Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Break Even Point merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
atau suatu keadaan dimana dalam suatu oprasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi atau
impas(penghasilan=total biaya). Break Event Point menyatakan volume penjualan diamana total
penghasilan tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan
dan juga tidak mengalami kerugian.
Dengan melakukan analisis 4 break even, manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan
minimal yang harus dicapai, agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut, juga dapat diketahui
sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.Analisis break even menyajikan informasi hubungan biaya, volume dan laba kepada manajemen.
Sehingga memudahkan dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi pencapaian laba perusahaan
dimasa yang akan datang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)?
2. Bagaimanakah Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas) ?
3. Bagaimanakah Cara Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas ?
4. Bagaimana Keterbatasan Analisis Break Even Point ?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut :
1. Memahami Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas).
2. Memahami Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).
3. Memahami Cara Menentukan Break Even Point (BEP).
4. Memahami Keterbatasan Analisis Break Even Point.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Break Even Point

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam
operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan
itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan
biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola
hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level
penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan
mengenaihal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap
keuntungan yang diperoleh.

B. Manfaat Analisis Break Even Point (Titik Impas)

Menurut Rony (1990, p. 357) analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat bermanfaat
bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara
berbeda namun tetap berkaitan yaitu:

a. Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai
agar perusahaan memperoleh laba.
b. Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.
c. Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi biaya
tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan peralatan yang canggih.

Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga menjelaskan beberapa manfaat analisa break even untuk
manajemen, yaitu :

2
a. Membantu pengendalian melalui anggaran.
b. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
c. Menganalisa dampak perubahan volume.
d. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
e. Merundingkan upah.
f. Manganalisa bauran produk.
g. Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.
h. Menganalisa margin of safety.

C. Asumsi-Asumsi Dasar Analisa Break Even Point :

Beberapa asumsi yang berpengaruh dalam analisa break even menurut Mulyadi (1993, p. 259) adalah
sebagai berikut :

a. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan.


b. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
d. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
e. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
f. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
g. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
h. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya

D. Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:
1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi
atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya
penyusutan mesin, dll.
2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari
tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti
akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
E. Kelemahan analisa BEP

Sekalipun analisa BEP ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak dapat dilupakan bahwa
analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisa BEP ini anata lain : asumsi

3
tentang linearity, kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek. Asumsi-
asumsi dasar analisi BEP

1. Menentukan posisi laba rugi perusahaan


2. Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugiaan
3. Menetukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
4. Komponen yang berperan pada BEP
5. Komponen yang berperan pada BEP yaitu biaya, biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan
biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkan atau menentukan suatu biaya itu biaya
variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit
produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini.
6. Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan
perusahaan.

Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai
berikut,yaitu:

1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan mempertahankan


tingkat harga, kualitas dan kuantitas.
2. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
3. Meningkatkan volume kegiatan semaksima

F. Rumus BEP (Break Even Point)


Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis Break Even Point.
a. Pendekatan Matematis

Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus diketahui adalah
jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau harga
jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1. Break even point dalam unit.

BEP = FC

P - VC

4
Keterangan :
BEP : BREAK EVEN POINT
FC : FIXED COST
VC : VAQRIABLE COST
P : PRICE PERUNIT
S : SALES VOLUME
b. Pendekatan Grafik

Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu pendekatan grafik menggambarkan hubungan antara
volume penjualan dengan biayayang dikeluarkan oleh perusahaan serta laba. Selain itu juga untuk
mengetahui biaya tetap dan biaya variabel dan tingkat kerugian perusahaan. Asumsi yang
digunakan dalam analisis peulang pokok ini adalah bahwa harga jual, biaya variabel per unit adalah
konstan.Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi yang
lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau rugi. Jadi
manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh komponen di atas.
BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.

Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan


kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total
yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan penjualan. Besarnya
volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya
biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y).

Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau
dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua,
besarnya contribution margin akan tampak pada gambar break even point tersebut.

5
Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara garis
penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke
bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break even point dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik
garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak besarnya break even point dalam
rupiah.

G. IMPLEMENTASI KASUS
Diketahui PT. Dewantara memiliki usaha di bidang alat perkakas gergaji dengan data sebagai berikut
:
1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin gergaji.
2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-

Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :

1. Fixed Cost

Overhead Pabrik Rp. 60.000.000,-

Biaya disribusi Rp. 65.000.000,-

Biaya administrasi dan umum Rp. 25.000.000,-

Total biaya tetap Rp.150.000.000,-

2. Variable Cost

Biaya bahan langsung Rp. 70.000.000,-

Biaya tenaga kerja langsung Rp. 85.000.000,-

Overhead pabrik Rp. 20.000.000,-

Biaya distribusi Rp. 45.000.000,-

Biaya administrasi dan umum Rp. 30.000.000,-

Total biaya variabel Rp.250.000.000,-

Pertanyaannya Cari BEP dalam unit maupun rupiah !

Penyelesaian:

Kapasitas produksi 100.000 unit

6
Harga jual per unit Rp. 5000,-

Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-

150.000.000
Biaya tetap unit   Rp.1.500,  /unit
100.000

250.000.000
Biaya variabel unit   Rp.2.500,  /unit
100.000

Ringkasan Buget laba rugi adalah sebagai berikut :

Total penjualan 100.000 unit x Rp.5000,-....... Rp.500.000.000,- (100 %)

Total biaya variabel ………………………..… Rp.250.000.000,- ( 50 %)

Marginal Income …………………………….. Rp.250.000.000,- ( 50 %)

Total biaya tetap ……………………………... Rp.150.000.000,- ( 30 %)

Laba …....................................................... Rp.100.000.000,- ( 20 %)

Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :

Rp.150.000.000,-
BEP unit   60.000 unit
Rp.5000,00 - Rp.2500,-

Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :

Rp.150.000 .000,-
BEP rupiah   Rp.300.000 .000,-
Rp.250.000 .000,-
1
Rp.500.000 .000,-

Cara lain dapat dilakukan untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :

BEP = Unit BEP x harga jual unit

BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-

1. Dengan Coba-Coba

Artinya kita mencoba memasukkan angka-angka yang kita inginkan sehingga akan terlihat
batas laba atau rugi untuk setiap penjualan seperti berikut ini.

7
Q (unit) TR FC VC TC Laba/Rugi
10.000 50.000.000 150.000.000 25.000.000 175.000.000 (125.000.000)
20.000 100.000.000 150.000.000 50.000.000 200.000.000 (100.000.000)
30.000 150.000.000 150.000.000 75.000.000 225.000.000 ( 75.000.000)
40.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 250.000.000 ( 50.000.000)
50.000 250.000.000 150.000.000 125.000.000 275.000.000 ( 25.000.000)
60.000 300.000.000 150.000.000 150.000.000 300.000.000 0
70.000 350.000.000 150.000.000 175.000.000 325.000.000 25.000.000
80.000 400.000.000 150.000.000 200.000.000 350.000.000 50.000.000
90.000 450.000.000 150.000.000 225.000.000 375.000.000 75.000.000
100.000 500.000.000 150.000.000 250.000.000 400.000.000 100.000.000

2. Dengan Grafik

Dari grafik di bawah terlihat bawa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi
yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau
rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh
komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun rupiah
yang diperoleh.

P
(000) Q

TC

300 BEP

150
P

Q (000)
60

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di
dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Tujuan dari analisis
break event point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu
perusahaan akan mencapai laba tertentu.
Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana
pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada
level penjulalan tertentu.
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama
periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan,
karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.

Vous aimerez peut-être aussi