Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB 1

LATAR BELAKANG

BAB 2
KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) merupakan penyakit multisistem
yang kronik, penyakit autoimun dari jaringan ikat dan pembuluh darah yang
ditandai dengan adanya inflamasi pada jaringan tubuh (Hockenberry &
Wilson, 2009).
SLE adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya
autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan
disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh.
Perjalanan penyakitnya bersifat episodik (berulang) yang diselingi periode
sembuh. Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ
yang berbeda (Mok & Lau, 2013).
SLE juga dikatakan sebagai penyakit autoimun menahun yang
menyerang daya tahan tubuh dan peradangan seperi pada kulit dan persendian
(Puskom, 2011).
2. ETIOLOGI
Penyebab atau etiologi dari SLE tidak diketahui secara pasti, namun
ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit SLE,
yaitu faktor jenis kelamin, hormonal, dan faktor faktor genetik dapat menjadi
predisposisi terjadinya SLE, hal ini dibuktikan konkordansi penyakit SLE
pada kembar identik adalah sekitar 20-25% dan bahwa dalam kembar dizigot
adalah sekitar 5% (Mok & Lau, 2013).
Selain faktor diatas, faktor lingkungan yang dapat menjadi relevan
dengan kejadian SLE diantaranya faktor kimia seperti pewarna rambut, sinar
ultraviolet, rokok, obat-obatan (procainamide, hydralazine, chlorpomazine,
isoniazid, phenytoin, penicillamine), faktor makanan (L-canavanine/alfalfa
sprouts, dan intake lemak jenuh yang berlebihan, faktor agen infeksius seperti
retrovirus dan endotoksin atau bakterial DNA, faktor hormon (hormonal
replacement therapy, kontrasepsi oral, dan prenatal yang terekspose dengan
estrogen) (Mok & Lau, 2013).
3. PROGNOSIS
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Sistem Muskuloskeletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa
nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.

b. Sistem integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa
pipi atau palatum durum.

c. Sistem kardiak
Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.

d. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.

e. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler,
eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.

f. Sistem perkemihan
Glomerulus renal yang biasanya terkena.

g. Sistem saraf
Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh
bentuk penyakit neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis.
5. KLASIFIKASI
Ada 3 jenis penyakit Lupus yang dikenal yaitu:
1. Discoid Lupus, yang juga dikenal sebagai Cutaneus Lupus, yaitu penyakit
Lupus yang menyerang kulit.
2. Systemics Lupus, penyakit Lupus yang menyerang kebanyakan system di
dalam tubuh, seperti kulit, sendi, darah, paru-paru, ginjal, hati, otak, dan
system saraf. Selanjutnya kita singkat dengan SLE (Systemics Lupus
Erythematosus).
3. Drug-Induced, penyakit Lupus yang timbul setelah penggunaan obat
tertentu. Gejala-gejalanya biasanya menghilang setelah pemakaian obat
dihentikan.
6. PATOFISIOLOGI
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan
imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik,
hormonal (sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi
selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal).
Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin
dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah
alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-
obatan.
Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi
akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan
kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen
yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang
kembali.
7. KOMPLIKASI
8. PENATALAKSANAAN
BAB 3
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi