Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-undang No 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
3. Keputusan Menteri Kesehatan No 1611 / Menkes / SK / XI / 2005 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
4. Keputusan Menteri Kesehatan No 1626 / Menkes / SK / XII / 2005 Tentang
Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (
KIPI)
PERSYARATAN
Pasien datang ke puskesmas dengan membawa :
1. Buku KIA
2. KTP / Kartu Keluarga
3. Kartu BPJS / ASKES / JAMKESMAS
4. Kartu Berobat Puskesmas
PELAYANAN IMUNISASI
1. Mengambil nomor antrian dan mendaftar sesuai aturan
2. Orang tua membawa masuk anak keruang KIA untuk dilakukan Skrining
meliputi Umur, Riwayat Imunisasi sebelumnya, KIPI yang di alami, Riwayat
penyakit serta keadaan kesehatan saat ini
3. Orang tua mendapatkan informasi tentang jenis dan manfaat imunisasi yang
akan diberikan saat ini
4. Orang tua membawa anak ke ruangan imunisasi untuk diberikan imunisasi
sesuai hasil skrining
5. Orang tua mendapatkan penjelasan tentang kapan kunjungan berikutnya dan
penjelasan tentang kemungkinan efek samping yang akan di alami oleh anak
sesudah imunisasi serta cara penanggulangannya
6. Orang tua menunggu sekitar 30 menit di puskesmas untuk memantau.
APAKAH VAKSIN AMAN BAGI ANAK?
Seorang anak usia 6 bulan datang ke klinik dengan keluhan batuk terus menerus. Ketika batuk
wajah anak tampak membiru dan terdengar suara melengking saat menarik nafas (whooping).
Penyakit batuk ini sering disebut juga sebagai batuk rejan (whooping cough) atau batuk 100
hari, yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis dan menyebar melalui udara. Batuk
rejan menyebabkan anak batuk terus menerus sehingga menyebabkan tubuh kekurangan
oksigen. Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi berupa sesak berat hingga kematian.
Pencegahan kematian akibat batuk rejan dapat dicegah dengan memberikan vaksin DPT sesuai
jadwal. Namun mitos dan informasi yang salah menjadikan persepsi masyarakat mengenai
dampak imunisasi terlihat lebih berbahaya dibandingkan dengan risiko anak yang tidak
diberikan vaksin.
Vaksin adalah suatu produk yang menghasilkan kekebalan terhadap penyakit dan
dapat diberikan melalui jarum suntik, kulit, atau diberikan dengan penyemprotan.
Vaksinasi adalah tindakan penyuntikan organisme yang mati atau dilemahkan,
selanjutnya akan menghasilkan kekebalan tubuh terhadap organisme tersebut.
Tahapan Pembentukan Vaksin
1. Fase I
Penelitian dengan skala kecil untuk memastikan keamanan vaksin dan respon
kekebalan tubuh. Penelitian yang dilakukan di Eropa dan beberapa negara
berkembang terbagi menjadi dua subfase. Subfase pertama adalah Fase 1a, pada
fase ini vaksin diberikan pada relawan di Eropa. Fase selanjutnya adalah fase 1b
yang dilakukan pada populasi di negara berkembang.
2. Fase II
Uji klinis (clinical trials) guna mengetahui khasiat dan keamanan vaksin.
3. Fase III
Negara Indonesia memiliki Badan POM sebagai institusi resmi untuk mengkaji
nilai etik dan ilmiah dari suatu jenis vaksin hingga akhirnya dapat dipasarkan ke
masyarakat secara luas berdasarkan rekomendasi Komnas Obat/Vaksin.
4. Fase IV: