Vous êtes sur la page 1sur 6

ASMA BRONKIAL

No. Dokumen :
No. Revisi :0
SO TanggalTebitan :
P Halaman : 1/6

UPT SUPRAPTO, S.KEP, Ns


Puskesmas
Payaman NIP.19680913 198903 1 003

1. Pengertian Asma bronkial adalah gangguan inflamasikronik saluran napas yang


melibatkan banyak sel inflamasi dan mediator.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penanganan Asma Bronkial
3. Kebijakan Surat Keputusan kepala puskesmas Payaman No.
188/III/070/SK/413.102.31/2017 Tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 5 Tahun 2014 Tentang
Panduan Praktik Klinik Bagi Petugas di Fasilitas Kesehatan
Primer,halaman 337-341.
5. Langkah 1. Petugas melakukan anamnesa
Pasien datang karena:
langkah
 Sesak napas yang episodik.
 Batuk-batuk berdahak yang sering memburuk pada malamdan
pagi hari menjelang subuh. Batuk biasanya terjadi kronik.
 Mengi.
Faktor Risiko
 Faktor Pejamu
Ada riwayat atopi pada penderita atau keluarganya,
hipersensitif saluran napas, jenis kelamin, ras atau etnik.
Faktor Lingkungan
 Bahan-bahan di dalam ruangan: tungau, debu rumah,
binatang, kecoa.
 Bahan-bahan di luar ruangan: tepung sari bunga, jamur.
 Makanan-makanan tertentu: bahan pengawet, penyedap dan
pewarna makanan.
 Obat-obatan tertentu.
 Iritan: parfum, bau-bauan merangsang.
 Ekspresi emosi yang berlebihan.
 Asap rokok.
 Polusi udara dari luar dandalamruangan.
 Infeksisalurannapas.
 Exercise-inducedasthma (asma kambuh ketika melakukan
aktivitas fisik tertentu).
 Perubahan cuaca.
2. Petugas menegakkan diagnosa klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat kenaikan≥15 % rasio
APE sebelum dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol.
Klasifikasi

3. Petugas menegakkan diagnosa banding berdasarkan :


 Obstruksi jalan napas.
 Bronkitis kronik.
 Bronkiektasis.
4. Petugas melakukan terapi
 Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan
faktor pencetusnya.
 Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan
jangka panjang serta menetapkan pengobatan pada serangan
akut sesuai tabel di bawah ini.

Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja


singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4
kali sehari

Berat Asma Medikasi Alternatif / Alternatif


pengontrol Pilihan lain lain
harian
Asma Tidak perlu - -
Intermiten

Asma Glukokortikos • Teofilin -


Persisten teroid lepas lambat
Ringan inhalasi (200- • Kromolin
400 μg • Leukotriene
BB/hari atau modifiers
ekuivalennya
)
Asma Kombinasi •Glukokortiko • Ditambah
Persisten inhalasi steroid agonis beta-2
Sedang glukokortikos inhalasi (400- kerja lama
teroid (400- 800 μg BB oral, atau
800 μg atau • Ditambah
BB/hari atau ekuivalennya teofilin lepas
ekuivalennya ) ditambah lambat
) dan agonis Teofilin lepas
beta-2 kerja lambat, atau
lama •Glukokortiko
steroid
inhalasi (400-
800 μg
BB/hari atau
ekuivalennya
) ditambah
agonis beta-2
kerja lama
oral, atau
•Glukokortiko
steroid
inhalasi dosis
tinggi (>800
μg BB atau
ekuivalennya
) atau
•Glukokortiko
steroid
inhalasi (400-
800 μg BB
atau
ekuivalennya
) ditambah
leukotriene
modifiers

Asma Kombinasi Prednisolon/


Persisten inhalasi metilpredniso
Berat glukokortikos lon oral
teroid (> 800 selang sehari
μg BB atau 10 mg
ekuivalennya ditambah
) dan agonis agonis beta-2
beta-2 kerja kerja lama
lama. oral,
Diambah ≥ 1 ditambah
di bawah ini : teofilin lepas
- teofilin lambat
lepas lambat
-leukotriene
modifiers
-
glukokortikos
teroid oral

Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol,


pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, kemudian
turunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal
mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol

5. Petugas menegakkan komplikasi


 Pneumotoraks.
 Pneumomediastinum.
 Gagal napas.
 Asma resisten terhadap steroid.

6. Petugas melakukan konseling dan edukasi


 Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai
seluk beluk penyakit, sifatpenyakit, perubahan penyakit
(apakah membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja
obat-obatan dan mengetahui kapan harus meminta
pertolongan dokter.
 Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor
berat asma secara berkala (asthma control test/ ACT)
 Pola hidup sehat.
 Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
 Menghindari setiap pencetus.
 Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum
melakukan exercise untuk mencegah exercise induced
asthma.
6. Diagram alir
Melakukan Melakukan
Anamnesa Pemeriksaan Fisik pemeriksaan
penunjang

Menegakkan diagnosa
klinis

Menegakkan diagnosa
banding

Menegakkan
komplikasi

Melakukan Melakukan terapi dan


konselling tindakan
dan edukasi

7. Unit Terkait Unit Pelayanan Umum, UGD

Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

Vous aimerez peut-être aussi