Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
IDENTITAS PASIEN
2 Series 1
Keterangan:
1986 :Pasien mulai merasa seperti diikuti oleh sesuatu
1987-1989 :Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa untuk pertama kali
1990-1995 :Pasien mengonsumsi obat dengan baik dan dapat beraktivitas
seperti biasa
1996-2004 :Pasien keluar masuk Sanatorium Dharmawangsa setiap tahunnya
dengan alasan masuk yang sama yaitu mulai muncul halusinasi
dan waham akibat tidak patuh minum obat
2005-2010 :Pasien mulai mengonsumsi obat teratur dan keluhan mulai
berkurang
2011-sekarang :Pasien masuk lagi ke Sanatorium Dharmawangsa karena
dilaporkan pasien sering berteriak-teriak merasa dikejar-kejar dan
berbicara sendiri akibat tidak patuh minum obat. Setelah dirawat
di Sanatorium Dharmawangsa, pasien mengalami perbaikan,
gejala berkurang, dan ada yang memantau untuk minum obat.
Catatan Perawatan di Sanatorium Dharmawangsa :
I. Tanggal 15 Agustus 1986 – 4 September 1986
II. Tanggal 23 Desember 1986 – 17 Januari 1987
III. Tanggal 24 Februari 1988 – 9 Maret 1988
IV. Tanggal 26 Maret 1988 – 8 April 1988
V. Tanggal 22 April 1989 – 10 Mei 1989
VI. Tanggal 25 Desember 1996 – 5 Februari 1997
VII. Tanggal 14 Juli 1997 – 6 Agustus 1997
VIII. Tanggal 20 Juli 1998 – 21 Agustus 1998
IX. Tanggal 5 Mei 1999 – 14 Mei 1999
X. Tanggal 5 Agustus 1999 – 1 September 1999
XI. Tanggal 1 Desember 1999 – 5 Januari 2000
XII. Tanggal 26 Agustus 2000 – 13 Oktober 2000
XIII. Tanggal 3 September 2001 – 31 Oktober 2001
XIV. Tanggal 21 Agustus 2002 – 14 September 2002
XV. Tanggal 7 November 2002 – 5 Desember 2002
XVI. Tanggal 9 November 2003 – 12 Desember 2003
BAB II
STATUS PSIKIATRI
II. ALLOANAMNESIS
Didapat dari : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa/Suku : Indonesia
Pekerjaan : Perawat Sanatorium Dharmawangsa
Pendidikan terakhir : Sarjana Keperawatan
Hubungan dengan pasien : Perawat pasien
Hari/tanggal wawancara : Selasa, 17 Oktober 2017
Keluhan Utama
Suka mengamuk (teriak-teriak)
Aktivitas sehari-hari terganggu
Riwayat Keluarga
Ayah pasien bernama Tn. S adalah seorang Kolonel Angkatan Darat
(Purnawirawan) berasal dari Jawa Timur dan sudah meninggal bulan Mei 2004
dikarenakan usia yang sudah tua dan sering sakit-sakitan terutama gangguan
pencernaan. Sedangkan ibu pasien yang bernama Ny. R adalah ibu rumah tangga,
berasal dari Solo dan sudah meninggal bulan April 1993 karena penyakit Diabetes
Melitus yang dideritanya.
Pasien sangat dimanja oleh keluarganya. Pasien dibesarkan dalam
keluarga yang berekonomi cukup mapan sehingga pasien juga seringkali
bepergian ke luar negeri bersama orang tuanya. Hubungan pasien dengan
orangtua cukup baik, dan anggota keluarga yang lain juga memperhatikan pasien.
Pada tahun 2002 pasien menikah dengan Tn. I, namun tidak memiliki
anak. Selama pernikahannya, hubungan pasien dengan suaminya kurang harmonis
dan suami pasien lebih sering memanfaatkan harta kekayaan pasien dan
keluarganya. Kemudian suami pasien meninggalkan pasien karena merasa malu
atas kondisi pasien. Akhirnya berdasarkan saran Tn. W (saudara sepupu pasien),
pasien bercerai dengan Tn. I. Sampai saat ini tidak diketahui keberadaan mantan
suami pasien.
Sejak kedua orangtuanya meninggal, pasien hidup sendiri dan tinggal
bersama pembantunya. Walaupun saudara sepupu pasien, Tn. W terkadang
menjenguk pasien, namun pasien merasa sendirian dan tidak ada yang
memperhatikan. Diketahui bahwa nenek pasien dari pihak ibu kandung pasien
pernah mengalami gangguan jiwa, namun tidak pernah mendapatkan perawatan.
Keterangan :
: Wanita (pasien)
: Bercerai
5. Nama : Tn. I
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Status perkawinan : Bercerai
Hubungan dengan pasien : Mantan suami pasien
BAB III
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berusia 59 tahun, penampilan tampak sesuai
dengan usianya, tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan 70 kg,
dengan perut buncit, kulit kecoklatan. Potongan rambut pendek dan rapi,
tampak sebagian rambut sudah memutih.. Tampak beberapa gigi hitam dan
sudah tanggal. Pasien menggunakan baju berwarna biru, celana panjang
hitam serta sandal jepit. Pasien berpakaian rapi dan kebersihan diri cukup
baik.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara:
Sebelum wawancara pasien sedang duduk di sofa bangsal wanita
Sanatorium Dharmawangsa. Pasien sedang membaca koran, dan
pasien juga mau mengobrol apabila diajak bicara oleh pasien lain.
Selama wawancara:
Pasien cukup kooperatif, tenang dan santai selama wawancara. Pasien
dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan. Terdapat kontak mata saat
berbicara, bicara baik dan dapat dimengerti. Selama wawancara,
pasien cukup terbuka dan bersemangat untuk menceritakan
pengalaman hidupnya.
Setelah wawancara:
Setelah wawancara pasien biasanya kembali melakukan aktivitas
seperti menonton televisi, membaca koran, atau mengobrol dengan
pasien lain.
3. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap sopan dan kooperatif terhadap pemeriksa.
4. Pembicaraan
Wawancara berlangsung lancar dan kontak mata baik selama wawancara.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Sesuai
3. Keserasian : Serasi
C. Fungsi Intelektual
1. Sensorium/ Taraf Kesadaran dan Kesigapan
Compos Mentis
2. Fungsi Kognitif
a. Intelegensi dan kemampuan Informasi
Cukup, sesuai dengan tingkat pendidikannya
b. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengenal tanggal dan hari pemeriksaan
Tempat : Baik, pasien mengetahui tempat dimana dia tinggal
sekarang
Orang : Baik, pasien mengenal dokter muda yang
mewawancarainya dan mengenal Gubernur Jakarta saat ini
3. Daya Ingat
a. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulang dengan segera kata yang baru saja
diucapkan
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat apa yang dimakan saat sarapan
c. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat nama tempat pasien kuliah.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada
a. Halusinasi Auditorik :
Bunda Maria mengajak pasien mengobrol.
b. Halusinasi Visual :
Akio Toyoda dan anak pasien dari Akio Toyoda (Nathania)
berkunjung ke Dharmawangsa.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Bentuk Pikir
a. Produktivitas : Cukup, spontan dan lancar
b. Kontinuitas : Cukup
c. Hendaya berbahasa : Tidak terganggu
d. Asosiasi Longgar : Tidak ada
e. Flight of ideas : Tidak ada
f. Blocking : Tidak ada
g. Inkoherensi : Tidak ada
h. Verbigerasi : Tidak ada
i. Perseverasi : Tidak ada
j. Ambivalensi : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Fobia : Tidak ada
b. Obsesi : Tidak ada
c. Kompulsi : Tidak ada
d. Waham : Ada
Waham Kebesaran
Pasien mempunyai banyak saudara dan semuanya ada di
luar negeri
Pasien mengaku menikah dengan Akiyo Toyoda yaitu
pemilik perusahaan mobil Toyota.
Pasien mengaku mempunyai banyak pacar.
Pasien mengaku diundang ke Cendana untuk makan siang
karena Ia kenal dekat dengan anak Pak Soeharto yaitu Siti
Hediyati Hariyadi.
Pasien mengaku membuat makalah tentang agama di Iran,
Irak dll dan mendapatkan penghargaan dari Irak.
Waham Kejar
Pasien merasa Zeus ingin membunuhnya dan menghukum
pasien.
Waham Erotomania
Pasien mengaku pemilik perusahaan mobil Toyota yang
bernama Akiyo Toyoda mencintainya sehingga menikahi
dirinya di Tokyo, Jepang.
e. Thought insertion : Tidak ada
f. Thought withdrawal : Tidak ada
g. Thought broadcasting : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara tidak ditemukan adanya gangguan impuls pada pasien.
Pasien dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Pasien dapat berlaku
sopan.
BAB IV
PEMERIKSAAN UMUM
A. STATUS INTERNIS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 86 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,8’ C
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam putih,
terdistribusi merata, tidak terlihat rontok
b. Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
c. Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis
d. Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret
e. Mulut :Bibir lembab, lidah tidak kotor, kebersihan mulut kurang
terjaga, caries dentis (+), beberapa gigi terlihat tanggal
f. Jantung :
- Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : BJ I & II murni, gallop (-), murmur (-)
g. Paru-paru :
- Inspeksi : Simetris dalam keadaan diam dan bergerak
- Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat.
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronchi (-), wheezing (-)
h. Abdomen :
- Inspeksi : Tampak membuncit
- Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus normal
i. Ekstremitas atas dan bawah (kanan / kiri) : akral hangat (+/+), edema
(-/-), deformitas (-/-), nyeri (-/-)
Kesan: Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan fisik.
B. STATUS NEUROLOGIK
Rangsang meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (-)
Nn. Cranialis : Baik
Pupil : Bulat, isokor, diameter 3/3 mm.
Sensibilitas : Baik
Motorik : Baik
Fungsi Cerebellum dan Koordinasi : Baik
Fungsi luhur : Baik
Refleks fisiologis : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
Kesan: Tidak ada kelainan yang bermakna pada pemeriksaan neurologik.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 13 Maret 2015 yang dilakukan oleh
Sanatorium Dharmawangsa adalah sebagai berikut:
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 11.1* g/dl 12 – 14
Jumlah leukosit 8 ribu/ul 5 – 10
Hitung jenis
Basofil 0 % <1
Eosinofil 2 % 1–3
Batang 2 % 2–6
Segmen 60 % 50 – 70
Limfosit 34 % 20 – 40
Monosit 3 % 2–8
Laju endap darah 20 mm/jam < 20
Jumlah eritrosit 4,3 juta/ul 4–5
Jumlah hematokrit 38 % 37 – 45
Jumlah trombosit 251 ribu/ul 150 – 400
Lemak
Trigliserida 198 mg/dl <200
Cholesterol total 190 mg/dl <200
HDL-cholesterol 49 mg/dl 45-65
LDL-cholesterol 112 g/dl <130
Karbohidrat
Glukosa puasa 88 mg/dl 70-110
Glukosa 2 Jam PP 108 mg/dl <140
BAB V
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang perempuan berumur 59 tahun, suku Jawa, agama Katolik, dan
tinggal di Jakarta serta lulusan S1 Sastra Perancis. Pasien merupakan anak tunggal
dari keluarga yang cukup berada. Pasien merupakan seorang janda tanpa anak
yang bercerai dengan suaminya. Berpenampilan sesuai dengan usianya dimana
penampilannya cukup rapi, bersih dan terawat, tampak sehat, tinggi badan sekitar
155cm dan berat badan 70 kg dan sedikit gemuk, kulit berwarna kuning
kecoklatan dan rambutnya bergelombang dan sebagian beruban.
Saat ini merupakan perawatan ke XX pasien di Dharmawangsa, dari
anamnesa didapatkan mood eutimik, afek sesuai, orientasi orang, waktu, dan
tempat baik, halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan halusinasi taktil, selain itu
juga terdapat waham kejar, dan waham kebesaran pada pasien ini RTA terganggu
dan discriminative insight terganggu (tilikan derajat I) sehingga dapat
disimpulkan pasien mengalami gejala psikosis.
Dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak didapatkan adanya
kelainan. Dari evaluasi multiaksial didapatkan axis 1 Skizofrenia Paranoid, Axis 2
Ciri Kepribadian Skizoid, Axis 3 Diabetes melitus tipe II terkontrol obat, Axis 4
pasien merasa tidak ada yang peduli dengannya, Axis 5 berdasarkan skala GAF
dalam rentang 80-71. Rencana terapi untuk pasien ini diberikan antipsikotik
Haloperidol 3x5 mg P.O (pagi) dan obat untuk Diabetes: Glimepiride 1x2mg P.O
(pagi). Prognosis pada pasien ini untuk ad vitam bonam, ad functionam dubia ad
malam, ad sanationam dubia ad malam.
BAB VI
DIAGNOSIS
AXIS I :
1. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara
klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu:
A. Adanya hendaya dalamdaya nilai:
RTA : Terganggu
Discriminative insight : Terganggu (tilikan derajat I)
Judgement :Tidak terganggu
B. Lingkungan mengeluh
C. Aktivitas sehari-hari terganggu
D. Kebersihan diri terganggu
E. Adanya gejala psikopatologi (waham, halusinasi)
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS.
2. Berdasarkan :
a) Kesadaran : Compos mentis
b) Orientasi : Baik
c) Daya ingat : Baik
d) Kemunduran intelektual : Tidak ada
e) Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan
gangguan jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
f) Penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien TIDAK menderita suatu
GANGGUAN MENTAL ORGANIK serta TIDAK menderita suatu
GANGGUAN MENTAL DAN GANGGUAN PERILAKU AKIBAT
ZAT PSIKOAKTIF.
3. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari autoanamnesis,
didapatkan :
A. Waham kebesaran, waham kejar, erotomania, halusinasi visual,
halusinasi auditorik, dan halusinasi taktil.
B. Berlangsung lebih dari 1 bulan.
AXIS II :
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis diketahui bahwa pasien tidak
memiliki Retardasi Mental.
Berdasarkan hasil anamnesis, diketahui bahwa :
Sejak remaja pasien lebih senang menyendiri dan pasien tidak memiliki teman
dekat.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki CIRI KEPRIBADIAN
SKIZOID.
AXIS III :
Pasien menderita Diabetes Mellitus Tipe II dan sekarang ini dalam keadaan
terkontrol.
AXIS IV :
Dari autoanamnesis terdapat stresor psikososial, yaitu : pasien merasa dirinya
hidup sendiri dan ditinggalkan oleh teman dan keluarga.
AXIS V:
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE
100-91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi
90-81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian biasa.
80-71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan,
sosial, sekolah dll.
70- 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik
60- 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
50- 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat
40-31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30- 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidang
20- 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri
10- 01 = Seperti diatas persisten dan lebih serius
0 = Informasi tidak adekuat
EVALUASI MULTIAKSIAL
BAB VII
FORMULASI TERAPI
A. Rawat Inap
B. Psikofarmaka
Antipsikotik
Haloperidol 3x5mg
Obat untuk Diabetes: Glimepiride 1x2mg P.O (pagi)
C. Non farmakologi
Psikoterapi (Supportive Therapy)
Pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan berkurang.
Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur.
Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat
beraktivitas seoptimal mungkin.
Terapi Psikososial
Family Counseling : memberi informasi kepada keluarga pasien
tentang penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan
serta motivasi dalam kepatuhan pengobatan pasien.
Occupational Therapy: mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
melatih keterampilan berupa kerajinan tangan.
Art/ music Therapy : mengikut sertakan pasien dalam kegiatan
kesenian berupa melukis dan bernyanyi.
Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)
Pasien diingatkan untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri
termasuk mandi.
Menjaga asupan makanan/ mengatur diet pasien.
BAB VIII
PROGNOSIS
BAB IX
LAMPIRAN
WAWANCARA I
juga sama saya dan mau angkat saya jadi istri juga. Saya menolak waktu
itu kan, eh tapi dia jadi ngejar-ngejar saya dan bermaksud membunuh saya
karena saya menolak cintanya. (waham kejar)
R : hah? Oh iya bu sampai mau membunuh? Tapi memang yang membuat
ibu merasa terancamnya itu gimana bu?
E : oh iya dia pernah waktu itu saya lagi tidur malam-malam dia kaya
mengutus ular buat membunuh saya, ular itu menjalar di sepanjang tubuh
saya, saya rasain waktu itu (halusinasi taktil)
R : oh iya bu? Terus-terus ada pengalaman apa lagi?
E : iya waktu itu pernah juga saya mau dicekik sama dia. Dia kan badannya
lumayan besar kan terus hitam kulitnya terus ada dua tanduk hitam juga di
kepalanya. Kemana-mana dia selalu kaya bawa bendera di tangannya yang
melambangkan dia itu bendera gambarnya ular. Tapi kemudian saya
berteriak minta tolong sama Tuhan Yesus. Dan seketika Tuhan Yesus
datang ke rumah saya dan menolong saya mengenakan jubah putih dan
bersinar (halusinasi visual)
R : oh begitu bu, terus sekarang Zeus masih terus kejar kejar ibu?
E : engga kalo sekarang semenjak di tempat ini, makanya saya merasa aman
disini Zeus gabisa kejar kejar saya.
H : iya tenang ya bu disini aman ini banyak teman-teman kan ya bu bisa
saling melindungi. Teman akrab ibu yang mana nih?
E : oh teman akrab saya sih Bunda Maria.
H : oh Bunda Maria yang mana bu?
E : Bunda Maria ga keliatan, tapi saya selalu ngobrol sama bunda kalau
sedang di kamar. Bahkan bunda pernah mau mengajak saya ke tempat
yang lebih enak (halusinasi auditorik)
R : oh begitu. Yasudah tenang aja ya bu kalo disini aman kok ada kami-kami
kemudian ada suster suster juga. Ibu dimakan deh itu snack nya yah.
Besok kami mau ngobrol lagi boleh ya bu?
E : oh iya boleh boleh nanti samperin kesini aja yah
H : disini dimana bu?
E : ini di ruang makan perempuan sanatorium Dharmawangsa (orientassi
tempat baik)
R : oh iya baik bu, kami pamit duluan ya bu.
E : iya hati-hati
Kesan Wawancara I :
Kesadaran : Compos mentis
Kontak mata : Baik
Higiene pribadi : Baik
Mood : Eutimik
Afek : Appropriate
Asosiasi longgar : Tidak ada
Flight of idea : Tidak ada
Wawancara II
Kesan Wawancara II :
Kesadaran : Compos mentis
Higiene pribadi : Baik
Orientasi orang : Baik
Flight of ideas : Ada
Pikiran abstrak : Baik
Halusinasi : Visual
Waham : Bizzare, Kebesaran, Erotomania
Intelektual : Baik
WAWANCARA III