Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kejang Demam
pertama pada waktu sakit dengan demam atau pada waktu demam
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
(Mansjoer.A, 2000).
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38 °C) yang
44
2. Etiologi Kejang Demam
Biasanya suhu demam lebih dari 38,oC dan terjadi saat suhu tubuh
naik dan bukan pada saat setelah terjadinya kenaikan suhu yang lama
(Soetomenggolo,2000).
demam pada anak menjadi dua yaitu kejang demam sederhana (simple
Gejala yang timbul saat anak mengalami kejang demam antara lain
suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba) kejang tonik, klonik, pingsan
dimulai dengan kontraksi yang tiba - tiba pada otot kedua sisi tubuh
anak. Kontraksi pada umumnya terjadi pada otot wajah, badan, tangan
2. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi) sakit kepala.
3. Mengantuk.
(Dessy, 2010).
terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui membran
O2 ke otak menurun
Resiko tinggi
Kejang demam sederhana Kejang demam kompleks
gangguan tumbuh
kembang
yang disebabkan oleh berbagai sebab, faktor lain yang berperan dalam
(usia saat ibu hamil, riwayat pre eklamasi pada ibu, hamil
bayi berat lahir rendah, usia kehamilan, partus lama, cara lahir), dan
(Soetomenggolo, 2000).
a. Faktor Suhu
(Hirtz, 1997).
b. Faktor Usia
(Fuadi, 2010)
kasus terjadi pada anak antara usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun
usiakurang dari 1 tahun sebanyak 50%, dan pada anak usia lebih
(Fuadi, 2010).
dari ibu dengan riwayat konsumsi rokok dalam sehari lebih dari
terjadi sebesar 4,4%. Ibu dengan konsumsi rokok per hari dari
bayi berat lahir rendah dan partus lama. Keadaan tersebut dapat
pada bayi berat lahir kurang dari 2500 gram sebesar 3,4% dan
bayi berat lahir diatas 2500 beresiko 2,3%. Bayi dengan BBLR
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
pada axilla, rektal dan telinga. Pada anak dengan kejang demam
4) Tanda infeksi di luar SSP: ISPA, OMA, ISK dan lain lain.
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Selain itu, glukosa darah harus diukur jika kejang lebih lama
dan bayi > 18 bulan tidak rutin dilakukan pungsi lumbal. Pada
3) Elektroensefalografi (EEG)
a. Terapi farmakologi
untuk anak yang mempunyai berat badan lebih dari 10 kg. Selain
yang dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas
diapezem rektal dapat diulangi lagi dengan cara dan dosis yang
IDAI, 2006).
Jika kejang tetap belum berhenti, dapat diberikan fenitoin
secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/ kg/ kali dengan
(100 mg/ kg/ hari), parasetamol 10 sampai 15 mg/ kg/ dosis, juga
sampai empat dosis harian (sampai 2,6 g/hari) dan pada anak-anak
mg/ kg/ dosis dalam tiga atau empat dosis terbagi (sampai 40 mg/
kg/ hari pada anak-anak dengan berat kurang dari 30 kg dan 1200
kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam, kejang demam
dibagi 1-2 dosis) atau asam valproat (dosis 15-40 mg/ kgBB/ hari
a) Antipiretik
b) Antikonvulsan
b. Terapi non-farmakologi
lambung.
oksigen.
al., 2009):\
c. Retardasi Mental
d. Epilepsi
e. Hemiparesis
lengan, tungkai serta wajah pada salah satu sisi tubuh. Biasanya
B. Anak
1. Definisi Anak
masa kanak-kanak dan masa remaja. Lebih jauh, anak juga secara
tahun), anak anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), sekolah (6-12
tengah (35-65 tahun), dan tahap terahir yaitu dewasa ahir (>65 tahun)
perempuan dari pada pada laki-laki. Selain itu anak usia sekolah
terlihat lebih langsing daripada anak usia pra-sekolah karena terjadi
cepat yang memerlukan curah jantung lebih tinggi, pertikaran gas yang
lebih besar dan asupa cairan serta asupan kalori yang lebih tinggi per
yang benar, sesuai, dan tepat. WHO memperkirakan bahwa lebih dari
setengah obat yang diresepkan, diberikan atau dijual secara tidak tepat ini
yang sesuai dengan panduan klinis, serta pengobatan sendiri yang tidak
obat yang rasional dalam bentuk komunikasi, informasi, dan edukasi yang
efektif dan terus menerus yangb di berikan kepadasn tenaga kesehatan dan
sediaan, dosis, dan jumblah yang tepat disertai informasi yang benar,
klinisnya dengan dosis yang sesuai dengan kebutuhan nya, untuk jangka
waktu yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien dan
yang rasional:
1. Tepat indikasi yaitu pemberian obat yang diberikan pada pasien harus
yang tepat bagi suatu penyakit sesuai dengan gajala yang timbul.
2. Tepat obat yaitu pemberian obat yang dipilih harus memiliki efek
3. Tepat dosis yaitu pemberian obat yang meliputi: dosis, jumblah, cara
waktu, dan lama pemberian obat harus tepat. Apabila satu dari 4 hal
4. Tepat jumblah
jam.
Kejang Demam
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan
1. Karakteristik
Penderita kejang
demam :
a. Usia
b. Jenis Kelamin Pasien Kejang Demam
2. Peresepan Obat Pada Anak di Instalasi
kejang demam :
a. golongan obat Rawat Inap
b. jenis obat
3. Kerasionalan obat
Kejang Demam :
a. Tepat Indikasi
b. Tepat Obat
c. Tepat Pasien
d. Tepat Dosis
a. Karakteristik Penderita
1) Usia
2) Jenis Kelamin
c. Kerasionalan obat
1) Tepat Indikasi
2) Tepat Obat
3) Tepat Pasien
4) Tepat Dosis
Variabel terikat pada penelitian ini adalah Pasien Kejang Demam Pada
Anak di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Asshobirin periode
januari-desember 2017.
C. Definisi Oprasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Parameter &Kategori Alat Ukur Skala
Operasional Pengukuran
Variabel Independent
1. Karakteristik penderita
a. Usia Usia 1. 0-1 bulan Lembar Nominal
merupakan (neonatus) Observasi
umur 2. 1 bulan -2 tahun
seseorang (bayi)
yang dilihat 3. 2-12 tahun
dari tanggal (anak)
lahir yang 4. 12-18 tahun
tertera pada (remaja)
data rekam 5. >18 tahun
medis (dewasa)
pasien yang
terkena
kejang
demam
b. Jenis kelamin Perbedaan 1. perempuan Lembar Nominal
biologis 2. laki-laki Observasi
pasien
2. pola peresepan
a. golongan obat Golongan obat 1. Ada Lembar nominal
yang digunakan 2. Tidak ada Observasi
Data
b. jenis obat Jenis obat yang 1. Rasional Lembar Nominal
digunakan 2. Tidak Observasi
Rasional
3. Rasionalitas
a. Tepat Indikasi Indikasi obat 1. Rasional Lembar Ordinal
yang diberikan 2. Tidak Observasi
Sesuai kondisi Rasional
pasien.
b. Tepat Obat Obat yang 1. Rasional Lembar Ordinal
diberikan sesuai 2. Tidak Observasi
kondisi pasien Rasional
Variabel Dependent
Kejang Demam Penyakit yang 1. Bayi Lembar Nominal
menyerang (0-1 tahun) Observasi
sistem susunan 2. Balita (>1-
saraf pusat pada 2 tahun)
anak umur 0-7 3. Anak (>2-7
tahun tahun)
1. Tepat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Jenis Penelitian
a. Populasi
data rekam medis dan resep pasien kejang demam pada Anak yang
Desember 2017.
a. Sampel
n= N
1 + Ne2
inklusi yaitu :
terbaca.
b. Teknik sampling
demam yang telah di layani dari bulan 18 Mei 2018 – 1 Juni 2018,
4. Instrumen Penelitian
pasien anak Rawat Inap dengan penyakit kejang demam. Alat ukur
yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar ceklis dan