Vous êtes sur la page 1sur 18

Antara Segelas Kopi Dan Kehidupan

Posted By: Sajida Putri 1775 Views 0 Comments

Kopi, minuman hasil dari biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi ditemukan secara
tidak sengaja sekitar tahun 800 SM/850 SM oleh seorang penggembala yang bernama Khalid. Di Indonesia
sendiri, kopi dikenalkan oleh bangsa Belanda. Mereka pula lah yang membudidayakan dan menyebarluaskan kopi
di wilayah perkebunan Indonesia.

Kopi, sederhana memang; tentang kopi, mungkin orang hanya mengira itu minuman penghangat di pagi atau sore
hari. Akan tetapi, dibalik kesederhanaan kata kopi, tersimpan banyak makna dan cerita. Secangkir kopi seringkali
menghadirkan cerita bagi penikmatnya. Tak jarang ide-ide besar muncul dari setiap seduhan kopi.

Minuman ini beraroma. Jika tersentuh lidah akan terasa pahit, sedikit asam ketika berada di tenggorokan, dan
hangat tentu saja. Pada setiap tegukan akan muncul sensasi yang bisa membuat penikmatnya melayang-layang.
Sedikit lebay memang, tapi begitulah gambaran dari penikmat kopi yang pernah saya dengar. Bagi mereka,
menikmati kopi berarti mencintai satu paket rasa dalam kopi tersebut, pahit, manis, asam dan panas.

Ada filosofi dibalik kata kopi. Ya, kali ini saya tertarik untuk bicara makna dari cara memegang gelas kopi.
Memegang gelas kopi ternyata tak sesederhana terlihat; ada kandungan makna filosofi di dalamnya. Andrea Hirata
menyebut kopi bagaikan ensiklopedia tebal tentang watak manusia. Dalam bukunya Buku Besar Peminum
Kopi (buku ini disebutkan dalam penggalan novelnya yang berjudul cinta di dalam gelas), ia menyebut beberapa
temuan unik tentang cara meminum kopi.
Pertama, gelas kopi yang dipegang dengan cara dicengkram, dan kelima jari menempel di gelas menandakan
orang tersebut sedang gelisah. Kedua, pegangan tangan di bawah gelas kopi menceritakkan tentang kematangan
pendirian dan kebijakan bersikap. Jemari yang dilingkarkan di bagian bawah gelas menandakan bahwa mereka
adalah orang-orang tenang bisa diandalkan.
Ketiga, mereka yang memegang gelas kopi dengan ujung jempol dan ujung jari tengah saja, di bagian tengah
gelas, pertanda menderita karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Keempat, mereka yang menjepit gelas kopi
dengan jari telunjuk dan jari tengah, kedua jari sejajar, kemudian pada sisi gelas sebaliknya menjepit dengan jari
manis dan kelingking adalah suatu tindakan bodoh sebab akan membuat gelas tak seimbang dan menumpahkan
kopi. Namun, ketika ketidakseimbangan tersebut ditegakkan dengan ujung jempol, mengisyaratkan orang yang
ingin aspirasinya didengar dan kemampuannya diakui. Terakhir, orang yang memegang gelas kopi di bibir gelas
paling atas itu karena kopinya panas.
Apa yang disampaikan Andrea Hirata bisa benar, bisa salah, dan tentu saja juga bisa mengada-ada. Sungguhpun
begitu, saya juga tertarik berbicara sesuatu tentang kopi; berdasarkan sudut pandang saya, tentu saja.

Saya memang bukan penikmat kopi. Akan tapi saya tertarik dengan orang-orang yang sangat menggilai kopi.
Melihat mereka menikmati kopi seakan mengajarkan saya bagaimana caranya menikmati hidup. Penikmat kopi
pahit mengajarkan bahwa hidup ini tidak selalu indah. Ada saat dimana hidup harus terasa menyakitkan. Namun,
akan terasa berbeda ketika dicampur dengan gula. Hal ini dapat diperbandingkan dengan kenikmatan hidup yang
selalu bersembunyi di sisi lain pahitnya hidup. Ada kemudahan di setiap kesulitan, akan ada solusi di setiap
permasalahan, akan ada hikmah dibalik musibah.

Segelas kopi juga mengajarkan tentang makna pentingnya mencapai sebuah hasil (rasa) yang nikmat. Meracik,
menunggu menjadi hangat, dan menyeduh, merupakan rangkaian proses untuk menikmati rasa tersebut. Kopi
bukan hanya sekedar air pelepas dahaga. Kopi diseruput layaknya mengeja kata per kata dari sebuah makna
kehidupan. Satu hal yang paling saya suka ketika melihat orang yang sedang menikmati kopi, mereka seolah
memperlihatkan kharisma dan ketajaman empati dalam menikmati hidup. Beban mereka seakan hilang dalam
setiap seruputan hangatnya kopi.[]

http://surauparabek.com/antara-segelas-kopi-dan-kehidupan/
Pada Awalnya Kopi Dimakan Bukan Diminum

Tahukah anda jika pada awalnya kopi yang masih berupa biji itu dikonsumsi dengan cara dimakan, dan bukan
dengan diminum. Jika sekarang anda mengenal kopi itu sebagai minuman lezat, maka suku-suku di Afrika
mengkonsumsinya dengan cara dicampurkan bersama dengan semacam mentega utnuk kemudian dimakan.
Mereka percaya dengan mengkonsumsi kopi mereka jadi lebih fokus dan menambah energi.

Tanaman Kopi di Seluruh Dunia Tumbuh Pada Satu Garis yang Sama

Tahukah anda jika tanaman kopi hanya tumbuh pada satu garis yang sama yakni di antara garis balik selatan dan
garis balik utara. Sehingga hanya di daerah itulah kopi itu tumbuh, di selain itu pohon kopi tidaklah tumbuh. Dari
sekian banyak kopi yang tumbuh dan diproduksi, kopi arabika dikonsumsi oleh 70% penikmat kopi dunia dan
sisanya merupakan penikmat robusta.

Kopi Komoditi Terbesar Kedua Setelah Minyak

Mungkin anda tidak pernah membayangkan, ternyata dengan kebutuhan konsumsi kopi yang demikian besarnya di
seluruh dunia, kopi menjdai salahsatu komoditi kedua terbesar di dunia yang diperdagangkan setelah urutan
pertama ditempati oleh minyak. Hal ini membuktikan jika keberadaan kopi sebagai salahsatu jenis minuman di
dunia ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Kopi Menahan Kantuk dan Menambah Konsentrasi

Fakta ini adalah yang paling umum dan seringkali didengar dari minuman kopi. Jika anda mau menahan kantuk
cara yang paling sering dilakukan adalah dengan meminum kopi. Tapi tahukah anda mengapa kopi mampu
menahan kantuk dan membuat yang meminumnya memiliki konsentrasi yang lebih? Hal tersebut diakibatkan oleh
kandungan yang palin dikenal dalam kopi yakni kafein. Kandungan kafein ternyata mampu menghambat zat kimia
yang menstimulus rasa kantuk pada otak, oleh sebab itu dengan meminum kopi yang memiliki kandungan kafein
anda bisa terhindar dari kantuk. Selain dari itu kandungan kafein dari kopi juga bisa meningkatkan sistem kerja
dari tubuh terutama pada bagian pernafasan, oleh karena itu daya tahan serta konsentrasi kita akan meningkat,
karena aliran gula di dalam darah juga turut meningkat.

Demikian tadi adalah fakta-fakta dibalik minuman yang banyak digemari di seluruh dunia. Jangan lupa untuk
berbagi fakta-fakta unik yang ada di balik secangkir kopi kepada teman dan sahabat anda sesama pecinta minuman
ini di media sosial. Cukup tekan tombol share yang berada di bagian bawah artikel, jangan lupa berikan komentar
di kolom di bawah ini.

Pada Awalnya Kopi Dimakan Bukan Diminum

Tahukah anda jika pada awalnya kopi yang masih berupa biji itu dikonsumsi dengan cara dimakan, dan bukan
dengan diminum. Jika sekarang anda mengenal kopi itu sebagai minuman lezat, maka suku-suku di Afrika
mengkonsumsinya dengan cara dicampurkan bersama dengan semacam mentega utnuk kemudian dimakan.
Mereka percaya dengan mengkonsumsi kopi mereka jadi lebih fokus dan menambah energi.
Tanaman Kopi di Seluruh Dunia Tumbuh Pada Satu Garis yang Sama

Tahukah anda jika tanaman kopi hanya tumbuh pada satu garis yang sama yakni di antara garis balik selatan dan
garis balik utara. Sehingga hanya di daerah itulah kopi itu tumbuh, di selain itu pohon kopi tidaklah tumbuh. Dari
sekian banyak kopi yang tumbuh dan diproduksi, kopi arabika dikonsumsi oleh 70% penikmat kopi dunia dan
sisanya merupakan penikmat robusta.

Kopi Komoditi Terbesar Kedua Setelah Minyak

Mungkin anda tidak pernah membayangkan, ternyata dengan kebutuhan konsumsi kopi yang demikian besarnya di
seluruh dunia, kopi menjdai salahsatu komoditi kedua terbesar di dunia yang diperdagangkan setelah urutan
pertama ditempati oleh minyak. Hal ini membuktikan jika keberadaan kopi sebagai salahsatu jenis minuman di
dunia ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Kopi Menahan Kantuk dan Menambah Konsentrasi

Fakta ini adalah yang paling umum dan seringkali didengar dari minuman kopi. Jika anda mau menahan kantuk
cara yang paling sering dilakukan adalah dengan meminum kopi. Tapi tahukah anda mengapa kopi mampu
menahan kantuk dan membuat yang meminumnya memiliki konsentrasi yang lebih? Hal tersebut diakibatkan oleh
kandungan yang palin dikenal dalam kopi yakni kafein. Kandungan kafein ternyata mampu menghambat zat kimia
yang menstimulus rasa kantuk pada otak, oleh sebab itu dengan meminum kopi yang memiliki kandungan kafein
anda bisa terhindar dari kantuk. Selain dari itu kandungan kafein dari kopi juga bisa meningkatkan sistem kerja
dari tubuh terutama pada bagian pernafasan, oleh karena itu daya tahan serta konsentrasi kita akan meningkat,
karena aliran gula di dalam darah juga turut meningkat.

Demikian tadi adalah fakta-fakta dibalik minuman yang banyak digemari di seluruh dunia. Jangan lupa untuk
berbagi fakta-fakta unik yang ada di balik secangkir kopi kepada teman dan sahabat anda sesama pecinta minuman
ini di media sosial. Cukup tekan tombol share yang berada di bagian bawah artikel, jangan lupa berikan komentar
di kolom di bawah ini.

Dibalik Kenikmatan Secangkir Kopi - Kopi, minuman berwarna hitam dengan aroma khas ini memang menjadi
favorit bagi banyak orang.
Bahkan, beberapa kalangan mengklaim diri mereka tidak bisa berkonsentrasi dengan baik dan berpikir dengan
jernih sebelum memulai hari dengan secangkir kopi.

Nah, berikut Dibalik Kenikmatan Secangkir Kopi yang mungkin bagi kebanyakan orang belum mengetahuinya.

Cegah depresi dan timbulkan efek tenang

Banyak penyeruput kopi pagi akan bilang bahwa minuman itu bisa melambungkan semangat. Namun, kini ada
fakta ilmiah yang membuktikan itu.

Sebuah penelitian yang dilakukan Harvard School of Public Health yang dipublikasikan di Archives of Internal
Medicine bulan lalu mengungkapkan bahwa para wanita yang secara teratur menyesap kopi berkafein memiliki
risiko depresi 20 persen lebih rendah dibandingkan dengan yang tak pernah minum kopi.

Penelitian ini, yang diikuti sekelompok wanita selama 10 tahun, menemukan fakta bahwa semakin banyak kita
mengonsumsi kopi (hingga enam cangkir per hari), semakin menjauh depresi.

Kurangi risiko kanker kulit

Keluar rumah dan terkena langsung sinar matahari menyebabkan anda sering menggunakan produk-produk
berbahan SPF (Sun Protection Factor), yang menjadi salah satu pelindung kulit dari penyakit kanker kulit.

Sebuah studi terbaru dari Brigham dan Women’s Hospital menemukan bahwa wanita yang minum lebih dari tiga
cangkir kopi sehari, 20% lebih rendah terkena kanker kulit (Basal Cell Crasinoma) dan pada pria juga 9%
menurunkan resiko terkena hal serupa.

Namun dalam penelitian ini tidak menunjukkan bahwa mengkonsumsi kopi dapat mengurangi dari serangan
squamous cell carcinoma atau melanoma, kanker kulit paling mematikan.

Tingkatkan kesuburan Pria

Penelitian menunjukkan bahwa kafein memiliki efek positif pada perpindahan sperma. Kemampuan sperma pria
untuk bergerak kearah sel telur wanita, sehingga dapat meningkatkan peluang wanita untuk hamil. Kata John
Wilcoz, managing partner and reproductive endocrinologist at HRC Fertility in California.

Bahkan Studi yang dilakukan di University of Sao Paulo menemukan bahwa perpindahan sperma lebih tinggi
terjadi pada peminum kopi dibandingkan mereka non-peminum kopi.

Hal ini tidak membedakan banyaknya kopi yang dikonsumsi, tidak peduli satu atau sepuluh cangkir perhari. Satu-
satunya yang membedakan adalah mereka peminum kopi atau non-peminum kopi.

Kambing, penikmat kopi pertama sebelum manusia

Sebelum manusia, ternyata kambinglah yang terlebih dahulu menjadi penikmat kopi dan merasakan manfaat kopi.
Kambing-kambing yang digembalakan oleh para penggembala di Ethiopia 'menari' setelah memakan biji-biji
misterius berwarna hitam yang ternyata adalah biji kopi.

Selain itu, ternyata sebelum minuman kopi ditemukan, suku-suku di Afrika memakan biji kopi dengan semacam
lemak, sehingga menjadikannya sebagai makanan penambah energi.

Mengurangi risiko stroke

Sebuah penelitian melalui studi kasus terhadap sejumlah wanita telah menunjukkan bahwa wanita yang
mengkonsumsi kopi dalam standar konsumsi yang baik ternyata lebih rendah resikonya terhadap serangan stroke
dari yang tidak mengkonsumsi kopi. Hal itu didukung dengan hasil penelitian lain di Finlandia membenarkan hasil
studi kasus tersebut.
http://www.filosofisampah.com/2017/08/dibalik-kenikmatan-secangkir-kopi.html

Rahasia Cerita 'FILOSOFI KOPI' Dari Dee, Simpel Namun Penting

Kapanlagi.com - Dewi Lestari patut berbangga karena salah satu kisah cerita pendeknya baru saja diangkat ke
dalam layar lebar. Yap, FILOSOFI KOPI telah digarap manis oleh Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara
dengan sentuhan ajaibnya.

Dirilis pada tanggal 9 April 2015 kemarin, film ini dipenuhi banyak antusiasme penonton. Wajar saja, sebab cerita
yang ditawarkan dalam FILOSOFI KOPI memang menyuguhkan kesegaran kisah yang belum pernah dibawa oleh
tontonan lain.

Ssst, ternyata ada sebuah rahasia lho di balik cerita FILOSOFI KOPI yang dibuat oleh Dewi Lestari. Menurut dia,
untuk membuat sebuah karya yang sempurna, para penulis harus atau wajib untuk melakukan riset agar karya yang
dihasilkannya tak mengada-ada

"Riset selalu jadi bagian penting dalam tulisan saya, kadang riset lebih panjang agar kita yakin pada apa yang kita
tulis. Riset itu bisa menghidupkan cerita. Aku ngekost sebulan buat riset, pas film PERAHU KERTAS, biar tahu,"
ujar Dee ketika ditemui di acara Filosofi Kopi Live in Concert di Rolling Stone Cafe, Ampera, Jakarta Selatan,
Senin (13/4) malam.

Kisah FILOSOFI KOPI yang diangkat dalam film layar lebar ternyata belum membuat dirinya puas. Penulis yang
juga mengisi soundtrack dalam film ini pun mengungkapkan keinginannya agar semua karya yang dibuatnya dapat
dirilis dalam versi bahasa asing.

"Saya kepingen karya saya bisa diterjemahkan ke bahasa asing, meminta pemerintah aktif, nanti ada event untuk
menunjang hal ini, tapi saya belum bisa ngomong karena event-nya belum terlaksana," tambahnya.

Kopi bagi sebagian orang adalah candu, namun dibalik semua itu terdapat filosofi kehidupan tentang kata bijak
kopi yang di dalamnya terdapat berbagai pesan dan juga motivasi dari secangkir kopi yang kita minum. Dari situ
kita dapat mengambil pelajaran hidup yang tidak selalu manis, akan selalu ada kepahitan namun jika kita mampu
melewatinya maka akan tercipta kenikmatan yang tidak terhingga.

Secangkir kopi mengandung beribu filosofi tergantung bagaimana kita memaknainya. Aroma yang khas dan
menenangkan dari secangkir kopi dapat membuat kita kembali rileks dan melupakan sejenak permasalah hidup
yang membelenggu. Hampir setiap pagi saya awali hari dengan secangkir kopi dan suasana pagi yang
menenangkan. Hal tersebut bisa menjadi mood booster agar selama seharian nanti dalam menjalani aktivitas
menjadi termotivasi menjadi lebih semangat.

Bagi para penikmat kopi pasti akan merasa kurang lengkap jika dalam sehari saja tidak menikmati secangkir kopi.
Ada sesuatu yang kurang jika tidak mengawali hari dengan segelas kopi. Nah bagi kalian yang hobi kopi, beikut
ini ada beberapa kata kata bijak tentang kopi yang bisa dijadikan sebagai penyemangat dalam menjalani
kehidupan yang tidak selalu manis namun juga ada rasa pahitnya seperti secangkir kopi yang pahit namun tetap
nikmat jika kita tahu caranya.

Kata Motivasi Secangkir Kopi


Dan kopi tak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya. karna dihadapan kopi kita semua sama.

Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yang saling meramaikan.

Hanya secangkir kopi yang menyajikan rasa manis, bukan janji janji dari bibir yang terlihat manis

Jadilah seperti kopi pagi ini. Walau sendiri, namun memberi ketenangan dan inspirasi tanpa henti.

Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yang terlalu cepat selesai.

Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti siluet wajahmu yg tertidur di bahuku, pada sebuah perjalanan.

Jangan terburu-buru dalam menjalani sesuatu nikmati saja apa yang ada, seperti halnya meminum kopi.

Aku ingin menjadi biji kopi, yang hancur lalu di seduh air mata untuk kau nikmati bersama pasanganmu

terdengar lirih bisikanmu di antara bayangmu seperti segelas kopi hangat yang sedang ku aduk pagi ini

Mengaduk kopi, mengadu sepi. Berkisah lagi tentang patah hati, semoga pelukanmu kelak akan melengkapi

Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum.

Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.

Percaya atau tidak itu terserah anda!! Bagi kami secangkir kopi dapat membuat hidup lebih menyenangkan

Pada sendok yang beradu di dinding gelas, tersaji kopi untuk hadirmu yang kian menjauh.. #LanjutNgopi

Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama saling bosan.

Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yang tidak tega untuk disampaikan.

Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.

Cuma Segelas Kopi yg bercerita kepadaku bahwa yg hitam tak slalu kotor dan yg pahit tak slalu menyedihkan

Cuma Segelas Kopi yang dari cara penakarannya secara tidak langsung merefleksikan kehidupan si peminumnya.

Kopi pertama pagi ini. Pahit-manis. Seperti kata sayang terakhir dari dua orang yang saling berpisah jalan.

Denganmu, patah hati adalah sarapan ku setiap pagi sambil ditemani kopi yg kuseduh dngan air mata ku sendiri
Kopi pertama pagi ini. Pahit. Seperti dua orang yang terlambat dipertemukan, lalu sama-sama saling
melewatkan.

Kopi pertama pagi ini. Terlalu manis. Seperti dua orang yg sedang melakukan pendekatan, dengan penuh
kepalsuan.

Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya sama seperti kopi banyak yang menyukainya walau
pahit

Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg-degan. Seperti dua orang yang saling menemukan, satu sama
lain.

Kopi pertama pagi ini. Perlahan terasa manis. Seperti rindu yang muncul tanpa dipaksa, semakin hari semakin
pekat.

Kopi pertama pagi ini. Harum, hitam. Seperti aromamu, di pertemuan kita yang tak sengaja, pada malam yang
tak biasa.

inilah pagi.. dimana langit tertutup awan putih pekat seperti kopi yang di aduk kemudian mendingin dengan
sendirinya

Di secangkir kopi ku malam ini,ada namamu,dan kemudian aku tersenyum,bukan cuma di kopi,dihatiku pun kamu
selalu ada

Ketahuilah orang yang tidak suka dengan kopi perlu di pertanyakan kewarga negaraannya atau bisa juga
kemanusiaan nya

Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yang tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat
bersamaan.

Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yang salah, lalu saling
melewatkan.

Lupakan aku, katamu. Bagaimana bisa? Sedang pahit kopimu yang kautinggalkan di kelu bibirku: merasuk ke
dasar jiwaku.

Secangkir kopi tidak pernah mengajarkan kejahatan, dia hanya memberikan rasa pahit dan manis, serta sedikit
efek samping

Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yang garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah
kebetulan.

Kopi pertama hari ini. Gelap, hangat, tidak ingin habis. Seperti hening yang kita bagi, tiap perjalanan pulang ke
rumahmu.

Kelak kita akan menikmati secangkir kopi, di kedai yang sama, di meja yang sama. namun dengan rasa dan
aroma yang berbeda.

Rasa terlintas ketika halusinasi tak pernah lepas. Nikmat yang tiada terbatas saat bibir menyentuh segelas kopi
yang manis
Sementara menunggu kopi tersaji, rinduku resah sendiri, mengaisi embun pagi, berharap menemukan jejak dirimu
di sela bebatu.

Menyeduh kopi dengan air mata yang cukup panas, menghasilkan kepulan masa lalu dari manisnya kenangan,
pahitnya ditinggalkan

Kopiku tak pernah butuh gula. Ia hanya butuh manisnya janji masa lalumu. Sekarang? Hanya ampas yang tersisa.
Pahit dan sakit.

Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yang
terlalu terburu-buru.

Ketika kopi menjadi sahabat sejati, pagi bukan lagi sebuah misteri. Seperti kamu yang slalu ada di hati, slalu
mengisi hari-hari.

Kopi pertama pagi ini. Sehitam pupil mata dua orang yg tidak sengaja beradu. Semanis senyum yg menyusul
sesudahnya, tanpa aba-aba.

Malam makin menampakan gelapnya. Bintang selalu menemani nya. Imajinasi liarku makin menjadi, karena
secangkir kopi telah tersaji.

Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan-ketakutan yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti
melaluinya tanpa ragu.

Semoga dengan kata kata bijak makna kopi dalam kehidupan di atas dapat membuat kita semua kembali semangat
dan termotivasi menjalani lika liku kehidupan yang tidak selalu manis. Akan datang masanya hidup ini begitu sulit
karena hadinya sebuah cobaan yang begitu pahit. Namun jika kita yakin dan percaya akan ada jalan keluar maka
semuanya akan terasa manis pada akhirnya. Oke mari kita selalu berfikir positif dan jangan lupa menyeduh kopi
pagi ini terima kasih.

Kata Motivas Tentang Kopi

"Ijinkan ku seduh kerapuhanmu dalam cangkir sepiku, akan ku sajikan hangat senyum untuk mengaduk murung di
wajah manismu"

"Tanpa ragu kusesap kopi pagi ini, karena hitamnya serupa matamu yang telah menenggelamkan aku ribuan kali
ke dasar hatimu. "

"Jadi, yg namanya pahit pada rasa kopi itu memang tak sepahit harapan yg pernah dijanjikan namun tiada prnah
diwujudkan. Kopi tak sepahit itu"

"Pagi yg nikmat dengan hangatnya mentari; lagi" rasa rindu & senyummu jdi satu dlm secangkir kopi; manis ada
pahit-pahitnya sedikit"

"Semua yang kaurasa bahagia sudah terlewati. Biarkan terkenang tanpa air mata berlinang. Langkahkan kaki,
sambutlah pagi dngn segelas kopi"

"Untuk malam yang makin larut untuk kopi yang makin surut aku bersyukur dia tersenyum setiap harinya dan
bahagia dengan pilihannya kini"

"Kopi di cangkirku biasa biasa saja, berwarna hitam se hitam hitamnya, tersesap pahit se pahit pahitnya, berrasa
nikmat se nikmat nikmatnya"

"Dengan secangkir kopi ku kecup hangatmu, menghapus pahitmu dengan hitamku, dengan tawa kau aduk rasaku,
dengan tak sengaja aku menyukaimu"

"Kau tinggalkan secangkir kopi yang masih panas saat rinduku semakin membara. Lihatlah.... Kepulan asapnya
pun seolah mengikutimu pula"

"Sebelum detik mulai terasa pahit, pernah kupinjam namamu untuk menamai kopi racikanku"

"Dan kembali siang jadi kenangan Mendung mulai berawan. Perjalananpun kembali dilanjutkan Bersama kopi
dibotol air mineral"

"Baiklah,.. Pagi ini satu cangkir kopi rasa vanila Biar pahitnya kenangan, Tidak kembali membuka luka, Dan
tertinggal disitu selamanya"

"Dihangatnya kebersamaan,ada Pahitnya kecemburuan Mengaduk rindu dengan lembut Penuh kasih sayang Itulah
cinta disegelas racikan kopi"

"Kuhirup kopi hangat yang telah Mengajariku berpikir sehat Jika kau benar benar cinta dan sayang Kau tak akan
lupa dimana harus pulang"

"Langit malam yang gelap, seperti rasa khawatir. Melarutkannya bersama lelap, untuk terbangun pada keadaan
terang dan kabar darimu hadir"

"Pagi ini kubuat dari kopi panas dan rasa cemas. Untuk bisa kunikmati perlahan, dan menjaga bahagia untuk tidak
hilang bergegas."

"Bulan purnama, bintang di setiap sudut langit, secangkir kopi, kejanggalan hati, merindukan sesuatu yang super
sulit untuk di atasi. yaitu kamu"

"Cintalah penyebab retakan-retakan waktu, saat hati patah; malam jadi sajak sepi, siang jadi sajak gundah, dan
pagi menjadi resah dalam kopi"

"Jika mengharum aromanya saja bisa mengalihkan masa laluku, tentu dg menikmati setiap sesapan dibibir cangir
kopi mampu membangkitkan masa depanku"

"Kubiarkan aroma kopi tersapu angin, menjadi dingin lalu mengendap segala ingin. Hingga nanti berganti musim."

"Aku mencari cari bayangmu di secangkir kopi pagiku....... kamu....apakah kamu mengerti dan peka..bahwa aku
menantimu"
"Kopi pagi ini terasa hambar, seperti rindu ku yang tak pernah pudar. Namun sayang kamu tak pernah sadar,
bahwa aku ingin bertemu sebentar"

"Adakalanya pagi terasa sepi, kopi pun tak sanggup menghangatkan, dingin begitu menusuk, pada sebuah
kepergian."

"satu cangkir patah telinganya, satu lagi retak bibirnya. kopi panas memang bisa saja melukai dan jadikan
kenangan."

"Menatap langit-langit. Menikmati secangkir kopi pagi di sela-sela awan kelabu, dan kubiarkan diri, kembali
dipasung mimpi tentangmu."

"di tepi cangkir, rindu bejatuhan menjelma butir ampas kopi. tak sempat kuminum, tapi aromanya sungguh sangat
bisa kucium"

"di kopi kesekian, rindu datang berulang. kenangan nampak di pandangan. seakan nyata, meski sebenarnya fana
yang ingin dinyatakan"

"Jika pahitnya kopi saja engkau tak kuasa menahannya, lantas bagaimana aku bisa yakin bahwa kau akan
menetralkan masalaluku yang cukup pahit?"

"Kopi dan kamu, bagai pagi dan mentari, rindu yang makin menjadi dalam setiap tegukan, datang dengan pasti
setiap hari."

"Sehangat kopi pagi, biar kuramu rindu. Rindu tentang aku yang berjuang sendiri, untuk menjadikanmu bagian
dari sajak embunku."

"Kamu adalah impian yg pernah aku bayangkan, meski hanya dengan seduhan kopi hitam yang pernah gagal kau
sajikan. Yang ada tinggallah cerita"

"Begitu sederhana rindu kali ini; diterbangkan harum kopi, melekat indah di lembut pipimu, lalu mewarnai detik
waktu."

"Pada sajak Aku bercerita tentang indahnya Cinta, tapi pada ampas kopi ku mengadu tentang perihnya rasa
rindujika secangkir kopi ini jadi yang terakhir malam ini, biar senyummu kuaduk di dalamnya. maka kan
kunikmati sampai kopi berikutnya, esok pagi"

"Selamat pagi hati yg masih sepi,enggankah kau buka kembali? setidaknya ada sepotong sajak tentang seseorang
& kopi dipagi hari yg meramaikan"

"Dibuat rindu meradang, pagi tenggelamkan satu persatu kenangan kedasar kopiku, kusesap perlahan penuh
harapan"

"ku nikmati kopi ber aroma masalalu di temani kripik singkong memandangi matahari pagi yg semakin angkuh
kala siang hari"
"Dihangatnya kerinduan,ada pahitnya kecemburuan,lalu ku mengaduknya Semua penuh kasih sayang,itulah Cinta
Dalam racikan secangkir kopi"

"Ada banyak caraku untuk menanti kedatanganmu tanpa rasa bosan, Duduk manis sembari kunikmati kopiku
dengan perlahan"

"Di pagi yg paling peluh, ada rindu tanpa mengeluh, secangkir kopipun telah terseduh, menikmati pagi minggu
tanpa kamu"

"Tak usah berjanji akan selamanya Bisa bersama disini,cukup temani aku Minum kopi tiap malam dan tetap
bertahan Sesusah apapun nanti"

"Kuseduh kopi bersama sejuk embun dipelukan, berharap bersulang kenikmatan dan mengendapkan ampas rindu
dalam ingatan"

"malam ini masih berteman kopi, berhkayal, bernostalgia dan berlagak seolah tangguh walau nyata hati rapuh"

"Seindah pagi dalam hangat gelas kopi, memulai hari dengan pahit yg memikat hati, selamat pagi pecandu kopi."

"Dari secangkir kopi dingin, dari sepi yang masih penuh cinta.. Aku dan rindu saling diam menghayati kesunyian."

"Selamat pagi rindu, pagi ini hangatnya kopi terasa pait di lidahku, apa aku lupa mencampur gula ataukah
cemburu yg menipulasi rasa."

"Aku tidak membencimu. Aku juga tidak mencintaimu. Duduklah dekat sini dan nikmati kopi bersamaku"

"Sehangat kopi pagi, biar kuramu rindu. Rindu tentang aku yang berjuang sendiri, untuk menjadikan mu bagian
dari sajak embunku"

"Kadang lidahku seperti kopi hitam yang hangat, tapi rayuan hangat yang terkopi eh terucap, sering terabaikan
hingga harus menjadi dingin"

"Sudah, sudahi saja rayuan manismu itu, kopiku sudah cukup manis untuk ku nikmati meski tanpa canda rayumu"

"Saat kamu minum kopi, potensi rasa pahit dan manis akan mengenang di sudut bibirmu sebelum menyentuh lidah
hingga pada jeda berikutnya"

"Belajarlah hal terhebat dari kopi yg menghapus tangis tanpa pelukan, mencipta tawa tanpa gurauan & menjawab
resah tanpa kata."

"Mencintaimu: tak lebih indah dari menikmati secangkir kopi. Dari hari ke hari, yang kuteguk hanya pahit dan
sepi."

"Mari kita mulai bercerita, dimulai dari bagaimana caramu menyeduh kopi sampai bagaimna cara mu
menikmatinya hingga tuntas menyisakan ampas"

"Bila memandangmu saja mampu membuatku merasa baik. Apalagi bisa menikmati kopi sembari menatapmu
dalam - dalam"

KOMPAS.com — Sosoknya yang berjenggot dan memakai peci jauh dari representasi seorang barista atau pakar
kopi yang tampak modern dan tak jarang cute. Namun, siapa sangka, Yusianto, peneliti Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia di Jember, adalah sosok di balik kemahiran barista dan kenikmatan kopi sehari-hari.

Ditemui Kompas.com dalam press tour dan media gathering yang diadakan Kementerian Riset dan Teknologi,
Jumat (18/5/2013), Yusianto menceritakan perannya dalam mendidik para barista dan staf departemen penelitian
dan pengembangan di berbagai perusahaan produsen kopi Indonesia.

"Barista dari kafe-kafe di Jakarta, banyak yang belajar dari saya dan pencicip kopi lain di Puslitkoka. Termasuk
mereka dari R&D di perusahaan kopi. Setiap tahun ada sekitar 100 yang belajar. Kita beri mereka sertifikat," kata
Yusianto.

Kafe di Jakarta yang mengirimkan tenaga ahli untuk belajar membuat kopi sari Yusianto antara lain Anomali
Coffee dan Excelso. Sementara, produsen kopi yang mengirimkan tenaga litbang untuk belajar pada Yusianto
antara lain Kapal Api, Singa, dan Top Coffee.

"Mereka kita beri pelatihan dasar untuk membuat kopi dan mengenal dan membedakan cita rasa kopi. Setelah
dasar-dasar kita berikan, kita persilakan mereka untuk mengembangkan di tempatnya masing-masing," urainya.

Keahlian yang diajarkan sendiri meliputi kemampuan menentukan kualitas biji kopi dan minuman kopi yang telah
dibuat serta kemampuan menilai aroma dan derajat keasaman kopi serta asal-usul dari biji kopi tertentu.

Menjadi "dokter kopi"

Perjalanan Yusianto menjadi seorang ahli cicip kopi dimulai pada tahun 1988. Lulus dari jurusan Teknologi
Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), ia masuk ke Puslitkoka dan menekuni bidang pascapanen kopi
serta cokelat.

"Sebagai orang pascapanen, urusan saya adalah cita rasa. Jadi saya merasa harus tahu tentang cita rasa. Saya
belajar sedikit demi sedikit," urai lelaki berjenggot kelahiran Nganjuk, 12 Mei 1961 ini.

Yusianto belajar cita rasa dari para peneliti dan direktur Puslitkoka terdahulu. Sesekali ketika ada ahli kopi datang
ke Puslitkoka, ia berbincang tentang kopi untuk "mencuri" ilmu tentang cita rasa kopi.

Yusianto mengaku tak sempat apabila harus meneruskan pendidikan formal untuk khusus mempelajari cita rasa
kopi. "Sudah keburu kawin dan anaknya banyak," katanya yang kini mengaku sudah memiliki 7 buah hati.

Proses belajar secara terus-menerus membuat Yusianto mengenal betul cita rasa kopi dari beragam daerah. Banyak
rekan Yusianto yang kini menjulukinya "dokter kopi". Bertanya tentang cita rasa kopi kepadanya berarti harus
menyiapkan berjam-jam untuk mendengarkan uraiannya.
Keahlian Yusianto akhirnya mendapat pengakuan. Tahun 2009, ia mendapatkan sertifikat dari Speciality Coffee
Association of America (SCAA), sebuah sertifikat yang diakui oleh dunia internasional, menunjukkan bahwa
pemegangnya benar-benar ahli tentang cita rasa kopi.

Sejak menjadi dokter kopi, keseharian Yusianto tak jauh dari biji kopi. "Kita harus tetap melatih sensor kita.
Minimal harus mencicipi kopi setiap harinya. Kalau saya kadang bisa mencicipi 60 jenis kopi," katanya.

Kopi yang dicicipi bisa merupakan kiriman dari klien perusahaan kopi atau kafe yang membutuhkan penilaian atau
kopi yang berasal dari daerah baru. "Bagi saya, suka adalah ketemu kopi enak dan duka adalah kalau ketemu kopi
yang tidak enak," cetusnya.

Yusianto juga memberikan pelatihan dasar kopi yang dijadwalkan dua kali setahun. Pengguna jasa Yusianto tak
cuma dari Indonesia, tetapi juga negara lain seperti Malaysia, Korea, dan Thailand. Selain memberi pelatihan,
Yusianto juga rutin menjadi juri kompetisi barista.

Kejayaan kopi Indonesia

Menurut Yusianto, Indonesia memiliki beragam varietas kopi dengan cita rasa unggul dan berpotensi untuk
diekspor. Namun, ia menilai, pengembangan komoditas kopi di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Dari sisi produktivitas, produksi kopi Indonesia masih di bawah 1 ton per hektar. Indonesia kalah dengan Vietnam
yang produktivitasnya sudah lebih dari 2 ton per hektar. Optimalisasi teknologi pertanian menjadi kunci
peningkatan produktivitas.

Perlindungan beragam varietas kopi juga perlu dilakukan. Kopi Toraja misalnya, kini telah dipatenkan oleh
Jepang. Padahal, sumber daya alam hayati itu adalah milik Indonesia dan semestinya menjadi hak Indonesia.

Untuk membuat kopi Indonesia jaya dan mendatangkan keuntungan bagi setiap pihak, langkah perbaikan
diperlukan. Perilaku dari level petani hingga perusahaan dan konsumen pun harus berubah.

"Petani kita kadang kalau panen biji merah dan hijau, yang berkualitas dan tidak berkualitas dicampur. Padahal
harusnya dipisahkan. Kalau kita tanya petani, ini karena faktor keamanan. Kalau yang merah dipanen, yang hijau
dipanen orang lain. Jadi, keamanan bagi petani perlu," katanya.

Pihak yang berkepentingan juga punya kewajiban mendidik petani. Misalnya tentang pilihan komoditas jenis kopi.
Harga kopi arabika kini jauh melambung di atas robusta. Jika biji robusta harganya tak sampai Rp 20.000 per
kilogram, arabika bisa lebih dari Rp 40.000 per kilogram.

"Makanya orang bilang kalau sekarang menanam robusta, itu cuma mengajak melarat. Kalau menanam arabika,
itu mengajak kaya. Ada baiknya di lahan ketinggian menengah hingga tinggi itu dikonversi dari robusta ke
arabika," urai Yusianto.

Saat ini, boleh dibilang hanya 10 persen dari kopi yang dihasilkan Indonesia adalah arabika. Padahal, arabika saat
ini tengah digemari. Di kafe-kafe bergengsi, espresso dan minuman berbasis espresso dibuat dengan biji kopi
murni arabika.

"Di level konsumen juga harus diperbaiki. Orang Indonesia kalau minum kopi itu asal bisa melek. Kopine
nggereng angger ireng, iso melek. Memang kafein kopi bisa membuat melek, tetapi kopi juga soal cita rasa,"
ungkap Yusianto.
Yusianto menuturkan, Indonesia juga perlu melirik komoditas berpotensi yang selama ini belum banyak
dikembangkan. Untuk kopi arabika, pengembangan kopi arabika Papua dan Priangan perlu dilakukan.

"Peluang Indonesia juga pada kopi liberika (Coffea liberica). Ini jenis kopi yang tidak banyak dikonsumsi saat ini.
Cita rasanya unik. Ini perlu kita kenalkan pada dunia agar banyak yang tahu," kata Yusianto.

Kopi liberika kadang disebut kopi nangka. Kopi ini punya cita rasa sayur, seperti kacang panjang mentah. Di
Indonesia, kopi ini tumbuh di Jambi dan Bengkulu. Pasar kopi ini cukup potensial. "Di Malaysia banyak yang
mengonsumsi ini," tutur Yusianto.

Pengembangan terakhir adalah produk hilir. Yusianto mengatakan, Indonesia hendaknya tidak hanya mengekspor
kopi dalam bentuk biji. Diharapkan ada kafe Indonesia yang "go international" dan menjual minuman dan biji kopi
dengan harga lebih tinggi. Jika pengembangan dilakukan, Yusianto percaya bahwa Indonesia bisa menjadi
"rajanya kopi".

 8.6K_





Salah satu substansi yang peranannya semakin dianggap penting dalam industri kopi—terutama oleh
mereka yang menyebut dirinya spesialti.

DI era teknologi sekarang ini, kopi bukan lagi sekadar minuman selingan yang diteguk sambil ngobrol di warung
pinggir jalan, tapi sudah condong kepada sains. Tidak heran kalau belakangan semakin banyak pula elemen-
elemen tentang kopi yang diteliti oleh para ahli. Kalau pernah mendengar tentang TDS (atau refractometer), itu
juga salah satu materi yang semakin sering diuji dalam kopi. Tapi apa itu TDS, apa gunanya, bagaimana cara
mengukurnya? Berikut kami coba mengulasnya.

Apa itu TDS?

TDS adalah akronim untuk Total Dissolved Solids. Sederhananya, TDS ini adalah banyaknya jumlah zat padat
(solids), baik zat padat organik ataupun material non-organik seperti magnesium dan kalsium, yang ada di dalam
cairan. Penjelasan lebih sederhananya lagi, TDS adalah tingkat kelarutan pada cairan. Nah, TDS ini bisa berarti
bagus atau tidak bagus, tergantung dari apa cairan itu, dan seberapa tinggi tingkat TDS-nya.

Dalam “ranah” kopi, TDS merupakan tingkat dan level ekstraksi yang ada di dalam minuman kopi. Untuk
mengukur TDS pada kopi, alat yang digunakan adalah refractometer—so, yes, itu adalah pengukur TDS, bukan
token internet banking. Lol. Alat pintar ini bisa mengukur derajat/tingkatan dari material yang larut dalam cairan
kopi.

Kenapa TDS penting?

TDS bisa memberikan berbagai data dan informasi konkrit yang gampang dianalisa, dimana data-data ini akan
membantu para roaster, brewer, dan barista untuk mengukur dan —pada akhirnya— mengontrol (kadar) ekstraksi
kopi.

Dengan mengetahui informasi dasar mengenai ekstraksi ini, mereka pun akan bisa memperbaiki, merevisi, dan
meningkatkan elemen-elemen penting yang ada dalam kopi, seperti taste, mouth-feel atau konsistensi racikan kopi
itu sendiri. Dan pada akhirnya, setiap orang yang terlibat dalam industri kopi, entah
barista, brewer atau roaster (diharapkan) bisa menyeduh kopi semakin baik dan seimbang pula, terutama saat
memerhatikan segi kompleksitas dan sweetness-nya.

TDS pada kopi

Awalnya teknologi TDS digunakan untuk menganalisa air, bukan hasil seduhan kopi. Tapi perkembangan industri
ini yang semakin massif terutama dalam beberapa tahun terakhir membuat teknologi TDS diaplikasikan pada
cairan hasil seduh kopi juga. Dari sanalah teknologi ini kemudian meluas.
Sebuah perusahaan pengembang teknologi yang cukup terkenal bernama VST Inc. memutuskan untuk
menciptakan dan mengembangkan pengaturan TDS yang berfungsi menganalisa kopi di tahun 2008. Hasilnya
adalah sebuah alat keren bernama VST refractometer yang berfungsi untuk mengukur TDS—seperti yang tadi
dijelaskan di atas. Alat ini juga mendapatkan penghargaan World’s First Refractometer for Coffee Beverages di
tahun yang sama.

Tentang grafik seduhan kopi

Di tahun 1960, sebuah institusi Amerika yang menaruh perhatian khusus pada teknik penyeduhan kopi bernama
Coffee Brewing Institute—sekarang namanya menjadi Coffee Brewing Centre, pernah merilis sebuah grafis yang
menunjukkan data coffee brewing control, atau semacam gambaran mengenai mekanisme yang terjadi saat proses
penyeduhan.

Grafis yang pertama kali dirilis merupakan hasil riset dari seorang ahli kimia bernama Ernest E. Lockhart yang
mana riset ini diawasi secara khusus oleh Komite Asosiasi Kopi Nasional di Amerika. Riset ini kemudian
merumuskan dua elemen penting yang ada dalam penyeduhan kopi yaitu rasa kopi, dan tingkat kepekatan
seduhannya (brew strength). Dua elemen ini pulalah yang saat ini kita kenal dengan istilah TDS, alias total
dissolved solids.

Kebanyakan riset yang dilakukan oleh institusi kopi umumnya sepakat dengan formula: tingkat kepekatan sekitar
1.15 % – 1,35% dengan ekstraksi 18% – 22% dari massa bubuk kopi.

Asosiasi kopi lain seperti Norwegian Coffee Association pun merekomendasikan ‘formula’ yang hampir sama,
yaitu ekstraksi 18% – 22% namun dengan tingkat kepekatan berkisar antara 1,30% – 1,55%. Sementara itu,
Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) merekomendasikan formula 18% – 22% ektraksi dan 1,2 % – 1,45
% tingkat kepekatan.

Dari data ini bisa diambil kesimpulan bahwa standar umum TDS sebetulnya tidak jauh berbeda satu sama lain.
Dan tingkat kelarutan ini masih dianggap baik jika persentase ekstraksinya adalah sekitar 18% – 22% dengan
tingkat kepekatan antara 1.15 % – 1,55%.

Selengkapnya tentang grafik ini, bisa dilihat dalam tabel berikut:

Semacam catatan. Mengukur tingkatan TDS pada kopi bisa menjadi jebakan kalau penggunanya
tidak memerhatikan hal-hal remeh dan detail lain yang turut memengaruhi rasa kopi. Misalnya, air yang digunakan
untuk menyeduh (brewing). Adalah penting untuk memastikan bahwa air yang kita gunakan untuk menyeduh juga
bagus.

Level ketebalan kalsium, alkalinitas (yaitu kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai
pH larutan), klorin dan sodium pada kandungan air sedikit banyaknya juga akan memberi pengaruh pada rasa kopi
nantinya. Terdengar ribet, ya? Lol. Sekali lagi, kopi saat ini adalah sains.

Jika digunakan dengan benar, TDS akan menjadi aset yang penting, bukan hanya untuk barista atau roaster, tapi
juga untuk semua kalangan yang terlibat dalam industri kopi ini.
Selamat menganalisa kopi!

Connection timed out after 5001 milliseconds


Kunci kebahagiaan bisa jadi tidak serumit yang dipikirkan orang kebanyakan. Riset membuktikan,
kebanyakan dari kita bisa meningkatkan mood melalui hal -hal kecil. Berbincang dengan barista, salah
satunya.
Dalam sebuah studi dalam jurnal psikologi sosial dan kepribadian (Social Psychological and
Personality Science) bertajuk Is Effeciency Overrated?: Minimal Social Interactions Lead to
Belonging and Positive Affect (Efisiensi Komunikasi: Interaksi Sosial Mini dan Dampaknya pada
Afeksi Positif) gubahan duo psikolog asal University of British Columbia, tindakan sesederhana beli
kopi bisa berbuah sangat positif.
Sandstrom dan Dunn secara acak membagi subjek penelitiannya menjadi d ua grup yang akan memesan
kopi di Starbucks. Grup pertama diminta untuk melakukan interaksi tulus dengan barista lewat
senyuman, kontak mata, dan percakapan singkat. Sementara, grup kedua diminta untuk memesan
dengan cara yang sangat formal dan efisien.
Nyatanya, mereka yang meluangkan beberapa detik ekstra untuk berbincang cilik dengan baristanya
berakhir meninggalkan kedai kopi dengan suasana hati yang lebih bahagia.
“Kami menemukan orang-orang yang melakukan interaksi sosial yang tidak dibuat -buat dengan para
barista, daripada sekadar datang dan pergi, akan pergi dengan rasa kepemilikan yang lebih besar,”
ujar Elizabeth Dunn, sang peneliti yang berpartner dengan Gillian Sandstrom.
“Manusia memang dirancang sebagai makhluk sosial. Interaksi -interaksi semacam ini sangat penting
untuk kesehatan kita pribadi. Bahkan yang kecil -kecil pun amat berarti.”
Memang dasar kodrat kita sebagai makhluk sosial. Dalam penelitian lain yang dilakukan terpisah oleh
psikolog dari Univeristy of Chicago Booth School of Business, Nicholas Epley menemukan
bagaimana mereka yang berbincang dengan orang di sebelahnya saat berdesak -desakan di transportasi
umum akan merasa lebih bahagia.
Kali berikutnya kau berkunjung ke kedai kopi, luangkanlah 30 detik ekstra untuk berbincang atau
bertukar sapa dengan barista di balik meja. Siapa tahu, sang barista punya waktu lebih untuk berbagi
sepatah dua patah ilmu tentang kiat menyeduh kopi untuk kau praktekkan di rumah.

(Tulisan & suntingan oleh Klara Virencia;


Disadur dari dua artikel businessinsider co.id)
Abstract

When we buy our daily cup of coffee, sometimes we engage in a social interaction with the barista, and sometimes
we are in a rush. Every day we have opportunities to transform potentially impersonal, instrumental exchanges
into genuine social interactions, and the happiness literature suggests that we may reap benefits by doing so; in
other words, treating a service provider like we would an acquaintance (i.e., weak tie) might make us happier. In
the current study, people who had a social interaction with a barista (i.e., smiled, made eye contact, and had a brief
conversation) experienced more positive affect than people who were as efficient as possible. Further, we found
initial evidence that these effects were mediated by feelings of belonging. These results suggest that, although
people are often reluctant to have a genuine social interaction with a stranger, they are happier when they treat a
stranger like a weak tie.

Vous aimerez peut-être aussi