Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau
perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan
oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam
organisasi.
Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya, dan
maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari para
anggotanya, dimana Anggota = Pemilik = Pelanggan (seperti yang tergambar dalam segitiga Tri-
Angle Identity of Cooperative).
Dalam partisipasi, harus ada kesesuaian kualitas antara anggota dan program yaitu adanya
kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran program koperasi. Kesesuaian antara
manajemen dan anggota adalah jika anggota mempunyai kemampuan dan kemauan dalam
mengemukakan hasrat kebutuhannya yang kemudian harus direfleksikan atau diterjemahkan
dalam keputusan manajemen. Kesesuaian antara program dan manajemen adalah tugas dari
program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan
menyelesaikannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Partisipasi Anggota Koperasi?
2. Apa saja Jenis-jenis Partisipasi Anggota Koperasi?
3. Bagaimana Partisipasi Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi?
4. Bagaimana Cara Meningkatkan Partisipasi?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui Partisipasi Anggota Koperasi
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Partisipasi Angota Koperasi.
3. Untuk mengetahui Partisipasi Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi.
4. Untuk mengetahui Cara Meningkatkan Partisipasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pratisipasi Anggota Koperasi


Partisipasi pada dasarnya merupakan keikut sertaan seseorang baik secara mental maupun
emosional terhadap kegitan tertentu. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Winardi (1996:63)
bahwa partisipasi anggota adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional
untuk memberikan sumbangan terhadap proses pembuatan keputusan, terutama mengenai
persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi yang bersangkutan melaksanakan tanggung
jawabnya melakukan hal tersebut.
Isbandi (2007:27) mengemukakan bahwa partisipasi anggota adalah keikutsertaan masyarakat
dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat pemilihan dan
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk mengenai masalah, pelaksanaan upaya
mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang
terjadi.
Partisipasi anggota memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi.
Partisipasi anggota dapat menimbulkan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban mereka sebagai pemilik koperasi. Kurangnya partisipasi anggota akan mengakibatkan
kemiskinan ide-ide dari anggota yang pada akhirnya akan menghambat perkembangan koperasi.
Widianti (1996:199) mengemukakan bahwa partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan
anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya secara
bertanggung jawab, dengan demikian maka partisispasi anggota dapat dikatakan baik. Akan
tetapi jika ternyata hanya sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan melaksanakan haknya
secara bertanggung jawab maka partisipasi anggota dapat dikatakan rendah.
Partisipasi anggota merupakan keterlibatan mental dan emosional dari anggota koperasi dalam
memberikan insentif terhadap kegiatan yang dilakukan koperasi dalam rangka mencapai tujuan
koperasi.
2.2 Jenis-jenis Partisipasi Anggota Koperasi
Pendapat mengenai partisipasi anggota dalam koperasi. Kartasapoetra (2003:126)
mengemukakan bahwa partisipasi anggota koperasi dapat diwujudkan dalam bentuk hal-hal
sebagai berikut:
a. Membayar iuran wajib secara tertib dan teratur
b. Menabung secara sukarela sehingga akan dapat menambah modal koperasi
c. Memanfaatkan jasa koperasi dalam bentuk menggunakan barang atau jasa yang disediakan
koperasi
d. Memanfaatkan dana pinjaman koperasi dengan taat mengangsur
e. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif
Winardi (1996:63) bahwa beberapa indikasi yang muncul sebagai ciri-ciri anggota yang
berpartisipasi secara baik adalah:
a. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur
b. Membantu modal koperasi di samping simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai dengan
kemampuan masing-masing
c. Menjadi langganan koperasi yang setia
d. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif
e. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi menurut Anggaran Dasar Rumah
Tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan-keputusan bersama lainnya.
Rusidin (1992:18) bahwa partisipasi anggota berdasarkan statusnya dapat dirincikan menjadi:
a. Partisipasi anggota dalam RAT
b. Partisipasi anggota dalam penanaman modal melalui berbagai macam simpanan
c. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan yang disediakan oleh koperasi (sebagai
pelanggan)
Kesimpulan dari semua pendapat di atas adalah:
1. Partisipasi Anggota Dalam Demokrasi Ekonomi Koperasi
Partisipasi anggota dalam demokrasi ekonomi koperasi dapat dilakukan dalam rapat anggota,
baik rapat anggota tahunan maupun rapat-rapat anggota yang dilakukan sewaktu-waktu apabila
diperlukan. Dalam koperasi rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di mana dalam rapat ini
semua anggota berhak menghadirinya. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian, bahwa dalam rapat anggota menetapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Anggaran dasar
b. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
c. Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas
d. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta
pengesahan laporan keuangan
e. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya
f. Pembagian sisa hasil usaha
g. Penabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Rapat anggota itulah para anggota koperasi menggunakan hak demokrasinya untuk
mengemukakan pendapat dan gagasannya demi perbaikan, kemajuan, dan perkembangan koperasi
sebagai wahana yang baik untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
2. Partisipasi Anggota Dalam Permodalan
Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat
bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal
pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang lainnya
atau sumber-sumber lain yang sah.
Bentuk partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan melalui berbagai simpanan yang
ada dalam koperasi. Menurut Swasono (1996:83) simpanan-simpanan tersebut antara lain:
a. Simpanan pokok
b. Simpanan sukarela
c. Simpanan wajib
d. Cadangan-cadangan
3. Partisipasi Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi
Menurut Soesilo dan Swasono (1996:84) bahwa prinsip kegiatan koperasi adalah berorientasi
pada kepentingan anggota. Hal ini sangat berkaitan dengan fungsi ganda anggota sebagai pemilik
sekaligus sebagai pelanggan dari koperasi. Fungsi ganda koperasi ini merupakan ciri khas suatu
koperasi yang membedakan dengan perusahaan lain non koperasi.
Sukamdiyo (1996:102) menjelaskan bahwa salah satu tujuan pendidikan perkoperasian yaitu
mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan kesadaran pada masyarakat, khususnya
para anggota koperasi tentang arti penting atau manfaat untuk bergabung dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan usaha dan pengambilan keputusan koperasi sebagai perbaikan terhadap kondisi
sosial ekonomi mereka.

2.3 Peranan Partisipasi Anggota Koperasi


Kartasapoetra (2003:128) menjelaskan bahwa partisipasi anggota merupakan kunci
keberhasilan organisasi dan usaha koperasi. Secara harfiah, partisipasi merupakan peran serta
yang mempunyai visi dan misi yang sama bagi perkembangan organisasi maupun usaha koperasi.
Pendirian koperasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anggota, artinya perusahaan koperasi
sejatinya mampu memenuhi kebutuhan anggotanya, perhatian dan bertanggung jawab terhadap
perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi berbagai bentuk simpanan maupun ikut
menanggung resiko usaha koperasi, serta secara proaktif ikut serta dalam berbagai bentuk maupun
proses pengambilan keputusan usaha koperasi.
Prinsip identitas ganda (dual identity), yaitu anggota sebagai pemilik, sekaligus sebagai
pengguna. Sebagai pemilik, anggota wajib berpartisipasi dalam penyertaan modal, pegawasan dan
membuat keputusan; sedangkan sebagai pengguna/pelanggan, anggota koperasi wajib
memanfaatkan fasilitas, layanan, barang, maupun jasa yang disediakan oleh koperasi. Derajat
ketergantungan antara anggota dengan perusahaan koperasi atau sebaliknya akan menentukan baik
buruknya perkembangan organisasi maupun usaha koperasi, sehingga koperasi merasakan manfaat
keberadaan koperasi dan koperasi semakin sehat berkembang sebagai badan usaha atas dukungan
anggota secara penuh. Koperasi memberikan manfaat (cooperative effect) secara ekonomi
langsung maupun tidak langsung bagi anggota, dan anggota mendukung, berinteraksi, dan proaktif
bagi perkembangan usaha koperasi (Winardi, 1996:72).
Swasono (1996: 82) mengemukakan bahwa koperasi sebagai perusahaan harus mampu
meningkatkan partisipasi anggotanya dengan cara memenuhi kebutuhan anggota dengan berbagai
variasinya maupun keterpercayaan jarak anggota dalam proses pelayanan atas kebutuhan anggota.
Koperasi diharuskan meningkatkan pelayanan kepada anggota-anggotanya, mengingat pelayanan
terkait dengan adanya tekanan persaingan dari organisasi perusahaan lain ( non koperasi ). Jika
perusahaan koperasi memberi pelayanan kepada anggota yang jauh lebih besar, lebih menarik, dan
lebih prima dibanding dengan dari perusahaan non koperasi, maka koperasi akan mendapat
partisipasi penuh dari anggota. Demikian pula sebaliknya, partisipasi anggota yang tinggi dalam
memanfaatkan segala layanan barang, jasa, yang tersedia dikoperasi pada akhirnya meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan terbaik dan prima oleh perusahaan koperasi.
Partisipasi anggota meliputi : (1) partisipasi anggota dalam mengikuti RAT, (2) partisipasi
anggota dalam penanaman modal dan (3) partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan yang
disediakan oleh koperasi. Ketiga bentuk partisipasi anggota koperasi tersebut sangat berperan
dalam menentukan keberhasilan usaha koperasi.
a. Partisipasi anggota dalam mengikuti RAT
Partisipasi anggota dalam mengikuti rapat anggota tahunan (RAT) secara tidak langsung dapat
menentukan jumlah sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi. Hal ini disebabkan karena
setiap keputusan yang diambil melalui rapat anggota tahunan (RAT) dapat mempengaruhi sikap
anggota dalam menggunakan jasa/layanan yang disediakan koperasi. Bila keputusan diambil
sesuai dengan keinginan anggota, maka anggota akan berpatisipasi aktif dalam menggunakan
jasa/layanan yang disediakan koperasi sehingga dapat meningkatkan jumlah SHU yang diperoleh
koperasi, sebaliknya jika keputusan yang diambil tidak sesuai dengan keinginan anggota, maka
partisipasi anggota dalam menggunakan jasa/layanan yang disediakan koperasi akan berkurang,
sehingga dapat mengurangi jumlah SHU yang diperoleh koperasi.
b. Partisipasi anggota dalam penanaman modal
Partisipasi anggota dalam penanaman modal secara tidak langsung dapat menentukan jumlah
sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi. Hal ini disebabkan karena dengan tersedianya
jumlah modal yang cukup memungkinkan bagi koperasi untuk melayani para anggotanya, serta
dapat memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan jumlah kredit sesuai dengan pemohonan
yang diajukan anggotanya. Dengan meningkatkan aktivitas usaha yang dikelola koperasi, maka
jumlah hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi pun akan semakin meningkat.
c. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan yang disediakan oleh koperasi
Partisipasi anggota dalam menggunakan jasa/layanan yang disediakan koperasi sangat
diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan usaha koperasi. Hal ini disebabkan karena dengan
meningkatkan partisipasi anggota dalam menggunakan layanan yang disediakan oleh koperasi,
maka jumlah sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi pun akan semakin meningkat. Selain
itu fungsi anggota dalam koperasi selain sebagai pemilik juga sebagai pelanggan , sehingga
diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam menggunakan jasa/layanan yang telah
disediakan.
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa partisipasi anggota sangat penting bagi
keberhasilan usaha koperasi, sehingga pengurus koperasi harus mampu memberikan pelayanan
secara maksimal untuk meningkatkan partisipasi anggotanya.

2.4 Cara Meningkatkan Partisipasi


1. Meningkatkan manfaat keanggotaan
- Menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota
- Meningkatkan harga pelayanan pada anggota
- Menyediakan barang yang tidak tersedia di pasar bebas
2. Meningkatkan kontributif anggota dalam pengambilan keputusan
- Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
- Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
- Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat dan
mengambil keputusan
3. Meningkatkan partisipasi kontributif keuangan
- Memperbesar peranan koperasi dalam usaha anggota
- Memperbesar rate of return
- Membangun dan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa meningkatkan partisipasi anggota adalah suatu
upaya yang baik dalam menuju koperasi mandiri, karena dengan adanya partisipasi anggota dalam
posisi sebagai pemilik ataupun sebagai pemakai jasa secara optimal, maka kemandirian koperasi
akan tercapai. Tentu saja hal itu tidak mudah karena memerlukan waktu yang cukup panjang untuk
mencapainya.

Meningkatkan kualitas partisipasi anggota dengan cara mengubah sikap anggota koperasi
untuk yakin dan percaya bahwa sebagai individu mereka mempunyai kemampuan untuk
memperbaiki dirinya melalui kerja sama dan kesetiakawanan dalam wadah koperasi. Merupakan
salah satu upaya yang harus dilakukan oleh manajemen untuk mencapai koperasi mandiri yaitu
dengan membuat program operasional koperasi yang senantiasa memenuhi keinginan dan
kebutuhan anggota sehingga anggota akan melakukan partisipasi total untuk koperasinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Triwitarsih. 2009. Kriteria Keberhasialan Usaha Koperasi.


2. http://ksupoiter.com/Kriteria- keberhasialan-koperasi
3. Winardi.1996.Koperasi Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta
4. Suwandi,1998. Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. FEUI.Jakarta.
5. Swasono, Edi S. 1996. Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia. UI-Press. Jakarta

Kegiatan Usaha Koperasi


Status dan Motif anggota koperasi
Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang mempunyai kepentingaan
ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa, berpartisipasi aktif untuk
memngaembangkan usaha koperasi serta terdaftar dalam buku daftar anggota. Status anggota
koperasi sebagia badan usaha adalah sebagia pemilik (owner) dan sebagai pemakai (users).

Tujuan Koperasi
Tujuan didirikan Koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya juga menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional.

Kegiatan Usaha
Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan - dengan kegiatan usaha anggota,
sebagai berikut:
 Unit usaha simpan pinjam.
 Perdagangan umum.
 Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta
aksesorisnya.
 Kontraktor dan konsultan bangunan.
 Penerbitan dan percetakan.
 Agrobisnis dan agroindustri.
 Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan.
 Jasa telekomunikasi umum.
 Jasa teknologi informasi.
 Biro jasa.
 Jasa pengiriman barang.
 Jasa transportasi.
 Jasa pemasaran umum.
 Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik.
 Jasa pengembangan dan konsultan olahraga.
 Event organizer
 Kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan Badan Usaha Koperasi (BUK).
 Klinik kesehatan dan apotek.
 Desain grafis dan galeri seni.

1. Dalam hal terdapat kelebihan kemampuan pelayanan kepada anggota, Koperasi dapat membuka
peluang usaha dengan non-anggota.
2. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat
lain, baik didalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia, pembukaan cabang atau perwakilan
harus mendapat persetujuan Rapat Anggota.
3. Dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat
(3), Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan Koperasi dan Badan Usaha lainnya, baik
didalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia.
4. Koperasi harus menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (Business Plan) dan Rencana Kerja
Jangka Pendek (tahunan) serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi dan disahkan
oleh Rapat Anggota.

Sisa Hasil Usaha Koperasi (SHU)


SHU Koperasi adalah sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue
) atau biasa dilambangkan (TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dengan lambang
(TC) dalam satu tahun waktu. Lebih lanjut pembahasan mengenai pengertian koperasi bila ditinjau
menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:
• SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang
dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
• SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan
pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
• Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
• Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh
Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
• Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi
modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
• Semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar
SHU yang akan diterima.

Kegiatan Koperasi Usaha

Koperasi adalah badan usaha (UU No.25 tahun 1992). Sebagai badan usaha, koperasi tetap
tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku. Dengan
mengacu pada konsep sisistem yang bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi sebagai juga
berarti merupakan kombinasi dari manusia, asset-aset fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi.

Dalam fungsinya sebagai badan usaha, maka koperasi tetap tunduk pada prinsip-prinsip
ekonomi perusahaan dan prinsip-prinsip dasar koperasi. Khusus yang menyangkut aspek
perkoperasian, ada 6 aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk mencapai tujuan koperasi
sebagai badan usaha, yaitu:

1. Status dan motif anggota koperasi

2. Kegiatan usaha
3. Permodalan koperasi

4. Manajemen koperasi

5. Organisasi koperasi, dan

6. Sistem pembagian keuntungan (Sisa Hasil Usaha).

Dengan ini kami hanya akan membahas 3 aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk
mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha, sebagai berikut:

1. Status Dan Motif Anggota Koperasi

Status anggota koperasi suatuba dan usaha adalah sebagai pemilik(owner) dan sebagai
pemakai(users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi atau menanam
modal di koperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara
maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.

Ditinjau dari sudut status, maka keanggotaan koperasi menjadi basis utama bagi perkembangan
dan kelanjutan hidup usaha koperasi. Sebagai konsekuensinya, persyaratan keanggotaan koperasi
harus lebihs elektif dan ditetapkan kualitas minimal anggota. Calon anggota paling tidak harus
memenuhi 2 kriteria:

1. Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan di bawah garis
kemiskinan, atau orang tersebut paling tidak mempunyai potensi ekonomi atau pun
kepentingan ekonomi yang sama. Konsekuensi logis dari criteria ini ialah bahwa orang
yang menganggur (jobless) tidak layak menjadi anggota koperasi. Implikasi dari
persyaratan ini adalah bahwa anggota akan terdorong menjadi pengguna jasa koperasi yang
baik.
2. Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan(income) yang pasti, sehingga dengan
demikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi pada usaha koperasi yang
mempunyai prospek. Pada saat koperasi membutuhkan permodalan untuk
mengembangkan usahanya, maka seharusnya sumber permodalan yang pertama adalah
dari para pemilik.
Dampak dari persyaratan kualitas anggota tersebut adalah bahwa setiap orang yang akan
menjadi anggota koperasi akan terdorong menjadikan kebutuhan ekonomi sebagai motif dasar.
Sangat sulit koperasi koperasi berkembang dan mampu bersaing di pasar global apabila kedua
kriteria minimal di atas tidak dapat dipenuhi. Struktur permodalan koperasi akan tetap menjadi
lemah dalam pengembangan usahanya, kendatipun usaha tersebut memiliki prospek yang sangat
potensial.

2. Kegiatan Usaha

Kegiatan Koperasi utamanya bergerak di bidang ekonomi. Tujuannya adalah untuk kesejahteraan
dan kepentingan bersama anggota koperasi tersebut. Sehingga tidak ada satu pihakpun yang
merasa dirugikan. Ada begitu banyak sekali kegiatan koperasi. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilakukan anggota koperasi dan diawasi oleh pemerintah yang biasanya menugaskan beberapa
perangkatnya menjadi koperasi unit desa (KUD). Kegiatan-kegiatan koperasi diantaranya adalah

a. Produksi Barang Kegiatan koperasi dibidang produksi barang umumnya adalah usaha kecil
sampai menengah. Para produsen dikumpulkan dalam wadah koperasi agar ada komunikasi yang
intens tentang usaha anggota-anggotanya. Sehingga produk yang mereka hasilkan kualitasnya
semakin bagus dan usaha mereka semakin maju karena adanya dukungan dan kerja sama dengan
sesama anggota.
b. Simpan Pinjam Modal Kegiatan koperasi yang paling banyak dilakukan dan diminati
masyarakat adalah peminjaman modal. Begitu banyak masyarakat yang ingin mendirikan suatu
usaha namun tidak mempunyai modal. Oleh karena itu koperasi memberi solusi dengan
menyediakan pinjaman kepada meraka tanpa bunga.
c. Jual Beli Produk Kegiatan lain dari koperasi adalah jual beli produk dengan harga yang jauh
lebih murah daripada di pasaran.misalnya, beras yang di beli di koperasi harganya lebih murah
daripada harga beras di toko-toko. Contoh Lain: -
- Transaksi biaya listrik dan telepon
- Arisan antar anggota koperasi
- Memasarkan hasil produksi barang

 Dapat memberikan pelayanan untuk masyarakat (bila terdapat kelebihan kapasitas; dalam
rangka optimalisasi economies of scale)
 Usaha dan peran utama dalam bidang sendi kehidupan ekonomi rakyat.

3. Permodalan Koperasi
a. Pengertian Permodalan Koperasi
Modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan koperasi adalah sama, yaitu modal
yang digunakan untuk menjalankan usaha. Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang
mengumpulkan modal untu modal usaha dan setiap orang mempunyai hak yang sama.
b. Sumber - Sumber Modal Koperasi menurut (UU No. 25/1992)
1. Modal Dasar
Tujuan utama mendirikan sebuah organisasi koperasi adalah untuk mengakumulasikan potensi
keuangan para pendiri dan anggotanya yang meskipun pada awalnya berjumlah kecil tetapi tetap
ada.

2. Modal Sendiri
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi oleh para
pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat
ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi
anggota koperasi.
b. Simpanan Wajib
Konsekwensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota koperasi yang dapat
disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi dan kebutuhan dana yang hendak
dikumpulkan, arena itu akumulasi simpanan wajib para anggota harus diarahkan mencapai jumlah
tertentu agar dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan menjalankan usaha koperasi.
c. Dana Cadangan
Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil usaha yang tidak dibagikan
kepad anggoya; tujuannya adalah untuk memupuk modal sendiri yang dapat digunakan sewaktu-
waktu apabila koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau menutup kerugian dalam usaha.
d. Hibah
Hibah adalah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tida mengharapkan
pengembalian atau pembalasan dalam bentuk apapun. Siapa pun dapat memberikan hibah kepada
koperasi dalam bentuk apapun sepanjang memiliki pengertian seperti itu; untuk menghindarkan
koperasi menjadi tergantung dengan pemberi hibah sehingga dapat mengganggu prinsip-prisnsip
dan asas koperasi.

3. Modal Pinjaman
a. Pinjaman dari Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela
anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung
dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang
dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.
b. Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha koperasi
untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang
dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit; tergantung dari kebutuhan
modal yang diperlukan.
c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat prioritas dalam
persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen
pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat
khususnya usaha koperasi.
d. Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada masyarakat
investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai
persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar
modal yang ada.
e. Sumber Keuangan Lain
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak sah dapat
dijadikan tempat untuk meminjam modal.

A. Alokasi Modal Yang Digunakan


Alokasi modal digunakan untuk keperluan seperti, berikut ini :

1. Peduli Bencana 7. Modal Pensiun

2. Griya Persada 8. Multi Griya

3. Sewa Rumah 9. Renovasi Rumah

4. Darurat / Rumah Sakit 10. Transportasi

5. Pelangi Keluarga 11. Multi Guna


6. Pendidikan 12. Usaha Keluarga

B. Distribusi Cadangan Koperasi

Cadangan menurut UU No.25 tahun 1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan Sisa Hasil Usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup
kerugain koperasi bila diperlukan.

Sesuai Anggaran dasar yang menunjukan pada UU No.12 Tahun 1967 menentukan bahwa
25% dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota disishkan untuk cadangan, sedangkan SHU yang
berasal dari bukan dari usaha anggota sebesar 60% disisihkan untuk cadangan.

C. MANFAAT DISTRIBUSI CADANGAN


Memenuhi kewajiban tertentu
Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
Sebagai jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari
Perluasan usaha
Referensi :

Sitio, Arifin, danHalomoanTamba, KoperasiTeoridanPraktik, Erlangga. Jakarta. 2001


https://www.academia.edu/5491368/MANAJEMEN_BISNIS_KOPERASI
https://www.academia.edu/5036612/MAKALAH_KOPERASI

https://id.scribd.com/doc/116175435/tujuan-dan-fungsi-koperasi-pdf

Vous aimerez peut-être aussi