Vous êtes sur la page 1sur 12

ASKEP KATARAK

TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
Identitas Klien
 Nama : Ny. W
 Umur : 50 th
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : islam
 Status Perkawinan : kawin
 Suku Bangsa : Indonesia
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : swasta
 Tgl masuk RS : 01 Januari 2012
 No. Register : 15665

Penanggung Jawab
 Nama : Tn. F
 Umur : 56 th
 Pekerjaan : swasta
 Alamat : Hibrida 10

Keluhan utama
Klien mengalami penglihatan kabur. Klien mengalami penglihatan kabur, kesulitan melihat dari
jarak jauh ataupun dekat.
Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan Sekarang

Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan pusing dan penglihatannya kabur, penglihatan kabur
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta
terkadang pasien merasa silau saat melihat cahaya. Klien juga mengalami kesulitan melihat pada jarak
jauh atau dekat, pandangan ganda, susah melihat pada malam hari. Setelah dilakukan pengkajian pupil
berwarna putih dan ada dilatasi pupil, nucleus pada lensa menjadi coklat kuning, lensa menjadi opak,
retina sulit dilihat, terdapat gangguan keseimbangan pada susunan sel lensa oleh factor fisik dan kimiawi
sehingga kejernihan lensa berkurang.klien disarankan oleh dokter untuk dilakukan tindakan pembedahan
atau dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas
sehari-hari.klien jg mengalami hiperglikemia karena panyakit diabetis yang dideritanya.
 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit Diabetes Melitus /gejala-gejala yang sama seperti
yang diderita oleh pasien saat ini.

Pemeriksaan Fisik
a. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
Keuarga klien takut akan penyakit yang diderita klien, dan berharap agar bisa cepat sembuh
Penggunaan tembakau (bungkus/hari, pipa, cerutu, berapa lama, kapan berheti) : tidak menggunakan
tembakau
Alkohol : tidak mengkonsmsi alkohol
Alergi (obat-obatan, makanan, plster dll) : makanan
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Diet/suplemen khusus : tidak ada
Nafsu makan : menurun
Penurunan sensasi kecap, mual-muntah, stomatitis : mual muntah
Fluktuasi BB 6 bulan terakhir (naik/turun) : turun
Kesulitan menelan (disfagia) : disfagia
Gigi : Lengkap
Frekuensi makan : 1-2x sehari
Jenis makanan : nasi, sayur, buah-buahan
Pantangan/alergi : ikan
3) Pola eliminasi
BAB :
Frekuensi : lebih dari 3x sehari
Warna : kuning
Waktu : tidak teratur
Konsistensi : cair
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : inkontinensia
BAK :
Frekuensi : lebih dari 8x perhari jika dalam keadaan kejang
Kesulitan : inkotinensia
4) Pola aktivitas dan latihan
Kekuatan otot : penurunan kekuatan/tonus otot secara menyeluruh
Kemampuan ROM : ada keterbatasan rentang gerak
Keluhan saat beraktivitas : mudah lelah, dan lemas saat berktivitas
5) Pola istirahat dan tidur
Lama tidur : 4-6 jam sehari
Waktu : malam
6) Pola kognitif dan persepsi
Status mental : penurunan kesadaran
Bicara : aphasia ekspresif
Kemampuan memahami : tidak
Tingkt ansietas : berat
Penglihatan : pandangan kabur
Ketidaknyamanan/nyeri : nyeri kronik
7) Persepsi diri dan konsep diri
Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : klien merasa malu dan minder
8) Pola peran hubungan
Pekerjaan : swasta
Sistem pendukung : keluarga
9) Pola koping dan toleransi aktivitas
Hal yang dilakukan saat ada masalah : cerita dengan orang terdekat atau keluarga
Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : ada
Keadaan emosi dalam sehari-hari : tegang
10) Keyakinan dan kepercayaan
Agama : islam
Pengaruh agama dalam kehidupan : segala sesuatu dalam kehidupannya diserahkan pada agamanya
1. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : tampak gelisah dan bingung
Penampilan umum : bersih dan rapi
Kliean tampak sehat/sakit/sakit berat : sakit
Kesadaran :
BB : 50 kg
TB : 155 cm
2) Tanda-tanda vital
TD : 150/ 110mmHg
ND : 90 x/i
RR :22 1x/i
S : 36,5 derajat celcius
3) Kulit
Warna kulit : tidak sianosis
Kelembapan : kering
Turgor kulit : elastic berkurang
Ada/tidaknya oedema : ada oedema
4) Kepala :
Inspeksi : rambut bersih
Palpasi :tidak Ada benjolan
5) Mata
Inspeksi : kekeruhan, berkabut atau opak pada lensa mata. Pada inspeksi visual katarak Nampak abu-
abu atau putih susu. Pada inspeksi pada lampu senter, tidak timbul refeksi merah.
Fungsi penglihatan : gangguan penglihatan
Ukuran pupil : pupil dilatasi
Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
6) Telinga
Fungsi pendengaran :tidak ada gangguan pendengaran
Kebersihan : bersih
Sekret : tidak ada
7) Hidung dan sinus
Fungsi penciuman : baik
Pembegkakan : tidak ada Perdarahan : tidak ada
Kebersihan : bersih sekret : tidak ada
8) Mulut dan tenggokan
Membran mukosa : kering kebesihan mulut : bersih
Keadaan gigi : lengkap
Tanda radang : Lidah
Trismus :tidak ada
Kesulitan menelan : tidak ada, disfagia tidak ada
9) Leher
Trakea : simetris
Kelenjar limfe : ada
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
10) Thorak/paru
Inspeksi : dada simetris dan tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Perkusi :tidak ada massa, dengan tidak adanya peningkatan produksi mukus
Auskulktasi : pernafasan stridor (ngorok)
11) Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat
12) Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : peristaltik usus
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites
13) Ekstremitas
Ekstremitas atas : pergerakan normal
Ekstremitas bawah : pergerakan normal
ROM :
Kekuatan otot : penurunan kekuatan tonus otot
14) Neurologis
Kesadaran (GCS) :
Status mental : penurunan kesadaran
Motorik : kejang
Sensorik : gangguan pada sistem penglihatan,mata kabur ,pengelihatan silau dan gangguanpendengaran
Refleks fisiologis : mengalami penurunan terhadap respon stimulus

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: perdarahan intra Resio tinggi terhadap
-klien mengatakan pusing dan okuler(dikoreksi cidera
penglihatannya kabur, penglihatan kabur dengan dilator pupil)
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu.
-klien mengatakan bahwa dokter
menyarakan untuk dilakukan
tindakan yaitu dikoreksi dengan dilator
pupil.
DO:
- Pupil berwarna putih dan ada dilatasi
pupil
-nucleus pada lensa menjadi coklat
kuning, lensa menjadi opak, retina sulit
dilihat
2 DS: bedah pengangkatan Resiko tinggi terhadap
-klien mengatakan kesulitan melihat katarak infeksi
pada jarak jauh atau dekat, pandangan
ganda, susah melihat pada malam hari.
-klien mengatakan bahwa dia juga
mnderita penyakit diabetis mellitus
DO:
- terdapat gangguan keseimbangan pada
susunan sel lensa oleh factor fisik dan
kimiawi sehingga kejernihan lensa
berkurang.
-Hiperglikemia
3 DS: gangguan penerimaan Gangguan sensori
-klien mengatakan mengalami sensori/status organ persepsi(penglihatan)
penglihatan kabur. indra penglihatan
-Klien mengatakan mengalami
penglihatan kabur, kesulitan melihat dari
jarak jauh ataupun dekat
DO:
- pupil berwarna putih dan ada dilatasi
pupil, nucleus pada lensa menjadi coklat
kuning, lensa menjadi opak, retina sulit
dilihat

Diagnosa keperawatan yang muncul


 Resio tinggi terhadap cidera b/d perdarahan intra okuler(dikoreksi dengan dilator pupil)
 Resiko tinggi terhadap infeksi b/d bedah pengangkatan katarak
 Gangguan sensori persepsi(penglihatan) b/d gangguan penerimaan sensori/status organ indra
penglihatan
Nursing Care Planning
N
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
o
1 Resio tinggi Setelah Menunjukkan Mandiri :
cidera berhubungan dilakukan perubahan 1.Diskusikan apa 1. Membantu
dengan perdarahan intervesi selam perilaku, pola yang terjadi pada megurangi rasa
intra okuler a 3x24 jam hidup untuk pasca dikoreksi takut an
diharapkan menurunka tentang nyeri, meningkatkan kerja
perdrahan intra faktor resiko pembatasan sama dalam
okuler dapat dan aktivitas, penampilan pembatasan yang
segera diatasi untuk melidung dan balutan mata diperlukan
i diri dari 2.Batasi aktivitas
cedera. seperti megerakkan 2. Menurunkan stres
kepala tiba-tiba, pada area
menggaruk mata, pengikisan/menuru
membongkok nkan TIO
3. Dorong napas dalam
batuk untuk bershan
nafas berihan paru
4. Pertahankan
3. Batuk
perlindungan mata
meningkatkan TIO
sesuai indikasi

5. Minta pasien untuk


4. Digunaknuntuk
membedakan antara
melindungi dari
ketidakyamanan dan
cedera dan
nyeri mata tajam
menurunkan
tiba-tiba, selidiki
gerakan mata
kegelisaan,disorienta
5. Ketidak amanan
si, gangguan balutan
mungkin karena
prosedur
pembedahan, nyeri
akut menunjukkan
Kolaborasi: TIO dan atau
1. berikan obat sesuai perdarahan yang
indikasi terjadi karena
 antiemetik contoh regangan dan atau
proklorprazin tak diketahui
penyebabnya.
 asetazolamid(diomox
)  mual, muntah
dapat
meningkatkan TIO,
memerlukan
tindakan segera
untuk mencega
cedera okuler
 analgesik contoh  diberikan untuk
empirin dengam menurun TIO bila
kodein, terjadi peningkatan,
asetaminofen(tynol) membatasi kerja
enzim pada
produksi akueus
humor
 digunakan untuk
ketidak nyamanan
ringan, mencega
gelisah yang dapat
mempengaruhi TIO
2 Resiko tinggi Setelah - Meningkat Mandiri
terhadap infeksi dilakukan kan 1. Diskusikan 1. Menurunkan
berhubungan dengan intervesi selam penyembuhan pentingnya mencuci jumlah bakteri pada
bedah pengangkatan a 3x24 jam luka tepat tangan sebelum tangan, mencega
katarak diharapkan waktu menyentu atau kontaminasi area
factor resiko - bebas mengobati mata operasi
infeksi dapat drainase 2. Gunakan atau 2. Tehnik aseptic
diatasi purulen dan tunjukan tehnik yang menurunkan resiko
eritema tepat untuk penyebaran bakteri
membersihkan mata dan kontaminasi
dari dalam keluar silang
dengan tisu basah
atau bola kapas
untuk tiap usapan
ganti balutan dan
masukkan lensa
kontak bila
menggunakan
3. Tekankan
pentingnya 3. Mencegah
untuk tidak kontaminasi dan
menyentuh atau kerusakan sisi
menggarut mata operasi
yang di operasi
4. Obserpasi tanda
terjadinya infeksi 4. Infeksi mata terjadi
contah kemerahan, 2-3 hari setelah
kelopak mata prosedur dan
bengkak, drainase memerlukan upaya
purulen. intervensi yang
Kolaborasi: tepat
1. Berikan obat sesuai
indikasi
 antibiotik(topical,
perenteral, atau  sediakan topical
subkunjungival) yang digunakan
sevara profilaksis,
dimana
terapilebih akresif
diperlukan bila
terjadi infeksi.
Catatan steroid
mungkin
ditambahkan pada
antibiotic topical
bila pasien
 steroid mengalami
implantasi.
 Digunakan untuk
menurunkan
implamasi
3 Gangguan sensori Setelah - Dapat Mandiri
persepsi(penglihatan dilakukan meningkatkan1. Tentukann 1. kebutuhan individu
) berhubungan intervesi selam ketajaman ketajaman dan pilihan
dengan gangguan a 3x24 jam penglihatan penglihatan, catat intervensi
penerimaan diharapkan batas situasi apakah 1 atau 2 bervariasi sebab
sensori/status organ gangguan individu mata terlibat kehilangan
indra penglihatan sensori - Memperbaiki penglihatan terjadi
persepsi dapat potensi lambat dan
diatasi bahaya dalam progresif. Bila
lingkunga bilateral tiap mata
dapat berlangjut
pada laju yang
berbeda tetapi
biasa nya hanya 1
mata diperbaiki
perprosedur.
2. memberikan
peningkatan
2. Orientasikan pasien kenyamanan dan
terhadap kekeluargaan,
lingkungan,stap, menurunkancemas
orang lain di area dab disorientasi
nya pasca operasi
3. terbangun dan
lingkungan tak
dikenal dan
mengalami
3. Observasi tanda- tetbatasan
tanda dan gejala- penglihatan dapat
gejala disorientasi, mengakibatkan
pertahankan pagar bingung pada
tempat tidur sampai orang tua.
benar-benar senbuh Menurunkan resiko
dari anastesia jatuh bila pasien
bingung atai tak
kenal ukuran
tempat tidur

4. Memberikan
4. Pendekatan dari sisi rangsangan sensori
yang tak dioperasi , tepat terhadap
bicara, dan isolasi dan
menyentuh sering, menurunkan
dorong orang bingung
terdekat tinggal
dengan pasien

5. Gangguan
5. Perhatikan tentang
penglihatan atau
suram atau
iritasi dapat
penglihatan kabur
berakhir 1-2 jam
dan iritasi mata
setelah diberikan
pengobatan tetapi
secara bertahap
menurunkan
denganpenggunaa
n.
Catatan :
Iritasi local harus
dilaporkan ke dokter
tetapi jangan
6. Ingatkan pasien hentikan penggunaan
menggunakan obat sementara
kacamata 6. perubahan ketajaman
katarakyang dan kedalaman
tujuannya persepsi dapat
memperbesar menyebabkan
kurang lebih 25% bingung penglihatan
penglihatan perifer atau meningkatkan
hilang dan buta titik resiko cedera sampai
mungkin ada pasien belajar untuk
mengkompensasi.

Catatan Perkembangan
No Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Resiko tinggi Jam 08.00 wib Jam 12.00 wib
cidera berhubungan dengan Mandiri : S: klien meengatakan nyeri
perdarahan intra okuler 1. Mendiskusikan apa pasca dikoreksi sudah
yang terjadi pada pasca berkurang.
dikoreksi tentang nyeri, O: klien tampak rileks
pembatasan aktivitas, pasca dikoreksi,tetapi
penampilan dan balutan mata aktivitas klien masih
2. Membatasi aktivitas seperti dibatasi,seperti terlalu
megerakkan kepala tiba-tiba, banyak menggerkkan kapala
menggaruk mata, dan menggaruk mata
membongkok A: Masalah teratasi
3. Mendorong napas dalam sebagian,aktivitas klien
batuk untuk bershan nafas masih dibatasi untuk
berihan paru melindungi mata pasca
4. Mempertahankan dikoreksi
perlindungan mata sesuai P: Intervensi dilanjutkan
indikasi 1. Batasi aktivitas klien
5. Meminta pasien untuk seperti megerakkan kepala
membedakan antara tiba-tiba, menggaruk mata,
ketidakyamanan dan nyeri membongkok
mata tajam tiba-tiba, selidiki 2. Mempertahankan perlindungan
kegelisaan,disorientasi, mata sesuai indikasi
gangguan balutan 3. Meminta pasien untuk
Kolaborasi: membedakan antara
1. Memberikan obat sesuai ketidakyamanan dan nyeri
indikasi mata tajam tiba-tiba, selidiki
 antiemetik contoh kegelisaan,disorientasi,
proklorprazin gangguan balutan
 asetazolamid(diomox)

2. Resiko tinggi terhadap infeksi Jam 08.00 wib Jam 12.00wib


berhubungan dengan bedah Mandiri S: Klien mengatakan dapat
pengangkatan katarak 1. Mendiskusikan pentingnya beristrahat dengan baik
mencuci tangan sebelum tanpa terasa nyeri pasca
menyentu atau mengobati operasi pengangkatan
mata katarak
2. Menggunakan atau tunjukan O: klien dapat beristirahat
tehnik yang tepat untuk dengan tenang dan lebih
membersihkan mata dari rilek serta tidak terdapat
dalam keluar dengan tisu tanda-tanda terjadinya
basah atau bola kapas untuk infeksi pada mata klien
tiap usapan ganti balutan dan A: Masalah klien teratasi
masukkan lensa kontak bila sebagian,tidak terjadi
menggunakan infeksi pada mata klien
3. Menekankan pentingnya pasca operasi.
untuk tidak menyentuh atau P: Intervensi dilanjutkan
menggarut mata yang di 1. Tekankan pentingnya
operasi untuk tidak menyentuh atau
4. Mengobserpasi tanda menggarut mata yang di
terjadinya infeksi contah operasi
kemerahan, kelopak mata 2. obserpasi tanda terjadinya
bengkak, drainase purulen. infeksi contah kemerahan,
Kolaborasi: kelopak mata bengkak,
1. Memberikan obat sesuai drainase purulen
indikasi
 antibiotik(topical, perenteral,
atau subkunjungival)
 Steroid
3. Gangguan sensori Jam 08.00 wib Jam 12.00 wib
persepsi(penglihatan) Mandiri S: klien mengatakan setelah
berhubungan dengan Menentukann ketajaman dilakukan operasi matannya
gangguan penerimaan penglihatan, catat apakah 1 sudah dapat melihat
sensori/status organ indra atau 2 mata terlibat walaupun tanpa bantuan
penglihatan Mengorientasikan pasien kaca mata katarak
terhadap lingkungan,stap, O: klien sudah dapat
orang lain di area nya melihat benda-benda
Mengobservasi tanda-tanda disekitarnya
dan gejala- gejala disorientasi, A: Masalah teratasi
pertahankan pagar tempat P: Intervensi dihentikan
tidur sampai benar-benar
sembuh dari anastesia
Pendekatan dari sisi yang tak
dioperasi , bicara, dan
menyentuh sering, dorong
orang terdekat tinggal dengan
pasien
Memperhatikan tentang suram
atau penglihatan kabur dan
iritasi mata
Mengingatkan pasien
menggunakan kacamata
katarakyang tujuannya
memperbesar kurang lebih

Vous aimerez peut-être aussi