Vous êtes sur la page 1sur 19

A.

KONSEP MEDIS
1. Definisi
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea)
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan
bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke
bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa
menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga
timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
Gonorhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-
genital, oro-genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rektum, tenggorokan, dan konjungtiva. (M.C.Lachlan)
Gonorhea adalah sebuah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhea. Ada masa tenggang selama 2 – 10 hari setelah kuman
masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks. (Adhi,1999).
 Pada sekitar 50% penderita gonore, ditemukan infeksi trikomoniasis dan /
atau klamidia yang menyertainya.
 Cara penularan hampir semuanya melalui kontak seksual (genito-genital,
oro-genital, ano-genital)

2. Epidemologi
Gonore dapat terjadi pada semua ras, usia dan tidak memandang strata
sosial. Kejadian penyakit ini meningkat dengan adanya kontak seksual dengan
banyak mitra.Di dunia diperkirakan 200 juta kasus baru gonore setiap tahunnya.
Dimana pria 1,5 kali lebih banyak daripada wanita.Di Amerika Serikat
diperkirakan terdapat 600.000 kasus baru gonore setiap tahunnya, kira-kira 240
kasus per 100.000 populasi. Insiden gonore tertinggi terjadi di negara-negara
berkembang. Lebih banyak mengenai penduduk dengan sosial ekonomi rendah.
Secara morfologik gonokok ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang
mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili
dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan
menimbulkan reaksi radang. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah
dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (imatur),
yakni pada vagina wanita sebelum pubertas. Galur N. gonorrhoeae penghasil
penisilinase (NGPP) merupakan galur gonokokus yang mampu menghasilkan
enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat merusak penisilin menjadi
senyawa inaktif, sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatnya, walaupun
dengan peninggian dosis. Pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1970-an
dan dengan cepat meluas ke berbagai Negara.
Di Afrika Barat dan Timor Jauh, terapat pertama kali ditemukannya, tetap
merupakan endemik, dan didapatkan pada lebih sepertiga isolat.Survei di Filipina
melaporkan sebanyak 30 – 40% isolat merupakan NGPP, dan terutama ditemukan
pada pekerja seks komersial. Di Indonesia mulai dilaporkan pada tahun 1980 di
Jakarta.Di kota-kota besar Indonesia, NGPP terdapat sebanyak 40 – 60%,
sedangkan di kota-kota kecil sampai saat ini belum diperoleh data mengenai hal
itu.

3. Penyebab
 Kuman : Neisseria gonorrhoea
 Perantara : manusia
 tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
 cara penularan : kontak seksua langsung
 tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
 yang bisa terkena : orang yang berhubungan seks tak aman

Penyebab gonore adalah gonokok yang di temukan oleh NEISSER pada


tahun1879 dan baru diumumkan apada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk
dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu :
 N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen
 serta N. cattarrhalis dan N. pharyngis sicca yang bersifat komensal.
Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi .
N. gonorrhoeae adalah bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki
spora, jenis diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8 – 1,6 mikro. Bakteri
gonokokkus tidak tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi
transmisi seksual.
Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-
10% CO2 dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi
untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin.
Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh
optimal pada suhu 35-37o dan pH 7,2-7,6 untuk pertumbuhan yang optimal.
Gonokokkus terdiri dari 4 morfologi, type 1 dan 2 bersifat patogenik dan
type 3 dan 4 tidak bersifat patogenik. Tipe 1 dan 2 memiliki pili yang bersifat
virulen dan terdapat pada permukaannya, sedang tipe 3 dan 4 tidak memiliki pili
dan bersifat non-virulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan
menimbulkan reaksi radang.Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah
dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang
(immature), yakni pada wanita sebelum pubertas.
Galur N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan galur
gonokokus yang mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase
yang dapat merusak penisilin menjadi senyawa inaktif, sehingga sukar diobati
dengan penisilin dan derivatnya, walaupun gejala dengan peninggian dosis.

4. Patofisiologi
Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lain terutama
kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan
menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menyebabkan nyeri pinggul dan
gangguan reproduksi.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui
jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum,
komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh
neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan
berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum,
fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit. Faktor yang
mendukung virulensi ini adalah pili, protein, membrane bagian luar,
lipopolisakarida, dan protease IgA.
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus,
konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas
deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar Skene,
Bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita (Price, 2006).
5. Pathway
Invasi bakteri Neisseria Gonorhea

Kontak seksual
(anus, orogenital, genital)

Infeksi mukosa rektum Urethra, kanalis


(saluran anus) Faring endoserviks

Infeksi meivas
♂ (Prostat, vasdeferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis)
♀ (Kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba falopii, ovarium)

Gonorhoe Ansietas

Kerusakan saraf Penyebaran gonorhoe secara


perifer kulit sistemik melalui darah Infeksi uretra

Kemerahan dan Bakteremia primer


Iritasi ureteral
teraba panas

Tidak difagosit
Disuria

Peradangan Bakteremia sekunder


Gangguan
eliminasi urin
Peningkatan Peningkatan set
frekuensi/dorongan point
kontraksi uretral
Hipotalamus

Depresi saraf
perifer Menekan
termoreguler

Nyeri Hipertermi
6. Manifestasi Klinik

Gonore pada mata bayi


a. Pada traktus genitourinari pria dapat ditemukan:
 Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi

 Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan
keluarnya lendir mukoid dari uretra

 Retensi urin akibat inflamasi prostat

 Keluarnya nanah dari penis.

 Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur
darah

 infeksi pada uretra umumnya menyebabkan duh uretra yang mukopurulen


atau purulen (>80%) dan atau disuria (>50%),

 pada infeksi anal: gatal-gatal pada daerah anus

 infeksi oral: mungkin tanpa gejala atau sakit tenggorokan

b. Pada wanita:
1) Pada traktus genitourinari wanita bagian bawah:
 duh serviks yang mukopurulen atau purulen
 duh vagina atau pendarahan; vulvaginitis pada anak-anak
 Nyeri ketika berkemih
 Keluarnya cairan dari vagina
2) Pada traktus genitourinari wanita bagian atas:
 PID (Pelvic Inflamatory Diseases)
 nyeri bagian bawah perut
 demam

Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui
anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman
disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak
merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.

7. Klasifikasi gonore

Centers for Disease Control and Prevention (2015) mengklasifikasikan


gonore menjadi 4 golongan yaitu:

a. Infeksi gonokokal non komplikasi/ Uncomplicated Gonococcal Infections.

Infeksi gonokokal yang termasuk dalam golongan ini adalah infeksi


gonokokal urogenital (serviks, uretra dan rektum), faring dan gonokokal
konjungtivitis. Contoh infeksi gonokokal non komplikasi untuk lebih jelas
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Contoh infeksi gonokokal non komplikasi (A) infeksi gonokokal serviks
(B) infeksi gonokokal uretra (C) infeksi gonokokal faring (D) infeksi gonokokal
konjungtivis (Centers for Disease Control and Prevention, 2005).
b. Infeksi gonokokal diseminasi/ Disseminated Gonococcal Infections.

Infeksi gonokokal diseminasi ditandai dengan munculnya lesi pada kulit,


arthritis dan seringkali komplikasi perihepatitis, endokarditis dan meningitis.
Contoh infeksi gonokokal diseminasi untuk lebih jelas ditunjukkan pada
Gambar 2

Gambar 2. Contoh infeksi diseminasi gonokokal (A) infeksi gonokokal lesi pada jari (B) infeksi
gonokokal lesi pada kaki (C) infeksi gonokokal arthritis (Centers forDisease Control and
Prevention, 2005).

c. Infeksi gonokokal pada neonatus/ Gonococcal Infections Among Neonates.


Infeksi gonokokal dapat menjadi masalah serius bagi ibu hamil yang
terinfeksi dikarenakan dapat mengakibatkan ophtalmia neonatorum/ infeksi
konjungtivitis pada bayi baru lahir sehingga terjadi kebutaan pada bayi baru
lahir. Infeksi gonokokal pada neonatus terdiri dari ophtalmia neonatorum dan
gonococcal scalp abscesses, untuk lebih jelas ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.

Gambar 3. Contoh infeksi gonokokal neonatus (A) ophtalmia


neonatorum (B) gonococcal scalp abscesses (Centers for DiseaseControl
and Prevention, 2005)
d. Infeksi gonokokal pada bayi dan anak/ Gonococcal Infections Among
Infants and Children.
Golongan klasifikasi ini sama dengan golongan infeksi gonokokal non
komplikasi dan infeksi gonokokal diseminasi, tetapi golongan ini dibuat
untuk memberikan panduan pengobatan yang lebih efektif berdasarkan usia.

8. Pencegahan
a. Mengunakan kondom dan menghindari oral seksual dengan pasangan yang
tidak aman adalah cara sederhana yang dapat meminimalkan tertularnya
penyakit ini, namun demikian cara pencegahan yang paling baik adalah
jangan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak resmi,
MENCEGAH LEBIH BAIK DARI PADA MENGOBATI
b. Jangan berganti-ganti pasangan

9. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi :
1) Untuk gonorhoe urogenital tanpa komplikasi.
a) Penisilin 4,8 juta unit (IM)
b) Probenesid 1 gram sebelum pemberian penisilin.
c) Prbonesid 500 mg sesudah pemberian penisilin (6, 12, 18 jam).
Anti penisilin :
a) Spektinomisin 2 – 4 gram (IM)
b) Tetrasiklin 4 x 500 mg (oral) selama 4 hari.
c) Strep tomisin 1 x 1 gram (IM).
2) Untuk gonorhoe dengan penyebaran yang luas (disseminatoed gonorhoe)
1) Penisilin 1 x 10 – 20 juta unit (TV) selama 5 hr ≠ demam.
Anti penisilin :
 Eritromisin atau linkomisin 4 x 500 mg (IV)
 Eritromisin atau linkomisin 6 x 500 mg (oral)

b. HE (Pendidikan kepada px dengan menjelaskan tentang)
1) Bahaya penyakit menular seksual (PMS) dan komplikasinya.
2) Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan.
3) Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan tetapnya.
4) Hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak
dapat dihindarkan.
5) Cara-cara menghidnari infeksi PMS di masa datang.

10. Komplikasi
 Pada Pria
- Epididimitis
- Corditis
- Infertitas
- Akthritis
 Pada Wanita
- Kehamilan ektopik
- Infetitar
- Salpingitis.
B. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan,
status perkawinan, alamat, Tgl MRS, dll.
b. Keluhan utama
Biasanya nyeri (saat kencing).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan apakah px pernah menderita penyakit berat (sinovitis, artritis).
d. Riwayat Penyakit Sekarang
P = Tanyakan penyebab terjadinya infeksi ?
Q = Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut.
R = Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar …?
S = Kaji skala nyeri untuk dirasakan.
T = Kapan keluhan dirasakan ?
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan pada kx apakah ada anggota keluarga px yang menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita px sekarang.
f. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat Kesadaran
 GCS ? 4. 5. 6
 TTV ?
b. Pengkajian Persistem
 Sistem Integumen
Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar uretra, genital lesions dan
skin rashes.
 Sistem Kardiovaskuler
 Kaji apakah bunyi jantung normal / mengalami gangguan.
 Sistem Pernafasan
 Amati pola pernafasan.
 Auskultasi paru-paru
 Kaji faring, apakah ada peradangan / otak.
 Sistem Penginderaan
Kaji konjungtiva, apakah ada peradangan / tidak.
 Sistem Pencernaan
 Kaji mulut dan tenggorokan termasuk toksil.
 Apakah terdapat diare / tidak.
 Sistem Perkemihan
Biasanya px mengalami disuria dan kadang-kadang ujung uretra
disertai darah.
 Sistem Muskuluskeletal
Biasanya px tidak mengalami kesulitan bergerak.
 Anus
Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi.
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
 Kebutuhan Nutrisi
Kaji intak dan out put nutrisi dan cairan.
(biasanya kebutuhan nutrisi tidak terganggu).
 Kebutuhan Eliminasi
Kaji frekuensi, warna, dan bau urin (isak).
 Kebutuhan Alvi
Kaji warna, konsistensi, dan bau.
 Kebutuhan Aktivitas
Klien dengan GO biasanya aktivitasnya tisak begitu terganggu.
 Kebutuhan Kebersihan diri
- Kaji berapa kali mandi, gosok gigi, mencuci rambut dan memotong
kuku.
- Klien dengan GO harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan
diri.
h. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
 Psikologis : Biasanya px merasa gelisah dan distress adanya ketakutan.
 Sosial : Biasanya px merasa kesepian dan takut di toluk dalam
pergaulan.
 Spiritual : Bagaimana ibadah px selama sakit.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b/d reaksi infeksi
b. Hipertermia b/d peningkatan metabolisme
c. Gangguan Eliminasi Urin b/d proses inflamasi
d. Ansietas b/d perubahan status kesehatan

3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Interve
Hasil nsi

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan: Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
Agen injuri (biologi, kimia, pain control, komprehensif termasuk lokasi,
fisik, psikologis), kerusakan comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
jaringan Setelah dilakukan dan faktor presipitasi
tinfakan keperawatan Observasi reaksi nonverbal
DS: selama …. Pasien tidak dari ketidaknyamanan
- Laporan secara verbal mengalami nyeri, dengan Bantu pasien dan keluarga
DO: kriteria hasil: untuk mencari dan menemukan
- Posisi untuk menahan Mampu mengontrol dukungan
nyeri nyeri (tahu penyebab Kontrol lingkungan yang
- Tingkah laku berhati-hati nyeri, mampu dapat mempengaruhi nyeri seperti
- Gangguan tidur (mata menggunakan tehnik suhu ruangan, pencahayaan dan
sayu, tampak capek, sulit nonfarmakologi untuk kebisingan
atau gerakan kacau, mengurangi nyeri, Kurangi faktor presipitasi nyeri
menyeringai) mencari bantuan) Kaji tipe dan sumber nyeri
- Terfokus pada diri sendiri Melaporkan bahwa untuk menentukan intervensi
- Fokus menyempit nyeri berkurang dengan Ajarkan tentang teknik non
(penurunan persepsi menggunakan farmakologi: napas dala, relaksasi,
waktu, kerusakan proses manajemen nyeri distraksi, kompres hangat/ dingin
berpikir, penurunan Mampu mengenali nyeri Berikan analgetik untuk
interaksi dengan orang (skala, intensitas, mengurangi
dan lingkungan) frekuensi dan tanda nyeri:
- Respon autonom (seperti nyeri) ……...
diaphoresis, perubahan Menyatakan rasa Tingkatkan istirahat
tekanan darah, perubahan nyaman setelah nyeri Berikan informasi tentang nyeri
nafas, nadi dan dilatasi berkurang seperti penyebab nyeri, berapa lama
pupil) Tanda vital dalam nyeri akan berkurang dan antisipasi
- Perubahan autonomic rentang normal ketidaknyamanan dari prosedur
dalam tonus otot Tidak mengalami Monitor vital sign sebelum dan
(mungkin dalam rentang gangguan tidur sesudah pemberian analgesik pertama
dari lemah ke kaku) kali
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Hipertermia NOC: NIC :


Berhubungan dengan : Thermoregulasi Monitor suhu sesering mungkin
- penyakit/ trauma Monitor warna dan suhu kulit
- peningkatan Setelah dilakukan Monitor tekanan darah, nadi dan RR
metabolisme tindakan keperawatan Monitor penurunan tingkat kesadaran
- aktivitas yang selama………..pasien Monitor WBC, Hb, dan Hct
berlebih menunjukkan : Monitor intake dan output
- dehidrasi Suhu tubuh dalam batas Berikan anti piretik:
normal dengan kreiteria Kelola
DO/DS: hasil: Antibiotik:………………………..
kenaikan suhu tubuh Suhu 36 – 37C Selimuti pasien
diatas rentang normal Nadi dan RR dalam Berikan cairan intravena
serangan atau konvulsi rentang normal Kompres pasien pada lipat paha dan
(kejang) Tidak ada perubahan aksila
kulit kemerahan
warna kulit dan tidak Tingkatkan sirkulasi udara
pertambahan RR
ada pusing, merasa Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
takikardi
nyaman Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Kulit teraba panas/
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Hangat
Monitor hidrasi seperti turgor kulit,
kelembaban membran mukosa)
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Inkontinensia urin bd proses NOC: NIC :


inflamasi  Pembatasan urin  Pengaturan eliminasi urin
Definisi: kontrol eliminasi Aktivitas:
urine  Monitor eliminasi urin, termasuk
Indikator: frequensi, konsistensi, bau, volume,
 Mengenali tanda untuk dan warna jika diperlukan
eliminasi  Monitor tanda dan symptom retensi
 Meramalkan pola jalan urin
urin  Catat waktu terakhir BAK
 Pengosongan kandung  Instruksikan pasien/ keluarga untuk
kemih dengan komplet mencatat pengeluaran urin
 Mampu untuk mulai  Batasi cairan jika diperlukan
dan berhenti buang air  Bantu pasien untuk ke toilet dengan
kecil teratur
 Eliminasi urin  Catat waktu pengosongan setelah
Indikator: prosedur
 Pola eliminasi dalam  Perawatan retensi urin
batas yang diharapkan Aktivitas:
 Jumlah urine  Sediakan privasi untuk eliminasi
 Urin bebas dari partikel  Gunakan kekuatan sugesti untuk
 Urin keluar tanpa sakit mengeluarkan air
 Urin keluar tanpa ragu  Stimulasi reflek kandung kemih
dengan mendinginkan perut.
 Sediakan cukup waktu untuk
pengosongan kandung kemih
 Masukan kateter jika diperlukan
 Instruksikan pasien untuk mencatat
output urin
 Monitor intake dan output
 Monitor tingkat distensi kandung
kemih dengan palpasi dan perkusi
 Bantu pasien untuk ke toilet dengan
teratur
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Anseitas berhubungan NOC : NIC :


dengan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
Faktor keturunan, Krisis - Koping (penurunan kecemasan)
situasional, Stress, Setelah dilakukan asuhan Gunakan pendekatan yang
perubahan status kesehatan, selama ……………klien menenangkan
ancaman kematian, kecemasan teratasi dgn Nyatakan dengan jelas
kriteria hasil: harapan terhadap pelaku pasien
perubahan konsep diri,
Jelaskan semua prosedur dan
kurang pengetahuan dan Klien mampu
apa yang dirasakan selama
hospitalisasi mengidentifikasi dan
prosedur
mengungkapkan
Temani pasien untuk
DO/DS: gejala cemas
memberikan keamanan dan
- Insomnia Mengidentifikasi,
mengurangi takut
- Kontak mata kurang mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik Berikan informasi faktual
- Kurang istirahat
mengenai diagnosis, tindakan
- Berfokus pada diri sendiri untuk mengontol prognosis
- Iritabilitas cemas Libatkan keluarga
- Takut Vital sign dalam batas untuk mendampingi klien
- Nyeri perut normal Instruksikan pada pasien
- Penurunan TD dan denyut Postur tubuh, ekspresi untuk menggunakan tehnik
relaksasi
nadi wajah, bahasa tubuh Dengarkan dengan penuh perhatian
- Diare, mual, kelelahan dan tingkat aktivitas Identifikasi tingkat kecemasan
- Gangguan tidur menunjukkan Bantu pasien mengenal situasi
- Gemetar berkurangnya yang menimbulkan kecemasan
- Anoreksia, mulut kering kecemasan Dorong pasien
- Peningkatan TD, denyut untuk mengungkapkan perasaan,
nadi, RR ketakutan, persepsi
- Kesulitan bernafas Kelola pemberian obat
- Bingung anti cemas:........
- Bloking dalam
pembicaraan
- Sulit berkonsentrasi
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. (1999). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.
Price. A Sylvia, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed 6. Jakarta: EGC
Sarwono Prawirohardjo, (2007). Ilmu Kebidanan, Jakarta. YBPS
Lachlan, MC. 1987. Buku Pedoman Diagnosis dan Penyakit Kelamin. Ilmiah Kedokteran: Yogyakarta.
Natadidjaja, hendarto. 1990. Kapita Selekta Kedokteran. Bina Rupa Aksara: Jakarta.
Prof. DR. Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 3. Balai Penerbit FKUI:
Jakarta.
Herdman, T Heather. Nanda International Nursing Diagnoses Defenitions and Classification 2009-2011. 2009.
United Stated: Wiley-Blacwell
Mccloskey, Joanne C and Gloria M. Bulechek. 1996. Nursing Interventions Classification Second Edition.
United Stated: Mosby
Johnson, Marion dkk. Nursing Outcomes Classification Second Edition. 2000. United Stated: Mosby

Vous aimerez peut-être aussi

  • Status Asmatikus
    Status Asmatikus
    Document12 pages
    Status Asmatikus
    banaatuzainal
    Pas encore d'évaluation
  • Masalah Konstipasi Pada Anak
    Masalah Konstipasi Pada Anak
    Document5 pages
    Masalah Konstipasi Pada Anak
    Irwan Muhaimin
    Pas encore d'évaluation
  • Gonore
    Gonore
    Document31 pages
    Gonore
    Fira Thiodorus
    75% (4)
  • Tumor Paru
    Tumor Paru
    Document23 pages
    Tumor Paru
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Document9 pages
    Pneumonia
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Sistem Buffer
    Sistem Buffer
    Document7 pages
    Sistem Buffer
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Asam Dan Basa
    Asam Dan Basa
    Document6 pages
    Asam Dan Basa
    yusrijal
    Pas encore d'évaluation
  • TB Paru
    TB Paru
    Document17 pages
    TB Paru
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Asam
    Asam
    Document12 pages
    Asam
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Gonore
    Gonore
    Document10 pages
    Gonore
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Tumor Otak
    Tumor Otak
    Document13 pages
    Tumor Otak
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Batuk Efektif
    Sap Batuk Efektif
    Document3 pages
    Sap Batuk Efektif
    Komalimabelas Selajur
    Pas encore d'évaluation
  • 42 83 2 PB
    42 83 2 PB
    Document8 pages
    42 83 2 PB
    Adi Suandana
    Pas encore d'évaluation
  • Keseimbangan Asam Basa Dalam Darah
    Keseimbangan Asam Basa Dalam Darah
    Document6 pages
    Keseimbangan Asam Basa Dalam Darah
    Bang Kira
    Pas encore d'évaluation
  • Pengertian Asam Basah
    Pengertian Asam Basah
    Document2 pages
    Pengertian Asam Basah
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Non Medikamentosa Karsinoma Hepar
    Non Medikamentosa Karsinoma Hepar
    Document8 pages
    Non Medikamentosa Karsinoma Hepar
    Devi Eliani Chandra
    Pas encore d'évaluation
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Document14 pages
    Naskah Publikasi
    Sumber Sendang Alkes
    Pas encore d'évaluation
  • Gonore
    Gonore
    Document6 pages
    Gonore
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Diagnosa Keperawatan
    Diagnosa Keperawatan
    Document10 pages
    Diagnosa Keperawatan
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • ISPA Anak
    ISPA Anak
    Document28 pages
    ISPA Anak
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • ISPA Anak
    ISPA Anak
    Document28 pages
    ISPA Anak
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • SAP
    SAP
    Document16 pages
    SAP
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah DM
    Makalah DM
    Document17 pages
    Makalah DM
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Ispa K
     Sap Ispa K
    Document5 pages
    Sap Ispa K
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • TB Paru
    TB Paru
    Document17 pages
    TB Paru
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Kumpulan Askep Nic Noc
    Kumpulan Askep Nic Noc
    Document21 pages
    Kumpulan Askep Nic Noc
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Batuk Efektif
    Sap Batuk Efektif
    Document3 pages
    Sap Batuk Efektif
    Komalimabelas Selajur
    Pas encore d'évaluation
  • PERIKARDITIS
    PERIKARDITIS
    Document13 pages
    PERIKARDITIS
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation
  • Hepatoma
    Hepatoma
    Document20 pages
    Hepatoma
    Micki Taryan
    Pas encore d'évaluation