Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Nama : SISPANDI
PUSKESMAS TAMAN KROCOK - BONDOWOSO
1. Definisi
2. Etiologi
3. Klasifikasi
c. Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama
lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
5
d. Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea,
bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah
indikator AIDS.
4. Patofsiologi
6
ini disebut window periode, di mana penderita dapat menularkan namun
secara laboratorium hasil tes HIV-nya masih negatif.
Dengan menurunnya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin
lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan
menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala
(asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat
berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar
200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
7
5. WOC Menyerang T Limfosit,
sel saraf, makrofag,
Virus HIV Merusak seluler monosit, limfosit B Immunocompromise
HIV- positif ?
Invasi kuman patogen Flora normal patogen
Organ target
Reaksi psikologis
Disfungsi Penyakit
Lesi mulut Kompleks Ensepalopati akut Diare Hepatitis anorektal Infek Gatal, sepsis, Gangguan
biliari
demensia si nyeri penglihatan
dan
pendengaran
Nutrisi inadekuat
Cairan berkurang
Gangguan sensori
Nutrisi inadekuat
Cairan berkurang
jalan napas
hipertermi
nyeri
nyeri
8
6. Manisfetasi Klinis
4. terakhir
3. Kandidiasis orofaringeal
5. Kriptokokosis ekstrapulmonal
14. Limfoma
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Diagnostik
8. Penatalaksanaan
a. Medis
9. Komplikasi
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),
leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan
cacat
b. Neurologik
1) Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia,
dan isolasi social
2) Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial
3) Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
4) Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
c. Gastrointestinal
1) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
2) Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
3) Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
d. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek,
batuk, nyeri, hipoksia, keletihan,gagal nafas.
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus
dengan efek nyeri, gatal,rasa terbakar, infeksi skunder dan sepsis.
f. Sensorik
1) Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
2) Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Demografi
Nama klien :
Umur :
Diagnosa Medik :
Tanggal Masuk :
Alamat :
Suku :
Agama :
Pekerjaan :
Status perkawinan :
Status pendidikan :
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu,
pusing, dan diare
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan terjadinya panas, merasa capek,
mudah lelah, letih, lesu, flu, pusing, dan diare
3) Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di
alaminya saat ini.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit yang sedang di derita pasien.
5) Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Desember 2011
ditemukan benjolan pada leher.
c. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
a) Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
b) Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis
terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi
jantung, pernafasan.
2) Sirkulasi
a) Gejala : proses penyembuhan luka yang lambat; perdarahan lama
pada cedera.
b) Tanda : takikardia, perubahan TD postural, menurunnya volume
nadi perifer, pucat atau sianosis; parpanjangan pengisian kapiler.
3) Integritas ego
a) Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
(keluarga, pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan
(menurunyya berat badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa
tidak berdaya,putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, dan
depresi.
b) Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku
marah, menangis, kontak mata yang kurang.
4) Eliminasi
a) Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa
disertai kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
b) Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare
pekat yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,
perianal. Perubahan dalam jumlah, warna, sdan karakteristik
urine.
5) Makanan/cairan
a) Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan
berat badan yang progresif.
b) Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya
selaput puih dan perubahan warna, edema.
6) Hygiene
a) Gejala :tidak dapat menyelesaikan AKS
b) Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
7) Neurosensori
a) Gejala :pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental,
kehilangan ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah,
tidak mampu mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan
pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan paling awal).
b) Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid,
ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul reflek tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia. remor pada motorik kasar/halus, menurunnya
motorik fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
8) Nyeri/kenyamanan
a) Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit
kepala, nyeri dada pleuritis.
b) Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri
tekan. Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang,
gerak otot melindungi yang sakit.
9) Pernapasan
a) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
b) Tanda : takipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
10) Keamanan
a. Gejala : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat
penyembuhannya. Riwayat menjalani tranfusi darah yang sering
atau berulang. Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker
tahap lanjut. Demam berulang: suhu rendah, peningkatan suhu
intermitetn/memuncak; berkeringat malam.
b. Tanda : perubahan integritas kulit : terpotong, ram, mis. Eczema,
eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/ mola
warna mla,; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya. Rectum, luka-luka perianal/abses,.timbulnya nodul-
nodul, pelebaran kelenjar linfe pada dua area tubuh/lebih (leher,
ketiak, paha).menurunnya kekebalan imim, tekanan otot,
perubahan pada gaya berjalan.
11) Seksualitas
a) Gejala : riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan
hubungan seksual deang pasangan yang positif HIV, pasangan
seksual mltipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks
anal. Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan
seks.penggunaan kondom yang tidak konsisten. Menggunakan pil
pencegah kehamilan.
b) Tanda : kehamilan atau resiko terhadap hamil. Genetalia :
manifestasi kulit(mis. Kutil, herpes)
12) Interaksi social
a) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
b) Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas
yang tak terorganisasi.
13) Penyuluhan/pembelajaran
a) Gejala :kegagalan untuk mengikuti perwatan, melanjutkan
perilaku beresiko tinggi(seksual/penggunaan obat-obatan IV).
Penggunaan/ penyalahgunaan obat-obatan IV, sast ini merokok,
penyalahgunaan alcohol.
b) Pertinbangan rencana pemulangan: memerlukan bantuan
keuangan, obat-obatan/tindakan, perawatan kulit/luka,
peralatan/bahan, transpotasi, belanja makanan dan persiapan ;
perawatan diri, prosedur perawatan teknis,dll.
2. Dianosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan
pola hidup yang beresiko.
b. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV,
adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
c. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran
oksigen, malnutrisi, kelelahan.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan
menurunnya absorbsi zat gizi.
e. Diare berhubungan dengan infeksi GI
f. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang
keadaan yang orang dicintai.
3. Intervensi dan Rasional
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
No
Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
1 Resiko tinggi Pasien akan bebas infeksi 1. Monitor tanda-tanda infeksi 1. Untuk pengobatan dini
2. Mencegah pasien terpapar oleh
infeksi oportunistik dan baru.
kuman patogen yang diperoleh di
berhubungan komplikasinya dengan 2. gunakan teknik aseptik pada
rumah sakit.
dengan kriteria tak ada tanda- setiap tindakan invasif. Cuci tangan
3. Mencegah bertambahnya infeksi
imunosupresi, tanda infeksi baru, lab sebelum meberikan tindakan.
malnutrisi dan pola tidak ada infeksi 3. Anjurkan pasien metoda
hidup yang oportunis, tanda vital mencegah terpapar terhadap 4. Meyakinkan diagnosis akurat dan
beresiko. dalam batas normal, tidak lingkungan yang patogen. pengobatan
5. Mempertahankan kadar darah yang
ada luka atau eksudat. 4. Kumpulkan spesimen untuk tes
terapeutik
lab sesuai order.
5. Atur pemberian antiinfeksi
sesuai order
2 Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien atau orang 1. Pasien dan keluarga mau dan
infeksi (kontak ditransmisikan, tim penting lainnya metode mencegah memerlukan informasikan ini
pasien) kesehatan memperhatikan transmisi HIV dan kuman patogen
2. Mencegah transimisi infeksi HIV ke
berhubungan universal precautions lainnya.
orang lain
dengan infeksi dengan kriteriaa kontak 2. Gunakan darah dan cairan tubuh
HIV, adanya pasien dan tim kesehatan precaution bial merawat pasien.
infeksi tidak terpapar HIV, tidak Gunakan masker bila perlu.
nonopportunisitik terinfeksi patogen lain
yang dapat seperti TBC.
ditransmisikan.
3 Intolerans aktivitas Pasien berpartisipasi 1. Monitor respon fisiologis 1. Respon bervariasi dari hari ke hari
berhubungan dalam kegiatan, dengan terhadap aktivitas
2. Mengurangi kebutuhan energy
dengan kelemahan, kriteria bebas dyspnea dan 2. Berikan bantuan perawatan yang
3. Ekstra istirahat perlu jika karena
pertukaran oksigen, takikardi selama aktivitas. pasien sendiri tidak mampu
meningkatkan kebutuhan metabolik
malnutrisi, 3. Jadwalkan perawatan pasien
kelelahan. sehingga tidak mengganggu
isitirahat.
4 Perubahan nutrisi Pasien mempunyai intake 1. Monitor kemampuan 1. Intake menurun dihubungkan dengan
kurang dari kalori dan protein yang mengunyah dan menelan. nyeri tenggorokan dan mulut
2. Menentukan data dasar
kebutuhan tubuh adekuat untuk memenuhi 2. Monitor BB, intake dan ouput
3. Mengurangi muntah
berhubungan kebutuhan metaboliknya 3. Atur antiemetik sesuai order 4. Meyakinkan bahwa makanan sesuai
dengan intake yang dengan kriteria mual dan 4. Rencanakan diet dengan pasien dengan keinginan pasien
kurang, muntah dikontrol, pasien dan orang penting lainnya.
meningkatnya makan TKTP, serum
kebutuhan albumin dan protein dalam
metabolic, dan batas n ormal, BB
menurunnya mendekati seperti sebelum
absorbsi zat gizi. sakit.
5 Diare berhubungan Pasien merasa nyaman 1. Kaji konsistensi dan frekuensi 1. Mendeteksi adanya darah dalam feses
dengan infeksi GI dan mengnontrol diare, feses dan adanya darah.
2. Hipermotiliti mumnya dengan diare
komplikasi minimal 2. Auskultasi bunyi usus 3. Mengurangi motilitas usus, yang
dengan kriteria perut 3. Atur agen antimotilitas dan pelan, emperburuk perforasi pada
lunak, tidak tegang, feses psilium (Metamucil) sesuai order intestinal
4. Untuk menghilangkan distensi
lunak dan warna normal, 4. Berikan ointment A dan D,
kram perut hilang, vaselin atau zinc oside
6 Tidak efektif Keluarga atau orang 1. Kaji koping keluarga terhadap 1. Memulai suatu hubungan dalam
koping keluarga penting lain sakit pasein dan perawatannya bekerja secara konstruktif dengan
berhubungan mempertahankan suport 2. Biarkan keluarga keluarga.
2. Mereka tak menyadari bahwa
dengan cemas sistem dan adaptasi mengungkapkana perasaan secara
mereka berbicara secara bebas
tentang keadaan terhadap perubahan akan verbal
3. Menghilangkan kecemasan tentang
yang orang kebutuhannya dengan 3. Ajarkan kepada keluaraga
transmisi melalui kontak
dicintai. kriteria pasien dan tentang penyakit dan transmisinya.
sederhana.
keluarga berinteraksi
dengan cara yang
konstruktif
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Demografi
Nama klien : Tn Y
Umur : 38 th
Diagnosa Medik : HIV - AIDS
Tanggal Masuk : 7 November 2014
Alamat : Jl Delima No. 05 Panam. Pekanbaru
Suku : Batak
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Status perkawinan : Duda
Status pendidikan : Sarjana Pendidikan
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu,
flu, pusing, dan diare. Pasien mengalami berat badan menurun derastis
dari 60 kg menjadi 54 kg
d. Makanan/cairan
1) Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan
berat badan yang progresif.
2) Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya
selaput puih dan perubahan warna, edema.
e. Hygiene
1) Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
f. Neurosensori
1) Gejala : pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental,
kehilangan ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah,
tidak mampu mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan
pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan paling awal).
2) Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid,
ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul reflek tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia.tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya
motorik fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
g. Nyeri/kenyamanan
1) Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit
kepala, nyeri dada pleuritis.
2) Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak
otot melindungi yang sakit.
h. Pernapasan
1) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
2) Tanda : Tacipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
i. Interaksi social
1) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
2) Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas
yang tak terorganisasi.
4. Hasil Lab
a. Jumlah limfosit CD4 100 yang normal berkisar antara 500 dan 1.600.
b. LISA ( +)
c. Western Blot (+)
B. Analisa data
Masalah
No Sumber Data Etiologi
Keperawatan
1 Objektif : Virus HIV Resiko tinggi terhadap
Pasien mengatakan diare
Pasien mengatakan demam kekurangan volume
Pasien mengatakan capek Merusak seluler cairan
Pasien mengatakan mudah
lelah
Menyerang T Limfosit, sel
Pasien mengatakan letih
Pasien mengatakan lesu saraf, makrofag, monosit,
pasien mengatakan
limfosit B
berkeringat malam hari
Subjektif :
TTV : Immunocompromise
TD : 130/80
N : 80x/menit
S : 39 C Invasi kuman pathogen
RR : 26x/menit
Pasien tampak lesu
Pasien tampak tidak segar Organ target
Pasien mengalami berat badan
menurun derastis dari 60 kg
Gastrointestinal
menjadi 54 kg
Pasien tampak sering BAB /
Diare
diare
Pasien terlihat perubahan
pada tekanan darah Cairan berkurang
pasien terlihat pucat
pasien terlihat sianosis
n pasien mengalami diare
pasien mengalami perubahan
jumlah dan warna urin
pasien anoreksia
turgor kulit pasien terlihat
buruk
anoreksia
C. Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang
berlebihan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat
3. Infeksi b.d adanya virus HIV-AIDS
D. Intervensi Dan Evaluasi
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri :
1. Indicator dari volume cairan sirkulasi
terhadap kekurangan selama 1 x 24 jam diharapkan : 1. Pantau TTV, termasuk CVP bila
volume cairan b.d Diare (-) terpasang. Catat hipertensi, termasuk
Demam (-)
output yang perubahan postural.
Pasien tidak mudah lelah 2. Meningkatkan kebutuhan metabolism
berlebihan TTV :
dan diaphoresis yang berlebihan yang
TD: 120/80
2. Catat peningkatan suhu dan durasi
N: 80x/menit dihubungkan dengan demam dalam
S: 37 C demam. Berikan kompres hangat sesuai
meningkatkan cairan tak kasat mata
RR : 20x/menit
indikasi. Pertahankan pakaian tetap
berat badan pasien naik dari 54 kg
kering. Pertahankan kenyamanan suhu
menjadi 54+ kg 3. Indicator tidak langsung dari status
BAB / diare (-) lingkungan.
cairan.
pasien tidak terlihat pucat
sianosis (-)
4. Mempertahankan keseimbangan
pasien tidak pingsan 3. Kaji turgor kulit, membrane mukosa,
umlah dan warna urin normal cairan, mengurangi rasa haus, dan
dan rasa haus.
anoreksia (-)
melembabkan membrane mukosa.
Turgor kulit baik / lembab
4. Pantau pemasukan oral dan memasukka
cairan sedikitnya 2500 ml/hari.
1. Mungkin diperlukan untuk mendukung
/ memperbesar volume sirkulasi,
terutama jika pemasukan oral tak
Kolaborasi :
adekuat, mual/muntah terus menerus.
1. Berikan cairan / elektrolit melalui selang 2. Bermanfaat dalam memperkirakan
pemberi makanan / IV kebutuhan cairan
3. Membantu mengurangi demam dan
respons hiper metabolism,
menurunkan kehilangan cairan tak
2. Pantau hasil pem. LAB sesuai indikasi,
kasat mata.
mis.. : HB/HT
3. Antipiretik, mis.. : asetaminofen
2 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri : 1. Lesi mulut, tenggorok, dan esophagus
kurang dari selama 3 x 24 jam, diharpkan : 1. Kaji kemampuan untuk mengunyah, dapat menyebabkan disfagia,
kebutuhan tubuh b.d Pasien tidak mudah lelah merasakan, dan menelan. penurunan kemampuan pasien untuk
Pasien tidak letih
intake yang tidak mengolah makanan dan mengurangi
Pasien tidak lesu
adekuat Nafsu makan bertambah, porsi keinginan untuk makan.
2. Indicator kebutuhan nutrisi /
makan habis 2. Timbang berat badan sesuai kebutuhan.
Pasien dapat menverna makanan pemasukan yang adekuat. Catatan :
Evaluasi berat badan dalam hal adanya
dengan baik karena adanya penekanan system
berat badan yang tidak sesuai. Gunakan
Berat badan naik dari 54 kg menjadi
imun, maka beberapa tes darah yang
serangkaian pengukuran berat badan dan
54+ kg
umumnya digunakan untuk menguji
pasien tidak terlihat pucat antropometrik.
pasien tidak sianosis 3. Dorong aktivitas fisik sebanyak mungkin status nutrisi menjadi tidak berguna.
pasien tidak anoreksia 3. Dapat meningkatkan nafsu makan dan
4. Catat pemasukan kalori
perasaan sehat
4. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap
Kolaborasi : suplemen atau alternative metode
pemberian makanan
1. Mungkin diperlukan untuk
1. Pertahankan status puasa jika di menurunkan muntah
2. Kekurangan vitamin terjadi akibat
indikasikan
penurunan pemasukan makanan
2. Suplemen vitamin.
dan/atau kegagalan mengunyah dan
absorpsi dalam system gi
3 Infeksi b.d adanya Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri : 1. Untuk pengobatan dini mencegah
virus HIV-AIDS selama 3 x 24 jam, diharapkan : 1. Monitor tanda-tanda infeksi baru. pasien terpapar oleh kuman patogen
Demam (-) yang diperoleh di rumah sakit.
Pusing (-) 2. Mencegah bertambahnya infeksi
2. Gunakan teknik aseptik pada setiap
rasa terbakar pada kaki hilang
nyeri dada pleuritis (-) tindakan invasif. Cuci tangan sebelum
TTV 3. Mencegah bertambahnya infeksi
meberikan tindakan.
TD: 120/80 2. Berikan lingkungan yang bersih dan
N: 80x/menit berventilasi baik. Periksa pengunjung /
S: 37 C staf terhadap tanda infeksi dan
RR : 20x/menit pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi
benjolan di daerah leher (-)
Lesi (-)
Kolaborasi : 1. Dilakukan untuk mengidentifikasi
Kejang (-)
Dipsnea (-) 1. Periksa kultur / sensitivitas lesi, darah, penyebab demam, diagnose infeksi
nyeri panggul (-)
urine dan sputum organism, atau untuk menentukan
nyeri abdomen (-)
tremor (-) metode perawatan yang sesuai
2. Menghambat proses infeksi. Obat-
obatan lainnya ditargetkan untuk
2. Berikan antibiotic antijamur / agen
antimikroba, missal : trimetroprim meningkatkan fungsi imun.
(bactrim, septra), nistatin (mycostatin), Meskipun tidak ada obat yang tepat,
ketokonazol, pentamidin atau zat seperti AZT ditujukan untuk
AZT/retrovir menghalangi enzim yang
memungkinkan virus memasuki
material genetis sel T4 sehingga dapat
memperlambat perkembangan
penyakit
No Tanda
No Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx Tangan
1 12 april 2018 1 1. Memantau TTV, termasuk CVP bila terpasang. S:
mencatat hipertensi, termasuk perubahan Pasien mengatakan sudah tidak diare lagi.
Pasien mengatakan sudah tidak demam
postural.
Pasien mengatakan sudah tidak tidak mudah
Hasil : indicator dari volume cairan sirkulasi
lelah
normal
O:
Diare (-)
2. Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam.
Demam (-)
memberikan kompres hangat sesuai indikasi. Pasien tidak mudah lelah
Pasien tidak berkeringat malam hari
mempertahankan pakaian tetap kering.
TTV :
mempertahankan kenyamanan suhu lingkungan.
Hasil : meningkatkan kebutuhan metabolisme TD : 120/80
N : 80x/menit
3. Mengkaji turgor kulit, membrane mukosa, dan S : 37 C
rasa haus. RR : 20x/menit
Hasil : turgor kulit dan membrane mukosa baik /
berat badan pasien naik dari 54 kg menjadi 54.5
lembab
kg
BAB /diare (-)
pasien tidak terlihat pucat
3. Memantau pemasukan oral dan memasukka
sianosis (-)
cairan sedikitnya 2500 ml/hari. pasien tidak pingsan
Hasil : mempertahankan keseimbangan cairan, umlah dan warna urin normal
anoreksia (-)
mengurangi rasa haus, dan melembabkan
Turgor kulit baik / lembab
membrane mukosa.
A : masalah kekurangan volume cairan tubuh sudah
teratasi
4. Memberikan cairan / elektrolit melalui selang
P : intervensi dihentikan
pemberi makanan / IV
hasil : memperbesar volume sirkulasi, pasien
tidak anoreksia
3 14 april 2018 3 1. Memonitor tanda-tanda infeksi baru. S : Pasien mengatakan sudah tidak demam lagi.
Hasil : pasien tidak terpapar oleh infeksi kuman O:
pathogen di RS Demam (-)
2. Menggunakan teknik actrim pada setiap tindakan Pusing (-)
actrim. Cuci tangan sebelum meberikan tindakan. Rasa terbakar pada kaki hilang
Hasil : tidak terjadi infeksi Nyeri dada pleuritis (-)
Pasien sudah tidak berkeringat malam hari
parah RR : 20x/menit
4. Memeriksa kultur / sensitivitas lesi, darah, urine benjolan di daerah leher (-)
dan sputum Lesi (-)
Hasil : mengurangi demam dan tidak terjadi Kejang (-)
Dipsnea (-)
pertumbuhan kuman pathogen penyebab infeksi nyeri panggul (-)
nyeri abdomen (-)
tremor (-)
5. Memberikan antibiotic antijamur / agen
A : masalah infeksi sudah teratasi
antimikroba, missal : trimetroprim (actrim,
P : intervensi dihentikan
septra), nistatin (mycostatin), ketokonazol,
pentamidin atau AZT/retrovir
Hasil : meningkatkan fungsi imun dan tidak
terjadi infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Sudarth ed. 8. Jakarta: ECG.