Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelas:
88.6A.33
2018
i
KATA PENGANTAR
Penulis menyusun makalah ini guna memenuhi kewajiban tugas mata kuliah
Sistem Urinaria 1. Penulis menyusun makalah ini menggunakan beberapa sumber
buku dan internet.
Penulis sadar betul dalam penyusunan makalah ini sangatlah jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan, namun penulis sudah berusaha sebaik
mungkin agar makalah ini selesai dan layak untuk dipelajari. Untuk itu penulis
berharap kritik dan saran yang membangun serta sumber referensi yang dapat
membantu dalam penyusunan makalah ini menjadi lebih baik. Besar harapan
penulis makalah ini dapat bermanfaat baik sebagai syarat pemenuhan tugas dalam
segi materi maupun penambah wawasan dalam segi ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SINDROM NEFROTIK ..................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................. 3
TINJAUAN TEORI ............................................................................................................ 3
2.1 Definisi ................................................................................................................ 3
2.2 Etiologi ................................................................................................................ 3
2.3 Manifestasi klinis ................................................................................................ 3
2.4 Manajemen Nutrisi.............................................................................................. 4
2.4.1 Tujuan Diet ................................................................................................. 4
2.4.2 Syarat Diet .................................................................................................. 4
ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................. 5
BAB III ............................................................................................................................. 22
PENUTUP ........................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 22
3.2 Saran ................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sindrom Nefrotik atau nefrosis bukan suatu penyakit, tetapi sekelompok
gejala, termasuk albuminuria, hipoalbuminemia (kurang dari 3g/dl),
proteinuria masif (lebih dari 3,5g/1,73m2 luas permukaan tubuh perhari),
edema, hiperlipidemia, dan lipuria. Sekitar 50-75% individu dewasa dengan
sindrom nefrotik akan mengalami gagal ginjal dalam 5 tahun. Etiologi
sindrom nefrotik pada anak adalah idiopatik. Sindrom nefrotik paling sering
ditemukan pada anak-anak. Sekitar 70-80% kasus nefrosis terdiagnosa
sebelum mereka mencapai usia 16 tahun. Insiden tertinggi adalah pada usia
6-8 tahun.
1
3) Diagnosa keperawatan apa saja yang sering muncul pada pasien Sindrom
Nefrotik?
4) Bagaimana intervensi keperawatan untuk pasien Sindrom Nefrotik?
5) Bagaimana manajemen nutrisi untuk pasien Sindrom Nefrotik?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan
tentang asuhan keperawatan Sindrom Nefrotik
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi, penyebab, manifestasi klinis Sindrom
Nefrotik
b. Untuk mengetahui proses pengkajian pada pasien Sindrom Nefrotik
c. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan apa saja yang sering muncul
pada Sindrom Nefrotik
d. Untuk mengetahui intervensi keperawatan untuk pasien Sindrom
Nefrotik
e. Untuk mengetahui manajemen nutrisi untuk pasien Sindrom Nefrotik
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Sindrom Nefrotik adalah status klinis yang di tandai dengan peningkatan
permeabilitas membran glumerulus terhadap protein, yang mengakibatkan
kehilangan protein urinaris yang masif (Donna L wong, 2004 : 550).
2.2 Etiologi
Sebab pasti belum jelas. Saat ini dianggap sebagai suatu penyakit
autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Nefrotik syndrome bawaan
Gejala khas adalah edema pada masa neonatus
b. Nefrotik syndrome sekunder
Penyebabnya adalah malaria, lupus eritomateus diseminasi, GNA dan
GNK, bahan kimia dan amiloidosis
c. Nefrotik syndrome idiopatik
d. Sklerosis glumerulus
3
2.4 Manajemen Nutrisi
2.4.1 Tujuan Diet
1) Mengganti kehilangan protein terutama albumin
2) Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
3) Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida
4) Mengontrol hipertensi
5) Mengatasi anoreksia
4
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Umumnya 90% dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun
setiap 100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-
laki dan perempuan yaitu 2:1. Pada daerah endemik malaria banyak
mengalami komplikasi sindrom Nefrotik.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering dikeluhkan adalah adanya bengkak pada
wajah, kaki, atau diare
8. Perkembangan psikososial
Anak berada pada fase presiden school (inisiatif vs rasa bersalah)
yaitu memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika
usahanya di omeli atau di cela anak akan merasa bersalah dan menjadi
anak peragu.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : badan terlihat bengkak, wajah sembab, fatique
5
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Hasil TTV : Biasanya tidak didapatkan perubahan
4. Pemeriksaan fisik persistem
a. Sistem pernapasan
Frekuensi pernafasan 15-32× /menit, rata-rata 18×/menit, efusi
pleura karena sistem-sistem abdomen. Penurunan ekspansi dada,
dispnea, penurunan respirasi rate
b. Sistem kardiovaskular
Nadi 70-110×/menit, tekanan darah 100/60 mmHg, hipertensi
ringan dapat ditemukan. Adanya anemia, edema anasarka dan
hipertensi. Tekanan darah normal.
c. Sistem persyarafan
Dalam batas normal
d. Sistem integumen
Biasanya kulit pasien ditemukan berwarna pucat karena
kekurangan darah, dan biasanya kasar. Adanya pembengkakan
disebagian tubuh.Wajah sembab pada pagi hari. Gatal, kulit kering
dan kerusakan kulit.
e. Sistem reproduksi
Pembengkakan pada labia atau skrotum, biasanya tidak ada
nyeri tekan serta lesi pada penis.
f. Sistem imun
Daya tahan tubuh lemah karena penurunan metabolisme sel.
g. Sistem pencernaan
Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal,
mukosa bibir biasanya kering, pucat. Adanya asites, nyeri tekan,
hepatomegali,abdomen simetris dan bising usus positif. Nafsu
makan menurun, peningkatan berat badan menunjukan udema
(bronkhitis). Mual,muntah, diare, peningkatan/penurunan BB,
gastritis, anoreksia, malnutrisi.
h. Sistem muskuloskletal
Tonus otot menurun, keletihan, insomnia, malaise,
ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, penurunan
kemampuan
i. Sistem perkemihan
Urine 24 jam 600-700 ml (urine menurun), hematuria,
proteinuria, oliguri
j. Ekstremitas
Adanya edema di esktremitas atas maupun bawah seperti di area
sakrum, tumit, dan tangan.
6
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Nafsu makan menurun, anoreksia.
b. Pola Eliminasi
Pembengkakan pada labia atau skrotum, biasanya tidak ada
nyeri tekan serta lesi pada penis,jumlah urin yang di produksi 600-
700 ml/ hari. Adanya hematuria dan poliuria.
c. Pola tidur dan Istirahat
Kesulitan tidur karena mungkin terdapat nyeri, cemas akan
hospitalisasi.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Urine
- Proteinuria
- Serpihan
- Sel darah meningkat
- Peningkatan BJ urine
- Tes klirens kreatinin normal
b. Kultur Darah
- Hipoalbuminemia
- Hiperlipidemia
- Hipernatremia
- Hb dan Ht meningkat
- Ureum meningkat
C. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
.
1. DS : Kerusakan
- Klien glomerular asam
mengatakan ↓
matanya bengkak Proteinuria
setiap bangun ↓
tidur dan
Hipoalbuminemi
mengecil saat a
Kelebihan
siang hari ↓
volume cairan
DO : Tekanan osmotik
- Edema (+) plasma turun
- Asites ↓
- Bengkak bagian Cairan
mata intravaskular
- hypernatremia pindah ke
(+) [N:135-145 interstisisal
7
mEq/L] ↓
- hipoalbuminemia Hipovolemia
(+) [N:3,8-5.1 ↓
gr/dL] Renin-
- proteinuria (+) angiotensin aktif
- peningkatan BJ ↓
urine Sekresi ADH &
Aldosteron
↓
Retensi cairan &
Natrium
↓
Edema
↓
Kelebihan
volume cairan
2. DS : Penurunan fungsi
- Melaporkan secara ginjal
verbal nafsu makan ↓
menurun Gangguan
kesesimbangan
DO : asam-basa
Ketidakseimbang
- Mual, ↓
an nutrisi kurang
- muntah, Mual
dari kebutuhan
- diare, ↓
tubuh
- penurunan BB, Anoreksia
- anoreksia, ↓
- malnutrisi. Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
3. DS : - Hipoalbuminemi
DO : a
- Hb dan Ht meningkat ↓
(Hb normal:14-18 Albumin plasma
gr/dL ,) turun
(Ht normal : 40- ↓
48gr/dL) Imunitas turun Risiko Infeksi
- hypernatremia (+) ↓
[N:135-145 mEq/L] Risiko cedera
- hipoalbuminemia (+)
[N:3,8-5.1 gr/dL]
- proteinuria (+)
4. DS : Edema
- Klien mengeluh ↓ Kerusakan
kulitnya kering Kerusakan integritas kulit
- Klien mengeluh jaringan
8
kulitnya terasa gatal epidermis dan
DO : dermis
- Adanya edema ↓
- Kemerahan Kemerahan
- Turgor kulit >2 detik ↓
- CRT >2 detik Turgor kulit jelek
- kulit kering ↓
- Kerusakan kulit Kerusakan
- ureum meningkat [N: integritas kulit
15-40 mg/dL]
6. DS : Kerusakan
- Klien mengeluh glomerular asam
keletihan ↓
- Klien mengatakan Kebocoran
lemas plasma; muntah
DO : ↓
- Tonusotot menurun Masuk ke
- Keletihan interstisial
Intoleransi
- Insomnia ↓
aktivitas
- Malaise Edema
- Adanya edema di ↓
ekstermitas atas dan Kelemahan
bawah akibat edema
berat
↓
Intoleransi
aktivitas
7. DS : Hipovolemia
- Klien mengatakan ↓ Ketakutan
takut jika diberi Aktivasi renin-
9
tindakan angiotensin
DO : ↓
- Kesulitan tidur Vasokonstriksi
- Cemas akan ↓
hositalisasi Penatalaksanaan
- Menangis saat akan ↓
diberi tindakan Hospitalisasi
↓
Ketakutan
8. DS : Hipovolemia
- klien/keluarga ↓
bertanya tentang Aktivasi renin-
angiotensin
penyakit
↓
- klien/keluarga Vasokonstriksi
bertanya cara ↓
pengobatan Penatalaksanaan
- klien/keluarga ↓
mengatakan tidak Hospitalisasi
Tahu akan penyakit ↓
Kurang
pengetahuan Kurang
DO : pengetahuan
- keluarga pasien
terlihat bingung
dengan keadaan yang
di alami
- keluarga pasien
menunjukan perilaku
tidak tepat yang
berhubungan dengan
penyakit
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
Sindrom adalah sebagai berikut.
a. Kelebihan volume cairan b/d kehilangan protein sekunder terhadap
peningkatan permeabilitas glomerulos
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anorexia, penurunan
nafsu makan
c. Resiko tinggi infeksi b/d imunitas tubuh yang menurun
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
e. Pola nafas tidak efektif b/d peningkatan retnsi cairan dan natrium
10
f. Intoleransi aktivitas berhubungan/d
g. Ketakutan b/d lingkungan perawat yang asing (dampak hospitality
si)
h. Defisit pengetahuan b/d pajanan tentang penyakit
11
E. Intervensi
N
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O.
1. Kelebihan volume Setelah dilakukan Mandiri Mandiri
cairan berhubungan tindakan keperawatan 1. Timbang berat badan setiap hari 1. Penimbangan berat badan harian
dengan kehilangan selama 3 x 24 jam dan monitor status pasien. dilakukan untuk mengawasi
protein sekunder keseimbangan volume status cairan pasien. Jika terjadi
terhadap cairan tercapai dengan peningkatan berat badan >0,5
peningkatan KH : kg/hari diduga ada retensi cairan.
permeabilitas 1.Tidak ada edema
glomerulos 2. BB stabil 2. Jaga intake atauasupan yang 2. Untuk mengevaluasi harian
3. intake sama dengan akuratdancatat output pasien. keberhasilan terapi dan dasar
output penentuan tindakan.
4. TTV dalam batas
normal 3. Monitor tanda vital. 3. Untuk mengetahui keadaan
5. Berat jenis urine atau pasien (adakah peningkatan
hasil laboratorium frekuensi nadi dan peningkatan
mendekati normal TD).
12
hematocrit dan peningkatan kadar
osmolalitas urin).
13
Nafsu makan pasien berat badan dan efektivitas
pasien baik intervensi nutrisi
Porsi makan yang
diberikan habis 4. Sediakan waktu makan sebagai 4. Untuk mendorong nafsu makan
mual berkurang waktu untuk bersosialisasi, anak untuk makan.
izinkan anak untuk makan dengan
anak lain atau orangtuanya.
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi 1. Masukan protein 3,5
mengenai makanan rendah gr/KgBB/hari dan cukup kalori
natrium dan tinggi protein. serta akan menyebabkan sintesis
penyesuaian kebutuhan kalori albumin dan balance nitrogen
sesuai dengan umur dan berat positif maksimal pada syndrome
badan pasien. nefrotik anak.Ada pendapat yang
mengatakan bahwa masukan
protein 1-2 gr/KgBB/hari lebih
mudah dibandingkan dengan diet
tinggi protein.Tinggi energi
diperlukan untuk mencegah
pemecahan protein sebagai
sumber energi.
14
2. Kolaborasi dengan dokter dalam 2. Untuk mengurangi rasa mual
pemberian obat anti mual yang dirasakan pasien
15
infeksi, kolesterol tinggi dapat
menyebabkan hipertensi
Kolaborasi Kolaborasi
9. Konsultasi dokter pemberian 9. Antibiotik berfungsi sebagai
antibiotik bila perlu bakterisida yang efektif
membunuh bakteri penyebab
infeksi
16
dapat berkurang. longgar. melebarnya kerusakan jaringan.
Kriteria Hasil : 4. Hindari kerutan pada tempat 4. Tempat tidur yang berkerut akan
- Mampu melindungi kulit tidur. merusak jaringan yang mulai
dan mempertahankan baik.
kelembaban kulit dan
perawatan alami. 5. Jaga kebersihan kulit agar tetap5. Daerah yang lembab akan
- Tidakada edema bersih dan kering. mempercepat tumbuhnya
mikroorganisme.
5. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Mandiri Mandiri
pola nafas keperawatan selama 3 x 24 1. Monitor kecepatan, irama, 1. Frekuensi, irama dan kedalaman
berhubungan jam tidak terjadi kedalaman dan kesulitan bernafas yang normal
dengan ekspansi perubahan pola nafas. bernafas. menunjukkan pola nafas yang
paru tidak Pasien dapat bernafas efektif.
maksimal. dengan normal dengan KH
: 2. Auskultasi suara nafas, catat area 2. Mengetahui atau mendengarkan
1.Klien tidak sesak dimana terjadi penurunan atau suara nafas pasien normal atau
nafas. tidak adanya ventilasi dan tidak. Penurunan bunyi nafas
2. RR dalam batas keberadaan suara nafas tambahan. klien menunjukkan adanya
normal. gangguan pada jalan nafas.
3.Ekspansi dada normal. 3. Berikan posisi semi fowler. 3. Posisi semi fowler
mempermudah udara masuk
sehingga klien dapat bernafas
dengan optimal.
4. Monitor keluhan sesak nafas 4. Menurunkan kebutuhan selama
17
pasien termasuk kegiatan yang periode penurunan pernafasan
meningkatkan atau memperburuk dapat menurunkan beratnya
sesak nafas tersebut. Atur gejala.
aktivitas yang memungkinkan
energi minimal.
18
normal kelelahan.
- Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa 4. Instruksikan istirahat bila mulai 4. Mengadekuatkan fase istirahat.
disertai peningkatan merasa lelah.
tekanan, darah, nadi,
dan RR 5. Berikan periode istirahat tanpa 5. Agar dapat menikmati masa
- Mampu melakukann gangguan istirahatnya
aktivitas sehari-hari
secara mandiri
- Level kelemahan
- Mampu berpindah
dengan atau tanpa alat
bantu
6. Ketakutan b.d Kriteria Hasil : Mandiri Mandiri
lingkungan a. Tingkat ketakutan 1. Gunakan pendekatan yang tenang 1. Kepercayaan dan saling terbuka
perawatan yang anak-anak; keparahan dan meyakinkan. dapat memudahkan menurunkan
asing (dampak manifestasi rasa takut, ketakutan.
hospitalisasi) ketegangan atau 2. Berusaha untuk memahami
kegelisahan yang perspektif pasien dari situasi 2. Membantu pasien untuk terbuka
berasal dari sumber stress. sehingga dapat menghadapinya.
yang dikenali pada
anak-anak dari usia 1 3. Tetap dengan pasien untuk 3. Memantapkan hubungan dan
tahun sampai 17 tahun meningkat-kan keselamatan dan meningkatkan ekspresi perasaan.
b. Pengendalian diri mengurangi rasa takut.
19
terhadap ketakutan;
tindakan individu 4. Dorong keluarga untuk tinggal 4. Dukungan yang terus menerus
untuk mengurangi atau dengan pasien. mengurangi ketakutan atau
menurunkan perasaan kecemasan yang dihadapi.
tidak mampu akibat
rasa takut, ketegangan 5. Menyediakan aktivitas pengalihan 5. Meminimalkan dampak
atau kegelisahan yang diarahkan pengurangan hospitalisasi dengan adanya
berasal dari sumber ketegangan. aktivitas pengalihan.
yang dikenali
c. Mencari informasi
untuk menurunkan
ketakutan
d. Menghindari sumber
ketakutan bila mungkin
20
pasien / keluarga pasien secara jelas.
dapat mengetahui proses
penyakit dan adanya 3. Diskusikan perubahan gaya hidup 3. Pasien atau keluarga pasien dapat
perubahan perilaku yang yang mungkin diperlukan. mencegah komplikasi di masa
berhubungan dengan yang akan datang atau dapat
penyakit. mengontrol penyakit dengan
benar.
Kriteria Hasil :
a. Pasien dan keluarga 4. Instruksikan pasien mengenai 4. Mengurangi kemungkinan
menyatakan tanda dan gejala untuk terjadinya kegawat daruratan
pemahaman tentang melaporkan pada pemberi yang diakibatkan dari penyakit
penyakit, kondisi, perawatan kesehatan, dengan cara dan mendapat penanganan
prognosis dan program yang tepat. dengan segera bila terjadi hal
perubahan. yang tidak diinginkan.
b. Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan 5. Diskusikan pilihan terapi atau 5. Memberikan kesempatan kepada
prosedur yang penanganan. pasien atau keluarga pasien untuk
dijelaskan secara benar. menentukan pilihan terapi atau
c. Pasien dan keluarga pengobatan.
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat atau
tim kesehatan lainnya.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sindrom Nefrotik adalah status klinis yang di tandai dengan peningkatan
permeabilitas membran glumerulus terhadap protein, yang mengakibatkan
kehilangan protein urinaris yang masif. Pada Sindrom Nefrotik didapatkan lipiduria,
kenaikan serum lipid lipoprotein serta adanya sembab sebagai akibat dari
proteinuria masif dan hipoprotenemia.
Etiologi sindrom nefrotik masih idiopatik hingga saat ini, namun menurut
klasifikasi dibagi berdasarkan faktor penyebab dari penyakit penyerta seperti
malaria atau DM.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi pacuan untuk
mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan. Penelitian sindrom nefrotik
perlu lah untuk di tingkatkan untuk menunjang perkembangan ilmu
kesehatan terutama keperawatan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23