Vous êtes sur la page 1sur 51

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Akhir Praktik Keperawatan Komunitas Ini Telah Disetujui Oleh


Dosen Pembimbing Keperawatan Komunitas Pada hari
____________________________________

Pembimbing Keperawatan Komunitas Koordinator Keperawatan Komunitas

Dr. Fery Agusman MM, M.Kep,Sp.Kom Ns. Ni Nyoman M.A, S.Kep. M.Kep.
NIP 19738101999121058 NIP 198111272006042099

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2017

1|Page
KATA PENGANTAR

Segala puji ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat dan rahmatNya,

sehingga kami telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas keperawatan komunitas ini

sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas praktik keperawatan komunitas prgram studi profesi

ners serta untuk menambah wawasan dan keterampilan dibidang keperawatan komunitas.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tugas keperawatan komunitas secara langsung dan

tidak langsung kami telah mendapat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Kepala Puskesmas beserta staf dan bu Listiyaningsih selaku pembimbing Keperawatan

Komunitas di Puskesmas kedung mundu, yang telah membimbing dan memberikan

kesempatan kami untuk Praktek Keperawatan Komunitas di Wilayah Kerja Puskesmas

Kedung Mundu.

2. Kepala Kelurahan Sendangguwo, yang telah memberikan izin untuk melakukan praktek

Keperawatan Komunitas di RW 9 Kelurahan sendangguwo kecamatan Tembalang Kota

Semarang.

3. Dr. Fery Agusman MM, M.Kep, Sp.Kom. selaku ketua STIKES Karya Husada Semarang

4. Ibu Ns. Ni Nyoman M.A, S.Kep, M.Si. Med. selaku koordinator keperawatan komunitas

yang telah sabar dan meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan,

dorongan, ilmu dan nasehat yang sangat berharga guna penyusunan tugas keperawatan

komunitas ini.

5. Ns. Witri Hastuti, S.Kep, M.Kep. ketua tim penanggung jawab kegiatan pengabdian

masyarakat sekaligus sebagai pemberi materi dalam kegiatan penyuluhan hipertensi yang

2|Page
telah sabar dan meluangkan waktu, tenaga, ilmu dan nasehat yang sangat berharga bagi

kegiatan keperawatan komunitas ini.

6. Ns. Dwi Kustriyanti, S.Kep. M.Kep, Ns. Indah Wulaningsih, S.Kep, M.Kep selaku tim

penanggung jawab kegiatan pengabdian masyarakat yang telah meluangkan waktu untuk

memberi bimbingan, dorongan, ilmu dan nasehat bagi kegiatan keperawatan komunitas ini.

7. Ketua RW dan RT serta para Kader di Kelurahan Sendangguwo, yang telah membantu

jalannya kegiatan Praktek Komunitas.

8. Warga RW 09 Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang, yang telah

membantu dan meluangkan waktu dalam pemberian asuhan keperawatan komunitas.

9. Bapak Ibu tercinta dan seluruh keluarga besar dengan kasih sayang dan segala

pengorbanannya yang telah memberikan doa serta dukungan baik moril maupun materil.

10. Teman-teman seperjuangan di praktik keperawatan komunitas kelompok Hipertensi atas

kerja samanya dalam menyelesaikan tugas keperawatan komunitas ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas keperawatan komunitas ini tidak lepas dari

kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan, sehingga tugas keperawatan komunitas ini bisa disusun mendekati sempurna.

Semarang, 06 Mei 2017

Kelompok Hipertensi.

3|Page
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................4
ABSTRAK.......................................................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................7
B. Tujuan Praktik Keperawatan Komunitas..............................................................................8
C. Manfaat Laporan...................................................................................................................9
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pelayanan Kesehatan Utama...............................................................................................10
B. Konsep Keperawatan Komunitas........................................................................................11
C. Peranan Pelaksanaan Keperawatan (provider of nursing care)..........................................14
D. Asuhan Keperawatan Komunitas.......................................................................................16
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN...................................................................................................................19
B. ANALISA DATA................................................................................................................25
C. NCP (NURSING CARE PLANNING)..............................................................................13
D. PRIORITAS MASALAH...................................................................................................18
E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS............................................20
F. POA (Plan Of Action).........................................................................................................27
G. EVALUASI.........................................................................................................................29
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gangguan Fungsi Kognitif.................................................................................................33
B. Kegiatan Posyandu Lansia..................................................................................................34
C. Penyuluhan dan Pembentukan Kader Peduli Hipertensi....................................................35
D. Senam Anti Stroke..............................................................................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN...................................................................................................................38
B. SARAN...............................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................41
Lampiran 1 TIME SCHEDULE....................................................................................................42
Lampiran 2 TABULASI DATA.....................................................................................................43
Lampiran 3 DOKUMENTASI KEGIATAN..................................................................................44
Lampiran 4 MATERI.....................................................................................................................45

4|Page
ABSTRAK

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan suatu bidang dalam perawatan yang merupakan
perpaduan antara perawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan dan peran serta
masyarakat. (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989). Keperawatan komunitas
merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang didasari oleh ilmu keperawatan yang
memberikan pelayanan pada individu, keluarga, dan masyarakat dengan menggunakan keluarga
sebagai unit pelayanan dan komunitas sebagai target pelayanan dengan fokus pada upaya
promotif dan preventif. Dalam praktek komunitas digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan
keluarga dan pendekatan masyarakat. Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-
masing mahasiswa membina keluarga binaan di wilayah yang telah di tentukan. Pendekatan
masyarakat dilakukan dengan bekerja sama dengan tokoh masyarakat, ketua RW, ketua RT, dan
Kader kesehatan.
Tujuan praktik keperawatan komunitas ini adalah menerapkan konsep keperawatan guna
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan
yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki, terutama di RW 09 Keluarahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Berdasarkan pengkajian yang telah kami lakukan, diperoleh masalah ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan. Intervensi yang telah dilaksanakan adalah penyuluhan dan
pembentukan kelompok peduli hipertensi serta pelatihan pengukuran tekanan darah kepada kader
di RW 09 Keluarahn Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Selain itu diberikan
terapi senam anti stroke untuk melancarkan peredaran darah pasien hipertensi maupun stroke
ringan.
Kesimpulan : Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%),
penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme warga terhadap
berbagai kegiatan yang direncanakan.
Rencana tindak lanjutnya:1). diharapkan bagi keluarga yang sudah diajarkan senam anti stroke
untuk terus melakukan senam anti stroke kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi dan
stroke. 2). Di harapkan bagi pasien Hipertensi dan stroke yang telah di ajarkan senam anti
stroke agar dapat melakukan senam stroke secara terus menerus. 3).Diharapkan kepada
kelompok peduli yang telah mengikuti penyuluhan kesehatan mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sehingga dapat menjadi ujung tombak
kelompok dan sebagai motor pembinaan kesehatan yang terdapat di masyarakat, sehingga dapat
membantu peningkatan derajat kesehatan khusnya pada penyakit Hipertensi.

Kata Kunci: Komunitas, Penyakit Hipertensi

5|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah dinyatakan bahwa tujuan
pembangunan nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk,
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dan tujuan nasional. (Depkes RI:1992)
Memasuki abad 21 bidang keperawatan di indonesia telah menetapkan
paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan. Dalam rapat kerja kesehatan
Nasional 1999 telah di sepakati visi pembangunan bidang kesehatan adalah indonesia
sehat 2010. Penerapan paradigma pembangunan kesehatan baru yaitu para digma sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat produktif.
Menurut undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992, maka pasal 5 di
sebutkan bahwa setiap orang berkewajiban untuk turut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Untuk menindak
lanjutkan hal tersebut, maka masyarakat diharapkan peran sertanya yang terus menerus
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan cara meningkatakan
kesehatan secara mandiri dan berkesinambungan.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan suatu bidang dalam perawatan yang
merupakan perpaduan antara perawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan dan
peran serta masyarakat. (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989).
Keperawatan komunitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang
didasari oleh ilmu keperawatan yang memberikan pelayanan pada individu, keluaga, dan
masyarakat dengan menggunakan keluarga sebagai unit pelayanan dan komunitas sebagai
target pelayanan dengan fokus pada upaya promotif dan preventif.
Berkaitan dengan pengabdian masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan
dan untuk mempersiapkan tenaga perawatan yang profesional, maka program studi
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang melaksanakan
kegiatan praktek keperawatan komunitas di RW 09 Keluarahan Senadangguwo
Kecamatan tembalang Kota semarang mulai tanggal 03 April samapai 06 Mei 2017.
Dalam praktek komunitas digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan keluarga
dan pendekatan masyarakat. Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-masing

6|Page
mahasiswa membina keluarga binaan di wilayah yang telah di tentukan. Pendekatan
masyarakat dilakukan dengan bekerja sama dengan tokoh masyarakat, ketua RW, ketua
RT, Kader kesehatan dan mahasiswa praktek komunitas di Kelurahan Sendangguwo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

B. Tujuan Praktik Keperawatan Komunitas


1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperawatan guna meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, terutama
di wilayah desa Sendangguwo RW 09 Kecamatan Kedung Mundu Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan praktek keperawatan komunitas, tujuan yang ingin di capai
adalah :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan
b. Menetapkan masalah dan merumuskan alternatif pemecah masalah
c. Menanggulangi masalah keperawatan dan penilaian hasil kegiatan dalam
memecahkan masalah keperawatan
d. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan self
care individu dan keluarga
e. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan pada masyarakat
f. Tertanganinya kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh keluarga
bersama mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah RW
09 keluarahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang kota Semarang.
h. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas mata ajar keperawatan komunitas

C. Manfaat Laporan
Laporan ini dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Kedung Mundu Semarang.
Memberikan gambaran demografis, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan
perumahan, pendidikan, keselamatan, dan permasalahan kesehatan yang ada serta
pelayanan sosial atau kegiatan sosial kemasyarakatan
2. Puskesmas

7|Page
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan
serta sosial kemasyarakatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kedung Mundu
Semarang
3. Mahasiswa atau Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok,dan komunitas khususnya di wilayah kerja
Puskesmas Kedung Mundu Semarang.
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Memberikan suatu wacana tentang kegiatan keluarga binaan sebagai salah satu target
praktek keperawatan komunitas, serta mendorong penelitian tentang seberapa jauh
aktifitas kegiatan keluarga binaan terhadap penyelesaian masalah kegiatan yang ada
di masyarakat

8|Page
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama


Pelayanan kesehatan utama mengubah penekanan pada pelayanan kesehatan dan
kebutuhan masyarakat sendiri yaitu dengan memberikan penguatan dan penghargaan atas
kemampuan mereka dalam menata kehiduapan mereka sendiri. Meskipun rumah sakit
dan pusat kesehatan akan sangat di perlukan oleh orang- orang yang berupaya untuk
hidup lebih sehat, pelayanaan kesehatan utama di landasi oleh prinsip bahwa sehat di
mulai dari tempat tinggal dan lingkungan kerja mereka sendiri yaitu rumah, sekolah,
masyarakat, dan tempat kerja.
Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah:
1. Mendorong parsitipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep dasar dan tehnik self care pada masyarakat.
4. Memberikan bimbingan pada petugas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.
Sasaran pelayanan kesehatan utama adalah individu,keluarga,kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu
masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat
merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada delapan unsur
utama pelayanan kesehatan yaitu: peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan
mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak
termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang baik,
imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang
cepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi pelayanan
kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan tekhnologi tepat guna
(menggunakan sarana atau fasilitas yang ada di dalam masyarakat itu sendiri), berfokus

9|Page
pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam pelayanan kesehatan
utama meliputi: pendidikan kesehatan terhadap kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya, imunisasi, KIA, KB, perbaikan
gizi, pencegahan penyakit menular,pengadaan obat esensial, sanitasi dan pengadaan air
bersih.
Hubungan konsep pelayanan kesehatan utama dan komunitas adalah untuk
melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan di
tingkat rumah tangga(individu/ keluarga), tingkat masyarakat ( pemimpin /tokoh
masyarakat), tingkat rujukan pertama( rumah sakit tipe A dan B) serta menyelelnggarakan
kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat.
Peran serta masyarakat di perluka dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan
obyek di harapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagaian ahir tujuan pelayanan kesehatan utama di harapkan masyarak
mampu mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat dimana mereka
tinggal.

B. Konsep Keperawatan Komunitas


Menurut Koentjaraningrat (2001), komunitas adalah sekumpulan manusia yang
saling bergaul atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Sedangkan menurut Logan dan
Dawkin (2007) menuliskan bahwa pengertian keperawatan komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional yang di tunjukan pada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakut dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan melibatkan lain sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pernyataan ini menurut
Soerjono Soekamto (2002) komunitas adalah menunjukan pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah(dalam arti geografis) dalam batas- batas tertentu,
dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-
anggotanya, di bandingkan dengan produk di luar batas wilayah. Adapun menurut WHO
(1974) komunitas adalah kelompok sosial yang di tentukan oleh batas wilayah, nilai- nilai

10 | P a g e
keyakinan dan minat yang sama serta saling ,mengenal dan interaksi antar anggota
masyarakat.
Keperawat komunitas sebagai salah satu bentuk pelayananan kesehatan utama
yang di tunjukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau landasan
teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Salah
satunya adalah konsep menurut (Chistine Ibrahim, 1986) keperawatan di karakteristikan
oleh empat konsep pokok, yaitu meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan
keperawatan. Paradigma keperawatan ini menggambarkan hubungan teori- teori yang
membentuk suasana yang mengatur teori- teori itu berhubungan satu dengan yang lain
sehingga menimbulkan hal- hal yang perlu di selidiki menurut Christine Ibrahim, 1986).
Model teori newman menekankan pada pendekatan secara menyeluruh untuk
mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Model ini pada dasarnya menjelaskan tentang
pengaruh lingkungan, masalah kesehatan yang timbul akibat besarnya stressor dan reaksi
masyarakat, pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dari arti sebenarnya terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini
mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya penyakit
mengkaji kegiatan- kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang di lakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan di temukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dan intervensi yang tepat,
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah
terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan
pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya tetapi
juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dan
ketidakmampuannya.
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adal individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun yang sakit yang

11 | P a g e
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan (Nasrul Efendi, (1998).
Sasaran itu terdiri dari:
a. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila anggota keluarga
tersebut memiliki masalah kesehatan atau keperawatan karena
ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik
mental amupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Terdiri atas kepala
keluarga anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi,
satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
satu atau beberapa anggota mempunyai masalah kesehatan atau
keperawatan, maka akan terpengaruh terhadap anggota- anggota keluarga
yang lain, dan keluarga yang ada di sekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan termasuk di antaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
perkembangan dan pertumbuhan seperti: ibu hamil, bayi baru lahir,
anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah:
penderita penyakit menular seperti: TBC, AIDS, penyakit kelamin dan
lainnya. Penderita yang menderita penyakit yang tidak menular
seperti: DM, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan
lainnya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit di antaranya:
WTS, pengguna narkoba, pekerja tertentu dan lainnya.
4) Lembaga sosial, perawatan rehabilitasi, diantaranya adalah: panti
werda, panti asuhan, pusat rehabilitasi(cacat fisik, mental, sosial dan
lainnya) penitipan anak balita.
5) Tingkat komunitas

12 | P a g e
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga di
lihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini di berikan
untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada
tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas di berikan dengan
memandang komunitas sebagai klien.

C. Peranan Pelaksanaan Keperawatan (provider of nursing care)


Banyak peran yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat di
antaranya adalah:
1. Sebagai pendidik ( Health Education)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
baik dirumah,puskesmas,dan dimasyarakat secara terorganisir dalam rangka
menanamkan prilaku sehat sehingga terjadi perubahan prilaku sesuai dengan
yang di harapkan dalam mencapai kesehatan yang optimal.
2. Sebagai pengamat kesehatan ( Health Monitor)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan- perubahan yang terjadi pada
individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak pada status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan- pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
3. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Koordinator Observer)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama tim lainnya
sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan
demikian pelayanan kesehatan yang di berikan merupakan suatu kegiatan
yang menyeluruh dan tidak terpisah- pisah antara yang satu dengan yang
lainnya.
4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharuan
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam
merubah prilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
5. Pengorganisasian Pelayanan Kesehatan (Organisator)

13 | P a g e
Perawat kesehatan masyarakat dapat berpera serta dalam memberikan
motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya; kegiatan posyandu
dan nasehat mulai dari tahap perencanaan pelaksanan sampai dengan tahap
penilaian,sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan
pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
6. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawatan kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat di tiru dan di contoh oleh
masyarakat.
7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
Perawatan kesehatan masyarakat harus dapat di jadikan tempat bertanya oleh
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memecahkan sebagian
permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang di hadapi sehari-
hari. Dan perawat kesehatan di harapkan dapat membatu memberikan jalan
keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperwatan yang mereka
hadapi.
8. Sebagai Pengelola (Manager)
Perawat kesehatan masyarakat di harapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas
dan tanggung jawab yang di bebankan kepadanya.

D. Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat melalui pendekatan sosial dan langkah- langkah
sebagai berikut:
a. Pengenalan masyarakat
1) Pendekatan terhadap tokoh- tokoh masyarakat formalider (camat,
kepala desa, dll) informalider (tokoh masyarakat, tokoh agama,
dll).
2) Mengenal struktur pemerintahan desa
3) Mengenal organisasi sosial masyarakat(PKK, karang taruna, dll)

14 | P a g e
4) Pemetaan wilayah binaan
b. Pengumpulan Data
Pengenalan masalah di lakukan dengan melalui pengumpulan
data( survey) atau yang lebih di kenal dengan survey mawas diri dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data, contoh: wawancara,
observasi, study dokumentasi dan pemeriksaan fisik terhadap masyarakat
serta pihak yang terkait, meliputi: melalui keadaan geografis, demografis,
data kultural, data kesehatan, sarana dan prasarana.
c. Pengelolaan Data
Data yang sudah terkumpul dan di teliti kembali validitas dan
rehabilitasnya dengan langkah sebagai berikut: editing, coding, klasifikasi,
tabulasi, analisa data, perumusan masalah, prioritas masalah.
2. Perumusan Masalah
Dari hasil pengelolaan data masalah akan muncul dengan merumuskan masalah
yang ada.

3. Perencanaan
Setelah data di olah dan di ketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang di
hadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan faktor sebagai berikut:
a. Tujuan yang ingin di capai
b. Kelompok sasaran
c. Jangka waktu
d. Target yang ingin di capai
e. Sumber-sumber yang tersedia dimasyarakat
f. Biaya
g. Kelompok kerja kesehatan
4. Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun, maka kegiatan selanjutnya adalah kegiatan untuk
menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan dan yang ditemukan pada
tingkat individu, kelompok, dan masyarakat, melalui kegiatan- kegiatan: home,
visite/ home nursing, bimbingan dan penyuluhan kesehatan, mendidik dalam
pelaksanaan perawatan dasar, menemukan kasus secara dini dan melaksanakan
rujukan dan tindak lanjut pembinaan kasus, mengadakan pendidikan dan pelatihan
kader kesehatan, mengorganisir dalam menanggulangi masalah kesehatan dan
keperawatan, mendorong partisipasi aktif masyarakat, memanfaatkan posyandu,
polindes.

15 | P a g e
5. Penilaian Pemantauan
Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana
keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah di buat, apakah telah
mencapai hasil yang maksimal atau belum sesuai dengan kriteria dan standar yang
telah di tetapkan. Penilaian dan pemantauan dapat di laksanakan:
a. Selama pelaksanaan kegiatan (penilaian formatif)
b. Setelah pelaksanaan kegiatan (penilaian sumatif)
Penilaian dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang
perencanaan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan dan kesehatan
masyarakat yang telah di susun mencapai sasaran atau tidak, dan penting juga
untuk pengembangan perencanaan selanjutnya, termasuk perluasan kegiatan
dari segi kualitatif (kualitas kegiatan) apabila kegiatan tersebut mendatangkan
manfaat yang besar bagi masyarakat dan perluasan kegiatan bila di lihat dari
segi kuantitatif (penambahan jumlah kegiatan) bila kegiatan tersebut perlu
untuk ditambah, setelah melihat hasil-hasil yang telah dicapai.

16 | P a g e
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10-13 juli 2017
1. Jumlah Penduduk
Data Distribusi Jumlah penduduk menurut usia di Wilayah kerja RW 06 RT 01-12
Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang, Pengkajian dilakukan selama 3
hari di RW 06 RT 01-12 Kel. Gayamsari Kec. Gayamsari Semarang.
Hasil Tabulasi Jumlah penduduk menurut usia di RW 06 RT 01-12 Kel. Gayamsari
Kec. Gayamsari Semarang di dapatkan hasil sebagai berikut :
Frequencies
Penduduk Frekuensi Persentase
ANAK 398 18%
REMAJA 459 20%
DEWASA 753 33%
LANSIA 644 29%
JUMLAH 2254 100%

Diagram 3.1
Data di atas menunjukkan bahwa 100% dari jumlah total kerja RW 06 RT 01-12
Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang, didapatkan data bahwa jumlah

17 | P a g e
penduduk terbanyak usia dewasa 753 atau 33 % sedangkan yang terendah jumlah
penduduk usia Anak 398 atau 18%.
2. Jenis Penyakit
Data Distribusi berdasarkan Jenis Penyakit, di Wilayah kerja RW 06 RT 01-12
Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang. Total populasi Jumlah RW 06
RT 01-12 Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang yakni sebanyak 638
orang yang berhasil dikaji.
Frequencies
DM 952 42,24%
HIPERTENSI 987 43,79%
IBU HAMIL RESTI 315 13,98%

Diagram 3.2
Dari hasil pengkajian, 100% dari jumlah jenis penyakit yang terdapat di Wilayah
kerja RW 06 RT 01-12 Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang.
Didapatkan data bahwa jumlah terbanyak yang penderita di dominasi penyakit hipertensi
sebanyak 987 atau 44%, urutan kedua Penyakit DM sebanyak 952 atau 42%, dan urutan
terakhir Ibu hamil sebanyak 315 atau 13%.

3. Aktivitas Lansia
Data Distribusi Aktivitas Lansia, di Wilayah kerja RW 06 RT 01-12 Kelurahan
Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang, Total populasi Jumlah RW 06 RT 01-12
Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang yakni sebanyak 638 orang yang
berhasil dikaji.
Frequencies

18 | P a g e
Aktivitas lansia Frekuensi Persentase
BEKERJA 355 55%
MENGANGGUR 155 24%
LAIN-LAIN 134 21%
JUMLAH 644 100%

Diagram 3.3
Data diatas menunjukan bahwa 100% dari jumlah total Aktvitas Lansia didapatkan di
wilayah kerja RW 09 RT 01-19 Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang
Semarang.bahwa Lansia yang beraktivitas sebanyak 355 atau 55%, sedangkan Lansia
yang menggur sebanyak 155 atau24 % dan yang lain-lain sebanyak 134 atau 21%.

4. Hipertensi
a. Pengetahuan
Data Distribusi Frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan tentang tekanan darah
tinggi di wilayah kerja RW 06 RT 01-12 Kelurahan Gayamsari, Kecamatan
Gayamsari Semarang, Jumlah responden yakni 35 responden yang berhasil dikaji.
Pengkajian dilakukan selama 2 hari RW 06 RT 01-12 Kelurahan Gayamsari,
Kecamatan Gayamsari Semarang.
Frequencies

19 | P a g e
pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 307 48.1 48.1 48.1
kurang baik 331 51.9 51.9 100.0
Total 638 100.0 100.0

Diagram 3.4
Data diatas menunjukan bahwa dari 100% dari jumlah total Pasien Hipertensi di
wilayah kerja RW 06 RT 01-12 Kelurahan Gayamsari didapatkan data bahwa Pasien
Hipertensi yang pengetahuan baik yakni sebanyak 307 atau 48%, sedangkan pasien
hipertensi yang pengetahuan kurang baik yakni sebanyak 331 atau 52 %.

b. Sikap
Data Distribusi Menurut Frekuensi berdasarkan sikap tentang tekanan darah tinggi di
wilayah kerja RW 06 RT 01-12 Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang,
Jumlah responden yakni 35 responden yang berhasil dikaji. Pengkajian dilakukan selama
2 hari RW 06 RT 01-12 Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang.
Frequencies

20 | P a g e
sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 332 52.0 52.0 52.0
kurang baik 306 48.0 48.0 100.0
Total 638 100.0 100.0

Diagram 3.5
Data diatas menunjukan bahwa dari 100% dari jumlah total Pasien Hipertensi di
wilayah kerja RW 09 RT 01-19 Kelurahan Sendangguwo didapatkan data bahwa Pasien
Hipertensi yang bersikap baik yakni sebanyak 332 atau 48%, sedangkan pasien
hipertensi yang pbersikap kurang baik yakni sebanyak 306 atau 52 %.

c. Tindakan
Data Distribusi Menurut Frekuensi berdasarkan tindakan tentang tekanan darah tinggi
di wilayah kerja RW 09 RT 01-19 Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang
Semarang, Jumlah responden yakni 35 responden yang berhasil dikaji. Pengkajian
dilakukan selama 2 hari RW 09 RT 01-19 Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan
Tembalang Semarang.
Frequencies
tindakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 326 51.1 51.1 51.1
kurang baik 312 48.9 48.9 100.0

21 | P a g e
Diagram 3.6
Data diatas menunjukan bahwa dari 100% dari jumlah total Pasien Hipertensi di
wilayah kerja RW 09 RT 01-19 Kelurahan Sendangguwo didapatkan data bahwa Pasien
Hipertensi yang tindakan dalam kategori baik yakni sebanyak 326 atau 48%,
sedangkan pasien hipertensi yang tindakan dalam kategori kurang baik yakni sebanyak
312 atau 52 %.

B. ANALISA DATA
Data Masalah

22 | P a g e
DS:
 Warga mengatakan penyakit hipertensi yang dialami adalah karena Ketidakefektifan
gaya hidup, yang meliputi pola makan, kurang olah raga dan stress. pemeliharaan
 Sebagian besar warga mengatakan mereka tidak rutin melakukan kesehatan
pemeriksaan tekanan darah. berhubungan
 Sebagian besar warga mengatakan mereka tidak melakukan olahraga.
dengan pola
hidup
DO:
masyarakat yang
 Faktor penyebab penyakit Hipertensi, yang tertinggi disebabkan
kurang baik
karena keturunan sebanyak 50%.
 Presentasi terbanyak warga yang melakukan pemeriksaan TD terakhir
adalah lebih dari 1 bulan yang lalu yaitu sebesar 35%.
 Presentasi terbanyak warga yang tidak pernah berolahraga sebanyak
45 %

DS: Perilaku
 Warga mengatakan penyakit hipertensi yang dialami adalah riwayat kesehatan
keturunan cenderung
 Warga mengatakan kebanyakan mereka mengeluh nyeri tengkuk,sakit beresiko
kepala dan pusing pada saat tekanan darah naik. berhubungan
dengan kurang
DO: pengetahuan
 Pengetahuan Penyakit hipertensi yang pengetahuan baik sebanyak masyarakat
307 atau 48%, sedangkan pasien hipertensi yang pengetahuan kurang tentang penyakit,
baik yakni sebanyak 331 atau 52 %. Sedangkan yang bersikap baik pencegahan dan
sebanyak 332 atau 48%, sedangkan pasien hipertensi yang pbersikap pengobatan
kurang baik yakni sebanyak 306 atau 52 %. Dan yang tindakan dalam hipertensi
kategori baik sebanyak 326 atau 48%, sedangkan pasien hipertensi
yang tindakan dalam kategori kurang baik yakni sebanyak 312 atau 52
%.
 Warga yang mengeluh nyeri tengkuk, sakit kepala, dan pusing pada
saat tekanan darah naik adalah sebanyak 70% .
DS: Resiko Terjadi

23 | P a g e
 Kurangnya pengetahuan warga RW 09 tentang kesehatan lingkungan. penyakit akibat
 Kurang motivasi warga RW 09 memelihara ling kungan yang sehat lingkungan yang
kurang sehat

DO: (ISPA, Peny

Terpaparnya lingkungan yang tidak sehat yang dimanifestasikan kulit, Diare).


dengan:
 Sampah berserakan (10,5 %)
 Udara berbau taksedap (10,2%)
 Adanya genangan air (5,3 %)
 Got terbuka (16,3 %)
 Got tersumbat banyak sampah (10,5%)

Kurang terawatnya TOGA yang ada dan jumlah yang sedikit

24 | P a g e
C. NCP (NURSING CARE PLANNING)
DIAGNOSA
DATA KEPERAWATAN NOC NIC
KODE DIAGNOSIS KODE HASIL KODE INTERVENSI
DS: 00099 Ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi primer
 Warga mengatakan pemeliharaan 1823 Pengetahuan, 5510 Pendidikan kesehatan
penyakit hipertensi yang kesehatan promosi kesehatan Memfasilitasi
dialami adalah karena gaya berhubungan 1805 Pengetahuan, 5520 pembelajaran
hidup, yang meliputi pola dengan pola perilaku sehat Pengajaran
makan, kurang olah raga hidup masyarakat 1855 Penegtahuan, gaya 5604 kelompok.
dan stress. yang kurang baik hidup sehat Pengajaran
5618 prosedur/tindakan

13 | P a g e
 Sebagian besar warga Prevensi sekunder Prevensi sekunder
mengatakan mereka tidak 1600 Kepatuhan perilaku 4350 Manajemen perilaku
rutin melakukan 1602 Perilaku promosi 4360 Modifikasi perilaku
pemeriksaan tekanan kesehatan 7400 Panduan sistem
darah. 1606 Partisipasi dalam kesehatan.
 Sebagian besar warga pengambilan 7620 Pengontrolan berkala
mengatakan mereka tidak keputusan 7890 Transportasi antar
melakukan olahraga. perawatan kesehatan fasilitas kesehatan
1608 Kontrol gejala 6520 Striming kesehatan
1908 Deteksi faktor
DO: resiko
 Faktor penyebab penyakit 2808 Efektifitas program
Hipertensi, yang tertinggi komunitas
disebabkan karena 2802 Kontrol resiko
keturunan sebanyak 50%. komunitas:penyakit

14 | P a g e
 Presentasi terbanyak warga Prevensi Tersier Prevensi Tersier
yang melakukan 221108 Penggunaan sumber 8500 Pengembangan
pemeriksaan TD terakhir yang ada di kesehatan
adalah lebih dari 1 bulan komunitas masyarakat.
yang lalu yaitu sebesar 8700 Pengembangan
45%. program.
 Presentasi terbanyak warga
yang tidak pernah
berolahraga sebanyak 55
%
DS: 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
 Warga mengatakan kesehatan 1844 Pengetahuan 5510 Pendidikan
penyakit hipertensi yang cenderung manajemen sakit kesehatan.
dialami adalah riwayat beresiko akut. 5520 Memfasilitasi
keturunan berhubungan 1803 Pengetahuan proses pembelajaran
 Warga dengan kurang penyakit 5604 Pengajaran
mengatakankebanyakan pengetahuan 1823 Pengetahuan kelompok.
mereka mengeluh nyeri masyarakat promosi kesehatan. 5618 Pengajaran
tengkuk,sakit kepala dan tentang penyakit, prosedur/tindakan.
pusing pada saat tekanan pencegahan dan 1855 Pengetahuan gaya 7320 Manajemen kasus
darah naik. hidup sehat

15 | P a g e
pengobatan Prevensi sekunder Prevensi sekunder
hipertensi 1600 Kepatuhan perilaku 4350 Manajemen perilaku
DO:
1602 Perilaku promosi 4360 Modifikasi perilaku
 Pengetahuan Penyakit
kesehatan 7400 Panduan sistem
hipertensi yang
1606 Partisipasi dalam kesehatan
pengetahuan baik
pengambilan 7560 Fasilitasi kunjungan
sebanyak 307 atau 48%,
keputusan rumah
sedangkan pasien
perawatan
hipertensi yang
kesehatan.
pengetahuan kurang baik
yakni sebanyak 331 atau
52 %. Sedangkan yang
bersikap baik sebanyak
332 atau 48%, sedangkan
pasien hipertensi yang
pbersikap kurang baik
yakni sebanyak 306 atau
52 %. Dan yang tindakan
dalam kategori baik
sebanyak 326 atau 48%,
sedangkan pasien
hipertensi yang tindakan
dalam kategori kurang
baik yakni sebanyak 312
16 | P a g e
DS: Resiko Terjadi Pengetahuan Pendidikan
 Kurangnya pengetahuan penyakit akibat bertambah tentang kesehantan tentang
warga RW 09 tentang lingkungan yang lingkungan yang lingkungan yang
kesehatan lingkungan. kurang sehat bersih dan sehat sehat
 Kurang motivasi warga (ISPA, Peny
RW 09 memelihara ling kulit, Diare). Terciptanya got Penyebaran leaflet
kungan yang sehat yang bersih dan dan poster tentang

DO: tidak berbau serta penyakit infeksi

Terpaparnya lingkungan tidak tersumbat

yang tidak sehat yang


dimanifestasikan dengan: Pembuangan Lakukan kerja bakti

 Sampah berserakan sampah sesuai untuk meningkatkan

(10,5 %) jenisnya (organic kebersihan


 Udara berbau taksedap dan anorganik) lingkungan
(10,2%)
 Adanya genangan air
Motivasi warga
(5,3 %)
untuk peduli akan
 Got terbuka (16,3 %)
 Got tersumbat banyak sampah
sampah (10,5%)

Kurang terawatnya TOGA


yang ada dan jumlah yang
sedikit

17 | P a g e
D. PRIORITAS MASALAH
KRITERIA PENAPISAN JUMLAH

Potensi untuk pendidikan

Relevan dengan program

Tersedia sumber fasilitas


Tersedia sumber tempat

Tersedia sumber waktu

Tersedia sumber SDM


Tersedia sumber dana
Kemungkinan diatasi
Minat komunitas
kesehatan
Resiko terjadi

MASALAH Resiko parah

kesehatan
NO
KESEHATAN

1. Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
berhubungan 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 34
dengan pola hidup
masyarakat yang
kurang baik
2. Perilaku kesehatan 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 38
cenderung beresiko

18 | P a g e
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit,
pencegahan dan
pengobatan
hipertensi
3. Resiko Terjadi
penyakit akibat
lingkungan yang
3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 32
kurang sehat
(ISPA, Peny kulit,
Diare).

Keterangan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

19 | P a g e
E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan pola hidup masyarakat
yang kurang baik
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurang pengetahuan
masyarakat tentang penyakit, pencegahan dan pengobatan hipertensi
3. Resiko Terjadi penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (ISPA, Peny kulit, Diare).

20 | P a g e
F. POA (Plan Of Action)

MASALAH
TUJUAN KEGIATAN SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
KESEHATAN
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan PELATIHAN dan Kader RW 09 Jumat, 21 PAUD Maha Maha siswa
pemeliharaan tindakan keperawatan, PEMBENTUKAN Sendangguwo Minggu, Tunas siswa kelompok
kesehatan diharapkan bisa KADER: Tembalang 30 April Bangsa IX dan hipertensi
berhubungan meningkatkan status - Pembentukan Semarang, 2017 RT/RW kampus dan Maha
dengan pola hidup kesehatan pada kader peduli Maha siswa 11/09 dan siswa
masyarakat yang masyarakat dan hipertensi kelompok RT 01-19 kelompok
kurang baik tersedianya layanan - Pelatihan kader hipertensi dan RW 09 hipertensi
kesehatan (posyandu) untuk pengukuran warga RT 01- Sendang dan warga
dan diharapkan bisa tekanan darah 19 guwo RT 01-19
membantu masyarakat - Pelatihan kader RW 09 Tembalang RW 09
dalam pemeliharaan dan untuk senam Semarang
pengontrolan tekanan pencegahan dan Sendang
darah dengan pemeliharaan guwo
pengobatan non- tekanan darah. Tembalang
farmakologi (Herbal) Pembuatan TOGA Semarang
terutama di RW 09 - Penanaman
Sendangguwo tanaman yang
Tembalang Semarang dapat dijadikan
obat herbal dalam
27
memelihara,
mengontrol, dan
menurunkan
tekanan darah
2. Perilaku kesehatan Setelah dilakukan PENDIDIKAN Warga RW 09 Kamis, PAUD Maha Maha siswa
cenderung beresiko tindakan keperawatan, KESEHATAN: Sendangguwo 13 April Tunas siswa kelompok
berhubungan diharapkan bisa - Penyuluhan Tembalang 2017 Bangsa IX dan hipertensi
dengan kurang meningkatkan kesehatan tentang Semarang RT/RW kampus dan kader
pengetahuan pengetahuan masyarakat penyakit, 11/09 RW 09
masyarakat tentang tentang penyakit, pencegahan dan Sendang Sendang
penyakit, pencegahan dan pengobatan guwo guwo
pencegahan dan pengobatan hipertensi hipertensi. Tembalang Tembalang
pengobatan Semarang Semarang
PEMELIHARAAN
hipertensi
KESEHATAN:
- Jalan sehat Minggu,
- Senam
23 April
2017
3. Resiko Terjadi Setelah dilakukan PENDIDIKAN Warga Minggu, RT/RW Maha Maha siswa
penyakit akibat tindakan keperawatan, KESEHATAN: RT/RW 03/09 16 April 03/09 siswa kelompok
lingkungan yang diharapkan masyarakat - Penyuluhan Sendangguwo 2017 Sendang dan hipertensi
kurang sehat (ISPA, mampu melakukan kesehatan tentang Tembalang guwo kampus dan kader
Peny kulit, Diare). pemeliharaan kesehatan lingkungan sehat dan Semarang Tembalang RW 09

28
lingkungan untuk rumah sehat. Semarang Sendang
mengontrol dan - Pelaksanaan kerja guwo
menciptakan lingkungan bakti secara rutin Tembalang
yang bersih dan sehat - Pengadaan tempat Semarang
dengan kriteria hasil: sampah
Lingkungan bersih tanpa
ada sampah berserakan.

G. EVALUASI
Hasil
Waktu dan
No Kegiatan Faktor
Tempat Pendukung Penghambat
Respon Masyarakat
1 Penanaman TOGA 16, 23, 29 & 30  Warga merespon mahasiswa Warga merespon 1. Beberapa warga menolak
dan Senam Anti April 2017 dengan baik. kegiatan terapi diberikan terapi
2. Kesibukan dan kondisi
Hipertensi Tempat: rumah  Warga mengikuti kegiatan mahasiswa dengan baik
terapi selama tiga kali. fisik warga yang
warga dan antusias mengikuti
berbeda-beda sehingga
proses terapi
mahasiswa kesulitan
mengumpulkan menjadi
satu untuk diberikan
terapi MOCA serta senam
anti Hipertensi.

29
2 Penyuluhan 21 April 2017 1. Para tokoh masyarakat, kader 1. Para undangan yang 1. Tidak semua para
hipertensi dan Tempat: Rumah dan pasien hipertensi bersedia hadir antusias undangan hadir pada
pembentukan Bapak RW 09 hadir. mengikuti jalannya acara penyuluhan
2. Keterbatasan waktu
kelompok peduli Kelurahan kegiatan penyuluhan
2. Para undangan sehingga beberapa kader
hipertensi sendangguwo
mengamati materi pulang lebih awal dan
yang diberikan dan tidak sempat mengikuti
banyak yang pelatihan pengukuran
bertanya tekanan darah
3. Mayoritas tamu
undangan yang hadir
adalah para kader
sehingga
pembentukan
kelompok peduli
hipertensi kepada
kader tercapai.
4. Para kader antusias
dan ingin tahu cara
pengukuran tekanan
darah pada saat
pelatihan

30
pengukuran TD.
5. Media yang
digunakan cukup
menarik peserta
penyuluhan sehingga
peserta tidak jenuh.

Rencana Tindak Lanjut


NO MASALAH IMPLEMENTASI KEPERAWATAN WAKTU PENANGGUNG JAWAB
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
1. Ketidakefektifan KADER HIPERTENSI:
pemeliharaan kesehatan - Pemeriksaan tekanan darah Satu kali sebulan pada Ibu ayu
berhubungan dengan pola - Penimbangan berat badan minggu kedua
hidup masyarakat yang PERAWATAN TOGA
kurang baik Untuk memelihara, mengontrol, dan Satu kali sebulan pada Seluruh Warga RW 09 RT
menurunkan tekanan darah minggu Pertama 01-19
2. Perilaku kesehatan PENDIDIKAN KESEHATAN: Dua kali sebulan
cenderung beresiko - Penyuluhan kesehatan tentang penyakit, Tiap minggu pertama Kader Hipertensi
berhubungan dengan kurang pencegahan dan pengobatan hipertensi. dan minggu ke dua
pengetahuan masyarakat masing -masing RT
PEMELIHARAAN KESEHATAN:
tentang penyakit, - Senam Hipertensi Dua kali sebulan tiap Kader Hipertensi

31
pencegahan dan pengobatan mingu pertama dan
hipertensi minggu kedua masing-
masing RT
3. Resiko Terjadi penyakit PENDIDIKAN KESEHATAN:
akibat lingkungan yang - Penyuluhan kesehatan tentang lingkungan Satu kali sebulan
kurang sehat (ISPA, Peny sehat dan rumah sehat. setiap minggu pertama Kepala RT 01-19 RW 09
- Pelaksanaan kerja bakti secara rutin
kulit, Diare).
- Pengadaan tempat sampah

32
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gangguan Fungsi Kognitif


Pola gaya hidup masa kini yang semakin berkembang menyebabkan
meningkatnya angka kejadian hipertensi di masyarakat. Diperkirakan sekitar 20%
populasi orang dewasa menderita hipertensi, terutama pada orang dengan usia lanjut lebih
dari 60 tahun, dan 50% dari orang lanjut usia menderita hipertensi, di seluruh dunia
diperkirakan terdapat 1 miliar orang menderita hipertensi, yang memberikan kontribusi
7.1 juta kematian per tahun (Dreisbach A., 2013).
Di Indonesia, berdasarkan data dari Litbang Depkes melalui survey kesehatan
rumah tangga (SKRT) penderita hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun 1995 ketahun 2001 menjadi sekitar 21% dari 8,3% penderita hipertensi di
indonesia. Dan diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan perubahan gaya
hidup yang bergeser kearah globalisasi (Depkes RI,2004).
Hipertensi yang tidak terkontrol akan menjadi berbagai factor resiko pada
penyakit yang mengancam jiwa seperti stroke dan penyakit kardiovaskuler. Sebagai
akibat lanjut akan menganggu fungsi kehidupan sehari-hari dari penderita. Hipertensi
berhubungan dengan silent brain disorders dan gangguan kognitif. Gangguan ini dapat
berupa gangguan kognitif ringan (tipe Pre-dementia Alzheimer) atauvascular cognitive
impairment no dementia (Pre-vascular dementia). Pada pasien yang mengalami gangguan
kognitif vaskular, yang terganggu adalah fungsi eksekutif dan perhatian. Pada penderita
hipertensi siklus cepat (antara 2-4 bulan), pada bulan keenam akan terlihat perubahan
morfologi neuronal berupa atropi otak, kehilangan sel-sel saraf, penurunan kepadat-
an neuronal spine dan hippocampus serta terjadi reaksi glial berupa reaksi inflamasi
(Flack J, Peters S.,2003).
Peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi akan menyebabkan
perburukan kemampuan auto regulasi otak karena peningkatan tekanan sistolik dan
diastolic mempengaruhi pembuluh darah di otak. Hipertensi yang tidak terkontrol akan
menjadi berbagai factor resiko pada penyakit yang mengancam jiwa seperti stroke dan
penyakit kardiovaskuler. Salah satu komplikasi hipertensi pada system saraf pusat selain
stroke juga dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, salah satunya fungsi memori

33 | P a g e
yang bila dibiarkan secara kronis dapat menyebabkan dementia (vascularcognitive
impairment) (Sharp S, Aarsland.2011).
Beberapa penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa hipertensi jangka
lama dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, yang tentunya akan sangat
menganggu kualitas hidup penderita (Waldstein S,2001).
Berdasarkan hal tersebut diatas seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi
yang tidak dikontrol atau dibiarkan tetap tinggi setelah 5 tahun maka akan memiliki
resiko tinggi menderita gangguan fungsi kognitif, terutama fungsi atensi, yang tentunya
gangguan fungsi kognitif tersebut akan sangat mengganggu bagi penderita maupun orang
disekitarnya, sehingga meningkatkan angka ketergantungan penderita pada orang lain.
Oleh sebab itu pada orang yang menderita hipertensi akan lebih baik bila keadaan
tekanan darah tinggi tersebut dapat dikontrol mulai sejak didiagnosis dengan perubahan
gaya hidup maupun dengan medika mentosa.

B. Kegiatan Posyandu Lansia


Kegiatan Posyandu dilaksanakan pada tanggal 13 April 2017, di mulai pukul
09.00 s/dselesaidibalai RW 09 kelurahan sendangguwo kecamatan tembalang kota
Semarang. Kegiatan ini dibantu oleh kader, pegawai puskesmas dan mahasiswa praktek
komunitas, antusias masyarakat cukup baik dalam mengikuti kegiatan posyandu yang di
laksanakan sebulan sekali di RW 09 yakni di hadiri oleh pasien lansia, balita dan bumil
yang selalu rutin mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya. Pada kegiatan posyandu
yang di laksanakan tanggal 13 April 2017 mahasiswa praktek keperawatan komunitas
khususnya kelompok hipertensi juga melakukan observasi terhadap kader-kader yang
akan mengikuti pelatihan kelompok peduli hipertensi, dan daribeberapa kader yang
mengikuti kegiatan posyandu tersebut masih banyak yang belum bisa mengukur tekanan
darah secara mandiri, sehingga dalam hal ini perlu bimbingan oleh mahasiswa praktek
komunitas dan pihak puskesmas.

C. Penyuluhan dan Pembentukan Kader Peduli Hipertensi


Penyuluhan dan pembentukan kelompok peduli hipertensi dilaksanakan pada
tanggal 21 April 2017 di RW 09 kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh para kader, pasien hipertensi, pihak

34 | P a g e
puskesmas, dosen, dan mahasiswa praktek keperawatan komunitas. Penyuluhan
hipertensi meliputi pemberian materi oleh pembicara mengenai pengertian hipertensi,
penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, makanan yang dihindari, pelatihan dan cara
pengukuran tekanan darah kepada kader, serta pembentukan kelompok peduli hipertensi
untuk RW 09 kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Adapun
Badan Pengurus Kelompok Peduli Hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Ketua : Ibu Lilik
2. Sekertaris : Ibu Andi
3. Bendahara : Ibu Yuli
4. Seksi Kegiatan : Ibu Muryanto, Ibu sunarsan
5. Seksi Pengadaan : Ibu Harun, Ibu Tiwi
6. Anggota : Seluruh Kader Peduli Hipertensi Di RW 09
Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Pelatihan pengukuran tekanan darah difokuskan kepada kader-kader di RW 09
kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dengan tujuan kader
tersebut dapat menguasai pengukuran tekanan darah dan dapat mengajarkan kembali
kepada kader-kader yang lain disetiap RT dilingkungan RW 09 kelurahan Sendangguwo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Sehingga penderita hipertensi di RW 09
kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat lebih sering
mengontrol tekanan darah tanpa harus pergi ke fasilitas kesehatan.

D. Senam Anti Stroke


Kegiatan Senam Anti Stroke dilaksanakan pada tanggal 29 April 2017, di mulai
pukul 16.00 – selesai, di Halaman PAUD RW 09 kelurahan Sendangguwo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. Pada kegiatan Senam Anti Stroke yang di laksanakan tanggal
29 April 2017 mahasiswa praktek keperawatan komunitas khususnya kelompok
hipertensi juga melakukan evaluasi terhadap kader-kader yang telah mengikuti pelatihan
kelompok peduli, dan ada beberapa kader yang sudah bisa mengukur tekanan darah dan
ada beberapa kader juga yang masih belum mampu mengukur tekanan darah secara
mandiri, sehingga dalam hal ini perlu bimbingan oleh mahasiswa praktek komunitas.
1. Pengertian
Senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilihdan
dikembangkan dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara

35 | P a g e
sistematisdengantujuanmeningkatkankesegaranjasmani,mengembangkan
keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain
dikemukakan oleh Werner (2000) yang menyebutkan bahwa senam adalah bentuk
latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang dirancang untuk melungkatkan daya
tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh (Hidayat,
2002).Senam anti stroke adalah salah satu senam yang bermanfaat untuk
membantu mengurangi resiko terjadinya stroke pada seseorang yang menderita
penyakit diabetes dan hipertensi.
2. Manfaat
a. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan
(Adaptasi).
c. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya
terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut
usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut
jantungmaksimal,toleransilatihan,kapasitasaerobicdanterjadinya
peningkatanlemaktubuh.Denganmelakukanolahragasepertisenam lansia dapat
mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari
berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan/ olahraga seperti senam lansia
dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes
melitus, penyakit arteri koroner dankecelakaan (Darmojo 1999; 81).
3. Adapun gerakan yang perlu dirutinkan untuk mencegah terkena stroke adalah sebagai
berikut:
a. Jalan di tempat selama 8×.
b. Tepuk tangan 4×8.
c. Tepuk jari 4×8.
d. Tepuk jalin tangan 4×8.
e. Silang ibu jari 4×8.
f. Adu sisi kelingking 2×8.
g. Adu sisi telunjuk 2×8.
h. Ketuk pergelangan 2×8.
i. Ketuk nadi 2×8.
j. Tekan jari jari 2×8.

36 | P a g e
k. Buka dan mengepal 2×8.
l. Menepuk punggung tangan 4×8.
m. Menepuk lengan dan bahu 4×8.
n. Menepuk pinggang 2×8.
o. Menepuk paha 4×8.
p. Menepuk samping betis 2×8.
q. Jongkok berdiri 2×8.
r. Menepuk perut 2×8.
s. Kaki jinjit 2×8

37 | P a g e
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan sejak tanggal 03 April sampai
06 Mei 2017 oleh mahasiswa Program Profesi Ners STIKES Karya Husada Semarang
Angkatan XIII. Ners merupakan salah satu program profesi untuk menghasilkan tenaga
perawat yang professional sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. Sebagai
aplikasinya dari konsep keperawatan komunitas, maka diberikan asuhan keperawatan
komunitas kepada warga Kelurahan Sendangguwo RW 09 Kecamatan Tembalang Kota
Semarang, untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat yang dalam hal ini mengkaji
penyakit hipertensi. Kejadian penyakit hipertensi terbesar di wilayah kerja Puskesmas
kedung mundu adalah Kelurahan Sendangguwo RW 09 Kecamatan Tembalang Kota
Semarang.
Sebesar 90% Warga Kelurahan Bawen merupakan penduduk asli dari warga
Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen.Pendekatan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas adalah pendekatan proses keperawatan yang meliputi 4 tahap,
yaitu pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi yang dilaksanakan secara integral
dan komperhensif dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal masalah
kesehatannya dan mampu menciptakan berbagai alternative dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatannya.
Keempat tahapan tersebut telah dilaksanakan oleh mahasiswa tanpa lepas dari
dukungan Petugas puskesmas, kader, dan warga Kelurahan Bawen khususnya yang
mengalami masalah hipertensi.
Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%),
penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme warga terhadap
berbagai kegiatan yang direncanakan.

B. SARAN
1. Bagi Warga Kelurahan Sendangguwo
a. Diharapkan bagi warga kelurahan Sendangguwo yang sudah dilakukan senam jantung
sehat dan anti stroke untuk dapat mengajarkan kepada anggota keluarga yang lain

38 | P a g e
sebagai upaya pencegahan stroke secara dini kepada warga yang mempunyai riwayat
hipertensi.
b. Diharapkan warga Kelurahan Sendangguwo menjaga pola hidup yang sehat dan rutin
melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh sehingga dapat terhindar dari
penyakit khususnya Hipertensi dan pencegahan dari gejala stroke dini di kelurahan
Sendangguwo.
c. Diharapkan penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan di Kelurahan Sendangguwo
dapat menjadi pegangan warga dan diterapkan dalam kehidupan sehari – hari
d. Diharapkan Kepada kelompok peduli Hipertensi yang sudah dibentuk untuk aktif
dalam melaksanakan kegiatannya baik di posyandu maupun kegiatan social lainnya di
masyarakat terkhususnya mengenai masalah hipertensi.

2. Pihak Puskesmas Kedung Mundu


a. Agar lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok-kelompok peduli yang telah
di bentuk yang terdapat di masyarakat khususnya di kelurahan Sendangguwo
sehingga apa yang menjadi upaya Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya dapat tercapai dengan baik.
b. Terbukanya kerjasama lebih lanjut dengan Program Profesi /NERS Stikes Karya
Husada khususnya untuk program keperawatan komunitas dan keluarga.

3. Bagi Institusi Pendidikan


a. Dalam proses persiapan memasuki program praktik klinik keperawatan komunitas
yang dibekalkan kepada mahasiswa hendaknya memiliki suatu konsep yang
terstruktur dan mengintegrasikan keseluruhan konsep keperawatan klinik dengan
kondisi lapangan, sehingga didapatkan kesamaan ide, pendapat, kesepakatan dan
persepsi menuju peningkatan efektifitas pelaksanaan praktik klinik di lapangan.
b. Untuk meningkatkan, memperluas dan mempermudah hubungan instansi yang
terkait praktik klinik keperawatan komunitas dengan mahasiswa, diharapkan adanya
kerjasama antara pendidikan dengan instansi terkait, baik berupa kontrak waktu atau
dalam bentuk yang lain.
c. Berdasarkan atas saran pembimbing praktik klinik keperawatan komunitas untuk
dilakukannya evaluasi dan tindak lanjut terhadap wilayah yang telah dibina
khususnya oleh kelompok selanjunya, hendaknya disusun kembali/reorganisasi

39 | P a g e
kembali rencana program praktik klinik keperawatan komunitas khususnya konsep
evaluasi keberhasilan dari masyarakat sebagai suatut indak lanjut.

4. Bagi Mahasiswa Selanjutnya


a. Bekali diri dengan konsep perawatan komunitas dan keluarga, proses
pengorganisasian masyarakat, tekhnik komunikasi dan interaksi sosial.
b. Pertahankan kebersamaan dan kerjasama yang baik antara anggota kelompok
sebagaimana yang telah kami lakukan, sebab itu modal utama keberhasilan kita.
c. Lakukan analisa situasi dan lingkungan dari praktik sebelumnya sebagai wacana dan
modal perencanaan selanjutnya.
d. Tunjukkan profesionalisme kita sebagai perawat sehingga memberikan kesan yang
membekas bagi masyarakat.
e. Lanjutkan kegiatan pengabdian masyarakat dan tetap bekerja sama dengan kelompok
peduli hipertensi yang telah dibentuk.

40 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Dreisbach A. 2013. Epidemiology of Hypertension medscape.


Laporan Departemen Kesehatan RI, 2004. Survei kesehatan nasional.In:kesehatan,editor: Flack
J, Peters S, Shafi T, Alrefai H, Nasser S, Crook E. 2003. Prevention ofHypertension and
Its Complications:Theoretical Basis and Guidelines for Treatment.Journal of The
American Society of Nephrology 14:592-598. Sharp S, Aarsland D, Day S, Sonnesyn H,
Ballard C. Hypertension is a potential risk factor for vascular dementia: systematic
review. International Journal of Geriatric Psychiatry 2011;26:661–669. Waldstein S,
Katzel L. Hypertension and Cognitive Function. Mahwah: NJ: Erlbaum, 2001:15-36.
Kuncara Y, Asih y, BukuajarkeperawatanMedikalBedah, Edisi 8,Jakarta, EGC.
DepartemenKesehatan RI, (1992). Pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta:
Ditjen PPM danDepkes RI.Iqbal Wahid, 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2.
Jakarta:CV SAGUNGSETO.
Marcia, Stanhope, (1998). Buku saku Keperawatan komunitas dan kesehatan rumah perangkat
pengkajian, intervensi dan penyuluhan. Jakarta:EGC.
Murray, Anne.MC, 2013. Community healt and wellness: a socioecologicalapproath. Mosby:
Sydney.
Notoatmodjo, S, 2013. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT RINEKACIPTA.
Notoatmodjo, S. 2013. Konsep dan penerapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Waldstein S, Katzel L. Hypertension and Cognitive Function. Mahwah: NJ: Erlbaum, 2001:15-36.
Taufik E. Sugondo, 2014. Pengaruh Hipertensi Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia. Jurnal
Media Medika MudaProgram Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Anderson, Elisabeth T, 2007. Buku ajar keperawatankomunitas:teoridanpraktek. Jakarta:EGC.

41 | P a g e
Lampiran 1

TIME SCHEDULE

42 | P a g e
Lampiran 2

TABULASI DATA

43 | P a g e
Lampiran 3

DOKUMENTASI KEGIATAN

6. Posyandu 5. Perawatan TOGA

1. Kerja Bakti 2. Pembentukan Kader Peduli


Hipertensi

3. Latihan Senam 4. Jalan Sehat

44 | P a g e
Lampiran 4

MATERI

45 | P a g e

Vous aimerez peut-être aussi