolaan
sep pengelolaan sampah yang dilakukan di sampah perkotaan membutuhkan sumber daya
Kota Yogyakarta telah sesuai dengan SNI 19- yang sangat besar karena timbulan sampah
2454-2002 tentang tata cara teknik operasional yang tidak pernah berkurang dan dampak be-
pengelolaan sampah perkotaan yaitu meliputi sar yang ditimbulkan terhadap kesehatan dan
pemilahan, pengumpulan, pemindahan, pen- kerusakan lingkungan. Hal ini sesuai dengan
gangkutan, dan tempat pembuangan akhir konsep yang dikembangkan di WHO bahwa
(BSN, 2008). manajemen pengelolaan sampah merupakan
Manajemen pengelolaan sampah di tanggung jawab setiap negara. Pengelolaan
perkotaan merupakan kewajiban pelay- sampah harus berorientasi kepada kesehatan,

103
Asti Mulasari, dkk / Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta

Tabel 4. Kerja Sama Lintas Sektoran Pengelolaan Sampah di Kota Yogyakarta


No Instansi Deklarasi kerja sama lintas sektoral Dokumen
1 Sekertariat bersa- Rapat Koordinasi tanggal 29 November 2013 yang di- Buletin Kartamantul Edisi
ma Kartamantul, hadiri oleh sekertaris daerah DIY, Kabupaten Sleman, IV 2013
DPUP-ESDM, Bantuul, dan Kota Yogyakarta. Pembahasan tentang ke-
BLH Sleman, bijakan kerja sama pengelolaan TPA Piyungan dengan
Bantul, dan Kota hasil : pengelolaan TPA Piyungan diserahkan kepada
Yogyakarta DIY (DPUP-ESDM DIY) dengan bekerja sama kabu-
paten/kota.
2 PPEJ Regional Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa (PPE Jawa) dengan Rumusan Hasil Rapat
Jawa dengan Badan/Kantor Lingkungan Hidup di daerah (BLHD) wa- Koordinasi Perlindungan
BLHD laupun tidak memiliki hubungan yang bersifat struktural dan Pengelolaan Ling-
namun memiliki hubungan yang bersifat fungsional sub- kungan Hidup (RAKOR-
stantif. Dalam hal ini, PPE Jawa merupakan jawaban atas PPLH) Ekoregion Jawa
prinsip dasar pengelolaan lingkungan hidup yang tidak Tahun 2014 Yogyakarta, 17
dapat dibatasi berdasarkan wilayah administratif, sekali- Juni 2014 (http://ppejawa.
gus sebagai perwujudan dari mandat yang diberikan oleh c o m / 4 6 _ r u mu s a n _ r a -
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlind- koreg_2014.html)
ungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Sumber : Data Primer


pembiayaan yang efektif, dan berorientasi pada akan memaksa masyarakat untuk menjalankan
kebijakan `sarana dan sarana umum merupa- apa yang menjadi tugasnya dan hak akan me-
kan tanggung jawab pemerintah karena men- mastikan masyarakat mendapatkan pelayanan
yangkut hajat hidup orang banyak, baik un- yang baik dari pemerintah.
tuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari Pengelolaan persampahan suatu daerah
maupun kebutuhan sekunder. Tanggung jawab sangat ditentukan oleh peraturan yang men-
tersebut menyangkut penyediaan dan pengatu- dukungnya. Peraturan tersebut melibatkan
ran dalam pengelolaan prasarana dan sarana. wewenang dan tanggung jawab pengelola ke-
Di sisi lain upaya pengelolaan sampah membu- bersihan serta partisipasi masyarakat dalam
tuhkan koordinasi di antara beberapa instansi menjaga kebersihan dan pembayaran retri-
terkait (Riduan, 2012). busi. Macam-macam peraturan daerah yang
Walaupun begitu masyarakat masih ban- merupakan dasar hukum bagi pengelolaan
yak yang mengharapkan pengelolaan sampah persampahan adalah peraturan daerah yang di-
ditangani oleh pemerintah. Masyarakat lebih kaitkan dengan ketentuan umum pengelolaan
memilih untuk membayar retribusi kebersihan kebersihan yang ditujukan bagi masyarakat,
dibandingkan dengan kerepotan mengelola peraturan daerah mengenai pembentukan ins-
sampah sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pe- titusi formal, dan peraturan daerah yang me-
nelitian bahwa dari sebagian responden di Kota nentukan struktur tarif dan tarif dasar pengelo-
Makasar mengharapkan pemerintah mengam- laan kebersihan (Rizal, 2011).
bil tanggung jawab penuh untuk mengelola Peraturan perundangan dan kebijakan
sampah domestik, dan masyarakat hanya diwa- terkait dengan manajemen persampahan di
jibkan untuk membayar retribusi (Dilla, 2007). Kota Yogyakarta diantaranya berbentuk retri-
Kebijakan pengelolaan sampah di Kota busi bagi rumah tangga ataupun instansi yang
Yogyakarta meliputi peraturan perundangan membuang sampah. Peraturan dan kebijakan
dan regulasi tentang persampahan yang mengi- diperlukan dalam mendukung kesuksesan
kat dan diberlakukan di Kota Yogyakarta, manajemen pengelolaan sampah karena akan
serta kebijakan pimpinan instansi pemerintah diikuti dengan penegakan hukum yang me-
yang menghasilkan program kerja pengelo- maksa masyarakat (Tukahirwa, 2010).
laan sampah. Kebijakan yang ditetapkan dalam Pelayanan persampahan yang diberi-
peraturan perundangan dan regulasi akan lebih kan BLH Kota Yogyakarta didukung retribusi
mengikat warga masyarakat. Hal tersebut dis- sampah walaupun masih dibutuhkan banyak
ebabkan karena dalam peraturan perundangan subsidi dari APBD. Penerapan biaya retri-
dan regulasi ada hak dan kewajiban serta huku- busi disesuaikan dengan volume sampah yang
man bagi yang melanggar. Hal tesebut memas- dibuang dan jumlah keluarga. Penetapan bi-
tikan agar tidak terjadi pelanggaran. Kewajiban aya berdasarkan berat tersebut idealnya dapat

104
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

membuat masyarakat berfikir untuk menam- ini menemukan tidak didapatkan adanya kerja
bah produksi sampah, karena semakin banyak sama atau koordinasi lintas sektoral dengan di-
sampah yang dihasilkan maka semakin besar nas kesehatan. Padahal dampak besar yang pas-
retribusi yang harus dibayarkan. Kerja sama ti timbul dari pengelolaan sampah perkotaan
lintas sektoral dalam pengelolaan sampah telah adalah dampak kesehatan selain dari dampak
dilakukan antara PPEJ Regional Jawa, DPUP- kerusakan lingkungan. Belum ditemukan-
ESDM DIY, Sekber Kartamantul, dan Badan nya fakta tentang kerja sama secara terstruktur
Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Kerja antara pelaksana teknis pengelolaan sampah
sama lintas sektoral yang dilakukan salah sa- perkotaan dengan dinas kesehatan setempat
tunya untuk melakukan pengelolaan sampah juga ditemukan di Kota Semarang (Ernawati,
perkotaan dan operasional TPA Piyungan. Ber- 2012). Tidak adanya kerja sama antara dinas
bagai bentuk tanggung jawab dalam mengelola pengelola sampah dengan dinas kesehatan juga
sampah yang memungkinkan telah dilakukan ditemukan di Bali (Anggraini, 2011).
sesuai kapasitas masing-masing.
Hal tersebut juga sesuai dengan peneli- Penutup
tian yang dilakukan di kota Semarang, bahwa Permasalahan persampahan Kota Yog-
penanganan sampah domestik umumnya di- yakarta meliputi permasalahan di bagian hilir,
tangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan yaitu penimbul sampah (masyarakat) yang ter-
yang membawahi Unit Pelaksana Teknis Daer- us meningkat. Permasalahan di bagian proses,
ah (UPTD) Tempat Pemprosesan Akhir (TPA), yaitu organisasi pengelola sampah Kota Yo-
TPA berada di Kelurahan Jatibarang sebagai pu- gyakarta (BLH Kota Yogyakarta) disebabkan
sat pengolahan dan pemrosesan sampah Kota karena keterbatasan sumber daya dan angga-
Semarang, Badan Lingkungan Hidup (BLH) ran. Permasalahan di bagian hulu, yaitu pada
dan Dinas Pasar yang membawahi sampah di pengelola sampah akhir (TPA Piyungan) yang
pasar-pasar (Ernawati, 2012). disebabkan karena sistem atau teknologi yang
Kerja sama pengelolaan sampah juga diterapkan belum optimal.
dilakukan di Bali dengan membentuk Sar- Permasalahan persampahan Kota Yogya-
bagita. Sarbagita adalah suatu ikatan kerjasa- karta diselesaikan dengan membuat kebijakan
ma wilayah yang terdiri dari Kota Denpasar, pengelolaan sampah,menjalankan kewenangan
Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan dan dan kapasitas dalam mengelola sampah secara
Kabupaten Gianyar dalam rangka memecah- optimal, serta dilakukan kerja sama lintas sek-
kan berbagai permasalahan pengelolaan ling- toral. Kerja sama lintas sektoral yang dilakukan
kungan hidup dan kebersihan secara terpadu belum meliputi bidang kesehatan.
terutama untuk mewujudkan kepentingan ber-
sama di wilayah Sarbagita (Anggraini, 2011). Daftar Pustaka
Peran pemerintah dalam pengelolaan sampah Aditya. Sarwono. Rozikin. 2010. Sinergitas Stake-
terpadu di memang sangat penting, namun ket- holders Untuk Administrasi Publik Yang
erlibatan seluruh stakeholders dalam pengelo- Demokratis Dalam Perspektif Teori Gov-
laan sampah terpadu akan menjadikan segala ernance (Studi Pada Tempat Pengelolaan
Sampah Terpadu Mulyoagung Bersatu Ke-
sesuatunya menjadi lebih efektif dan efisien
camatan Dau, Kabupaten Malang). Jurnal
(Aditya, 2010). Kerja sama dengan stakeholder Administrasi Publik, 2 (3) : 407-413.
sangat dibutuhkan. Penanggulangan sampah Anggraini. 2011. Aspek Kelembagaan Pada Pengelo-
membutuhkan kerja sama antara pemerintah laan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Re-
pusat dan daerah, sektor swasta, nasional dan gional. Jurnal Permukiman, 6 (2) : 65-74.
internasional LSM, nasional dan internasional BSN. 2008. SNI tentang Pengelolaan Sampah di Pu-
investor, dan masyarakat (Moruff, 2012). Untuk mukiman, SNI 3242 : 2008. Badan Standarisa-
dapat berhasil dalam mengelola sampah perko- si Nasional. Indonesia.
taan dibutuhkan kerja sama antar sektor infor- Burhanudin. Budiyono. Mulasari, S.A. 2008, Faktor-
mal dan sektor formal (Ojo, 2014). Faktor yang Berhubungan dengan Kelainan
Kulit Secara Subjektif Petugas Pengakut
Hasil kerja sama lintas sektoral baru
Sampah Di Kota Yogyakarta. Jurnal Kesmas,
terkait teknis pengelolaan sampah. Penelitian

105
Asti Mulasari, dkk / Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta

2 (1) : 43-53. ceedings International Seminar on Reserch


Butu, A.W. Mshelia. 2014. Municipal Solid Waste in Sciences. Ahmad Dahlan University Yo-
Disporsal and Environmental Issue in Kano gyakarta, Indonesia. September 11th 2007 :
Metroolis, Nigeria. British Journal of Envi- 224-232.
ronmental Sciences, 2 (2) :10-26. Mulasari, S.A., Sulistyawati, 2014. Keberadaan TPS
Chikobnu, D. Makarati, F. 2011. The Challenges of Legal dan TPS Ilegal di Kecamatan Godean
Solid Waste Disporsal in Rapidly Urbanizing Kabupaten Sleman. Jurnal Kemas. 9 (2) :
Cities : A Case of Highfield Suburb in Harare, 122-130.
Zimbabwe. Journal of Suistainable Develop- Ojo, G.O., Bowen, D.M. 2014. Environmental and
ment in Africa, 13 (7) : 184-199. Economic Analysis of solid Waste Manage-
Dilla, M., Natsir, M.T., Onesinus. 2007. Baseline ment Altirnatives For Logos Municipality
Service of Community and Cleaning Agency Nigeria, Journal of Sustainable Development
For Municipal Solid Waste Management in in Africa, 16 (1) : 113-144.
Makasar of South Sulawesi. Journal of Ap- Riduan, A. 2012. Partisipasi Masyarakat Dalam
plied Sciences in Enveronmental Sanitation, 2 Pengelolaan Sampah di Bantaran Sungai Ksli
(2) : 63-66. Nagara Kabupaten Hulu Sungai Utara. Jurnal
Ernawati, Budiastuti, Masykuri. 2012, Analisis Kom- Socioscientia, 4 (2) : 187-196.
posisi, Jumlah Dan Pengembangan Strategi Rizal, M. 2011. Analisis Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan Sampah Di Wilayah Pemerintah Perkotaan (Studi Kasus pada Kelurahan
Kota Semarang Berbasis Analisis SWOT, Jur- Boya Kecamaan Banawa Kabupaten Dang-
nal Ekosains, 4 (2) : 13-22. gola). Jurnal SMARTek, 9 (2) : 155-172.
Fafioye, O.O. John-Dewole. 2013. A-Critical As- Sharholy, M. et al. 2008. Municipal Solid Waste
sessment of Waste Management Problems in Managemen in Indian City – A Rewiew.
Ibadan South-West Local Government Area, Waste Management, 28 : 459-467.
Ibadan, Nigeria. Greener Journal of Environ- Suharto, E. 2008. Penerapan Kebijakan Pelayanan
mental and Management Studies, 2 (2) : 066- Publik bagi Masyarakat dengan Kebutuhan
064. Khusus : Pengalaman Departemen Sosial,
Galileo, R. 2012. Kebijakan Pemerintah Daerah Focus Group Discussion : Kajian Penerapan
Dalam Pengelolaan Sampah Pasca Penetapan Pelayanan Khusus (Service for Customer with
UU No. 18 Tahun 2008. Jurnal Demokrasi & Special Needs) pada Sektor Pelayanan Publik,
Otonomi Daerah, 10 (1) : 1-66. Lembaga Admionistrasi Negara, Sahira Bu-
Hai, F.I. Ali, M.A. 2005. A Study on Solid Waste tik Hotel, Oktober, Bogor.
Management System of Dhaka City Corpo- Suyanto, E. et al. 2014. Analysis on Local Wishdom
ration : Effect of Composting and Landfill Based Green Community Participation Su-
Location. UAP Journal of Civil and Environt- porting The Developmental Program at The
mental Engeenering. 1 (1):18-26. Green City Purwokerto Indonesia (A Case
Kosmanto, Y., Rohidin, Brata, B. 2012. Strategi Pen- Study of Household Waste Management).
gelolaan Sampah di Tempat Pembuangan International Journal of Research in Earth &
Akhir (TPA) Kabupaten Bengkulu Selatan Enviromnment Sciencies, 2 (5) : 1-9.
Tahun 2012. Naturalis Jurnal Penelitian Pen- Tukahirwa, J.T. Mol, A.P.J. Oosterveer, P. 2010. Civil
gelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Society Participation in Urban Sanitation
1 (1): 7-14. and Solid Waste Management in Uganda. Lo-
Moruff, M. 2012. Cultural Understanding of Space cal Environment, 15 (1) : 1-14.
and Waste Disporsal Habit among The Ur- Yin, R.K. 2014. Studi Kasus Desain dan Metode. Ce-
ban Populace in Ibadan Metropolis, South takan Kelima. Devisi Buku Perguruan Ting-
Western Nigaria, Journal of Sustainable De- gi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
velopment in Africa, 14 (4) : 82-95. Zeng, Y. et al. 2005. Characterization of solid Waste
Mulasari, S.A. 2007. The Community Participation disposed at Colombia Sanitary Landfill in
Factor of Waste Self-Management in Gon- Mussouri. Journal Waste Management & Re-
dolayu Village Province of Yogyakarta. Pro- search, 23 : 62-71.

106

Vous aimerez peut-être aussi