Vous êtes sur la page 1sur 22

DIABETES MELITUS

MODUL A
Kompetensi yang
diharapkan
Pengertian Diabetes KONSEP DIABETES MELITUS
melitus
Etiologi Diabetes Melitus
Klasifikasi Diabetes
Melitus
Patofisologi
Manifestasi KOMPETENSI
Pemeriksaan Diagnostik Mahasiswa mampu :
Pengobatan Diabetes
Melitus 1. Mengidentifikasi pengertian diabetes melitus
Daftar Pustaka 2. Mengidentifikasi dan menjelaskan etiologi diabetes melitus
3. Mengidentifikasi klasifikasi Diabetes Melitus
4. Mengidentifikasi manifestasi penyakit diabetes melitus
5. Mengidentifikasi patoflow diabetes melitus
6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik
7. Mengidentifikasi pengobatan diabetes melitus
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

I. DESKRIPSI MATA AJAR

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus merupakan materi yang dipelajari dalam mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II pada Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem Endokrin. Ilmu Keperawatan medikal bedah ini membahas penerapan
ilmu dan teknologi keperawatan berfokus pada pemenuhan kebutuhan klien dewasa,
yang mengalami perubahan fisiologis yang disertai / tanpa gangguan pada sistem
endokrin.

II. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan


asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami diabetes melitus.

III. KOMPETENSI DASAR


a. Menjelaskan konsep penyakit diabetes melitus ( pengertian, etiologi,
manifestasi data, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan diabetes
melitus )
b. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan ( pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan).
c. Mendemostrasikan perawatan luka ganren
d. Mendemostrasikan pemberian insulin
e. Mendemostrasikan latihan kaki diabetik.
f. Mendemostrasikan pendidikan kesehatan penanganan diabetes melitus

IV. MATERI
a. Modul A Konsep Diabetes Melitus
b. Modul B Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
c. Modul C Perawatan Luka Gangren
d. Modul D Pemberian Insulin
e. Modul E Latihan Kaki Diabetik

V. SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Alexander MF., Fawcett JN. & Runciman PJ. (2000) Nursing practice, hospital and
home, the adult, (2nd Ed.), London; Churchill Livingstone.
2. Black JM. & Hawks JH. (2005). Medical surgical nursing; clinical management for
positive outcomes, 7th edition, volume 2, St. Louis; Elsevier Saunders.
3. Guyton AC. (1996). Human physiology. (mechanism of disease). (Petrus
Andrianto, Penerjemah). Philadelphia: WB. Saunders Company.(sumber asli
diterbitkan 1982).
4. Hudak & Gallo (1997). Critical care nursing : a holistik approach. (Ester M., Editor).
Philadelphia : J.B. Lippincott Company. (Sumber asli diterbitkan 1994).
5. Ignatavicius DD. & Workman ML. (2006). Medical surgical nursing : critical
thinking for collaborative care, fifth edition, Philadelphia; Elsevier Saunders.
6. Lewis, SM., Heitkemper, MM., & Dirkson, SR. (2000). Medical surgical nursing,
assesment and managemen of clinical problem. (5th Ed.), St Louis, Missouri
Mosby Inc.
7. Long, B.C. (1996). Essential of medical surgical nursing; a nursing process
approach. (YIAPK, Penerjemah). St. Louis; The C.V. Mosby Company. (Sumber
asli diterbitkan 1989).
8. Morton, PG., Fontaine, DK., Hudak, CM., & Gallo BM. (2005). Critical care nursing:
a holistic approach. (8th Ed.), Philadelphia: JB. Lipincott.
9. Smeltzer SC. & Bare BG. (2004). Brunner & suddarth’s textbook of medical
surgical nursing, 10th edition, Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins.
10. Long, Barbara C., (1992), Medical Surgical Nursing, Toronto, CV Mosby Company.
11. Luckman and Sorensen, (1993), Medical Surgical Nursing, A. Psychophysiologie
Approach. Tokyo : WB Saunders, Co.
12. R. Syamsuhidayat. Wim de Jong , (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Cetakan 1 :
Jakarta EGC.
13. Judith M. Wilkinson. Nancy R. Ahern, (2013), Buku Saku Diagnosis Keperawatan
(Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC) Edisi 9 : Jakarta, EGC.
Nurarif A.H, Kusuma H, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA (NIC-NOC), Edisi Revisi, Jilid 1 & 2 : Yogyakarta,
MediaAction Fublishing.
Kompetensi 1
Diabetes melitus mengambarkan peningkatan
Identifikasi pengertian Diabetes Melitus
kadar gula darah, yang dapat dideteksi dengan
pemerikasaan kadar gula darah sewaktu
 Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang
maupun puasa.
kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda
hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak
adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat
dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan
primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang
biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan
protein. ( Askandar, 2000).
 Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin
atau kedua-duanya (ADA, 2010).
 Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan
sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh
sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh
terhadap insulin (Depkes, 2008).
 Berdasarkan Perkeni tahun 2011 Diabetes Mellitus
adalah penyakit gangguan metabolisme yang bersifat
kronis dengan karakteristik hiperglikemia.
 Jadi Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan
metabolik menahunakibat pankreas tidak cukup
memproduksi insulin atau tubuh tidak mampu
menggunakan insulin secara optimal.

Etiologi Penyakit diidentifikasi dari berbagai Kompetensi 2


faktor risiko. Identifikasi etiologi penyakit Diabetes Melitus

 Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa
diremeh untuk seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan
faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang
bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus karena sebab genetik
adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan. Dengan
memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah Anda akan
terhindar dari penyakit yang mengerikan ini.
 Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi
terhadap hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan
lemak untuk menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu
untuk memproduksi insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan
organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak. Segera hindari makan
makanan yang tinggi kalori
 Usia Yang Semakin Bertambah
Usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh
mulai mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada wanita
yang sudah mengalami monopause punya kecenderungan untuk lebih
tidak peka terhadap hormon insulin.
 Kurangnya Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang
mengalami kegemukan dan melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung,
liver, ginjal dan juga pankreas. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30
menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.

 Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan
sifatnya sangat komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah
terserang penyakit diabetes melitus. Jadilah orang yang berakal dan cerdas
dengan tidak menimbun racun dalam tubuh kita walaupun rokok dianggab bisa
memberikan kenikmatan. Kasihanilah tubuh Anda. Efek jangka panjang rokok
sungguh sangat mengerikan. Maka sangat sesuai sekali kalau agama sangat
membenci rokok karena memang lebih banyak kerusakannya ketimbang
manfaatnya.

 Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi


Manakan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi
untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi
kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari.

 Stres Dalam Jangka Waktu Lama


Kondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam
tubuh termasuk produksi hormon insulin. Disamping itu setres bisa memacu sel-
sel tubuh bersifat liar yang berpotensi untuk seseorang terkena penyakit
kanker juga memicu untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten
terhadap hormon insulin. Belajarlah untuk berpola hidup santai walau dalam
keadaan serius. Banyak-banyaklah untuk selalu bertawakkal kepada Allah
dalam setiap menghadapi masalah hidup. Bergantunglah hanya kepada Allah
dalam setiap lika-liku kehidupan agar pikiran tenang dan beban terasa ringan.

 Hipertensi Atau Darah Tinggi


Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu
banyak konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk
seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam
meningkatkan resiko untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus.

 Kehamilan
Pada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu
keseimbangan hormon insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh
menjadi resisten terhadap hormon insuline. Kondisi ini biasanya kembali normal
selah masa kehamilan atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi sangat
beriso terhadap bayi yang dilahirkan untuk kedepan punya potensi diabetes
melitus.

 Ras
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk
terserang diabetes melitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh
lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60%
penderita berasal dari Asia.

 Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia


Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika
efek negatif yang tidak ringan. Obat kimia ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi
mengobati di sisi yang lain mengganggu kesehatan. Bahkan tidak sedikit kasus
penyakit berat seperti jantung dan liver serta diabetes diakibatkan oleh terlalu
seringnya mengkomsumsi obat kimia. Salah satu obat kimia yang sangat
berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA
BLOKER. Kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena
diabetes melitus karena bisa merusak pankreas.
Klasifikasi dituliskan Kompetensi 3
berdasarkan sumber dan Identifikasi klasifikasi Diabetes Melitus
berikan penjelasan dari
masing-masing klasifikasi.

Klasifikasi etiologi Diabetes mellitus menurut American Diabetes


Association, 2010 adalah sebagai berikut:
a. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut):
1) Autoimun.
2) Idiopatik.
Pada Diabetes tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering ternyata
pada usia remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang memproduksi
insulin mengalami kerusakan secara permanen. Oleh karena itu, insulin yang
diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat diproduksikan. Hanya sekitar
10% dari semua penderita diabetes melitus menderita tipe 1. Diabetes tipe 1
kebanyakan pada usia dibawah 30 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa
faktor lingkungan seperti infeksi virus atau faktor gizi dapat menyebabkan
penghancuran sel penghasil insulin di pankreas (Merck, 2008).

b. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin


disertai defesiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin
disertai resistensi insulin). Diabetes tipe 2 ( Diabetes Non Insulin
Dependent) ini tidak ada kerusakan pada pankreasnya dan dapat terus
menghasilkan insulin, bahkan kadang-kadang insulin pada tingkat tinggi
dari normal. Akan tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin,
sehingga tidak ada insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Diabetes tipe ini sering terjadi pada dewasa yang berumur lebih dari 30
tahun dan menjadi lebih umum dengan peningkatan usia. Obesitas menjadi
faktor resiko utama pada diabetes tipe 2. Sebanyak 80% sampai 90% dari
penderita diabetes tipe 2 mengalami obesitas. Obesitas dapat menyebabkan
sensitivitas insulin menurun, maka dari itu orang obesitas memerlukan
insulin yang berjumlah besar untuk mengawali kadar gula darah normal
(Merck, 2008)

c. Diabetes tipe lain.

1) Defek genetik fungsi sel beta :

2) DNA mitokondria.

3) Defek genetik kerja insulin.

4) Penyakit eksokrin pankreas :

a) Pankreatitis.

b) Tumor/ pankreatektomi.

c) Pankreatopati fibrokalkulus.
5) Endokrinopati.
a) Akromegali.
b) Sindroma Cushing.
c) Feokromositoma.
d) Hipertiroidisme.

6) Karena obat/ zat kimia.

7) Pentamidin, asam nikotinat.


8) Glukokortikoid, hormon tiroid.

d. Diabetes mellitus Gestasional

Manifestasi klinis dituliskan Kompetensi 4


secara lengkap dan berikan Identifikasi manifestasi klinis penyakit diabetes melitus
penjelasan.
a.Poliuria dan polidipsia: Poliuria adalah peningkatan frekuensi dan
volume urine, dan polidipsia adalah peningkatan kuantitas minum
akibat haus.
b. Penglihatan kabur: Patogenesis yang mendasari adalah
peningkatan glukosa dan pembengkakan lensa
mata.
c. Infeksi kulit berulang
1. Tinea cruris (rangen) dapat parah
2. Tinea pedis dengan onychomycosis
3. Candidiasis balanitis
4. Candidiasis vaginitis
d. Sering kencing terutama malam hari (Poliuria)
e. Banyak makan (Polifagia)
f. Berat badan menurun cepat tanpa penyebab yang jelas
g. Lemah badan
h. Kesemutan
i. Gatal
j. Mata kabur
k. Disfungsi ereksi pada pria
l. Gatal disektiar daerah kemaluan
5. Mengidentifikasi patoflow Diabetes Melitus

Patofisiologi penyakit digambarkan dalam


bentuk skema dari etiologi sampai dengan
didapatkannya masalah keperawatan.

6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik


Pemeriksaan diagnostik Diagnosis laboratoris. Diagnosis DM hams ditetapkan
dituliskan seluruh
dengan adanya peninggian kadar glukosa-darah (KG-darah).
pemeriksaan yang terkait
Jika ada gejala klinis yang spesifik, jika KG-plasma puasa
dengan diabetes melitus.
>126 mg/dL atau KG-plasma 2 jam pasca-beban glukosa (75
gram), maka diagnosis DM dapat ditegakkan. Jika tidak disertai
gejala klasik, maka memerlukan dua nilai kelainan
untuk menegakkan diagnosis DM. Jika hasil KG-plasma
borderline dan kita ragu, maka diperlukan TTGO.
Tes Toleransi Glukosa Oral. Agar hasil TTGO menyakinkan
(reliable), maka tes ini harus dilakukan pada pagi hari, setelah
pasien puasa semalam (overnight fasting). Pasien harus duduk
tenang dan tidak merokok. Tiga hari sebelum pemeriksaan
hendaknya pasien makan biasa dengan kandungan
karbohidrat (KH) yang cukup (± 300 gram). Kegiatan jasmani
seperti biasanya. Diperiksa KG-darah puasa, kemudian pasien
diberi beban [disuruh minum 75 gram glukosa (untuk anak 1,75
gram/kg BB) yang dilarutkan dalam 250 ml air dan harus
diminum dan dihabiskan dalam wakt 5 menit]. Diperiksa KG-
darah 2 jam pasca-beban. Selama proses pemeriksaan, pasien
harus tetap istirahat dan tidak boleh merokok.
Kriteria Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa
(GTG)
1. KG-plasma sewaktu >200 mg/dL atau
2. KG-plasma puasa >126 mg/dL atau
3. KG-plasma >200 mg/dL pasca-beban glukosa pada TTGO
7. mengidentifikasi Penatalaksanaan

1. Lakukan edukasi pasien: tentang DM, pentingnya mencapai kendali DM yang baik, perawatan kaki,
tentang tanda dan pengelolaan hipoglikemia, dan sebagainya
2. Perencanaan makan (clinical nutrition, nutrisi klinis)
a) Pasien yang obese harus berusaha menurunkan berat badan
b) Pasien yang obese harus menurunkan jumlah kalori yang disantap
c) Kandungan karbohidrat sebaiknya 60 - 70% kalori total
d) Kandungan lemak 20 - 25% kalori total
e) Kandungan lemak jenuh <10% kalori total
3. Perintahkan pasien untuk hidup aktif. Hal ini dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan
sensitivitas dan jumlah reseptor insulin, meningkatkan HDL-Kolesterol
a) Dianjurkan untuk latihan jasmani erobik atau isotonik, dilakukan 3 x seminggu, Renang, berjalan
dan bersepeda adalah terbaik
b) Latihan isometrik sebaiknya tidak dilakukan, karena berisiko lepasnya retina atau perdarahan
intraokuler
4. Tanda pengenal sebaiknya dipakai oleh semua pasien DM yang mendapat terapi obat hipoglikemik
(risiko hipoglikemia)
5. Pengelolaan hipoglikemia, yang terbaik adalah madu. Pasien sebaiknya membawa permen utnuk
sewaktu-waktu dimakan jika ada gejala hipoglikemia
6. Edukasi: pemeriksaan KG mandiri. Pemantauan tidak perlu dilakukan setiap
hari bagi pasien T2DM, cukup setiap minggu sekali,kecuali jika simtomatis sakit
ASKEP DIABETES
KONSEP DIABETES MELITUS
S MODUL B
1. Kompeten si
diharapka yang
2. Pengertia n KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES
melitus n Diabetes
Pengkajian 3. Etiologi Di
abetes Melitus MELITUS
Analisa Data 4. Klasifikasi
Diabetes
Diagnosa KeperawatanMelitus
5. Patofisolo
Intervensi keperawatan gi
6. Manifestas
i
7. Pemeriksa
an Diagnostik
8. PengobataKOMPETENSI
n Diabetes
Melitus Mahasiswa mampu :
9. Daftar Pus
taka
1. Mengidentifika
si Pengkajian Asuhan keperawatan DM
2. Menganalisa D ata untuk merumuskan masalah
3. Mengidentifika si Diagnosa Keperawatan pada pasien DM
4. Menyusun Rencana Keperawatan
5. Melakukan Evaluasi
Kompetensi 1

Pengkajian fokus secara teoritis, diambil dari Pengkajian Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes
berbagai sumber. Melitus
Apakah yang merupakan data fokus pada pasien dengan
Diabetes melitus ?
Sumber : Menurut (Doenges, 2000) pengkajian meliputi:
1. http//www. nidj9.blogspot.com 1. Aktivitas istirahat
2. http//www.Eprints.ums.ac.id
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus
3. https://www.scribd.com
4. https://www.ulil- otot menurun. Gangguan tidur/istirahat.
keperawatan.blogspot.ac.id
5. Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
dengan aktivitas. Letargi/disorientasi, koma. Penurunan
kekuatan otot.
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi; IM akut. Klaudikasi, kebas
dan kesemutan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki,
penyembuhan yang lama.
Tanda : Takikardia. Perubahan tekanan darah postural;
hipertensi. Nadi yang menurun atau tak ada. Distritmia.
Krekels; DVJ (GJK). Kulit panas, kering dan kemerahan;
bola mata cekung.
3. Integritas Ego
Gejala : Stres, tergantung pada orang lain. Masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas, peka rangsang.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa
nyeri terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru atau
berulang. Nyeri tekan abdomen.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning; poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat).
Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen keras,
adanya asitesis. Bising usus lemah dan menurun; hiperaktif
(diare).
5. Makanan/cairan
Gejala : Hilang nafsu makan. Mual atau muntah. Tidak
mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari atau minggu. Haus. Penggunaan diaretik
(tiazid).
Tanda : Kulit kering atau bersisik, turgor jelek. Kekakuan atau
distensi abdomen, muntah. Pembesaran iroid (peningkatan
kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah). Bau
halitosis atau manis, bau buah (napas aseton).
6. Neurosenseri
Gejala : Pusing atau pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas.
Kelemahan pada otot, parestesia. Gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor atau koma
(tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu); kacau
mental. Refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma).
Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang atau berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat
berhati-hati.
8. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi / ulserasi
9. Pernafasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanda
sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak).
Tanda : Demam, diaforesis. Menurunnya kekuatan umum /
rentang gerak. Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernafasan.
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Tanda : Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita.
11. Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga; DM, penyakit Jantung, Stroke,
Hipertensi, fenobarbital penyembuhan yang lambat. Penggunaan obat
seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin dan dapat meningatkan kadar
glukosa darah). Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 5,9
hari
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan
diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
PEMERIKSAAN FISIK
 B1 (BREATH): Pernafasan cepat dan dalam, frekuensi meningkat,
nafas berbau aseton.
 B2 (Blood): Takikardi,perubahan Td postural, nadi menurun, ulkus
pada kaki dan penyembuhan luka
 B3 (Brain): pusing, merasa kesemutan, disorientasi, mengantuk,
latergi, stupor/koma, gangguan memori, reflek tendon menurun,
penurunan sensasi.
 B4 (Bladder): Poliuria, nokturia, ISK, urine encer, oliguria/anuria,
glukosuria
 B5 (Bowel): mual, muntah, anoreksia, penurunan BB, diare, bising
usus meningkat, polifagi, polidipsi.
 B6 (Bone): kelemahan, sulit bergerak, kulit/membran mukosa
kering.
Kompetensi 2
Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan, Faktor Risiko,
NOC dan NIC

1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


Diagnosa Keperawatan secara konsep pada
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
pasien Diabetes melitus mengalami
kebutuhan metabolik
ketidakstabilan gula darah . Faktor Risiko:
NIC:
MK : Risioko ketidakstabilan Glukosa Darah
 Manajemen Diare: Menatalaksanakan dan
menghilangkan gejala diare
Definisi : Risiko terjadi variasi kadar glukosa /
 Manajemen cairan: Meningkatkan keseimbangan cairan
gula darah dari rentang normal
dan mencegah komplikasi
 Interpretasi data laboraotorium: Menganalisis secara
Faktor Risiko :
kritis data laboratorium untuk membantu mengambil
keputusan klinis
a. Tingkat perkembangan
 Manajemen Berat Badan: Memfasilitasi pemeliharaan
b. Asupan Diet
BB pasien
c. Pembantauan Glukosa darah yang
 Konseling Nutrisi: Menggunakan bantuan interaktif yang
Tidak adequat berfokus pada modifikasi diet
d. Tidak menerima diagnosis  Manajemen nutrisi
e. Tidak mematuhi rencana  Bantuan perawatan Diri:Makan
penatalaksanaan/ rencana tindakan NOC:
untuk diabetes  Selera makan: Keinginan untuk makan ketika sakit atau
f. Kurangnya pengetahuan tentang sedang masa pengobatan
rencana penatalaksanaan/ rencana  Perilaku Kepatuhan:Diet: tindakan personal untuk
tindakan diabetes mengikuti anjuran makanan dan cairan oleh ahli gizi
g. Penatalaksanaan medikasi/  Fungsi Gastrointestinal: Tingkat makanan
pengobatan  Status nutrisi: Tingkat ketersediaan zat gizi untuk
h. Status kesehatan mental memenuhi kebutuhan metabolik
i. Tingkat aktivtias fisik  Perilaku menaikkan BB: Tindakan personal untuk
j. Status kesehatan fisik
menaikkan berat badan setelah terjadi penurunan
k. Kehamilan
2. Kekurangan Volume Cairan
l. Periode pertumbuhan yang cepat
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, intertisial atau
m. Stress intraseluler. Mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa
n. Kenaikan berat badan perubahan kadar natrium.
o. Penurunan berat badan Faktor yang berhubungan: Konsumsi alkohol berlebih,
kegagalan mekanisme pengaturan, dan asupan cairan sekunder
yang tidak adekuat.
NOC : NIC:
 Manajemen cairan: Meningkatkan keseimbangan cairan
1. Kadar Glukosa Darah :tingkat dan mencegah komplikasi
pemeliharaan kadar glukosa darah  Pemantauan cairan: Mengumpulkan dan menganalisis
di dalam plasma dan urine dalam data pasien
rentang normal  Manajemen Hipovolemia: Mengembangkan volume
2. Manajemen mandiri Diabetes : cairan intravaskuler
Tindakan individu untuk manajemen  Terapi Intravena (IV): Memberikan dan memantau
diabetes melitus dan mencegah pemberian obat intravena
penyaktit menjadi maakin parah  Pencegahan Syok
3. Pegetahuan manajemen Diabetes :
NOC:
Tingkat pemahaman yang
 Keseimbangan cairan: Keseimbanganair dalam
kompartemen intrasel dan ekstra sel tubuh
ditunjukkan mengenai diabetes
 Hidrasi: Jumlah air dalam kompartemen intra sel dan
melitus dan pencegahan komplikasi.
ekstrasel tubuh yang adekuat
 Status nutrisi: Asupan makanan dan cairan: Jumlah
makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh selama
24 jam.

3. Resiko Cidera
Definisi: Rentan mengalami cidera fisik akibat kondisi
lingkunganyang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber
defensif individu yang dapat mengganggu kesehatan.
 Eksternal : Agen nosokomial, gangguan fungsi kognitif,
psikomotor, hambatan fisik, hambatan sumber nutrisi,
moda transportasi tidak aman, pajanan kimia toksik,
pajanan patogen, tingkat imunisasi di komunitas
F
 Internal : Disfungsi biokimia, disfungsi efektor, Disfungsi
a
imun, Disfungsi integritas sensoris, Gangguan mekanisme,
k
Gangguan orientasi afektif, Gangguan sensasi, Hipoksia
t
jaringan, Malnutrisi, Profil darah abnormal,Usia ekstrem.
o
NIC:
r
 Dukungan perlindungan terhadap kekerasan
R  Manajemen Alergi
i  Manajemen Lingkungan keamanan
s  Pencegahan jatuh
i  Kewaspadaan lateks
k  Restrain fisik
o  Manajemen tekanan
:  Identifikasi resiko
 Pencegahan cedera olahraga
 Surveilans keamanan
NOC:
 Perlindungan terhadap kekerasan: perlindungan diri atau
oranglain yg bergantung dari kekerasan
 Frekuensi terjatuh: jumlah kejadian jatuh sebelumnya
 Pengendalian resiko: Tindakan individu untuk mencegah,
T ancaman kesehatan yang dimodifikasi
o  Lingkungan yang aman: Pengaturan fisik untuk
i meminimlkan faktor lingkungan yang berbahaya
4. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Gangguan atau kerusakan pada epidermis dan atau dermis
Faktor Risiko:
 Eksternal : zat kimia, ekskresi dan sekresi, usia ekstrem,
kelembapan, hipertermia, hipotermia, fokus mekanis
 Internal : perubahan pigmentasi, perubahan turgor kulit,
faktor perkembangan, ketidakseimbangan nutrisi,
imunologis, gangguan sirkulasi, gangguan metabolik,
gangguan sensasi,

NIC:
 Tirah baring
 Perawatan inkontinensia alvi
 Perawatan sirkulasi
 Majemen nutrisi
 Manajemen tekanan
 Pencegahan dekubitus
 Surveilans kulit
NOC:
 Integritas jaringan kulit: Keutuhan struktur dan fungsi
fisiologis
 Dampak imobilitas:psikologi
 Pengendalian resiko: mengurangi ancaman
 Perfusi jaringan:perifer: keadekuatan aliran darah melalui
pembulh kecil ekstremitas untuk mempertahankan fungsi
jaringan.
NIC :

a. Manajemen Hiperglikemia
b. Manajemen Hipoglikemia
c. Surveilans
d. Penyuluhan Proses Penyakit
e. Penyuluhan Individual
f. Penyuluhan Program Dier
g. Penyuuhan Obat Resep
h. Penyuluhan Keterampilan
Psikomotor.
Kompetensi 4
Identifikasi manifestasi klinis penyakit diabetes melitus

Keluhan khas :
1. Rasa haus berlebihan (polidipsi)
2. Sering kencing (poliuri)
3. Cepat lapar (polifagi)
4. Cepat kehilangan berat badan
Keluhan tidak khas :
1. Mudah lelah
2. Kesemutan pada jari tangan dan kaki
3. Gatal-gatal didaerah genital
4. Luka sukar sembuh
5. Penglihatan kabur
6. Keputihan
7. Bisul hilang timbul
8. Mudah mengantuk
9. Pruritus vulva pada wanita
OLAAN KASUS
MODUL C

Pengkajian
ANALISIS KASUS PASIEN DENGAN DIABETES
Analisa Data MELITUS
Diagnosa Keperawatan
Intervensi keperawatan

KOMPETENSI
Mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi Pengkajian Asuhan keperawatan DM


2. Menganalisa Data untuk merumuskan masalah
3. Mengidentifikasi Diagnosa Keperawatan pada pasien DM
4. Menyusun Rencana Keperawatan
5. Melakukan Evaluasi
KASUS :

Aisah, usia 40 tahun, merasa tidak nyaman karena sudah


dua minggu ini sering buang air kecil terutama pada
Buatlah Analisa Data dari malam hari, Aisah juga mengeluh sering minum, rasanya
kasus tersebut dan haus terus. Sehingga Aisah merasa terganggu tidurnya
tentukanlah Diagnosa karena harus sering terbangun. Berat badan Aisah turun
Keperawatan dan 2 kilo satu bulan ini. Padahal Aisah sehari makan 3 kali
Nursing Outcome dan senang mengemil makanan, Aisah berpikir kenapa
Classification (NOC) dan saya banyak makan tetapi kok tidak naik berat badan
Nursing Intervention malah turun, Aisah ingin sekali kedokter untuk
Classification ( NIC)
menanyakan sakit apa yang dialaminya?

Pengkajian :

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 40 tahun
JK :P

2. Anamnesis
a. Keluhan utama
Klien merasa tidak nyaman karena sudah dua minggu ini sering buang air kecil terutama pada malam
hari dan mengalami penurunan berat badan 2 kg dalam 1 bulan ini
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien merasa tidak nyaman karena sudah dua minggu ini sering buang air kecil terutama pada malam
hari, klien juga mengeluh sering minum, rasanya haus terus. Klien merasa terganggu tidurnya
karena harus sering terbangun. Berat badan klien dalam satu bulan ini turun 2 kg.
c. Riwayat penyakit dahulu
-
d. Pola Eliminasi
Klien mengeluh sering buang air kecil terutama pada malam hari
e. Pola Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidurnya terganggu karena seing terbangun pada malam hari
Kompetensi 2
Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan, Faktor Risiko,
NOC dan NIC
Diagnosa Keperawatan secara konsep pada 1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
pasien Diabetes melitus mengalami Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
ketidakstabilan gula darah . metabolik
Faktor Risiko:
MK : Risioko ketidakstabilan Glukosa Darah NIC:
 Manajemen Diare: Menatalaksanakan dan
Definisi : Risiko terjadi variasi kadar glukosa / menghilangkan gejala diare
gula darah dari rentang normal  Manajemen cairan: Meningkatkan keseimbangan cairan
dan mencegah komplikasi
Faktor Risiko :  Interpretasi data laboraotorium: Menganalisis secara
kritis data laboratorium untuk membantu mengambil
a. Tingkat perkembangan keputusan klinis
b. Asupan Diet  Manajemen Berat Badan: Memfasilitasi pemeliharaan
c. Pembantauan Glukosa darah yang BB pasien
Tidak adequat  Konseling Nutrisi: Menggunakan bantuan interaktif yang
d. Tidak menerima diagnosis berfokus pada modifikasi diet
e. Tidak mematuhi rencana  Manajemen nutrisi
penatalaksanaan/ rencana tindakan  Bantuan perawatan Diri:Makan
untuk diabetes NOC:
f. Kurangnya pengetahuan tentang  Selera makan: Keinginan untuk makan ketika sakit atau
rencana penatalaksanaan/ rencana sedang masa pengobatan
tindakan diabetes  Perilaku Kepatuhan:Diet: tindakan personal untuk
g. Penatalaksanaan medikasi/ mengikuti anjuran makanan dan cairan oleh ahli gizi
pengobatan
 Fungsi Gastrointestinal: Tingkat makanan
 Status nutrisi: Tingkat ketersediaan zat gizi untuk
h. Status kesehatan mental
memenuhi kebutuhan metabolik
i. Tingkat aktivtias fisik
 Perilaku menaikkan BB: Tindakan personal untuk
j. Status kesehatan fisik
menaikkan berat badan setelah terjadi penurunan
k. Kehamilan 2. Gangguan pola tidur
l. Periode pertumbuhan yang cepat Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
m. Stress eksternal.
n. Kenaikan berat badan NIC:
o. Penurunan berat badan  Manajemen Energi
 Manajemen Lingkungan
 Manajemen medikasi
NOC :  Terapi relaksasi
 Peningkatan tidur
1. Kadar Glukosa Darah :tingkat NOC:
pemeliharaan kadar glukosa darah  Tidur: mampu kembali pada pola sebelum sakit
di dalam plasma dan urine dalam 3. Gangguan kenyamanan
rentang normal Definisi: merasa kurang nyaman, lega dan sempurna dalam dimensi
2. Manajemen mandiri Diabetes : fisik, lingkungan, budaya dan spiritual/sosial.
Tindakan individu untuk manajemen NIC:
diabetes melitus dan mencegah  Pengurangan ansietas
penyaktit menjadi maakin parah  Teknik menenangkan
3. Pegetahuan manajemen Diabetes :  Manajemen dimensia
Tingkat pemahaman yang  Manajemen lingkungan
ditunjukkan mengenai diabetes
 Pemberian medikasi
 Manajemen nyeri
melitus dan pencegahan komplikasi.
 Pengaturan posisi
 Terapi relaksasi
 Peningkatan sisitem pendukung
NOC:
 Status kenyamanan: klien merasa senang dan aman
terhadap keseluruhan
 Pengendalian gejala: Minimalisirnya perubahan
menyimpang yang diterima.
Kompetensi 4
Identifikasi manifestasi klinis penyakit diabetes melitus

Tanda dan Gejala diabetes mellitus :


Keluhan khas :
1. Rasa haus berlebihan (polidipsi)
2. Sering kencing (poliuri)
3. Cepat lapar (polifagi)
4. Cepat kehilangan berat badan
Keluhan tidak khas :
1. Mudah lelah
2. Kesemutan pada jari tangan dan kaki
3. Gatal-gatal didaerah genital
4. Luka sukar sembuh
5. Penglihatan kabur
6. Keputihan
7. Bisul hilang timbul
8. Mudah mengantuk
9. Pruritus vulva pada wanita
NIC :

a. Manajemen Hiperglikemia
b. Manajemen Hipoglikemia
c. Surveilans
d. Penyuluhan Proses Penyakit
e. Penyuluhan Individual
f. Penyuluhan Program Dier
g. Penyuuhan Obat Resep
h. Penyuluhan Keterampilan
Psikomotor.

Vous aimerez peut-être aussi