Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ZAKAT PRODUKTIF
( Studi Kasus BAZIS DKI Jakarta Dalam Pemberdayaan Zakat Produktif )
SKRIPSI
Umat Melalui Penyaluran Zakat Produktif (Studi Kasus BAZIS DKI Jakarta
Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam Negeri
penghimpunan dana ZIS di BAZIS DKI Jakarta dari tahun 2011- 2013. Sehingga
oleh BAZIS DKI Jakarta, benar-benar telah dirasakan para Mustahik dan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari para tokoh dan perilaku yang diamati.
Penelitian ini diperoleh penulis dari kantor BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
dan Lembaga Amil Zakat di DKI Jakarta dirasakan cukup besar manfaatnya oleh
masyarakat. Lembaga ini telah bekerjasama oleh Pemda DKI Jakarta dalam
v
kembangkan masyarakat dengan berjiwa usaha yang gigih dan professional.
Dengan adanya penyaluran dana infaq dan shadaqah yang dipinjamkan kepada
harapan dana itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan yang sebenarnya agar
pengembalian modal usaha tidak macet, yang pada gilirannya bisa digulirkan
bantuan dana bisa lebih banyak ketimbang dana yang tersedia di Badan Amil
vi
KATA PENGANTAR
segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat meyelesaikan Skripsi yang
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Strata Satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada
Jakarta.
Penulisan Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang
terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih yang tulus atas
segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan baik berupa kritik,
dalam penulisan Skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan
vii
4. Teristimewa kedua orang tua penulis, Bpk. Ridwan dan Ibu. Sumiah
putrinya.
5. Adik kandung penulis, Faruki, Annisa dan Farhan yang selalu memberi
6. Para Dosen fakultas Syariah dan Hukum yang tidak bisa disebutkan satu
bersama-sama. Semoga silaturahmi kita dapat terus terjalin dan kita semua
9. Teman-teman dari Ikatan Lingkar Zakat Madani (LZM UIN Jakarta), dan
kedua bagi penulis serta selalu memberikan do’a dan dukungan yang
viii
10. Syaifudin Elman, Ramadhana, Achmad Rendy, M.A.S.S. Moyo,
Novianti dan kawan yang lainnya yang telah menjadi kawan setia selama
12. Seluruh staf karyawan Perpustakan Utama UIN dan Perpustakaan FDK
13. Serta kepada seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu atas
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak
atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan.
Aamiin....
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 7
D. Review Studi Terdahulu ........................................................................ 8
E. Kerangka Teori dan Konsep ................................................................... 10
F. Metode Penelitian .................................................................................. 13
G. Pedoman Penulisan Skripsi .................................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16
x
BAB III PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
A. Profil BAZIS DKI Jakarta ...................................................................... 41
B. Sejarah dan Perkembangan BAZIS DKI Jakarta .................................... 42
C. Visi, dan Misi ......................................................................................... 46
D. Tugas Pokok dan Fungsi ....................................................................... 47
E. Struktur Organisasi ................................................................................ 51
F. Pemberdayaan Ekonomi Umat di BAZIS DKI Jakarta ........................ 56
xi
BAB I
PENDAHULUAN
tersebut mencakup tingkat penghasilan (rill) yang minim, daya saing yang
kategori wajib.2
yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Lembaga Amil Zakat (LAZ),
1
Rian Sanjaya, “Model Pendayagunaan Zakat Produktif Di Badan Amil Zakat Dan
Lembaga Amil Zakat ”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011), h.1.
2
Deliarnov, “Perkembangan Pemikiran Ekonomi”, (Jakarta: PT Raja Grfindo persada,
2003), h.30.
1
2
Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Badan Amil Zakat adalah lembaga yang
penanggulangan kemiskinan.3
Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti
berkah, tumbuh, bersih, dan baik. 4 Menurut istilah fiqih zakat berarti
juga shodaqah.5
Zakat sebagai salah satu rukun Islam yang asasi merupakan media
untuk membina ukhuwah islamiyah. Karena pada dasar prinsip zakat adalah
3
Siti Masuko, “Strategi Penyaluran Dana LAZIS Yayasan Amaliah Astra Dalam Rangka
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.5
4
Mahmud Yunus, “Kamus Arab-Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjema
Pentafsiran Al-Qur’an, 1973), h.156.
5
Yusuf Al- Qardawi, “Hukum Zakat”, (Jakarta : Lentera & Mizan, 1991), h.34.
3
dengan berjalannya waktu. Setiap lembaga Amil zakat maupun Badan Amil
6
Abdullah Zaky Al-Kaaf, “Ekonomi Dalam Prespektif Islam”, (Bandung : Pustaka Setia,
2002,cet. 1, h.132.
7
Salehuddin effendi, “Peran BAZIS DKI Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat”
Majalah BAZIS DKI Jakarta, Edisi 2002, h.8.
8
Onny S. Prijono dan A.M.W Pranarka, “Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan
Implementas”, (Jakarta: CSIS,1996), h.62.
9
Isbandi Rukminto Adi, “Pemberdayaan, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat,
Dan Intervensi Komunitas”, (Jakarta : 2003), h.239.
4
memberdayakan Mustahik.
untuk menabung.
mandiri.11
pemerintah yang memiliki tugas, meningkatkan hasil guna dan daya guna
zakat, infaq, dan shadaqah.12 Sudah secara otomatis harus berusaha dengan
10
http://repository.unib.ac.id/4389/Pendayagunaan Zakat Produktif dalam Mensejahterakan
Usaha ekonomi Mikro. diakses Tanggal 15 November 2014 Jam 19.00.
11
Peduli Umat, (Jakarta: Majalah BAZIS DKI Jakarta, Edisi Desember 2010), h.6.
12
Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta: BAZIS DKI
Jakarta, 2006), h.10.
5
yang tepat.
pemberdayaan zakat. Pada saat ini ada beberapa peraturan terkait ZIS di
DKI Jakarta yang menjadi rujukan BAZIS DKI Jakarta. Dalam hal
Alasannya karena dua kelompok lainnya seperti Riqab dan Amil tidak ada
hak Amil tidak diambil dari ZIS, karena sudah ada subsidi dari APBD DKI
Jakarta.13
Adapun perolehan ZIS yang berhasil dicapai tahun 2011 naik sebesar
12,76% dari perolehan tahun 2010. Pada tahun 2011 terkumpul dana ZIS
sebesar Rp. 64,7 miliar, melampaui target yang telah ditetapkan sebesar Rp.
Hal ini berarti kaum dhuafa tidak hanya sekedar meminta tetapi mampu
13
Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta: BAZIS DKI
Jakarta, 2006), h.89.
14
http://www.republik.co.id/berita/ramadhan/kabar-ramadhan/12/08/01/m81oog-bazis-dki-
Jakarta-salurkan-santunan-rp-18-miliar diakses Tanggal 10 Januari 2015 Jam 17:09
15
http://bazisdki.go.id/post/detail/ramadhan diakses Tanggal 10 Januari 2015 Jam 17: 30
6
1. Pembatasan Masalah
2. Perumusan Masalah
16
http://bazisdki.go.id/post/index/jakarta-sadar-zakat, di akses Tanggal 10 November 2014
Jam 22:01.
7
ekonomi umat?
1. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta
2. Manfaat Penulisan
1) Manfaat Akademisi :
mensejahterakan masyarakat.
2) Manfaat Praktisi:
3) Manfaat Masyarakat:
tampaknya masih kurang dapat perhatian dari para peneliti, untuk itu tidak
9
mengatakan belum pernah diteliti sama sekali, adapun penelitian yang sudah
Nama Peneliti,
No. Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian
Judul Penelitian
1. Aditya Ramadhan Skripsi ini membahas Skripsi ini membahas
“Analisa tentang pengembangan tentang bagaimana peran
Pemberdayaan zakat bersifat produktif BAZIS DKI Jakarta
Zakat Dalam dengan cara dalam memberdayakan
Mensejahterakan dijadikannya dana kaum dhuafa melalui
Perekonomian zakat sebagai modal zakat produktif dan
Mustahik”. usaha, untuk mekanisme penyaluran
Konsentrasi pemberdayaan ekonomi dana zakat dalam
Perbankan Syariah, penerimanya, dan pemberdayaan ekonomi
Fakultas Syariah dan supaya fakir miskin umat melalui zakat
Hukum, UIN Jakarta dapat membiayai produktif. Penelitian ini
tahun 2013. kehidupannya secara dilakukan di BAZIS DKI
konsisten. Penelitian ini Jakarta pada tahun 2015.
dilakukan di Lembaga
Amil Zakat Sejahtera
Ummat, Pondok Aren-
Tangerang pada tahun
2013.
E. Kerangka Teori
penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul Skripsi
Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti
berkah, tumbuh, bersih, dan baik 19 . Menurut istilah fiqih zakat berarti
yang berhak. Sedangkan kata produktif adalah berasal dari bahasa Inggris
dengan produksi dan distribusi serta konsumsi, baik berupa jasa atau barang
17
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan
Zakat.
18
Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syraiah Dan Teori Ke Prkatek”. (Jakarta: Gema
Insani Press,2003),h.4.
19
Mahmud Yunus, “Kamus Arab-Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjema
Pentafsiran Al-Qur’an, 1973), h.156.
20
M.Ali Hasan, “Masail Fiqiyah”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2003), h.41.
21
M.Anwar Musaddad, “ Zakat Produktif ”, http://www.zakatcenter.org. diakses Tanggal
26 Januari 2015 Jam 20:22.
22
M. Darmawan Rahardjo, “Islam Dan Transformasi Social-Ekonomi”, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,1999), h.5.
12
kerja dan kekurangan lapangan kerja, oleh karena itu perlu adanya
23
W.H.S. Poerwadaminta, “Kamus Umum Bahasa Indonesia”,(Jakarta: Balai Pustaka,
1999), cet. 7, h. 269.
24
Onny S. Prijono dan A.M.W Pranarka, “Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan, dan
Implementasi”, (Jakarta: CSIS, 1996), h.62.
25
Sjechul Hadi Permono, “Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan
Nasional”, (Jakarta: Pustaka Firaus,1995), h.41-42.
26
www.pelita.or.id/baca.php?id=64130/Pendayagunaan ZIS Didistribusikan Berdasarkan
Keputusan Gubernur DKI. Diakses pada Tanggal 16 November 2014 Jam 21:22.
13
BAZIS DKI Jakarta tetap secara aktif memberikan informasi yang dimiliki.
Karena disadari atau tidak, bahwa BAZIS hanyalah mediator antara the
haves dengan Mustahik. ZIS yang ada hanyalah titipan dari mereka yang
F. Metode Penelitian
penelitian :
1. Pengumpulan Data
a. Pendekatan
deskriptif analisis berupa kata-kata tertulis atau lisan dari para tokoh
b. Jenis Penelitian
guna mendapatkan data yang jelas atau kesesuaian antara teori dan
a. Data primer
b. Data sekunder
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer
diagram-diagram.28
27
Husein Umar, “Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis”, (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004) h.42.
28
Husein Umar, “Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis”, (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004) h.44
15
a. Observasi
DKI Jakarta.
b. Wawancara
komunikasi.
c. Dokumentasi
kaidah penulisan karya ilmiah pada buku pedoman penulisan skripsi, yang
29
Sugiono, “Metode Penelitian Bisnis”, (Bandung: Alfabeta, 2007),h.105.
16
H. Sistematika Penulisan
gambaran mengenai hal apa saja yang dilakukan, maka secara garis besar
BAB I : PENDAHULUAN
pendayagunaan/penyaluran zakat.
17
JAKARTA
ekonomi umat.
JAKARTA
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data primer dan data
BAB II
LANDASAN TEORI
30
Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafe’i, “Pengembangan Masyarakat Islam:
Strategi Sampai Tradisi”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2001),Cet.1, h.41.
31
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayaakan Rakyat”, (Bandung : Reflika
Aditama,2005),cet 1, h.57.
32
Badadu–Zain, “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Sinar Harapan,1997), h.317.
18
19
mendapatkan pilihan-pilihan.33
dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas dari kesakitan (b)
33
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.53.
34
Mubyarto, “Membangun Sistem Ekonomi”, (Yogyakarta: BPFE, 2000), h.263-264.
35
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.54.
20
perhatiannya.37
sini, titik tekan definisi ekonomi adalah pada kegiatan produksi dan
36
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung: PT Refika
Aditama,2005), h.57.
37
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung: PT Refika
Aditama,2005), h.58-59.
38
M. Dawam Rahardjo, “Islam Dan Transformasi Sosial-Ekonomi”, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999), h.5.
21
manusia. Pada definisi ini, selain ada aspek konsumsi, juga tercakup
obyek kegiatan ekonomi, yaitu kekayaan, yang tidak lain adalah kekayaan
material.39
masyarakat Islam dari kondisi tidak mampu, serta melepaskan diri dari
39
Muhammad dan Alimin, “Etika Dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam”,
(Yogyakarta: BPFE, 2004), h.12.
40
M. Dawam Rahardjo, “Islam Dan Transformasi Sosial-Ekonomi”, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999), h. 270.
22
perbaikan akses terhadap empat hal, yaitu akses terhadap sumber daya,
permintaan.
yang akan dia lakukan yang terkait dengan diri mereka termasuk
Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan percaya diri untuk
menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari
sebuah usaha dan proses dalam membantu supaya seseorang itu dapat
anggota masyarakat, tetapi tentunya usaha ini juga harus diikuti oleh
kesejahteraan.
41
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka Amri,
2005), h.64.
23
bakal berubah secara linier, yaitu perubahan yang selaras, serasi, dan
lebih baik.43
42
Arief Budiman “Teori Pembangunan Dunia Ketiga”, (Jakarta: Gramedia, 1995), h.124.
43
Isbandi Rukminto Adi, “Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi
Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran Dan Pendekatan Praktisi”, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, 2003), h.32.
24
kemajuan suatu ekonomi menurut MA Mannan ada tiga hal yang menjadi
sistem ekonomi dari umat oleh umat sendiri dan untuk kepentingan umat.
ekonominya, tetapi juga harkat, martabat, rasa percaya diri, dan harga
dirinya.
44
N.Oneng Nurul Bariyah, “Total Quality Managemet Zakat”, (Ciputat: Wahana Kardofa
FAI UMJ, 2012), h.56.
25
daya.
ekonomi.
perekonomian nasional.
45
Mubyarto, “Ekonomi Rakyat, Program IDT Dan Demokrasi Ekonomi Indonesia”,
(Yogyakarta: Adtya Media, 1997), h.37.
26
terkait.
pemberdayaan.
sulit tercapai.
46
Mubyarto, “Ekonomi Rakyat, Program IDT Dan Demokrasi Ekonomi Indonesia”,
(Yogyakarta: Adtya Media, 1997), h.39.
27
dimanfaatkan.
setiap tahapan yang mesti dilalui oleh suatu program kerja pemberdayaan
ekonomi masyarakat.47
B. Zakat Produktif
47
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.55.
48
Mahmud Yunus, “Kamus Arab-Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjema
Pentafsiran Al-Qur’an, 1973), h.156.
49
Didin Hafidhuddin, “Zakat dalam Perekonomian Modern”,(Jakarta: Gema Insani,2002),
h.7.
28
pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta
dan bertambah, suci dan baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam
surat at-Taubah:103
ِ ِِ ِ
ك َس َك ٌن َِلُ ْم َ ص ِّل َعلَْي ِه ْم إِ َّن
َ َصلَوت َ ص َدقَةً تُطَ ِّه ُرُه ْم َوتَُزِّكي ِه ْم ِبَا َو
َ ُخ ْذ م ْن أ َْم َوِل ْم
يم ِ واللَّه ََِس
ٌ يع َعل ٌ ُ َ
Artinya:
“Ambillah (sebahagian) dari harta mereka menjadi sedekah,
supaya dengannya engkau membersihkan mereka dan mensucikan mereka
dan doakanlah untuk mereka, sesungguhnya doamu itu menjadi
ketenteraman bagi mereka. Dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar, lagi
Maha Mengetahui.” (QS. AT-Taubah: 103)
situasi yang tentram, aman lahir batin. Jadi dengan adanya fungsi ganda
Umat Islam merupakan umat yang mulia, umat yang dipilih Allah
dan sejahtera. Oleh karena itu, Islam seharusnya menjadi rahmat bagi
seluruh alam. Tetapi kenyataannya umat Islam masih jauh dari kondisi
ideal, karean belum optimal dalam mengelola potensi yang ada. Bila
semakin sedikit.
Salah satu sisi ajaran Islam yang harus ditangani secara serius
50
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.6-7.
51
Anwar - Desi, “Kamus Lengkap I Milliard”, (Surabaya: Amelia,2003), h.291.
30
Pengertian produktif dalam hal ini, kata yang disifati yaitu kata
luas, sesuai dengan ruh dan tujuan syara. Cara pemberian yang tepat
guna, efektif manfaatnya dengan sistem yang serba guna dan produktif,
sesuai dengan pesan syari’at dan peran serta fungsi sosial ekonomi dari
zakat.
dana zakat yang diberikan kepada para Mustahik tidak dihabiskan, akan
Muslim dari Salim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya, bahwa
hadist beliau yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Tidak ada sesuatu
makanan yang lebih baik bagi seseorang melainkan apa yang dihasilkan
“Berikanlah kail, bukan ikannya.” Oleh sebab itu, modal usaha yang
Zakat terdiri dari zakat harta dan zakat fitrah. Yang dimaksud
dengan zakat harta adalah bagian dari harta kekayaan seseorang yang
muslim yang mempunyai kelebihan harta dan dikeluarkan pada saat hari
tempat tinggal, alat transportasi dan alat-alat yang membantu profesi serta
produksi, dan disyaratkan lewatnya masa satu tahun dimulai dari awal
1. Segi Ibadah: pada sisi ini niat untuk memberi menurut para ulama,
2. Segi Sosial: saling memberi antar sesama umat muslim, yang kaya
hak atas zakat tersebut. Begitu juga Amil, mereka yang mempunyai
3. Segi Ekonomi: inilah yang akan penulis bahas lebih detail pada
kajian ekonomi zakat sangat jarang dilakukan. Oleh karena itu, peran
55
Abdul Al-Hamid Mahmud, “Ekonomi Zakat”, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2006), h.3-4.
33
Taubah: 103)
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat
ialah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu.56
56
M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Waqaf ”, (Jakarta: UI-Press,1988), h.31.
34
shalat, puasa, dan haji, ini telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan
57
M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Waqaf ” , (Jakarta: UI-Press,1988),
h.40.
35
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui.”
pahala serta membersihkan diri dari sifat-sifat kikir, dengki, iri, serta
dosa.
kemelaratan.
58
M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Waqaf ” , (Jakarta: UI-Press,1988),
h.41.
36
vertikal dan horizontal. Artinya secara vertikal, zakat sebagai ibadah dan
rasa keadilan sosial dan kasih sayang diantara pihak yang mampu
59
Asnaini, “Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam”, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2008), h.42.
60
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta:
Balai Pustaka,1988), Cet ke 1, h.692.
37
dengan baik.62
bagaimana cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang
lebih besar dan lebih baik. Adapun pola pendayagunaan dana zakat
a) Bentuk sesaat, dalam hal ini berarti bahwa zakat hanya diberikan
kepada seseorang satu kali saja atau hanya sesaat. Dalam hal ini juga
61
Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, “Kamus Ilmiah Populer ”, (Surabaya:
Artaloka, 1994), h.605.
62
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta:
Balai Pustaka,1988), Cet ke 1, h.189.
63
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.25.
38
mandiri seperti orang tua yang sudah jompo, orang dewasa yang
tiga: 64
penyerahan zakat.
dipinjamkan.
64
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.85-86.
39
zakat.
fakir miskin.
65
M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Waqaf”, (Jakarta: UI-Press,1988),
h.62-63.
40
cara, ini dilakukan untuk mencapai satu tujuan yang sama yaitu: untuk
BAB III
BAZIS DKI Jakarta juga menyadari bahwa dana ZIS bukan hanya
pemenuhan hasrat sesaat yang tidak berdampak pada perubahan status dhuafa.
66
Menurut bahasa syari’ah berarti jalan yang lurus, sedangkan menurut istilah berarti
peraturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia, berupa hukum-hukum yang disampaikan oleh
Rasul-Nya, baik yang berhubungan iktikad (keyakinan) maupun yang berhubungan dengan ibadah
dan muamalat. Dr.H.Summuran Harahap, “Waqaf Uang Dan Prospek Ekonominya Di Indonesia”,
(Jakarta: CV.Sari Marissa, 2012), h.8.
41
42
yang dibentuk Pemerintah Prov. DKI Jakarta. Badan ini berdiri secara resmi
DKI Jakarta (ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin) No. Cb. 14/8/18/68
sebelas ulama berkumpul di Jakarta yang terdiri dari: Prof. Dr. Hamka, KH.
Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman,
KH. Moh. Soleh Su’aidi, M. Ali Al Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik
Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy. Pertemuan ini menghasilkan
rekomendasi:
1. Perlunya pengelola zakat dengan system administrasi dan tata usaha yang
67
Brosur BAZIS DKI Jakarta, “Zakat Membawa Berkah”, (Jakarta: BAZIS DKI Jakarta).
68
http://Bazisdki.go.id/page/index/profil-bazis diakses Tanggal 17 Februari Jam 21:30
43
2. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum
pembangunan.
Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka pada acara
tingkat nasional.
1968 kepada Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs. Azwar
Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandi untuk membantu Presiden dalam proses
Sejak berdiri dan tahun 1968 hingga tahun 1973, Badan Amil
Zakat (BAZ) DKI Jakarta telah berjalan dengan cukup baik. Hanya saja
pada aspek penghimpunan zakat yang tertihat belum optimal. Jumlah dana
zakat yang terhimpun masih jauh dan potensi ZIS yang dapat digali dari
mencakup zakat, akan tetapi lebih dan itu, mengelola dan mengumpulkan
69
Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta: BAZIS DKI
Jakarta, 2006), h.11-13.
70
http://Bazisdki.go.id/page/index/sejarah-bazis diakses Tanggal 17 Februari Jam 22:15
71
BAZIS DKI.,op.cit.h.10.
45
BAZIS Provinsi DKI Jakarta dimulai. Lembaga ini terus melaju dengan
pesat. Hal ini terlihat dari jumlah penghimpunan ZIS yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun 6 tahun yang lalu misalnya,
terkumpul ZIS berturut-turut Rp. 8,4 milyar (2000), Rp. 9,4 milyar
(2001), Rp. 11,5 milyar (2002), Rp. 14,1 milyar (2003), dan Rp. 16,2
dana ZIS sebesar Rp. 18,4 milyar. 72 Dan data terbaru 3 tahun terakhir
yaitu Pada tahun 2011 terkumpul dana ZIS sebesar Rp. 64,7 milyar, 73
pada tahun 2012 perolehan ZIS sebesar Rp 81,4 milyar, dan pada tahun
2013 naik menjadi Rp 97,7 milyar, itu artinya perolehan ZIS meningkat
setiap tahunnya.74
72
Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta: BAZIS DKI
Jakarta, 2006), h.18.
73
http://www.republik.co.id/berita/ramadhan/kabar-ramadhan/12/08/01/m81oog-bazis-dki-
Jakarta-salurkan-santunan-rp-18-miliar diakses Tanggal 17 Februari 2015 Jam 22:45.
74
http://bazisdki.go.id/post/detail/ramadhan diakses Tanggal 17 Februari 2015 Jam 23:22.
46
dapat mengakses informasi BAZIS DKI Jakarta dengan mudah. Baik yang
dalam Surat Keputusan Gubernur No. 121 Tahun 2002. Sehingga, dapat
Termasuk di dalamnya masalah sumber daya manusia. Jadi saat ini dunia
Jakarta No.120 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil
Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, tugas
hukumnya.
78
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.82.
48
BAZIS.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok BAZIS DKI
serta dalam melaksanakan tugasnya BAZIS DKI harus bersifat obyektif dan
transparan. Adapun fungsi dari BAZIS DKI yaitu, mendayagunakan dana ZIS
79
BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, h.102.
49
pengurus harian yang diketuai oleh ketua pelaksana harian yang ditunjuk
BAZIS DKI Jakarta pun perlu melakukan beberapa penyesuaian. Hal itu
Keputusan Gubernur No.120 Tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja
1) Dewan Pertimbangan
2) Komisi Pengawasan
3) Badan Pelaksana
80
www.Alarifs.Blogspot.Perkembangan BAZIS DKI Jakarta.com diakses Tanggal 07
Maret 2015 Jam 20:00.
81
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.91.
50
1) Kepala
2) Wakil Kepala
3) Sekretariat
4) Bidang Pengumpulan
5) Bidang Pendayagunaan
6) Bidang Dana
dan seksi bina Muzakki; bidang pendayagunaan terdiri dari seksi layanan
Mustahik, seksi bina usaha dan seksi bina sumber daya Mustahik ; bidang
dana terdiri dari seksi kas dan seksi akutansi ; pelaksana BAZIS
82
Lili Bariadi, Muhammad Zen & M.Hudri, “ Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CED, 2005),
Cet. 1, h. 102.
52
shadaqah.
kerja.
BAZIS.
fungsinya.
BAZIS.
BAZIS.
pengumpulan zakat, infaq, dan sadaqah. Untuk mendukung tugas ini, Bidang
dan perorangan.
shadaqah.
produktif.
6) Pembinaan Mustahik.
mempunyai fungsi: 83
sadaqah.
Kelurahan
83
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.99.
56
penerima zakat : fakir, miskin, amil ( pengelola dana zakat ), muallaf (orang
yang baru masuk islam) , riqab ( orang yang membebaskan budak), gharimin
dan ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan). Tetapi, dana ZIS
yang ada di BAZIS DKI Jakarta hanya di salurkan kepada 6 kelompok saja
selain Riqab dan Amil, dengan alasan bahwa budak tidak ada di Indonesia dan
hak Amil sudah di tanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (
situasi dan kondisi yang ada. ZIS merupakan salah satu instrument
peningkatan produksi.85
84
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.103.
85
Ahmad Muflih Saefudin, “Pengelolaan Zakat Ditinjau Dari Aspek Ekonomi”, (Bontang;
Badan Dakwah Islamiyah, 1986), h.33.
57
sekaligus merupakan sosok guru bagi kehidupan ekonomi yang dirancang Al-
Quran. Zakat mencegah terjadinya akumulasi harta pada satu tangan, dan
pada saat yang sama mendorong manusia untuk melakukan investasi dan
mempromosikan distribusi.86
sebuah kewajiban rutin yang dilaksanakan setiap tahun, tanpa melihat aspek
86
Mustaq Ahmad, “Etika Bisnis Dalam Islam”, (Jakarta: Pustaka Al-Hidayah, 1997), h.75.
58
sejenis sebagai mitra atau sinergi dalam penyuluhan zakat, infaq, dan
shadaqah.
sesuai target yang ditetapkan. Upaya yang dilakukan BAZIS DKI Jakarta
DKI dilakukan beberapa cara yaitu: media cetak, media elektronika, dan
saat ini dimana media telekomunikasi sudah menjadi sesuatu yang biasa
87
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka Amri,
2005), h.25.
59
pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat diaplikasikan pada kondisi
saat ini, bahwa penyaluran ZIS dapat kita dibedakan dalam dua bentuk;
tidak mungkin lagi mandiri seperti orang tua yang sudah jompo, orang
88
Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta: BAZIS DKI
Jakarta, 2006), h.70-71.
60
tertulis, lengkap, dan sah. Sekecil apapun dana yang dikeluarkan, dalam
kala dilakukan audit oleh eksternal auditor baik menyangkut audit umum
Asnaf, yaitu fakir, miskin, mualaf, riqab, gharimin, shabilillah, dan ibnu
89
Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, “Akuntansi Dan Manajemen Keuangan untuk
Organisasi Pengelolaan Zakat”, (Bandung : Asyaamil dan IMZ, 2001), h. 82-87.
61
kesejahteraan.
b) Untuk Fakir miskin, Muallaf, dan Ibnu Sabil, pembagian zakat itu
(1) Sektor Fakir miskin 35% (dua puluh lima) persen untuk dana
(4) Sektor Sabilillah: 45% (dua puluh lima) persen untuk bantuan
90
Lili Bariadi, Muhammad Zen, “ Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka Amri,
2005), h. 27-28.
63
BAB IV
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu
hasil.92
91
Mahmud Yunus, “Kamus Arab-Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjema
Pentafsiran Al-Qur’an, 1973), h.156.
92
Anwar - Desi, “Kamus Lengkap I Milliard”, (Surabaya: Amelia, 2003), h.291.
63
64
berasal dari kata daya yang berarti upaya, usaha, akal, kemampuan.
94
Sedangkan Pemberdayaan di bidang ekonomi, merupakan upaya untuk
dalam pendayagunaan dana zakat dengan target jangka panjang dari konsep
Menurut Dedi Santosa hal ini sesuai dengan pandangan BAZIS DKI
93
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayaakan Rakyat”, (Bandung : Reflika
Aditama, 2005),cet 1, h.57.
94
Ekonomi ialah segala aktivitas yang berkaitan dengan produksi dan distribusi diantara
orang-orang. Titik tekan definisi ekonomi adalah pada kegiatan produksi dan distribusi baik
dalam bentuk barang ataupun jasa. M. Dawam Rahardjo, “Islam Dan Transformasi Sosial-
Ekonomi”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h.5.
95
Didin Hafiduddin, Problematika Zakat Kontemporer Artikulasi Proses Sosial Politik
Bangsa (Jakarta: Forum Zakat, 2003), h.27.
65
Dalam bentuk ketiga dan keempat ini sering disebut zakat produktif, oleh
tetapi harus diiringi dengan pola pendayagunaan yang efektif dan tepat
96
Wawancara dengan Dedi Santosa, Bidang Pendayagunaan (Seksi Bina Usaha) BAZIS
DKI Jakarta, 04 May 2015 Pukul 13.00 – 14.15.
97
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka Amri,
2005), h.34.
98
Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta: BAZIS DKI
Jakarta, 2006), h.41.
66
persoalan – persoalan yang ada, maka BAZIS DKI Jakarta berusaha terus
menerus memberi arti bagi masyarakat Jakarta. Upaya itu meliputi, antara lain
perguruan tinggi. Pada tahun 2014 BAZIS Provinsi DKI Jakarta telah
99
Wawancara dengan Dedi Santosa, Bidang Pendayagunaan (Seksi Bina Usaha) BAZIS
DKI Jakarta, 04 May 2015 Pukul 13.00 – 14.15.
100
Majalah Peduli Umat, BAZIS DKI Jakarta, Edisi 58 Tahun 2014.
67
modal yang diberikan kepada para pedagang kecil yang ada di pasar-pasar
tradisional. Bantuan ini diberikan melalui Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al-
Karim.
yang diberikan kepada para pedagang kecil yang ada di sekitar kota Jakarta.
memiliki jaringan sampai ke Kelurahan, sudah barang tentu proses ini akan
lebih mudah.101
bantuan konsumtif. Upaya ini tidak lain agar mata rantai kemiskinan satu
persatu dapat diputus. Untuk itu, BAZIS DKI Jakarta memiliki beberapa
101
Wawancara dengan Dedi Santosa, Bidang Pendayagunaan (Seksi Bina Usaha) BAZIS
DKI Jakarta, 04 May 2015 Pukul 13.00 – 14.15.
102
Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta: BAZIS DKI
Jakarta, 2006), h.95-96.
68
1. Pembinaan SDM
oleh BAZIS DKI Jakarta pada periode tahun 2013 M / 1434 H serta alokasi
1. Fakir-Miskin 55,36%
2. Fisabillillah 43,25%
3. Muallaf/Gharimin/Ibnussabil 1,39%
103
Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat & Wirausaha”, (Jakarta: CV. Pustaka
Amri,2005), h.103.
69
shadaqah (ZIS) Tahun 2013, berdasarkan hasil Rapat Kerja Badan Pelaksana
zakat tidak dapat dimanfaatkan sembarang orang. Telaga zakat hanya khusus
telaga, maka harus ada yang mengelola, membuat saluran dan memastikannya
tepat sasaran.104
BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Ada sebuah istilah ‘lebih baik berbuat sedikit
dari pada tidak sama sekali’. Apa yang diperbuat BAZIS Provinsi DKI Jakarta
terhitung sedikit bila dibandingkan dengan jumlah dhuafa yang ada di DKI
Jakarta. tapi ‘sedikitnya’ orang yang dibantu BAZIS tidak dapat dihitung
dengan jari tangan. Karena ratusan ribu orang telah merasakan bantuan dan
104
Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta: BAZIS DKI
Jakarta, 2006), h.97.
70
DKI Jakarta selelu merasa belum berbuat banyak, karena itulah selalu ingin
berbuat banyak bagi masyarakat Jakarta, baik pada sekala sempit, maupun
masyarakat umum dalam skala yang lebih luas, dalam upaya pemberdayaan
kemiskinan.
BAZIS telah memainkan peran yang cukup signifikant. Peran ini dapat dilihat
Dari sisi ekonomi, sudah banyak masyarakat DKI Jakarta yang dapat
sebagian pedagang kecil, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tak ubahnya seperti
Di lain pihak upaya BAZIS Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan
Oleh karena itu peran BAZIS DKI Jakarta dalam upaya pemberdayaan
agar lebih bisa mandiri, berkembang dan tidak terbelit oleh hutang atau
Dari sisi sosial, peran BAZIS Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai
salah satu unsur yang dapat memenuhi kebutuhan primer (sandang, pangan,
dan papan) bagi sebagian masyarakat Jakarta. Upaya ini, memang konsumtif.
dalam kaitannya dengan kemiskinan, upaya ini menjadi satu pintu masuk dan
motivasi bagi dhuafa untuk memulai hidup lebih baik. Karena dengan kondisi
105
Wawancara dengan Untung, Petugas Lapangan BMT Al-Karim, 09 Juni 2015 Pukul
15.00 – 16.30.
106
Wawancara dengan Dedi Santosa, Bidang Pendayagunaan (Seksi Bina Usaha) BAZIS
DKI Jakarta, 04 May 2015 Pukul 13.00 – 14.15.
72
kemiskinan.
dengan keahlian mereka. Hal ini dimaksudkan agar tumbuh jiwa wirausaha
dapat disebut sebagai upaya yang mensinergikan antara kultur dan struktur
Artinya, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tidak berangkat dari ruang hampa
berdasarkan pada akurasi dan validasi data dan informasi yang memang
menjadi salah satu kelebihan dari BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Hal ini
terlihat dari beragam upaya yang dilakukan BAZIS Provinsi DKI Jakarta,
strategis. Peran dan fungsinya tidak diragukan lagi. Dengan ZIS sebagian
107
Wawancara dengan Dedi Santosa, Bidang Pendayagunaan (Seksi Bina Usaha) BAZIS
DKI Jakarta, 04 May 2015 Pukul 13.00 – 14.15.
73
Untuk melihat seberapa besar peran BAZIS DKI Jakarta dapat dilihat
juga dari hasil pengumpulan dana ZIS, dimana setiap tahunnya pengumpulan
113.765.807.732
97.795.879.070
81.453.310.876
64.780.812.886
52.768.818.935
44.233.884.194
ini dapat dilihat dari peningkatan dan jumlah ZIS yang diperoleh setiap
tahun” ujar Dedi Santosa. 109 Oleh sebab itu, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
oleh BAZIS DKI Jakarta untuk meningkatkan ekonomi umat antara lain;
108
Arsip BAZIS DKI Jakarta 2009 – 2014.
109
Wawancara dengan Dedi Santosa, Bidang Pendayagunaan (Seksi Bina Usaha) BAZIS
DKI Jakarta, 04 May 2015 Pukul 13.00 – 14.15.
74
Jakarta yang tidak mampu. Bantuan diberikan dalam bentuk uang untuk
bantuan modal usaha. uang itu merupakan dana yang didapat dari
Jakarta.
harus diisi :
4. Untuk bantuan Muallaf, Gharimin, dan Ibnu Sabil diberi kode MGI.
110
Arsip BAZIS DKI Jakarta.
75
hasil yang diterapkan, yaitu; pertama, pedagang diberi modal oleh BAZIS
dengan kesepakan bagi hasil 30% untuk BAZIS dan 70% untuk
untuk BAZIS dan Rp 50.000 untuk pedagang, dan setiap hari dikontrol
mengembalikan dalam jangka waktu 100 hari maka Rp. 1.500.000 dibagi
2.000 kepada pihak BAZIS, dan penarikan dilakukan 20 hari sekali, Sabtu
pokok + bagi hasil dalam satu bulan adalah Rp 340.000 yang diberikan
agar jangan sampai dana produktif itu macet, karena dana itu bisa
digulirkan kepada yang lain. Usaha itu antara lain dengan membuat
menguntungkan.
produktif:
111
Wawancara dengan Untung, Petugas Lapangan BMT Al-Karim, 09 Juni 2015 Pukul
15.00 – 16.30.
112
Wawancara dengan Untung, Petugas Lapangan BMT Al-Karim, 09 Juni 2015 Pukul
15.00 – 16.30.
77
(tanpa bunga).
113
Wawancara dengan Mudjinah, salah seorang wirausaha menengah penerima modal
usaha atas usulan dari kelurahan daerah Jakarta Timur .
78
bagi hasilnya yaitu 30% untuk BAZIS DKI Jakarta dan 70% untuk
pedagang.
yang di perlukan.
114
Wawancara dengan Abdul Wahid, salah seorang wirausaha kecil penerima Program
pemberdayaan Modal Usaha bagi Pedagang Kecil (PPMUPK) BAZIS DKI Jakarta.
79
para Mustahik agar usaha mereka bisa berjalan dengan lancar. Selain
Jakarta atau petugas BMT Al-Karim saja akan tetapi seluruh masyarakat
fungsi dan manfaatnya oleh para Musrahik. Dan tentunya yang diharapkan
dari penyaluran dana zakat kepada para Mustahik bukan tidak mungkin
dana zakat atau Mustahik, akan tetapi mereka nantinya dapat berada
115
Wawancara dengan Untung, Petugas Lapangan BMT Al-Karim , 09 Juni 2015 Pukul
15.00 – 16.30.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kreatif. Dalam bentuk ketiga dan keempat ini sering disebut zakat
produktif dan pemberian uang untuk modal usaha yang berasal dari
BAZIS DKI Jakarta ini sedikit demi sedikit mampu mengurangi masalah
sosial dan kemiskinan yang semakin rumit, terutama mereka yang berada
dengan berjiwa usaha yang gigih dan professional. Adapun peran BAZIS
81
82
lebih bisa mandiri, berkembang, dan tidak terbelit oleh hutang atau
pinjaman dari bank keliling dan rentenir. Dengan ini, BAZIS Provinsi
tumbuh dengan pengelolaan ZIS yang profesional. Hal ini dapat dilihat
meningkat.
B. Saran – saran
dan amanah demi untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna ZIS itu
dan bershadaqah.
85
DAFTAR PUSTAKA
Internet:
http://bazisdki.go.id/post/index/jakarta-sadar-zakat diakses Tanggal 10 November
2014.
http://repository.unib.ac.id/4389/Pendayagunaan Zakat Produktif Dalam
Mensejahterakan Usaha Ekonomi Mikro. diakses Tanggal 15 November
2014.
http://pelita.or.id/baca.php?id=64130/Pendayagunaan ZIS Didistribusikan
Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI. diakses Tanggal 16 November
2014.
http://www.republik.co.id/berita/ramadhan/kabar-ramadhan/12/08/01/m81oog-
bazis-dki-jakarta-salurkan-santunan-rp-18-miliar diakses Tanggal 10
Januari 2015.
http://bazisdki.go.id/post/detail/ramadhan diakses Tanggal 10 Januari 2015.
http://www.zakatcenter.org. diakses Tanggal 26 Januari 2015.
http://Bazisdki.go.id/page/index/profil-bazis diakses Tanggal 17 Februari 2015
http://www.republik.co.id/berita/ramadhan/kabar-ramadhan/12/08/01/m81oog-
bazis-dki-jakarta-salurkan-santunan-rp-18-miliar diakses Tanggal 17
Februari 2015.
http://bazisdki.go.id/post/detail/ramadhan diakses 17 Februari 2015.
http://www.pias-ktb.com/2012/02/263-zakat-produktif.html oleh Hakam Ahmed
EJChudrie, diakses Tanggal 06 Maret 2015.
http://www.Alarifs.Blogspot.Perkembangan BAZIS DKI Jakarta.com diakses
Tanggal 07 Maret 2015.