Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MODUL A
Kompetensi yang
diharapkan
Pengertian Diabetes KONSEP DIABETES MELITUS
melitus
Etiologi Diabetes Melitus
Klasifikasi Diabetes
Melitus
Patofisologi
Manifestasi KOMPETENSI
Pemeriksaan Diagnostik Mahasiswa mampu :
Pengobatan Diabetes
Melitus 1. Mengidentifikasi pengertian diabetes melitus
Daftar Pustaka 2. Mengidentifikasi dan menjelaskan etiologi diabetes melitus
3. Mengidentifikasi klasifikasi Diabetes Melitus
4. Mengidentifikasi manifestasi penyakit diabetes melitus
5. Mengidentifikasi patoflow diabetes melitus
6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik
7. Mengidentifikasi pengobatan diabetes melitus
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus merupakan materi yang dipelajari dalam mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II pada Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem Endokrin. Ilmu Keperawatan medikal bedah ini membahas penerapan
ilmu dan teknologi keperawatan berfokus pada pemenuhan kebutuhan klien dewasa,
yang mengalami perubahan fisiologis yang disertai / tanpa gangguan pada sistem
endokrin.
IV. MATERI
a. Modul A Konsep Diabetes Melitus
b. Modul B Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
c. Modul C Perawatan Luka Gangren
d. Modul D Pemberian Insulin
e. Modul E Latihan Kaki Diabetik
V. SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Alexander MF., Fawcett JN. & Runciman PJ. (2000) Nursing practice, hospital and
home, the adult, (2nd Ed.), London; Churchill Livingstone.
2. Black JM. & Hawks JH. (2005). Medical surgical nursing; clinical management for
positive outcomes, 7th edition, volume 2, St. Louis; Elsevier Saunders.
3. Guyton AC. (1996). Human physiology. (mechanism of disease). (Petrus
Andrianto, Penerjemah). Philadelphia: WB. Saunders Company.(sumber asli
diterbitkan 1982).
4. Hudak & Gallo (1997). Critical care nursing : a holistik approach. (Ester M., Editor).
Philadelphia : J.B. Lippincott Company. (Sumber asli diterbitkan 1994).
5. Ignatavicius DD. & Workman ML. (2006). Medical surgical nursing : critical
thinking for collaborative care, fifth edition, Philadelphia; Elsevier Saunders.
6. Lewis, SM., Heitkemper, MM., & Dirkson, SR. (2000). Medical surgical nursing,
assesment and managemen of clinical problem. (5th Ed.), St Louis, Missouri
Mosby Inc.
7. Long, B.C. (1996). Essential of medical surgical nursing; a nursing process
approach. (YIAPK, Penerjemah). St. Louis; The C.V. Mosby Company. (Sumber
asli diterbitkan 1989).
8. Morton, PG., Fontaine, DK., Hudak, CM., & Gallo BM. (2005). Critical care nursing:
a holistic approach. (8th Ed.), Philadelphia: JB. Lipincott.
9. Smeltzer SC. & Bare BG. (2004). Brunner & suddarth’s textbook of medical
surgical nursing, 10th edition, Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins.
10. Long, Barbara C., (1992), Medical Surgical Nursing, Toronto, CV Mosby Company.
11. Luckman and Sorensen, (1993), Medical Surgical Nursing, A. Psychophysiologie
Approach. Tokyo : WB Saunders, Co.
12. R. Syamsuhidayat. Wim de Jong , (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Cetakan 1 :
Jakarta EGC.
13. Judith M. Wilkinson. Nancy R. Ahern, (2013), Buku Saku Diagnosis Keperawatan
(Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC) Edisi 9 : Jakarta, EGC.
Nurarif A.H, Kusuma H, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA (NIC-NOC), Edisi Revisi, Jilid 1 & 2 : Yogyakarta,
MediaAction Fublishing.
Kompetensi 1
Diabetes melitus mengambarkan peningkatan
Identifikasi pengertian Diabetes Melitus
kadar gula darah, yang dapat dideteksi dengan
pemerikasaan kadar gula darah sewaktu
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang
maupun puasa.
kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda
hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak
adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat
dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan
primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang
biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan
protein. ( Askandar, 2000).
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin
atau kedua-duanya (ADA, 2010).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan
sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh
sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh
terhadap insulin (Depkes, 2008).
Berdasarkan Perkeni tahun 2011 Diabetes Mellitus
adalah penyakit gangguan metabolisme yang bersifat
kronis dengan karakteristik hiperglikemia.
Jadi Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan
metabolik menahunakibat pankreas tidak cukup
memproduksi insulin atau tubuh tidak mampu
menggunakan insulin secara optimal.
Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa
diremeh untuk seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan
faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang
bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus karena sebab genetik
adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan. Dengan
memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah Anda akan
terhindar dari penyakit yang mengerikan ini.
Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi
terhadap hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan
lemak untuk menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu
untuk memproduksi insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan
organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak. Segera hindari makan
makanan yang tinggi kalori
Usia Yang Semakin Bertambah
Usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh
mulai mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada wanita
yang sudah mengalami monopause punya kecenderungan untuk lebih
tidak peka terhadap hormon insulin.
Kurangnya Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang
mengalami kegemukan dan melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung,
liver, ginjal dan juga pankreas. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30
menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.
Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan
sifatnya sangat komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah
terserang penyakit diabetes melitus. Jadilah orang yang berakal dan cerdas
dengan tidak menimbun racun dalam tubuh kita walaupun rokok dianggab bisa
memberikan kenikmatan. Kasihanilah tubuh Anda. Efek jangka panjang rokok
sungguh sangat mengerikan. Maka sangat sesuai sekali kalau agama sangat
membenci rokok karena memang lebih banyak kerusakannya ketimbang
manfaatnya.
Kehamilan
Pada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu
keseimbangan hormon insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh
menjadi resisten terhadap hormon insuline. Kondisi ini biasanya kembali normal
selah masa kehamilan atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi sangat
beriso terhadap bayi yang dilahirkan untuk kedepan punya potensi diabetes
melitus.
Ras
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk
terserang diabetes melitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh
lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60%
penderita berasal dari Asia.
2) DNA mitokondria.
a) Pankreatitis.
b) Tumor/ pankreatektomi.
c) Pankreatopati fibrokalkulus.
5) Endokrinopati.
a) Akromegali.
b) Sindroma Cushing.
c) Feokromositoma.
d) Hipertiroidisme.
1. Lakukan edukasi pasien: tentang DM, pentingnya mencapai kendali DM yang baik, perawatan kaki,
tentang tanda dan pengelolaan hipoglikemia, dan sebagainya
2. Perencanaan makan (clinical nutrition, nutrisi klinis)
a) Pasien yang obese harus berusaha menurunkan berat badan
b) Pasien yang obese harus menurunkan jumlah kalori yang disantap
c) Kandungan karbohidrat sebaiknya 60 - 70% kalori total
d) Kandungan lemak 20 - 25% kalori total
e) Kandungan lemak jenuh <10% kalori total
3. Perintahkan pasien untuk hidup aktif. Hal ini dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan
sensitivitas dan jumlah reseptor insulin, meningkatkan HDL-Kolesterol
a) Dianjurkan untuk latihan jasmani erobik atau isotonik, dilakukan 3 x seminggu, Renang, berjalan
dan bersepeda adalah terbaik
b) Latihan isometrik sebaiknya tidak dilakukan, karena berisiko lepasnya retina atau perdarahan
intraokuler
4. Tanda pengenal sebaiknya dipakai oleh semua pasien DM yang mendapat terapi obat hipoglikemik
(risiko hipoglikemia)
5. Pengelolaan hipoglikemia, yang terbaik adalah madu. Pasien sebaiknya membawa permen utnuk
sewaktu-waktu dimakan jika ada gejala hipoglikemia
6. Edukasi: pemeriksaan KG mandiri. Pemantauan tidak perlu dilakukan setiap
hari bagi pasien T2DM, cukup setiap minggu sekali,kecuali jika simtomatis sakit
ASKEP DIABETES
KONSEP DIABETES MELITUS
S MODUL B
1. Kompeten si
diharapka yang
2. Pengertia n KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES
melitus n Diabetes
Pengkajian 3. Etiologi Di
abetes Melitus MELITUS
Analisa Data 4. Klasifikasi
Diabetes
Diagnosa KeperawatanMelitus
5. Patofisolo
Intervensi keperawatan gi
6. Manifestas
i
7. Pemeriksa
an Diagnostik
8. PengobataKOMPETENSI
n Diabetes
Melitus Mahasiswa mampu :
9. Daftar Pus
taka
1. Mengidentifika
si Pengkajian Asuhan keperawatan DM
2. Menganalisa D ata untuk merumuskan masalah
3. Mengidentifika si Diagnosa Keperawatan pada pasien DM
4. Menyusun Rencana Keperawatan
5. Melakukan Evaluasi
Kompetensi 1
Pengkajian fokus secara teoritis, diambil dari Pengkajian Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes
berbagai sumber. Melitus
Apakah yang merupakan data fokus pada pasien dengan
Diabetes melitus ?
Sumber : Menurut (Doenges, 2000) pengkajian meliputi:
1. http//www. nidj9.blogspot.com 1. Aktivitas istirahat
2. http//www.Eprints.ums.ac.id
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus
3. https://www.scribd.com
4. https://www.ulil- otot menurun. Gangguan tidur/istirahat.
keperawatan.blogspot.ac.id
5. Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
dengan aktivitas. Letargi/disorientasi, koma. Penurunan
kekuatan otot.
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi; IM akut. Klaudikasi, kebas
dan kesemutan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki,
penyembuhan yang lama.
Tanda : Takikardia. Perubahan tekanan darah postural;
hipertensi. Nadi yang menurun atau tak ada. Distritmia.
Krekels; DVJ (GJK). Kulit panas, kering dan kemerahan;
bola mata cekung.
3. Integritas Ego
Gejala : Stres, tergantung pada orang lain. Masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas, peka rangsang.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa
nyeri terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru atau
berulang. Nyeri tekan abdomen.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning; poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat).
Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen keras,
adanya asitesis. Bising usus lemah dan menurun; hiperaktif
(diare).
5. Makanan/cairan
Gejala : Hilang nafsu makan. Mual atau muntah. Tidak
mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari atau minggu. Haus. Penggunaan diaretik
(tiazid).
Tanda : Kulit kering atau bersisik, turgor jelek. Kekakuan atau
distensi abdomen, muntah. Pembesaran iroid (peningkatan
kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah). Bau
halitosis atau manis, bau buah (napas aseton).
6. Neurosenseri
Gejala : Pusing atau pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas.
Kelemahan pada otot, parestesia. Gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor atau koma
(tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu); kacau
mental. Refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma).
Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang atau berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat
berhati-hati.
8. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi / ulserasi
9. Pernafasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanda
sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak).
Tanda : Demam, diaforesis. Menurunnya kekuatan umum /
rentang gerak. Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernafasan.
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Tanda : Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita.
11. Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga; DM, penyakit Jantung, Stroke,
Hipertensi, fenobarbital penyembuhan yang lambat. Penggunaan obat
seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin dan dapat meningatkan kadar
glukosa darah). Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 5,9
hari
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan
diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
PEMERIKSAAN FISIK
B1 (BREATH): Pernafasan cepat dan dalam, frekuensi meningkat,
nafas berbau aseton.
B2 (Blood): Takikardi,perubahan Td postural, nadi menurun, ulkus
pada kaki dan penyembuhan luka
B3 (Brain): pusing, merasa kesemutan, disorientasi, mengantuk,
latergi, stupor/koma, gangguan memori, reflek tendon menurun,
penurunan sensasi.
B4 (Bladder): Poliuria, nokturia, ISK, urine encer, oliguria/anuria,
glukosuria
B5 (Bowel): mual, muntah, anoreksia, penurunan BB, diare, bising
usus meningkat, polifagi, polidipsi.
B6 (Bone): kelemahan, sulit bergerak, kulit/membran mukosa
kering.
Kompetensi 2
Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan, Faktor Risiko,
NOC dan NIC
3. Resiko Cidera
Definisi: Rentan mengalami cidera fisik akibat kondisi
lingkunganyang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber
defensif individu yang dapat mengganggu kesehatan.
Eksternal : Agen nosokomial, gangguan fungsi kognitif,
psikomotor, hambatan fisik, hambatan sumber nutrisi,
moda transportasi tidak aman, pajanan kimia toksik,
pajanan patogen, tingkat imunisasi di komunitas
F
Internal : Disfungsi biokimia, disfungsi efektor, Disfungsi
a
imun, Disfungsi integritas sensoris, Gangguan mekanisme,
k
Gangguan orientasi afektif, Gangguan sensasi, Hipoksia
t
jaringan, Malnutrisi, Profil darah abnormal,Usia ekstrem.
o
NIC:
r
Dukungan perlindungan terhadap kekerasan
R Manajemen Alergi
i Manajemen Lingkungan keamanan
s Pencegahan jatuh
i Kewaspadaan lateks
k Restrain fisik
o Manajemen tekanan
: Identifikasi resiko
Pencegahan cedera olahraga
Surveilans keamanan
NOC:
Perlindungan terhadap kekerasan: perlindungan diri atau
oranglain yg bergantung dari kekerasan
Frekuensi terjatuh: jumlah kejadian jatuh sebelumnya
Pengendalian resiko: Tindakan individu untuk mencegah,
T ancaman kesehatan yang dimodifikasi
o Lingkungan yang aman: Pengaturan fisik untuk
i meminimlkan faktor lingkungan yang berbahaya
4. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Gangguan atau kerusakan pada epidermis dan atau dermis
Faktor Risiko:
Eksternal : zat kimia, ekskresi dan sekresi, usia ekstrem,
kelembapan, hipertermia, hipotermia, fokus mekanis
Internal : perubahan pigmentasi, perubahan turgor kulit,
faktor perkembangan, ketidakseimbangan nutrisi,
imunologis, gangguan sirkulasi, gangguan metabolik,
gangguan sensasi,
NIC:
Tirah baring
Perawatan inkontinensia alvi
Perawatan sirkulasi
Majemen nutrisi
Manajemen tekanan
Pencegahan dekubitus
Surveilans kulit
NOC:
Integritas jaringan kulit: Keutuhan struktur dan fungsi
fisiologis
Dampak imobilitas:psikologi
Pengendalian resiko: mengurangi ancaman
Perfusi jaringan:perifer: keadekuatan aliran darah melalui
pembulh kecil ekstremitas untuk mempertahankan fungsi
jaringan.
NIC :
a. Manajemen Hiperglikemia
b. Manajemen Hipoglikemia
c. Surveilans
d. Penyuluhan Proses Penyakit
e. Penyuluhan Individual
f. Penyuluhan Program Dier
g. Penyuuhan Obat Resep
h. Penyuluhan Keterampilan
Psikomotor.
Kompetensi 4
Identifikasi manifestasi klinis penyakit diabetes melitus
Keluhan khas :
1. Rasa haus berlebihan (polidipsi)
2. Sering kencing (poliuri)
3. Cepat lapar (polifagi)
4. Cepat kehilangan berat badan
Keluhan tidak khas :
1. Mudah lelah
2. Kesemutan pada jari tangan dan kaki
3. Gatal-gatal didaerah genital
4. Luka sukar sembuh
5. Penglihatan kabur
6. Keputihan
7. Bisul hilang timbul
8. Mudah mengantuk
9. Pruritus vulva pada wanita
OLAAN KASUS
MODUL C
Pengkajian
ANALISIS KASUS PASIEN DENGAN DIABETES
Analisa Data MELITUS
Diagnosa Keperawatan
Intervensi keperawatan
KOMPETENSI
Mahasiswa mampu :
Pengkajian :
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 40 tahun
JK :P
2. Anamnesis
a. Keluhan utama
Klien merasa tidak nyaman karena sudah dua minggu ini sering buang air kecil terutama pada malam
hari dan mengalami penurunan berat badan 2 kg dalam 1 bulan ini
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien merasa tidak nyaman karena sudah dua minggu ini sering buang air kecil terutama pada malam
hari, klien juga mengeluh sering minum, rasanya haus terus. Klien merasa terganggu tidurnya
karena harus sering terbangun. Berat badan klien dalam satu bulan ini turun 2 kg.
c. Riwayat penyakit dahulu
-
d. Pola Eliminasi
Klien mengeluh sering buang air kecil terutama pada malam hari
e. Pola Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidurnya terganggu karena seing terbangun pada malam hari
Kompetensi 2
Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan, Faktor Risiko,
NOC dan NIC
Diagnosa Keperawatan secara konsep pada 1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
pasien Diabetes melitus mengalami Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
ketidakstabilan gula darah . metabolik
Faktor Risiko:
MK : Risioko ketidakstabilan Glukosa Darah NIC:
Manajemen Diare: Menatalaksanakan dan
Definisi : Risiko terjadi variasi kadar glukosa / menghilangkan gejala diare
gula darah dari rentang normal Manajemen cairan: Meningkatkan keseimbangan cairan
dan mencegah komplikasi
Faktor Risiko : Interpretasi data laboraotorium: Menganalisis secara
kritis data laboratorium untuk membantu mengambil
a. Tingkat perkembangan keputusan klinis
b. Asupan Diet Manajemen Berat Badan: Memfasilitasi pemeliharaan
c. Pembantauan Glukosa darah yang BB pasien
Tidak adequat Konseling Nutrisi: Menggunakan bantuan interaktif yang
d. Tidak menerima diagnosis berfokus pada modifikasi diet
e. Tidak mematuhi rencana Manajemen nutrisi
penatalaksanaan/ rencana tindakan Bantuan perawatan Diri:Makan
untuk diabetes NOC:
f. Kurangnya pengetahuan tentang Selera makan: Keinginan untuk makan ketika sakit atau
rencana penatalaksanaan/ rencana sedang masa pengobatan
tindakan diabetes Perilaku Kepatuhan:Diet: tindakan personal untuk
g. Penatalaksanaan medikasi/ mengikuti anjuran makanan dan cairan oleh ahli gizi
pengobatan
Fungsi Gastrointestinal: Tingkat makanan
Status nutrisi: Tingkat ketersediaan zat gizi untuk
h. Status kesehatan mental
memenuhi kebutuhan metabolik
i. Tingkat aktivtias fisik
Perilaku menaikkan BB: Tindakan personal untuk
j. Status kesehatan fisik
menaikkan berat badan setelah terjadi penurunan
k. Kehamilan 2. Gangguan pola tidur
l. Periode pertumbuhan yang cepat Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
m. Stress eksternal.
n. Kenaikan berat badan NIC:
o. Penurunan berat badan Manajemen Energi
Manajemen Lingkungan
Manajemen medikasi
NOC : Terapi relaksasi
Peningkatan tidur
1. Kadar Glukosa Darah :tingkat NOC:
pemeliharaan kadar glukosa darah Tidur: mampu kembali pada pola sebelum sakit
di dalam plasma dan urine dalam 3. Gangguan kenyamanan
rentang normal Definisi: merasa kurang nyaman, lega dan sempurna dalam dimensi
2. Manajemen mandiri Diabetes : fisik, lingkungan, budaya dan spiritual/sosial.
Tindakan individu untuk manajemen NIC:
diabetes melitus dan mencegah Pengurangan ansietas
penyaktit menjadi maakin parah Teknik menenangkan
3. Pegetahuan manajemen Diabetes : Manajemen dimensia
Tingkat pemahaman yang Manajemen lingkungan
ditunjukkan mengenai diabetes
Pemberian medikasi
Manajemen nyeri
melitus dan pencegahan komplikasi.
Pengaturan posisi
Terapi relaksasi
Peningkatan sisitem pendukung
NOC:
Status kenyamanan: klien merasa senang dan aman
terhadap keseluruhan
Pengendalian gejala: Minimalisirnya perubahan
menyimpang yang diterima.
Kompetensi 4
Identifikasi manifestasi klinis penyakit diabetes melitus
a. Manajemen Hiperglikemia
b. Manajemen Hipoglikemia
c. Surveilans
d. Penyuluhan Proses Penyakit
e. Penyuluhan Individual
f. Penyuluhan Program Dier
g. Penyuuhan Obat Resep
h. Penyuluhan Keterampilan
Psikomotor.