Salam Mahasiswa.. Hari ini kita telah dikagetkan dengan adanya pembangunan secure parking tepatnya berada di halaman depan Fakultas Agama Islam (FAI). Tentunya alat parkir tersebut cepat atau lambat akan segera diberlakukan. Perlu kita ketahui bersama bahwa pembangunan proyek tersebut jelas akan mengambil keuntungan yang sangat besar dalam beberapa waktu kedepan. kebijakan ini telah menyimpang sekaligus memberatkan kita sebagai sasaran utama yang ikut merasakan dampak tarif mahal tersebut. Badan pengelola yang terlibat sudah jelas mencari keuntungan di tengah adanya secure parking tersebut. Sebagai konsekuensi kedepan pimpinan harus lebih jauh mempertimbangkan solusi agar kita tidak merasa keberatan dalam membayar parkiran setiap harinya. Perlu diketahui pula bahwa kebijakan pimpinan atas pemberlakuan tarif tersebut seolah memaksa kita untuk menerima atau tidaknya sebagai kemajuan bersama. Padahal, kita pun belum mengetahui secara jelas pengalokasian dana akan kemana, perencanaan kedepan seperti apa. Di sisi lain, kita harus jelih melihat jaminan apa yang akan ditawarkan oleh pihak pengelola bila ada hal-hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan, kendaraan lecet, rusak, dll. Menurut kalkulasi yang sudah matang pada tingkatan mahasiswa, tentunya ini menjadi titik berat bila harus mengeluarkan uang ekstra tiap bulannya hanya untuk membayar parkir. Hal ini juga seolah membatasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan luar kampus yang mendorong untuk keluar-masuk. Konsep yang dibawa oleh pimpinan terlihat belum matang, masih terdapat banyak kecacatan semisal dalam hal teknis. Juga, bila kita merasionalisasikan tarif yang diberlakukan akan menjadi pemasukan besar bagi pengelola rektorat kampus. Oleh karena itu, tentunya pimpinan harus memiliki pertimbangan-pertimbangan agar tidak mengundang kericuhan bagi mahasiswa. Selain itu masalah yang dianggap urgent mengenai transparansi keuntungan yang didapat dari tarif parkir tersebut, maka perlu disosialisasikan agar senantiasa tidak menimbulkan kecurigaan akan penggunaan uang hasil tarif parkir. Sehingga sekalipun terpaksa kebijakan itu tetap diberlakukan harus memberikan manfaat yang jelas terhadap mahasiswa. Kampus bukanlah mall, bank ataupun diskotik tetapi tempat kegiatan proses belajar. Tidak selayaknya tarif parkir begitu mahal yang memberatkan mahasiswa. Jadi, kami berhak menuntut untuk menurunkan tarif parkir yang terasa menjadi beban karena harus mengocek uang jajan ataupun uang untuk memenuhi keperluan kampus yang lebih penting. Mengingat jargon andalan “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, Jangan Mencari Hidup dari Muhammadiyah”. Kawan-kawan mari kita semangat membangun peradaban yang jauh dari kemunafikan dan kenaifan. Demi terciptanya generasi-generasi yang menjunjung keadilan dan kejujuran, tidak serta merta hanya mengambil kesempatan untuk kepentingan segelintir orang. Kita ingat apa yang sudah kita beri, itulah yang nantinya kita akan rasakan.