Vous êtes sur la page 1sur 6

FKUI. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher.

Edisi ke-
6. EGC. Jakarta

Audiometri adalah pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat ketulian (gangguan
dengar).Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan jenis ketulian apakah tuli konduktif, tuli saraf,
serta derajat ketulian. (FKUI, 2007)
Audiometer adalah peralatan elektronik untuk menguji pendengaran. Audiometer
diperlukan untuk mengukur ketajaman pendengaran, digunakan untuk mengukur ambang
pendengaran, mengindikasikan kehilangan pendengaran, pembacaan dapat dilakukan secara
manual atau otomatis, mencatat kemampuan pendengaran setiap telinga pada deret frekuensi
yang berbeda, menghasilkan audiogram (grafik ambang pendengaran untuk masing-masing
telinga pada suatu rentang frekuensi), pengujian perlu dilakukan di dalam ruangan kedap bunyi
namun di ruang yang heningpun hasilnya memuaskan, berbiaya sedang namun dibutuhkan hanya
jika kebisingan merupakan masalah/kejadian yang terus-menerus, atau selain itu dapat
menggunakan fasilitas di rumah sakit setemapat. (FKUI, 2007)
Audiogram adalah catatan grafis yang diambil dari hasil tes pendengaran dengan
audiometer, yang berisi grafik ambang pendengaran pada berbagai frekuensi terhadap intensitas
suara dalam desibel (dB). Yang biasa dilakukan di poliklinik THT ialah audiometer nada murni.
Audiometer nada murni adalah suatu alat elektronik akustik yang dapat menghasilkan nada
murni mulai dari frekuensi 125 Hz sampai 8000 Hz. Dengan alat ini dapat ditentukan keadaan
fungsi masing-masing telinga secara kualitatif (normal, tuli konduktif, tuli sensori neural, tuli
campuran) dan kuantitatif (normal, tuli ringan, tuli sedang, tuli berat). (FKUI, 2007)
Contoh Audiogram

Perlu diingat baik-baik: (FKUI, 2007)


 Gunakan tinta merah untuk telinga kanan, dan tinta biru untuk telinga kiri
 Hantaran udara (Air Conduction = AC)
Kanan = O
Kiri = X
 Hantaran tulang (Bone Conduction = BC)
Kanan = C
Kiri = ‫כ‬
 Hantaran udara (AC) dihubungkan dengan garis lurus ( ) dengan menggunakan
tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk telinga kiri.
 Hantaran tulang (BC) dihubungkan dengan garis putus-putus ( - - - - - - - - ) dengan
menggunakan tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk telinga kiri.
1. Contoh audiogram pendengaran normal (telinga kanan)

Normal : AC dan BC sama atau kurang dari 25 dB


AC dan BC berimpit, tidak ada air-bone gap

2. Contoh audiogram tuli sensori neural (telinga kanan)


Tuli sensori neural : AC dan BC lebih dari 25 dB
AC dan BC berimpit, tidak ada air-bone gap

3. CONTOH AUDIOGRAM TULI KONDUKTIF (TELINGA KANAN)

Tuli Konduktif : BC normal atau kurang dari 25 dB


AC lebih dari 25 dB
Antara AC dan BC terdapat air-bone gap

4. Contoh audiogram tuli campur (telinga kanan)


Tuli Campur : BC lebih dari 25 dB
AC lebih besar dari BC, terdapat air-bone gap

Catatan (FKUI, 2007) :


 Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat perbedaan lebih atau sama
dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi yang berdekatan.
 Untuk menghitung ambang dengar (AD), akumulasikan AD pada frekuensi 500 Hz, 1000 Hz,
dan 2000 Hz (merupakan ambang dengar percakapan sehari-hari), kemudian dirata-ratakan.

AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz


3

Derajat ketulian (menurut buku FKUI) :


- Normal : 0 – 25 dB
- Tuli ringan : 26 – 40 dB
- Tuli sedang : 41 – 60 dB
- Tuli berat : 61 – 90 dB
- Tuli sangat berat : > 90 dB

Pada diagnosis dapat ditulis hasil pemeriksaan (FKUI, 2007):


 NH (Normal Hearing)
 SNHL (Sensory Neural Hearing Lose)
 CHL (Conductive Hearing Lose)
 MHL (Mix Hearing Loose)
 Jangan lupa sertakan nilai derajat ambang dengarnya

Vous aimerez peut-être aussi