Vous êtes sur la page 1sur 1

I’m Sorry My Best Friend

Cerpen Karangan: Marisca Setyaningrum


Kategori: Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 9 April 2018

Aku berlari kencang menyusulmu, kau di hadapanku, sedang berjalan dengan santai sambil
sesekali tertawa dan tersenyum-senyum, aku ingin menghampirimu sebelum sesuatu membuatku
mengurungkan niatku, seorang gadis dengan rambut sebahu -yang sama denganmu- berjalan di
sampingmu, baru kali ini aku melihatnya di sekolah ini, seragamnya pun bukan seragam sekolah
ini, kau tampak senang bersamanya, aku berjalan lambat di belakangmu, berharap kau tidak
melihatku membuntutimu, kau berjalan melewati kelas kita, dan masuk ke kelas D, kau
meninggalkan gadis yang bersamamu tadi di kelas itu, kau berbalik dan menuju ke kelas kita,
segera aku berlari ke kelas agar kau tidak melihatku.

Aku berpura pura membaca novel yang kita pinjam bersama dari perpus, kau segera duduk di
kursi sampingku tanpa berkata “selamat pagi” padaku seperti yang selalu kau lakukan. Saat itu
aku baru tahu kau masih marah padaku.
Kejadian itu terjadi 2 hari lalu, saat kau mengajakku bertemu di taman, Aku terlambat 2 jam dari
waktu yang kau tentukan, kau masih menungguku, aku ingat persis apa yang kau katakan saat
itu, saat aku datang ke arahmu dengan nafas terengah-engah. Kau menatapku dengan kesal, saat
aku mengatakan kata maaf dengan mudahnya. Kau berkata kalau aku menyebalkan, tidak tepat
waktu, dan lain-lain, tapi aku tidak mendengarmu, aku duduk di kursi taman dan langsung tanya
padamu “ada apa kau menemuiku?”

Saat itu aku melihat wajahmu yang berbeda, seperti ada rasa sedih dan kekecewaan. Aku bisa
melihat matamu yang mulai berkaca kaca, kau berbalik dan pergi meninggalkanku di taman itu,
setelah berkata “kenapa kau terlambat?, kau telah berjanji padaku untuk tepat waktu?, kenapa
kau lakukan ini padaku?”, aku bisa mendengar suaramu yang goyang karena air mata dan
kesedihan yang kau rasakan saat itu, aku hanya bisa termenung sambil menatap punggungmu
yang mulai menghilang dalam gelapnya malam.

Sejak saat itu aku jarang melihatmu, aku merasa kau menjauh dariku. Kau semakin menghilang,
kau sudah jarang terlihat di kelas ini, kursi di sampingku kosong, dia -gadis berambut sebahu
yang bersamamu- juga jarang terlihat bersamamu, aku semakin merasa kau semakin jauh, setiap
aku ke rumahmu, selalu muncul banyak pertanyaan di kepalaku “ke mana kau pergi?”, “kenapa
rumahmu kosong?”, “kemana orangtuamu?”, “kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau pergi?”,
dan masih banyak pertanyaan yang berputar di kepalaku. Setiap aku mengingatmu hatiku terasa
sakit… kau yang selalu membelaku… kau yang selalu membenarkan kesalahanku… Aku merasa
sangat bersalah atas apa yang selalu kulakukan padamu… Aku ingin meminta maaf padamu… Tapi
aku sudah terlambat, aku terlambat menyadarinya…, aku yang selalu menyia-nyiakan waktuku
bersamamu… Kini waktu itu sudah habis… Kita masih bisa bertemu aku hanya ingin berkata
“kumohon… maafkan aku… sahabatku…”

Vous aimerez peut-être aussi