Vous êtes sur la page 1sur 21

NIKAH

Mohammad Farid Fad


https://mfaridfad.wordpress.com/
Makna Nikah
 Makna nikah secara bahasa : ‫ الوط ء‬yang artinya Menggauli. ‫الضم‬
‫و الجمع‬
 yang artinya mengumpulkan.
 Makna Istilahi : “Terjalinnya akad antara seorang lelaki dengan
seorang perempuan dengan syarat dan rukun-rukun tertentu”
 Fikih Nikah : yakni suatu hukum-hukum syara’ yang menjelaskan
mengenai ketentuan-ketentuan nikah menurut ajaran Islam.
 UU No.1/1974 tentang perkawinan, dalam Pasal 1 memuat
pengertian tentang perkawinan ialah “ikatan lahir batin antara seorang
pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
keTuhananYang Maha Esa”.
 Perkawinan menurut KHI pasal 2 bab 2 : perkawinan menurut
hukum islam adalah pernikahan yaitu aqad yang sangat kuat atau
mitaqon gholidhan untk menta’ati perintah Allah dan melaksanakanya
adalah ibadah.
Hukum Nikah
 Sunah ; Bagi Mereka yang masih bisa menahan untuk tidak
berbuat zina.
 Wajib ; Bagi mereka yang jika tidak menikah akan
terjeremus kepada perzinaan.
 Haram : bila seseorang tidak mampu memberi nafkah lahir
maupun batin pada istrinya.
 Makruh :bila orang tersebut syahwatnya lemah dan tidak
mampu memberikan nafkah pada istrinya.
 Mubah : hukum asal nikah
Dalil2 disyariatkan nikah
‫آَيتِِه أَ ْن َخلَ َق لَ ُكم ِم ْن أَن ُف ِس ُك ْم أَْزَواجاً لِّتَ ْس ُكنُوا ْْ إِّلَْي َها َو َج َع َل بَْي نَ ُكم‬ ‫ن‬‫م‬
َ ْ َ
ِ‫و‬
‫َّم َو َّد ًة‬
)21 : ‫آلَي ٍت لَِق ْوٍم يَتَ َف َّك ُُو َن (الُوم‬ َ َ ‫ك‬ ِ‫ور ْْحةً إِ َّن ِِف َذل‬
َ ََ
“Termasuk tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Allah
menciptakan jodohmu dari jenismu sendiri, agar kamu
menemukan ketenangan di sampingnya, Ia juga
menciptakan kasih dan sayang (yang mengikat).
Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar
merupakan tanda-tanda bagi kaum yang berfikir “.
(Q, s. ar-Rūm/30:21)
DALIL AL-QUR’AN
 َ‫ت ِلل َّطيِّ ِب ِينَ َوٱل َّطيِّ ِبُون‬ ِ ‫ت ِل ْل َخبِيثِينَ َو ْٱل َخبِي ُثونَ ِل ْل َخبِي َٰ َث‬
ُ َ ‫ت ۖ َوٱل َّطيِّ ِ َٰب‬ ُ ‫ْٱل َخبِي َٰ َث‬
‫ت ۚ ُأ ۟ َٰو َٰٓ َلئِ َك ُمب َ َّر ُءونَ ِم َّما ي َ ُقو ُلونَ ۖ َلهُم َّم ْغ ِف َر ٌۭة َو ِر ْز ٌۭق َك ِر ٌۭيم‬
ِ َ ‫ِلل َّطيِّ ِ َٰب‬
 “Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik
untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka
ampunan dan reski yang melimpah (yaitu:Surga)” [QS. An Nuur
(24):26].
Dalil dari Hadist
 Hadist Nabi : Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku,
barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !”(HR. Ibnu
Majah, dari Aisyah r.a.)
ْ ‫ع ِم ْن ُك ُم ا َ ْلبَا َءة َ فَ ْليَتَزَ َّو‬
 ُ‫ فَإِنَّه‬, ‫ج‬ َ َ ‫ب َم ِن ا ْست‬
َ ‫طا‬ َّ ‫يَا َم ْعش ََر اَل‬
ِ ‫شبَا‬
‫ َو َم ْن لَ ْم يَ ْست َ ِط ْع فَعَلَ ْي ِه‬, ‫ج‬
ِ ‫ر‬
ْ َ ‫ف‬‫ل‬ْ ‫ل‬
ِ ُ
‫ن‬ ‫ص‬
َ ‫ح‬ْ َ ‫أ‬‫و‬َ , ‫ر‬
ِ ‫ص‬
َ َ ‫ب‬‫ل‬ْ ُّ ‫أَغ‬
‫َض ِل‬
."‫ص ْو ِم ; فَإِنَّهُ لَهُ ِو َجاء‬ َّ ‫ِبال‬
 “Wahai para pemuda! Siapa saja di antara kamu yang mampu menikah
maka hendaknya ia menikah. Karena nikah itu dapat menundukkkan
pandangan dan menjaga kehormatan. Namun barang siapa yang tidak
mampu, hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat memutuskan
syahwatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
TUJUAN PERNIKAHAN
 Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) tujuan perkawinan
dijelaskan pada pasal 3 KHI yaitu " Perkawinan bertujuan
untuk mewujudkan rumah tangga sakinah, mawaddah dan wa
rahmah. “
 Menurut UUP, 1974 Pasal 1, tujuan pernikahan ialah
membentuk keluarga, rumah tangga yang bahagia
dan kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa.“
KHITBAH
 Pinangan (meminang/melamar) atau khitbah dalam bahasa
Arab, merupakan pintu gerbang menuju pernikahan. Al-
Khitbah dengan dikasrah ‘kho”nya berarti pendahuluan
“ikatan pernikahan” yang maknanya permintaan seorang laki-
laki pada wanita untuk dinikahi. Khitbah menurut bahasa, adat
dan syara, bukanlah perkawinan. Ia hanya merupakan
mukaddimah (pendahuluan) bagi perkawinan dan pengantar
kesana. Khitbah merupakan proses meminta persetujuan
pihak wanita untuk menjadi istri kepada pihak lelaki atau
permohonan laki-laki terhadap wanita untuk dijadikan
bakal/calon istri.
MAHAR
 Mahar berasal daripada perkataan Arab. Di dalam al-Quran istilah mahar disebut
dengan al-sadaq, al-saduqah, al-nihlah, al-ajr, al-faridah dan al-‘aqd.
 Menurut istilah syara’ mahar ialah s
 Suatu pemberian yang diberikan oleh suami kepada isteri dengan sebab pernikahan.
 Harta yang berhak untuk diperoleh oleh wanita dari suaminya karena terjadinya Akad
Nikah atau hubungan suami-istri.
Mahar Terendah
o Hanafiyyah: Sepuluh Dirham
Riwayat dari Rasul saw:
‫ال مهر اقل من عشرة درهم‬
Tidak ada mahar lebih sedikit dari sepuluh dirham (HR.Baihaqi dengan sanad yang
lemah)
o Malikiyyah: Seperempat Dinar
RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN
RUKUN NIKAH, meliputi :
a. calon mempelai laki-laki
b. calon mempelai perempuan
c. wali
d. dua orang saksi (laki-laki)
e. ijab dan qobul
SYARAT-SYARAT PERNIKAHAN
1, Syarat calon mempelai laki-laki :
a. bukan mahram dari calon isteri
b. tidak terpaksa, artinya atas kemauan sendiri
c. orangnya tertentu atau jelas.
d. tidak sedang melaksanakan ihram haji.

2. Syarat calon mempelai perempuan :


a. tidak ada halangan syar’i (tidak bersuami, bukan
mahram, tidak sedang iddah).
b. merdeka, dan atas kemauan sendiri.
c, jelas orangnya.
d. tidak sedang ihram haji.
3. Syarat-syarat wali :
a. Islam
b. laki-laki
c. baligh dan berakal
d. adil
e. merdeka
f. tidak sedang ihram haji
4. Syarat-syarat Saksi :
a. Islam
b. laki-laki
c. baligh dan berakal
d. adil
e. merdeka
f. tidak sedang ihram haji.
Hak Isteri Atas Suami

 Bersifat Materi
 Hak menerima mahar (al Baqarah ayat 236-237, An
Nisa ayat 4, 20, dan 21)
 Hak atas nafkah (Ath Thalaaq (65) ayat 7)
 Hak atas tempat kediaman (Al Thalaaq ayat 6)
Hak Isteri thd Suami
• Bersifat Non-Materi
• Menggauli isteri dengan baik (An Nisa ayat 19,
Al Baqarah ayat 222 dan 223, HR At Tirmizi)
• Suami menjaga dan memelihara isteri (At
Tahrim (66) ayat ( 6)
• Berlaku adil terhadap isteri-isterinya (An Nisa
ayat 3)
Hak Suami Atas Isteri

• Ketaatan dan kepatuhan pada suami (An


Nisa ayat 34)
• Mengurus dan mengatur rumah tangga
dengan baik (An Nisa ayat 34)
• Menjaga diri dan harta suaminya (An Nisa
ayat 34 dan HR Nasa’i)
Hak & Kewajiban Bersama antara
Suami-Isteri

• Halal saling bergaul (An Nisa ayat 23)


• Pergaulan yang baik dan tentram, saling cinta
mencintai dan santun menyantuni (An Nisa
ayat 19 dan Ar Rum ayat 21)
• Hak saling mewaris (An Nisa ayat 12)
• Saling menjaga rahasia (An Nisa ayat 34)
HIKMAH NIKAH
 Hikmah nikah adalah

 a. Perkawinan dapat Menentramkan Jiwa

 b.Perkawinan dapat Menghindarkan Perbuatan maksiat.

 c. Perkawinan untuk Melanjutkan Keturunan

 d. Pernikahan dapat pula memberikan rizki kepada


keluraganya serta menjalin silaturahmi yang baik diantara
kedua belah pihak (suami/istri).
MENUJU KELUARGA SAKINAH

 Kesiapan / Kematangan secara Fisik


 Kematangan secara Mental
 Kematangan secara Sosial
KEMATANGAN SECARA FISIK

 Calon mempelai kedua-duanya sudah cukup dewasa.


Bagi pria dianjurkan menikah setelah berumur 25 tahun
dan wanita setelah berumur 20 tahun. UU Perkawinan
tahun 1974 (pasal 7 ayat 1) menyebutkan : batas
minimal umur pria 19 tahun dan wanita 16 tahun
 Memeriksa kesehatan sebelum perkawinan
KEMATANGAN SECARA SOSIAL
 Mampu membina
hubungan antara
anggota keluarga
dan lingkungan
 Hubungan antar
anggota keluarga
 Hubungan
dengan tetangga
dan masyarakat
KEMATANGAN SECARA MENTAL
Berperanlah sebagai pasangan seks yang baik
Berperanlah sebagai pendamping
Berperanlah sebagai sahabat
Berperan sebagai pendorong semangat
Berperan sebagai penasehat
Berperan sebagai stabilisator
Berperan sebagai orang tua
Penyesuaian diri dengan lingkungan dan tanggung
jawab

Vous aimerez peut-être aussi