Vous êtes sur la page 1sur 31

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. MASALAH UTAMA
Halusinasi
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimulus eksteren/ persepsi palsu (Maramis, 2009).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang
salah (Stuart, 2008).
Menurut Varcarolis (2008: 393), halusinasi dapat didefenisikan
sebagai terganggunya proses sensori seseorang, dimana tidak terdapat
stimulus.
2. Tanda dan Gejala
a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
b. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
c. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
d. Tidak dapat memusatkan perhatian
e. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya), takut
f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
(Budi Anna Keliat, 2009)
3. Penyebab Terjadinya Masalah
Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2009), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan

respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini

ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:

1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak

yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada

daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan

perilaku psikotik.

2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter

yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor

dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.

3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal

menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak

manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,

ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian

depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan

anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).

b. Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi

respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang

dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau

tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.


c. Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita

seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana

alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.

Faktor Presipitasi

Menurut Stuart (2008), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi

adalah:

a. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur

proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak

yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi

stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.

b. Stress lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor

lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Sumber koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi


stressor.

4. Akibat Terjadinya Masalah


Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko

mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Keliat, B.A, 2009).

Menurut Townsend, M.C suatu keadaan dimana seseorang melakukan

sesuatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri

sendiri maupuan orang lain.

Seseorang yang dapat beresiko melakukan tindakan kekerasan

pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku :

Data subjektif :

a. Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam

b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir

Data objektif :

a. Wajah tampak bingung

b. Mondar mandir

c. Tidak tenang

d. Bicara sendiri

e. Senyum senyum sendiri

f. Tertawa sendiri

C. POHON MASALAH
EFEK Resiko mencederai diri sendiri, Orang lain, dan lingkungan

C.P Perubahan persepsi sensori : Defisit Perawatan diri :

Halusinasi pendengaran Mandi/Kebersihan

diri,berpakaian/berhias

ETIOLOGI Kerusakan interaksi sosial : Intoleransi aktifitas

Menarik diri

Gangguan konsep diri :

Harga diri rendah

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

3. Isolasi sosial : menarik diri

E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Tindakan keperawatan untuk membantu klien mengatasi masalahnya


di mulai dengan membina hubungan saling percaya dengan klien.
2. Setelah hubungan saling percaya terbina , intervensi keperawatan
selanjutnya adalah membntu klien mengenali halusinasinya.
3. Setelah klien mengenal halusinasinya selanjutnya klien dilatih
bagaimana cara yang biasa terbukti efektif mengatasi atau mengontrol
halusinasi.
Adapun cara yang efektif dalam memutuskan halusinasi adalah :

1. Menghardik halusinasi.
2. Berinteraksi dengan orang lain.
3. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian.
4. Memanfaatkan obat dengan baik.
Keluarga perlu diberi penjelasan tentang bagaimana penanganan klien
yang mengalami halusinasi sesuai dengan kemampuan keluarga. Hal ini penting
karena keluarga adalah sebuah system dimana klien berasal dan halusinasi sebagai
salah satu gejala psikosis dapat berlangsung lama (kronis) sehingga keluarga perlu
mengetahu cara Perawatan klien halusinasi dirumah.

Dalam mengendalikan halusinasi diberikan psikofarmaka oleh tim medis


sehingga Perawat juga perlu memfasilitasi klien untuk dapat menggunakan obat
secara tepat. Prinsip lima benar harus menjadi focus utama dalam pemberian obat.

Evaluasi keperawatan

Asuhan keperawatan klien dengan halusinasi berhasil jika :

1. Klien menunjukkan kemampuan mandiri untuk mengontrol halusinasi


2. Mampu melaksistrian program pengobatan berkelanjutan
3. Keluarga mampu menjadi sebuah sistem pendukung yang efektif dalam
membantu klien mengatasi masalahnya
Cara mengontrol halusinasi

Menurut Budi Anna Keliat (2009), Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, perawat dapat melati pasien dengan empat cara yang
sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi, keempat cara mengontrol
halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan
tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memedulikan halusinasinya.
Jika ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak
mengikuti halusinasi yang muncul.

2. Minum obat secara teratur


Minum obat secara teratur dapat mengontrol halusinasi.Pasien juga harus
dilatih untuk minum obat secara teratur sesuai dengan program terapi dokter.
Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering mengalami putus obat
sehingga pasien mengalami kekambuhan. Jika kekambuhan terjadi, untuk
mencapai kondisi seperti semula akan membutuhkan waktu. Oleh karena itu,
pasien harus dilatih minum obat sesuai program dan berkelanjutan berikut ini
intervensi yang dapat dilakukan Perawatagar pasien patuh minum obat.

a. Jelaskan kegunaan obat.


b. Jelaskan akibat jika putus obat
c. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat.
d. Jelaskan cara minum obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,benar
pasien, benar cara, benar waktu ,dan benar dosis).
3. Bercakap – cakap dengan orang lain
Bercakap- cakap dengan orang lain dapat membantu mengotrol
halusinasi.Ketika pasien bercakap- cakap dengan orang lain, terjadi distraksi;
fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan
dengan orang lain.

4. Melakukan aktivitas yang terjadwal


Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukan diri melakukan aktivitas yang teratur.Dengan beraktifitas secara
terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang sering
kali mencetuskan halusinasi. Oleh karena itu, halusinasi dapat dikontrol dengan
cara beraktifitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam. Tahapan
intervensi Perawat dalam memberikan aktivitas yang terjadwal,yaitu

a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi


halusinasi.
b. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien.
c. Melatih pasien melakukan aktivitas.
d. Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas mulai dari bangun
pagi sampai tidur malam.
e. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan Penguatan
terhadap prilaku pasien yang positif
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E, Townsend, M.C dan Moorhouse, M.F. (2009). Rencana Asuhan
Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Keliat, B.A dan Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
NANDA, (2011). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Cetakan 2011. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Townsend. M.C, (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana
Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.I DENGAN HALUSINASI
DI BANGSAL ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO
MAGELANG

Tgl Masuk Rumah Sakit / MRS : 21 Maret 2018


MRS ke :2
Tanggal Pengkajian : 27 Maret 2018

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. I
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kulon Progo
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : Tidak bekerja
Diagnosa Medis : F 20.3
No. RM : 00130076
Informan : Pasien dan rekam medik
II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama Penanggung Jawab : Tn. M
Status / Hubungan dengan klien : Saudara
Alamat : Kulon Progo
Pendidikan Terakhir :
III. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan sering mendengar suara perempuan pada malam hari dan
bisikan itu menyuruhnya untuk mengadu domba teman-temannya. Pasien
juga sering tidak bisa tidur karena mendengar bisikan perempuan tersebut.
Dia juga sering keluyuran sendirian.
Masalah Keperawatan : Halusinasi
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalunya pada tahun 2016
di RSJ Jambi. Pasien dibawa ke RSJ Jambi karena dia pernah memecahkan
kaca jendela tetangganya. Lalu dia dipukuli dan langsung di bawa ke RSJ
Jambi. Dia pernah sembuh dan kembali ke pondok Kulon Progo. Tetapi
dia masih tetap kontrol di RSJ Magelang.
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan

2. Pengobatan sebelumnya
Pasien selalu teratur untuk minum obat selama dipondok dan jadwal
minum obat pada jam 9 pagi dan jam 9 malam.
Masalah keperawatan :

3. Pengalaman aniaya
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No 1, 2, 3 :
Pasien pernah mengalami aniaya fisik yaitu saat dipukulin oleh
tetangganya karena pasien memecahkan kaca jendela tetangganya.
Masalah keperawatan :
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ya Tidak
Hubungan keluarga :
Gejala :

Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien pernah tidak berhasil disekolah pelayaran karena pelajaran di
pelayaran sangat susah. Jadi dia tidak bisa mengikuti pelajaran tersebut
dan stress.
Masalah keperawatan :

V. PENGKAJIAN FISIK
1. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 117 / 68 mmHg
b. Nadi : 87 x / menit
c. Respiratory Rate : 20 x / menit
d. Suhu : 36° C
2. Antropometri
a. Tinggi Badan : 170 cm
b. Berat Badan : 69 kg
3. Keluhan Fisik : Ya Tidak
Jelaskan :
Pasien tidak mempunyai keluhan fisik atau merasakan sakit dibagian fisik.
Tetapi, pasien terus merasakan pusing karena tidak bisa tidur.
Masalah keperawatan :
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
: laki-laki : garis hubung

: perempuan : pasien

: meninggal
: tinggal satu rumah
: garis menikah
: garis keturunan

Jelaskan :
Pasien tidak tinggal satu rumah dengan keluarganya karena pasien tinggal
dipondok Kulo Progo. Pasien mempunyai adik perempuan yang sudah
bekerja menjadi guru di Jambi. Dan kedua orangtuanya pun tinggal di
Jambi.
Masalah keperawatan :

2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri :
Bagian tubuh yang disukai pasien tidak ada. Tetapi, bagian tubuh yang
tidak disukai pasien yaitu telinga. Karena dia tidak ingin mendengar
suara bisikan yang mengajaknya mengobrol lagi.

b. Identitas :
Pasien mengatakan dia adalah seorang laki-laki yang dewasa. Dia tidak
ingin menjadi perempuan karena malu.

c. Peran :
Pasien sering membantu ayahnya dikebun kelapa sawit seperti
mengantar makan, minum, dan panen. Dia tidak pernah ikut dalam
kegiatan dimasyarakat seperti karangtaruna.

d. Ideal Diri :
Pasien berharap agar bisa cepat pulang dan bertemu keluarganya, dan
dia berharap agar halusinasinya cepat sembuh.

e. Harga Diri :
Pasien merasa minder karena dirawat di RSJ dan tidak ingin teman-
temannya tahu jika dia dirawat di RSJ.
Masalah Keperawatan : HDR

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Orang yang paling berarti bagi pasien yaitu petugas pondok

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :


Pasien mengatakan jika di pondok dia ikut dalam kelompok mengaji.
Tetapi tidak setiap hari karena dia tidak terlalu suka berkumpul dengan
teman-temannya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien jarang bergabung atau bergaul dengan kelompok lain di pondok
dan lebih suka menyendiri. Karena pasien tidak terlalu suka keramaian.

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Pasien beragama islam dan percaya akan adanya Tuhan. Pasien yakin
jika dia sering berdoa, dia akan cepat sembuh dari penyakit
halusinasinya.

b. Kegiatan ibadah :
Pasien kadang melaksanakan sholat individu dan berjamaah,tetapi
kadang juga tidak sholat.

Masalah keperawatan :

VII.STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Penampilan pakaian yang tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Penampilan pasien sudah rapi. Bajunya sudah terkancing, celana tidak
kebesaran atau kekecilan, rambutnya tidak pernah disisir karena botak.
Giginya berwarna kuning dan tidak rapi.
Masalah keperawatan : DPD

2. Pembicaraan
Cepat keras gagap inkoheren
Apatis lambat membisu tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan :
Pasien jika diajak mengobrol atau ditanya sesuatu, jawabannya sangat
lambat. Dan jiika tidak diajak ngobrol atau ditanya sesuatu, pasien hanya
diam menyendiri dan tidak mampu memulai pembicaraan.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

3. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
TIK Grimasin Tremor Kompulsif
Jelaskan :
Pasien tampak lesu, tidak bersemangat untuk aktivitas, dan selalu mondar-
mandir karena dia merasakan pusing karena tidak bia tidur dengan
nyenyak.
Masalah keperawatan :

4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa
Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan :
Pasien merasa dirinya tidak bisa sembuh dari halusinasinya karena
percuma sudah diajarkan cara menghardik, tetapi suara itu kadang masih
terdengar ketika malam hari sebelum tidur.
Masalah keperawatan : HDR

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Pasien mengalami afek tumpul karena dia tidak pernah tersenyum /
bersedih. Dia tersenyum hanya sesekali jika ada kejadian yang membuat
dia malu, seperti jika dia sedang dipuji ganteng dan pintar, dia tersenyum
sebentar setelah itu ekspresinya datar lagi.
Masalah keperawatan : HDR

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah
tersinggung
Kontak mata (-) Defensif Curiga
Jelaskan :
Pasien tidak selalu berkontak mata dengan orang yang berbicara
dengannya seperti perawat atau teman dibangsal. Dia sellau menunduk dan
kadang melihat sekelilingnya. Sesekali dia berkontak mata tetapi, tidak
lama kemudian dia emnunduk lagi.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan :
Pasien mengalami halusinasi pendengaran. Dia mendengar suara
perempuan kadang laki-laki dimalam hari, disaat dia ingin tidur. Suara itu
mengajak dia mengobrol dan menyuruhnya untuk mengadu domba teman-
temannya. Suara itu hilang jika pasien ingin menjawabnya, dan muncul
lagi disaat pasien sedang menyendiri.
Masalah keperawatan : Halusinasi

8. Proses pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Persevasari
Jelaskan :
Pasien bisa menjawab pertanyaan dari perawat dan kadang dia mengobrol
dengan teman dibangsalnya. Tetapi, sering kali dia langsung diam jika
sedang diajak mengobrol oleh perawat dan dia tidak mau menjawab
pertanyaan dari perawat.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisme Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip piker Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan :
Tidak ada waham pada pasien.
Masalah keperawatan :

10. Tingkat Kesadaran


Bingung Sedasi Stuper
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan :
Pasien sering mondar-mandir dan tampak bingung karena jika dia dia di
satu tempat, dia akan mendengar suara perempuan yang mengajak dia
mengobrol. Jadi, dia menghindari duara tersebut dan pindah ke tempat
lain, jika dia masih tetap mendengar suara perempuan tersebut, dia akan
terus berpindah tempat.
Masalah keperawatan : Halusinasi

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi : ppembicaraan tidak sesuai, untuk menutupi
gangguan daya ingatnya
Jelaskan :
Pasien dapat mengingat masa lalunya, seperti dia ingat pada saat dia
masuih dirawat di RSJ Jambi dan alasan mengapa dia masuk RSJ tersebut.
Masalah keperawatan :

12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih
Tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Pasien jika diajak mengobrol medah terganggu oleh keadaan sekitarnya.
Jika sedang berbincang-bincang dengan perawat dan tiba-tiba ada
temannya lewat didepannya, dia langsung melihat temannya tersebut dan
keadaan sekelilingnya.
Masalah keperawatan :

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan :
Pasien mengetahui jadwal kegiatan sehari-hari selama di rumah sakit
seperti setelah bangun tidur langsung sholat, bersih-bersih, menyapu,
mengepel, bersantai, makan, dll.
Masalah keperawatan :

14. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
Pasien mengetahui jika dia mengalami halusinasi, dan dia bisa
membedakan suara yang nyata dan tidak nyata. Dia juga sudah paham cara
mneghardik halusinasi. Tetapi dia tidak percaya jika penyakit
halusinasinya bisa sembuh. Karena dia berkata sudah berulang kali
melakukan cara menghardik tetapi tetap saja suara tersebut tidak hilang.
Masalah keperawatan :

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/Berhias
Bantuan minimal Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : 13.00 WIB s/d 14.30 WIB
Tidur malam lama : 20.00 WIB s/d 05.00 WIB
Kegiatan sebelum dan sesudah tidur :
Sebelum tidur siang pasien makan, sholat, mandi.
Sesudah tidur siang pasien duduk santai dan mondar mandir.
Sebelum tidur malam pasien makan dan duduk santai.
Sesudah tidur malam pasien sholat dan bersih-bersih seperti
menyapu.
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Perawatan dukungan Ya Tidak
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Jelaskan :
Pasien masih butuh bantuan minimal dan pengawasan dalam makan,
mandi, dan berpakaian. Pasien juga masih butuh pengawasan dalam
minum obat agar pasien minum obat secara teratur dan tidak putus obat.
Masalah keperawataan :

IX. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minuman alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi
lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya, (merokok)
Masalah keperawatan :

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Masalah dengan pendidikan, spesifik
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Masalah dengan perubahan, spesifik
Masalah ekonomi, spesifik
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Masalah lainnya, spesifik
Masalah keperawatan :

XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung Faktor
presipitasi
Penyakit fisik Koping Obat-
obatan
Lainnya
Masalah keperawatan :

XII.ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : F 20. 3
Terapi medik : TFZ 2 x 12 jam 5 mg
THP 2 x 12 jam 2 mg
Klozapin 2 x 12 jam 25 mg

A. ANALISA DATA
No Data Masalah
1. DS : pasien mengatakan sering Halusinasi pendengaran
mendengar suara perempuan pada
malam hari dan bisikan itu
menyuruhnya untuk mengadu domba
teman-temannya. Pasien juga sering
tidak bisa tidur karena mendengar
bisikan perempuan tersebut. Dia juga
sering keluyuran sendirian.
DO : pasien tampak mondar mandir
karena menghindari suara bisikan
tersebut.
2. DS : pasien mengatakan pernah Perilaku kekerasan
memecahkan kaca jendela
tetangganya dan dipukulin oleh
tetangga-tetangganya.
DO : gigi pasien tampak sedikit
ompong
3. DS : Pasien mengatakan jarang Isolasi sosial
mengobrol dengan teman-temannya.
DO : pasien tampak selalu
menyendiri
Pasien tampak tidak mau memulai
berbicara jika tidak diajak berbicara

B. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN DAN POHON MASALAH


1. Halusinasi pendengaran
2. Perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial

Pohon Masalah:
Perilaku kekerasan

Halusinasi

Isolasi sosial

C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Halusinasi pendengaran
2. Perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. I
Umur : 31 tahun
Diagnosa : Halusinasi
Ruangan : Abimanyu
Tgl/ Diagnosa Rencana / Intervensi Keperawatan
No
Jam Keperawatan Tujuan Intervensi
28-03-18 1. Halusinasi Tujuan umum : SP 1
pasien tidak 1. Bantu pasien mengenal halusinasi
berhalusinasi 2. Menjelaskan cara mengontrol
Tujuan khusus : halusinasi dengan menghardik
1. Pasien dapat halusinasi
mengenali 3. Diskusikan dengan pasien tentang
halusinasi yang isi halusinasi (apa yang dirasakan,
dialaminya didenger, atau dilihat), waktu
2. Pasien dapat terjadi halusinasi, situasi yang
mengontrol menyebabkan munculnya
halusinasinya halusinasi dan respon pasien saat
3. Pasien halusinasi muncul
mengikuti 4. Latih pasien mengontrol halusinasi
program dengan cara menghardik halusinasi
pengobatan 5. Anjurkan pasien menerapkan
secara optimal menghardik ketika halusinasi
4. Keluarga dapat muncul
terlibat dalam
perawatan SP 2
pasien, baik 1. Latih pasien mengontrol halusinasi
dirumah dengan bercakap-cakap bersama
maupun orang lain
dirumah sakit 2. Evaluasi penerapan menghardik
halusinasi
3. Latih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
4. Anjurkan pasien menerapkan
bercakap-cakap ketika halusinasi
muncul

SP 3
1. Latih pasien mengontrol halusinasi
dengan melakukan aktivitas
terjadwal
2. Evaluasi penerapan bercakap-
cakap saat terjadi halusinasi
3. Latih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan aktivitas
4. Pimpin dan damping pasien
membaut jadwal kegiatan harian
5. Anjurkan pasien rutin meralakukan
aktivitas yang dijadwalkan

SP 4
1. Latih pasien minum obat secara
teratur
2. Evaluasi pelaksanaan aktivitas
yang dijadwalkan
3. Jelaskan kegunaan obat kepada
pasien
4. Jelaskan akibat jika putus obat
5. Jelaskan cara mendapatkan obat
6. Jelaskan cara minum obat dengan
prinsip 5 benar.

E. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN


Tgl / No. Dx.
Implementasi Evaluasi Ttd
Jam Keperawatan
28-3-18 Halusinasi 1. Membina hubungan S : “walaikumsalam”
“pusing”. “kurang tidur”
10.00 – saling percaya
“kadang ada suara perempuan
10.10 2. Menanyakan kabar menyuruh saya untuk
mengadu domba teman-
WIB pasien hari ini
teman saya” “malam pas mau
3. Memberi kesempatan tidur”
O : pasien berjabat tangan
pasien untuk
Mata pasien tidak menatap
mengungkapkan lawan bicaranya
Pasien terkadang tersenyum
perasaan
4. Mengobservasi tingkah A : halusinasi
laku pasien terkait
P : lanjutkan SP bercakap-
halusinasi cakap
pendengarannya
5. Membantu pasien
mengenal halusinasinya
6. Menanyakan kepada
pasien isi halusinasinya
7. Menanyakan kapan dan
situasi yang seperti apa
yang mengakibatkan
halusinasi muncul
8. Menanyakan seberapa
sering halusinasi
muncul, mendiskusikan
dengan pasien apa yang
dirasakan jika
halusinasi muncul
9. Mendiskusikan dengan
pasien apa yang
dirasakan jika
halusinasi muncul
10. Menjelaskan cara
menghilangkan
halusinasi dengan
menghardik
11. Memberi contoh cara
menghardik
12. Melatih cara
menghardik
30-3-18 Halusinasi 1. Membina hubungan S : “walaikumsalam” “bisa
09.00 – saling percaya tidur, tapi tidak nyenyak”
09.15 2. Menanyakan kepada “suaranya kadang hilang,
WIB pasien ke efektifan kadang muncul”
menghardik halusinasi O : mata pasien tidak
3. Mengevaluasi kegiatan menatap lawan bicaranya
menghardik Pasien tidak mampu
4. Menjelaskan cara bercakap-cakap dengan
menghilangkan teman lainnya kecuali jika
halusinasi dengan ditanya
bercaap-cakap A : halusinasi
5. Memeberi contoh cara P : ulangi SP bercakap-cakap
bercakap-cakap
6. Melatih cara bercakap-
cakap

31-3-18 1. Membina hubungan S : “walaikumsalam” “bisa


10.00- saling percaya tidur” “suaranya sudah
10.10 2. Mengevaluasi kegiatan hilang”
WIB bercakap-cakap O : pasien melakukan kontak
3. Melatih cara bercakap- mata dengan lawan bicaranya
cakap walaupun hanya sebentar
Pasien tidak mampu
bercakap-cakap dengan
teman lainnya kecuali jika
ditanya
A : halusinasi
P : ulangi SP bercakap-cakap
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn. I DENGAN HALUSINASI DI BANGSAL ABIMANYU


RUMAH SAKIT JIWA Prof. dr SOEROJO MAGELANG

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. ADIA ERVIANSARI 6. DIAN FATMAWATI

2. ADININGTYAS PRIHANDINI 7. DWI IMROHATIN

3. BERLIANA SUKMAWATI 8. DWI KRISMA DAYANTI

4. CANDRA KUSUMASARI 9. EEN NOVI OKTAVIA

5. DIAH AYU TRI WARTAMI 10. ELDHA AYU KUMALASARI

11. EMILA YUDIANTI

12. ERNIE HENING PUSPITA


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017/2018

Vous aimerez peut-être aussi