Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PROSIDING
2014
PROSIDING TPT XXIII PERHAPI 2014
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
KELOMPOK I : EKSPLORASI
ii
Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan, PERHAPI
9 Studi Keberadaan Logam Logam Penting (Critical Metal) Dan 74
Logam Tanah Jarang (Rare Earth Element) Di Sulawesi: Suatu
Peluang Dan Tantangan Dalam Dunia Eksplorasi, Adi Maulana1,
Kenzo Sanematsu2, 1Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, 2Geology Survey of Japan
KELOMPOK II : KEBIJAKAN
iii
16 Peran Sektor Pertambangan Dan Penggalian Untuk Mendukung 149
Pengembangan Kabupaten Bandung Barat, Studi Kasus: Tambang
Batugamping PT. XYZ, Aryo Prawoto Wibowo1, Aldin Ardian2,
1
Staf pengajar Prodi Rekayasa Pertambangan, Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung,
2
Alumni Prodi Rekayasa Pertambangan/Dosen Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas, Teknologi Mineral, UPN “Veteran“
Yogyakarta
17 Perkembangan Industri Tembaga Global Sebagai Masukan untuk 162
Pengembangan Industri Tembaga Nasional, Hidir tresnadi, PTSM,
BPP Teknologi
18 Kajian Usulan Pinjam Pakai Kawasan Hutan Produksi Untuk 174
Kepentingan Konservasi Cadangan Batubara Di Pit BC Bengalon PT.
Kaltim Prima Coal, Alnahwan, Ajeng Puspita, Mine Planning
Department PT Kaltim Prima Coal
iv
KELOMPOK IV : GEOTEKNIK
v
KELOMPOK V : HIDROGEOLOGI
vi
44 Pengerjaan Rehandling Lumpur Dengan Sistem Block by Block dan 411
Optimizing Basalt Seam B2SR Pada Operasi Penambangan Pit AB,
HATARI Department, PT Kaltim Prima Coal, Wahyu Asmoro
Nursandi, Senior Mine Engineer, Short term planning coordinator,
HATARI Department-PT. Kaltim Prima Coal
45 Pengelolaan Resiko Geoteknik Terhadap Pengambilan Lumpur Di 422
Sump Pit Central Tutupan PT Adaro Indonesia, Antony Budiman,
Yadi Mulyadi, Patmo Nugroho, Hotmanahan Timbul,
Geotechnical Engineer, PT Adaro Indonesia, South Kalimantan
Indonesia
46 Algoritma Pengalihan Ruas Jalan Nasional (Pemindahan Trans- 431
Kalimantan Sepanjang 17.170m), Santosa, Civil & Environmental
Planning PT. Kaltim Prima Coal
47 Types Of Heavy Equipment Maintenance Contract And Criteria For 441
Their Selection, Anwar Dasuki, Superintendent Contract Mining
Analysis, PT. Kaltim Prima Coal
48 Implementasi Agreed Parameter Sebagai Kontrol Operasional 449
Penambangan Batubara Dalam Pencapaian Target Produksi Tahunan
PT Adaro Indonesia, Jimi Habi Pratama, Adrian Gunawan,
Wawan, PT Adaro Indonesia
49 Pembuatan Open Channel Bidara di Pit Pelikan untuk Mengantisipasi 458
Area Bukaan karena Aktifitas Tambang, Eko Ariyanto, Tri
Yuliantino Putra, Mardiansyah, PT Kaltim Prima Coal
50 Manajemen Air Tambang Dengan Menggunakan Metoda 467
Microtunnelingstudi Kasus Pit Inul East PT. Kaltim Prima Coal,
Adrian Indriyatma1, Arif Rusmin2, 1(Senior Civil Planning
Engineer), 2(Mine Planning Manager), PT Kaltim Prima Coal
51 Strategi Pengaturan Arah Aliran Anak Sungai Pinang dan 477
Development Area Badan Sungai Pinang Lama Pada Operasi
Penambangan Inul East Pit Panel 1A, PT Kaltim Prima Coal, Gilang
Artha Putra, PT. Kaltim Prima Coal
52 Konsep Desain Settling Pond Untuk Karakteristik Air Limbah 487
Tambang Dengan TSS Tinggi Di PT. Adaro Indonesia Studi Kasus:
Settling Pond North-3 Tambang Tutupan, Hengki P. Sahana,
Wawan, PT.Adaro Indonesia
53 Rancangan Saluran Penanganan TSS Extra Tinggi Pit T3U Blok B 497
West, Sambarata Mine Operation – PT. Berau Coal Kabupaten
Berau, Kalimantan Timur, Dian Permana Putra, Short Term Mine
Plan Engineer, PT. Berau Coal
54 Implikasi Penerapan All Weather Roadterhadap Peningkatan 505
Produktivitas Alat Angkut Studi Kasus Site Kintap, PT Arutmin
Indonesia, Rizki Habibie (1) Ridwan Gunawan Padang (2), (1) Mine
Engineering Supervisor, PT Arutmin Indonesia, (2)Mine Planning
Section Head, PT Pamapersada Nusantara
55 Penerapan Sistem Manajemen Kinerja dalam Upaya Peningkatan 513
Produktivitas Di Divisi Mining Operation - PT. Kaltim Prima Coal,
Didik Mardiono, PT. Kaltim Prima Coal
vii
56 Penggunaan Slope Stability Radar Dalam Upaya Optimasi Cycle 523
TimeDumping Di Area Pit J PT. Kaltim Prima Coal, Sangatta,
Kalimantan Timur, Indonesia, Didi R. Wenas, Chandra H Saputra,
Dodi Prabawa, Adrianus Ekanandro Wahyu Prabowo, Seksi
Geoteknik, Departmen Geologi, PT. Kaltim Prima Coal
viii
65 Pengembangan Keanekaragaman Hayati Dalam Pelaksanaan 615
Reklamasi dan Pascatambang di PT. Kaltim Prima Coal, Wahyu
Wardana; Gigih Irfatongga, PT. Kaltim Prima Coal – Sangatta,
Kutai Timur
66 Faktor-Faktor Teknis Dan Ekonomis Dalam Desain 623
Pascatambang: Studi Kasus Penambangan Batu Gamping Dan
Tanah Liat Untuk Mendukung Industri Semen, Chusharini
Chamid(1), B. Sulistijo(2), 1Prodi Teknik Pertambangan Universitas
Islam Bandung, 2Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi
Institut Teknologi Bandung
67 Pemanfaatan air limbah tambang Batubara untuk Percetakan Sawah 631
Baru Blok B-1 Birang, Sambarata Mine Operation -PT Berau Coal,
Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Ahmad Baiquni1), Abdul
Hamid Tasra 2) , 1) Sr.Hyrdology Engineer PT Berau Coal, 2) Enviro
Superitendent PT. Berau Coal
ix
75 Analisis Pengembangan Proses Pengolahan Bijih Timah Di PT 709
Timah (Persero) Tbk. Untuk Peningkatan Nilai Tambah, Edy
Sanwani*) dan Ebbi Wibisana#), *)Program Studi Teknik Metalurgi,
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan,Institut Teknologi
Bandung, #)PT Timah (Persero) Tbk.
76
77
78
x
550
ABSTRAK
Studi kontaminan kolam pengendapan sebagai aspek geokimia lingkungan dan distribusi logam
berat yang terdapat sekitar penambangan nikel memerlukan metode yang merujuk pada korelasi
mobilitas logam berat, sirkulasi air dan kolam pengendapan.
Bijih nikel yang terdapat di Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk endapan nikel laterit yang
terbentuk dari laterisasi batuan ultramafik peridotit. Laterisasi membentuk lapisan limonit,
saprolit dengan kadar Ni, Fe, Co, Cr lebih tinggi dari sumber batuan ultramafik peridotit.
Lapisan ini tersingkap di permukaan sehingga pengambilan bijih nikel menerapkan metode
tambang terbuka. Metode ini menyebabkan perubahan lapisan limonit, saprolit dan batuan
ultramafik peridotit menjadi tidak beraturan, dan menjadi material lepas. Perubahan lapisan dan
material buangan akan mempengaruhi kestabilan mobilitas unsur logam laterit Ni, Fe, Co, Cr
yang terdistribusi mengikuti media transportasi. Salah satu cara untuk mengetahui distribusi
geokimia logam yang timbul dari aktifitas pertambangan nikel laterit adalah tersedianya kolam
pengendapan yang berfungsi menampung potensi transportasi material lepas yang umumnya
berukuran pasir, lempung dan lumpur. Tulisan ini bertujuan menganalisis perubahan mobilitas
unsur Ni, Fe, Co, Cr dengan menerapkan metode statistik komponen utama pada data ICP dan
XRF yang diperoleh dari sampel kolam pengendapan dan laterisasi batuan ultramafik peridotit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mobilitas Ni relatif lambat dibanding Fe, Co, Cr pada
laterisasi batuan peridotit. Konsentrasi Fe, Cr lebih awal terbentuk sebagai Fe(OH)3 dan
ferrochrome (Fe Cr2O3) dibanding Ni, Co pada kolam pengendapan.
Kata kunci : distribusi logam laterit, kolam pengendapan, statistik komponen utama
PENDAHULUAN
Studi geokimia lingkungan mencakup aspek komposisi kimia pada lapisan sedimen
pengendapan, proses kimia siklus, reaksi perubahan komposisi batuan dan soil yang dipengaruhi
oleh faktor pengontrol.
Kolam pengendapan adalah lahan penampungan material buangan dan aliran air
permukaan yang ditimbulkan oleh aktifitas penambangan. Peranan kolam pengendapan sangat
penting dalam produksi pertambangan utamanya monitoring transportasi geokimia logam berat,
551
alasan lainnya bahwa sifat transportasi logam berat mengalami gangguan mekanisme mobilitas
yang dipengaruhi oleh aliran air tanah dan air permukaan.
Sistematika penerapan tambang terbuka pada endapan nikel laterit dilakukan pada lapisan
limonit maupun saprolit, hal ini menyebabkan gangguan mobilitas geokimia pada senyawa
maupun unsur laterit. Produk penambangan nikel laterit akan menimbulkan korelasi distribusi
logam berat dan aspek geokimia lingkungan pada kolam pengendapan. Logam berat ialah unsur
dengan berat molekul yang tinggi dan umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan
termasuk tubuh manusia (Notodarmojo, 1993). Logam berat yang dimaksud merupakan
akumulasi senyawa maupun unsur yang terbentuk dari hasil proses penambangan bijih nikel
yang dapat terdiri dari material buangan batuan dan tanah laterit. Material buangan ini
mengalami pengikisan, pelarutan sehingga menghasilkan ukuran lempung dan lumpur yang
selanjutnya mengalami proses erosi mengikuti aktivitas air. Aliran erosi sebagai media
transportasi menghantarkan material buangan berukuran sangat halus yang dihubungkan dengan
kolam pengendapan. Penelitian distribusi logam Cr, Fe, Mn dan Co dilakukan pada kolam
pengendapan (settling pond) berdimensi kubus dengan kontur relatif datar guna memudahkan
aliran air masuk dan keluar. Secara administratif, lokasi penelitian masuk Daerah Motui
Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara (Gambar 1).
METODE PENELITIAN
Parameter korelasi logam berat laterit Cr, Fe, Mn, Co erat kaitannya dengan laterisasi dan
batuan ultramafik, hal ini memudahkan dalam melakukan pengolahan data assay dari suatu unsur
dan sifat geokimianya. Kondisi ini tentunya memerlukan penetapan statistik variabel bebas
multikolinearitas, dan digunakan analisis faktor yang dapat meminimkan multikolinearitas
dengan teknik pengolahan data metode statistik komponen utama (Principal Component
Analysis).
MINERALOGI
Petrografi
Analisis petrografi (IQ-B1, IQ-B2, IQ-B3, IQ-B4) menunjukkan kandungan mineral
sebagai berikut : olivin (20% - 35%), piroksen (5% - 20%), Mineral opak (5%), massa dasar
(40% - 70%), nama batuan : Peridotit (Gambar 2).
Mineragrafi
Sayatan poles digunakan untuk mengetahui tekstur mineral logam dan mineral
asosiasinya pada batuan ultrabasa segar dan waste. Hasil analisis pada sampel sayatan poles
batuan ultramafik segar diketahui terdapat mineral hematit, chromit, Magnetite dan serpentin
(Gambar 3).
Kolam pengendapan merupakan wadah akumulasi logam berat yang bersumber pada
aliran air permukaan dan rembesan dinding. Hal ini akan menghasilkan perbedaan nilai distribusi
pada setiap kolam pengendapan yang dibuat secara seri mengikuti kontur.
552
Validasi Data
Uji data Ni, Fe, Co, Cr dengan metode Barlett test of spericity diketahui Chi-Square
(82,507), dengan derajat bebas sebesar 6, dan p=value (sig) lebih kecil dari 0,005. Nilai ini
menunjukkan bahwa terdapat korelasi homogenitas antara logam Ni, Fe, Co dan Cr pada kolam
pengendapan dan batuan ultrabasa.
Fenomena pola grafik Fe dan Cr relatif semakin menguat konstan, sebagai kesamaan
mobilitas dan mekanisme transportasi unsur yang dapat membentuk senyawa kimia. Proses ini
diinterpretasikan terjadi pada fase endapan mineral lempung sehingga komposisi Fe dijumpai
sebagai Fe(OH)3 dan ferrochrome (Fe Cr2O3). Sementara Ni dan Co memiliki kesamaan pola
grafik yang relatif datar konstan sebagai kesamaan sifat mobilitas logam berat dalam kolam
pengendapan (Gambar 6 dan 7).
Nilai komunalitas Ni adalah 0,109 lebih kecil dari Fe (0,944), Cr (0,920) dan Co (0,918).
Nilai ini menunjukkan bahwa perubahan Ni dari laterisasi batuan ultrabasa dan kolam
pengendapan (settling pond ) relatif lemah (0,109) dibanding Fe, Co, Cr relatif kuat. Analisis
total varians Ni memiliki nilai eigen (2,892) dari (72,289%) dari tr(R), Fe 95,486% dari tr (R),
Co 98,552%. Nilai faktor eigen terdapat nilai loading factor yang diinterpretasikan sebagai logam
yang berpengaruh kuat dipengaruhi oleh dinding kolam pengendapan (Lampiran peta).
KESIMPULAN
Mobilitas Ni relatif lambat dibanding Fe, Co, Cr pada laterisasi batuan peridotit. Nilai
komunalitas, faktor eigen dan sifat mobilitas menunjukkan bahwa konsentrasi Fe, Cr sangat
dipengaruhi oleh air permukaan dan air tanah membentuk ferrochrome yang lebih awal terjadi
dibanding Ni, Co pada kolam pengendapan. Konsentrasi logam juga dipengaruhi oleh dinding
kolam pengendapan yang menyebabkan akumulasi ada yang terbentuk secara setempat.
553
DAFTAR PUSTAKA
Berkowitz B, Dror I, Yaron B, 2008, Contaminant Geochemistry-Interactions and Transport
in the Subsurface Environment, ISBN:978-3-540-74381-1,Sringer-Verlag Berlin
Heidelberg.
Brookins DG, 1988, Eh-pH Diagrams for Geochemistry, Springer, New York,pp.176.
Dube A,Zbytniewski T,K,C,Buszewski, 2001, Adsorption and Migration of Heavy Metals in
Soil, Polish Journal of Environmental Studies, V.10, No.1
Notodarmojo S, 2005, Pencemaran Tanah dan Air Tanah, Penerbit ITB
Sarkar D,Datta R, Hannigan R (editor), 2007, Developments in Environemntal Science, V.5,
Hannigan Robyn, 2007, Chapter 1:What goes comes around: Today’s environmental
geochemistry, Published by Elsevier Ltd, ISSN:1474-8177 DOI:10.1016.S1474-
8177(07)05001-2.
Simandjuntak TO, Surono, Sukido, 1993,Peta Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung
Smith KS,2007,Strategis to Predict Metal Mobility in Surface mining Environments,The
Geological Society of America Review Engineering geology.v.XVII.
Vivo DB,Belkin HE, Lima, 2008, Environmental Geochemistry, Site Characterization Data
Analysis and case Histories
554
LAMPIRAN
Gambar 4. Analisis komponen Ni, Fe, Co, Gambar 5. Analisis komponen logam
Cr pada batuan ultramafik. berat pada sampel
endapan laterit.
556
LAMPIRAN PETA
557
TERIMA KASIH