Vous êtes sur la page 1sur 22

ANALISA ARTIKEL

‘‘Preparation of Curcuminoid Microemulsions from Curcuma longa L. to


Enhance Inhibition Effects on Growth of Colon Cancer Cells HT-29’’

oleh
Kelompok 5/ Kelas C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ANALISA ARTIKEL

‘‘Preparation of Curcuminoid Microemulsions from Curcuma longa L. to


Enhance Inhibition Effects on Growth of Colon Cancer Cells HT-29’’

Disusun untuk memenuhi tugas Farmakologi dalam Keperawatan dengan dosen


pembimbing Ns. Wantiyah, M. Kep.

Oleh:
Aisyah Lely Trisnindasari NIM 172310101127
Fidha Pradinna Nurani NIM 172310101129

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
HALAAMAN PENGESAHAN
Tugas Analisa Pemanfaatan Hasil-hasil Pertanian dalam Pengobatan dengan
Judul ‘‘Preparation of Curcuminoid Microemulsions from Curcuma longa L. to
Enhance Inhibition Effects on Growth of Colon Cancer Cells HT-29’’

yang disusun oleh:


Aisyah Lely Trisnindasari NIM 172310101127
Fidha Pradinna Nurani NIM 172310101129

telah disetujui untuk diseminarkan dan dikumpulkan pada:


Hari/tanggal: Senin, 26 Maret 2018

Makalah ini disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil jiplakan atau
reproduksi ulang makalah yang telah ada.

Penyusun,

Aisyah Lely Trisnindasari Fidha Pradinna Nurani


NIM 172310101127 NIM 172310101129

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Ns. Wantiyah, M.Kep. Ns. Wantiyah, M.Kep.


NIP. 19810712 200604 2 001 NIP. 19810712 200604 2 001
Lembar Bimbingan

Nama : 1. Aisyah Lely Trisnindasari NIM 172310101127


2. Fidha Pradinna Nurani NIM 172310101129
Dosen Pembimbing : Ns. Wantiyah, M.Kep.

No Hari/tanggal Materi Masukan Tanda


bimbingan Pembimbing tangan
Pembimbing
PRAKATA

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
tepat pada waktunya dengan judul ‘‘Preparation of Curcuminoid Microemulsions
from Curcuma longa L. to Enhance Inhibition Effects on Growth of Colon Cancer
Cells HT-29’’

Penyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini dapat


diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Ns. Lantin Sulistyorini, M.Kes, selaku ketua Program Studi Ilmu


Keperawatan Universitas Jember
2. Ns. Wantiyah, M. Kep. Selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Farmakologi
dalam Keperawatan.
3. Teman-teman yang telah berpartisipasi dan mendukung dalam proses
penulisan makalah

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan, keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah
dimasa yang akan datang. Namun demikian penyusun berharap, semoga apa yang
sudah dipersembahkan ini dapat bermanfaat khususnya pada penyusun dan
pembaca pada umumnya.

Jember, 26 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
PRAKATA ......................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................
BAB 2. KONSEP DASAR OBAT TRADISIONAL ....................................
2.1 Definisi. ............................................................................................
2.2 Tingkatan Obat Tradisional. .........................................................
2.3 Syarat-syarat Obat Tradisional. ...................................................
2.4 Peraturan Terkait Obat dan Pengobatan Tradisional.. ..............
BAB 3. ANALISA ARTIKEL ......................................................................
3.1 Jenis .....................................................................................................
3.2 Kandungan dalam Obat Tradisional ...............................................
3.3 Farmasetika ........................................................................................
3.4 Farmakokinetik ..................................................................................
3.5 Farmakodinamik ................................................................................
3.6 Dosis.....................................................................................................
3.7 Indikasi dan Kontraindikasi .............................................................
3.8 Efek Samping Obat ............................................................................
3.9 Hal-hal yang Harus Diperhatikan ....................................................
3.10 Implikasi Keperawatan ...................................................................
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................
4.2 Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan suatu kelompok penyakit yang mempunyai lebih dari
100 jenis, yang ditandai oleh tidak terkontrolnya kecepatan pertumbuhan sel
abnormal dalam tubuh. Sel tersebut dapat menginvasi jaringan sel di
sekitarnya dan menyebar ke organ lain. Kanker hingga saat ini masih menjadi
salah satu penyakit yang menjadi masalah dunia.
Di Indonesia kematian akibat kanker mencapai 4,3% dan menduduki
peringkat ke-6 penyebab kematian dan mempunyai kecenderungan yang
semakin meningkat (Anonim, 1988). Tidak hanya itu, kanker menyebabkan
kematian yang cukup besar, di tahun 2008 telah tercatat 12,7 juta kasus
kanker dan menyebabkan 7,6 juta kematian atau sekitar 13% dari semua
kematian penduduk dunia karena penyakit kanker (Jemal et al, 2011). Di
Amerika, kanker menjadi penyebab kematian ke-2 setelah kardiovaskuler
yang tercatat sebanyak 1.638.910 kasus kanker dan menyebabkan 577.190
jiwa kematian di tahun 2012 (Siegel et al, 2012).
Usaha-usaha pencegahan dan pengobatan kanker menjadi semakin penting
dengan adanya tingkat kejadian yang cukup tinggi. Salah satu usaha
pengobatan kanker telah dilakukan secara intensif meliputi pengobatan fisik
yaitu dengan pembedahan dan pengobatan dengan senyawa kimia
(kemoterapi). Obat untuk penyakit kanker yang benar-benar efektif belum
ditemukan. Hal ini terjadi sebab rendahnya selektifitas obat-obat kanker yang
digunakan maupun karena belum diketahuinya dengan jelas proses
karsinogenesis itu sendiri.
Namun, saat ini telah ditemukan senyawa yang terkandung dalam kunyit
yang mampu menjadi agen kemopreventif dan kemoterapi dalam pengobatan
kanker. Senyawa kurkumin pada kunyit dapat menghambat proliferasi sel
kanker. Untuk itu, kami mengambil kunyit sebagai bahan terapi pengobatan
dari hasil pertanian sebagai fokus utama pembuatan makalah, mengingat
banyaknya penderita kanker yang belum teratasi. Diharapkan dengan
mengetahui mekanisme aksi kurkumin sebagai antikanker akan membuka
peluang untuk dikembangkan sebagai obat antikanker di masa mendatang.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah berdasarkan latar bealakang di atas adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui manfaat kunyit sebagai hasil pertanian dalam terapi
pengobatan kanker.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui kandungan obat yang terdapat dalam tumbuhan kunyit
(Curcuma longa).
2) Mengetahui mekanisme kerja senyawa dalam kunyit sebagai
antikanker.
3) Mengetahui dosis minimal dan efek samping penggunaan kunyit.
4) Mengetahui indikasi dan kontraindikasi penggunaan kunyit.
5) Mengetahui farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik
penggunaan kunyit.
BAB 2. KONSEP DASAR OBAT TRADISIONAL
2.1 Definisi
Obat tradisional adalah bahan atau bisa disebut ramuan bahan yang dapat
berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sari (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
dalam pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat (Permenkes RI No. 007 Tahun 2012).
Obat tradisonal tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik.
Berdasarkan Permenkes RI No. 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat
Tradisional, menyatakan bahwa obat tradisional dilarang mengandung :
a. Etil alkohol yang lebih dari 1% kecuali dalam bentuk sediaan tingtur
yang pemakaian dengan pengenceran
b. Bahan kimia obat yang merupakan hasil dari isolasi atau sintetik
berkhasiat obat
c. Narkotika atau psikotropika
d. Bahan lain yang berdasarkan pertimbangan kesehatan atau berdasarkan
penelitian membahayakan kesehatan (BPOM, 2011).
Penggunaan obat tradisional secara luas oleh masyarakat disebabkan selain
karena obat tradisional alami, mudah didapat, serta harganya yang murah,
penggunaan obat tradisional ini tidak meimbulkan efek samping yang seperti
yang sering terjadi pada pengobatan secara kimiawi, selain itu masih banyak
orang yang mempunyai anggapan bahwa penggunaan obat tradisional lebih
aman dibandingkan dengan obat sintesis itu sendiri (Thomas A.N.S, 1989).
Menurut WHO, obat tradisional telah banyak digunakan secara luas di
dunia sejak hampir 20 tahun. Di negara seperti Ghana, Mali, Nigeria, dan
Zambia, penggunaan obat tradisional mencapai 60% dan sekitar 80%
populasi di banyak negara menggunakan obat tradisional sebagai
perlindungan terhadap kesehatan mereka (Kayne, 2010).
Ciri obat tradisional yang diperlukan oleh masyarakat adalah obat
tradisional yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang dapat
memelihara, mengobati, serta dapat memulihkan kesehatan. Bahan ramuan
obat tradisional haruslah yang memiliki fungsi, pengaruh serta khasiat
sebagai obat, dalam pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan
sebagai obat disebut simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan dan kecuali
dinyatakan berupa bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1995).

2.2 Tingkatan Obat Tradisional


Obat tradisional menurut PERMENKES RI No: 246/Menkes/Per/V/1990
dapat terdiri dari 3 bentuk, yaitu jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka.
Jamu (empirical based herbal medicine) merupakan ciri khas dan juga
warisan berharga dari nenek moyang bangsa Indonesia secara turun-temurun,
yang biasanya belum melalui proses uji kelayakan.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan POM Nomor :
HK.00.05.4.2411/2004 Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan
Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, yang dimaksud dengan obat bahan
alam Indonesia ialah obat bahan alam yang dapat diproduksi di Indonesia.
Berdasarkan cara pembuatan, jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian
khasiat. Obat bahan alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi :
1) Jamu
Jamu adalah obat tradisional warisan dari nenek moyang Indonesia, yang
telah diwariskan secara turun-temurun. Logo berupa ranting daun terletak
dalam lingkaran dan dicetak dengan warna hijau diatas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo, ditempatkan
pada bagian atas sebelah kiri dari pembungkus/brosur.

Gambar 1. Logo untuk Kelompok Jamu


Jamu adalah obat tradisional yang mengandung seluruh bahan tanaman
yang ada didalam resep dan disajikan secara tradisional dalam bentuk
seduhan, serbuk, cair, pil, ataupun dalam bentuk kapsul. Kriteria yang
harus dipenuhi adalah aman sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan, dapat memenuhi persyaratan mutu yang telah berlaku, dan
klaim khasiat harus dapat dibuktikan berdasarkan data empiris (Tilaar,
Widjaja, 2014).
2) Obat Herbal Terstandar
Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria yakni:
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
b. Klaim khasiat dapat dibuktikan secara ilmiah
c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang telah
digunakan dalam produk jadi dapat memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat dari pembuktian yaitu
tingkat pembuktian umum dan medium (Pasal 3 Keputusan Kepala BPOM
RI Nomor HK. 00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan
dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia).
3) Fitofarmaka
Fitofarmaka harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
b. Klaim khasiat dapat dibuktikan secara ilmiah
c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang akan digunakan
dalam produk jadi
d. Dapat memenuhi persyaratan mutu yang telah berlaku
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan
juga tinggi (Pasal 4 Keputusan Kepala BPOM RI Nomor HK.
00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan
Obat Bahan Alam Indonesia).

2.3 Syarat-syarat Obat Tradisional


2.3.1 Syarat Bahan Obat Menurut BPOM
Bahan-bahan obat tradisional harus memiliki syarat-syarat berikut:
1) Obat tradisional (jamu), obat herbal terstandar, dan fitofarmaka
dilarang mengandung:
a. bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat,
b. narkotika atau psikotropika,
c. bahan yang dilarang (seperti tercantum pada Lampiran 14),
d. hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Obat tradisional dilarang dalam bentuk sediaan
a. intravaginal,
b. tetes mata,
c. parenteral,
d. supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.
3) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dalam
bentuk sediaan cairan obat dalam tidak boleh mengandung etil
alkohol dengan kadar lebih besar dari 1% (satu persen), kecuali
dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya dengan
pengenceran (Dirjen BPOM, 2005).

2.3.2 Syarat Obat Tradisional Menurut Menkes RI


Syarat-syarat obat tradisional menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 661/Menkes/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional,
yaitu :
1) Rajangan
a. Kadar air : Tidak lebih dari 10 %
b. Angka lempeng total : Tidak lebih dari 10 untuk rajangan yang
penggunaannya dengan cara pendidihan; tidak lebih dari 10
untuk rajangan yang penggunaannya dengan cara penyeduhan.
c. Angka kapang dan khamir : Tidak lebih dari 10
d. Mikroba patogen : Negatif.
e. Aflatoksin : Tidak lebih dari 30 bagian per juta (bpj)
f. Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, di
tempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
2) Serbuk
a. Keseragaman bobot
Tidak lebih dari 2 bungkus serbuk, yang masing masing bobot
isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari harga
yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu bungkuspun yang
bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada daftar
berikut:

Bobot rata-rata isi serbuk Penyimpangan terhadap bobot isi


rata-rata

A B

5 g sampai dengan 10 g 8% 10 %

Timbang isi tiap bungkus serbuk. Timbang seluruh isi 20


bungkus serbuk, hitung bobot isi serbuk rata-rata.
b. Kadar air. Tidak lebih dari 10 %.
c. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
d. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10
e. Mikroba patogen. Negatif.
f. Aflatoksin. Tidak lebih dari 30 bpj.
g. Bahan tambahan.
1) Pengawet. Serbuk dengan bahan baku simplisia dilarang
ditambahkan bahan pengawet. Serbuk dengan bahan baku
sediaan galenik dengan penyari air atau campuran etanol air
bila diperlukan dapat ditambahkan bahan pengawet. Jenis dan
kadar pengawet harus memenuhi persyaratan pengawet yang
tertera pada persyaratan.
2) Pil dalam lampiran keputusan ini.
3) Pemanis. Gula tebu (gula pasir), gula aren, gula kelapa, gula
bit dan pemanis alam lainnyayang belum menjadi zat kimia
murni.
4) Pengisi. Sesuai dengan pengisi yang diperlukan pada sediaan
galenik.
h. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik disimpan pada suhu kamar, ditempat
kering dan terlindung dari sinar matahari.
3) Pil
a. Keseragaman bobot. Dari 20 pit, tidak lebih dari 2 pil yang
masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih
besar dari harga yang ditetapkan dan tidak satu pilpun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera dalam daftar
berikut:

Bobot rata-rata isi pil Penyimpangan terhadap bobot isi


rata-rata
A B
100 mg sampai 250 mg 10% 20 %
251 mg sampai 500 mg 7,5 % 15 %

Timbang pil satu persatu. Timbang 20 pil sekaligus, hitung


bobot rata-rata.
b. Kadar air : Tidak lebih dari 10 %.
c. Waktu hancur :Tidak lebih dari 60 menit.
d. Angka lempeng total : Tidak lebih dari 10
e. Angka kapang dan khamir : Tidak lebih dari 10.
f. Mikroba pathogen : Negatif
g. Aflatoksin : tidak lebih dari 30 bpj.
h. Bahan tambahan
Pengawet. Tidak lebih dari 0,1 %
Pengawet yang diperbolehkan :
1) Metil p - hidroksi benzoat (Nipagin)
2) Propil p - hidroksi benzoat (Nipasol)
3) Asam sorbat atau garamnya
4) Garam natrium benzoat dalam suasana asam
5) Pengawet lain yang disetujui.
i. Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik disimpan pada suhu kamar, di
tempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
4) Dodol atau jenang
a. Angka lempeng total : Tidak lebih dari 10
b. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10.
c. Mikroba patogen . Negatif.
d. Aflatoksin. Tidak lebih dari 30 bpj.
e. Bahan tambahan.
Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan sesuai
dengan persyaratan pengawet yang tertera pada persyaratan obat
tradisional dalam bentuk pil.
f. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar,
ditempat dikering dan terlindung dari sinar matahari.
5) Pastiles
a. Kadar air. Tidak lebih dari 10 %.
b. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
c. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10
d. Mikrobe patogen . Negatif
e. Aflatoksin . Tidak lebih dari 30 bpj
f. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar,
ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
6) Kapsul
a. Waktu hancur. Tidak lebih dari 15 menit.
lsi kapsul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
b. Keseragaman bobot. Untuk kapsul yang berisi obat tradisional
kering.
Tidak lebih dari 2 kapsul yang masing-masing bobot isinya
menyimpang dari bobot isi rataratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu kapsulpun yang
bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada daftar
berikut :
Bobot rata-rata isi Penyimpangan terhadap bobot isi rata-
kapsul rata
A B
120 mg atau kurang ±10% ±20 %
lebih dari 120 mg ±7,5 % ±15 %
Timbang satu kapsul, keluarkan isi kapsul, timbang bagian
cangkangnya, hitung bobot isi kapsul.Ulangi penetapan terhadap
19 kapsul dan hitung bobot rata-rata isi 20 kapsul. Untuk kapsul
yang berisi obat tradisional cair : Tidak lebih dari satu kapsul
yang masing – masing bobot isinya menyimpang dari bobot isi
rata-rata lebih besar dari 7,5 % dan tidak satu kapsulpun yang
bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari
15 %. Timbang satu kapsul, keluarkan isi kapsul, cuci
cangkangnya dengan eter P. Buang cairan, biarkan hingga tidak
berbau eter dan ditimbang, hitung bobot isi kapsul. Ulangi
penetapan terhadap 9 kapsul dan hitung bobot isi rata-rata 10
kapsul.
c. Kadar air isi kapsul . Tidak lebih dari 10 % .
d. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
e. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10.
f. Mikroba patogen . Negatif
g. Aflatokin . Tidak lebih dari 30 bpj .
h. Bahan tambahan .
Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan sesuai
dengan persyaratan pengawet yang tertera pada persyaratan pil
dalam lampiran keputusan ini .
i. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar di
tempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
7) Tablet
a. Keseragaman bobot.Dari 20 tablet, tidak lebih dari 2 tablet yang
masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari pada harga yang ditetapkan dalam kolom A dan
tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B,
yang tertera pada daftar berikut :

Bobot rata-rata isi kapsul Penyimpangan terhadap


bobot isi rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai 150 mg 10% 20%
151 mg sampai 300 mg 7,5% 15%
lebih dari 300 mg 5% 10%
Timbang tablet satu persatu . Timbang 20 tablet sekaligus hitung
bobot rata-rata.
b. Waktu hancur. Tidak lebih dari 20 menit untuk tablet tidak
bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut.
c. Kadar air. Tidak lebih dari 10 %.
d. Angka lempeng total . Tidak lebih dari 104
e. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10
f. Mikroba patogen .Negatif .
g. Allatoksin . Tidak lebih dari 30 bpj .
h. Bahan tambahan
Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan
sesuai dengan persyaratan pengawet yang tertera pada
persyaratan Pil.
i. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, di
tempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
8) Cairan obat dalam
a. Keseragaman volume.
Perbedaan volume cairan setiap wadah takaran tunggal, tidak
Iebih dari 5% terhadap volume rata-rata. Penetapan dilakukan
dengan mengukur volume 10 wadah satu persatu hitung
volume rata-rata.
b. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10.
c. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10
d. Mikroba patogen. Negatif
e. Aflatoksin . Tidak lebih dari 30 bpj.
f. Bahan tambahan
1) Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan
sesuai dengan persyaratan pengawet yang tertera pada
persyaratan Pil dalam lampiran keputusan ini.
2) Pewarna. Harus sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 722/MENKES/Per /IX/88tentang Bahan Tambahan
Makanan.
g. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, di
tempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
h. Penandaan
Selain penandaan yang dipersyaratkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.246/Menkes/Per/VI 1990 tentang
lzin Usaha lndustri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat
Tradisional, untuk sediaan berbentuk suspensi atau emulsi
harus juga tertera peringatan 'kocok dahulu'.
9) Sari Jamu
a. Keseragaman volume, Angka lempeng total, Angka kapang
dan khamir, Mikrobapatogen, Aflatoksin, Bahan tambahan
sesuai dengan persyaratan yang tertera pada persyaratan
Cairan Obat dalam pada lampiran.
b. Kadar etanol. Tidak lebih dari 1 % v/v pada suhu 20º C.
c. Kadar metanol.Tidak lebih dari 0,1 % dihitung terhadap kadar
etanol.
d. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar,
ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
e. Penandaan
Selain penandaan yang dipersyaratkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.246/Menkes/Per/V/1990 tentang lzin
Usaha lndustri Obat Tradisional dan Persyaratan Obat
Tradisional harus tertera:
1) Kadar etanol yang dikandung pada komposisi obat
tradisional yang bersangkutan.
2) Kadar metanol.
3) Untuk sediaan berbentuk suspensi atau emulsi harus juga
tertera peringatan“kocok dahulu”
10) Parem, Pilis Dan Tapel
a. Kadar air. Tidak lebih dari 10 %.
b. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
c. Angka kapang dan Khamir. Tidak lebih dari 10
d. Mikroba patogen.Negatif.
e. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, di
tempat kering dan terlindung darisinar matahari.
f. Penandaan
Pada etiket harus juga tertera obat luar.
11) Koyok
a. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
b. Mikroba patogen. Negatif.
c. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, di
tempat kering dan terlindung darisinar matahari.
d. Penandaan.
Pada etiket harus juga tertera obat luar.
12) Cairan Obat Luar
a. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
b. Mikroba patogen. Negatif
c. Bahan tambahan.
Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan
sesuai dengan persyaratan pengawet yang tertera pada
persyaratan pil.
d. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, di
tempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
e. Penandaan.
Pada penandaan harus tertera tanda 'obat luar'. Untuk sediaan
berbentuk suspensi atau emulsi harus juga tertera peringatan
'kocok dahulu”.
13) Salep/Krim
a. Persyaratan Umum. Tidak berbau tengik.
b. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
c. Mikroba patogen. Negatif
d. Bahan Tambahan.
Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan
sesuai dengan persyaratan pengawet yang tertera pada
persyaratan pil dalam lampiran keputusan ini.
e. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar,
ditempat kering dan terlindung darisinar matahari.
f. Penandaan.
Pada etiket harus juga tertera tanda "obat luar”.

2.4 Peraturan Terkait Obat dan Pengobatan Tradisional


Peraturan terkait obat dan pengobatan tradisional di Indonesia diatur oleh
banyak perundang-undangan terutama melalui BPOM, antara lain:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1076/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional Menteri Kesehatan Republik Indonesia
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007 Tahun
2012 Tentang Registrasi Obat Tradisional
4. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994
tentang Persyaratan Obat Tradisional
DAFTAR PUSTAKA

Faustine, A. 2014. Pengobatan Tradisional. Diambil dari :


repository.wima.ac.id/127/2/Bab%201.pdf. Diakses pada 25 Maret 2018
pukul 13:26

Muliani, hirawati. 2015. Effect of Turmeric (Curcuma domestica Vahl.) Extract


on Broiler Blood Cholesterol Levels. Jurnal Sains dan Matematika. Vol. 23
(4): 107-111.
Mutiah, roihatul. 2015. Evidence Based Kurkumin dari Tanaman Kunyit
(Curcuma longa) sebagai Terapi Pengobatan Kanker pada Pengobatan
Modern.Jurnal Farma Sains. Vol. 1 (1): 28-41.
Permadi, Y. W., Slamet, dan E. D. Safitri. 2018. Identifikasi Kandungan
Deksametason dalam Jamu Gemuk Badan pada Merek Jamu Kianpi Pil
dan Jamu Gemuk Gunasehat dengan Metode KLT. University Research
Colloqium. 1(1): 656-662.

Sampurno. 2004. Keputusan Kepala BPOM RI Nomor HK. 00.05.4.2411 tentang


Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam
Indonesia. Diambil dari :
jdih.pom.go.id/.../17_17%20mei%202004_HK.00.05.4.2411-2004....
Diakses pada 25 Maret 2018 pukul 14:29.

Vous aimerez peut-être aussi