Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1
Gambar 9.1 Bagian-bagian utama AMP tipe takaran
Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah :
1. Bin dingin (cold bins).
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate).
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator).
4. Pengering (dryer).
5. Pengumpul debu (dust collector).
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack).
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator).
8. Unit ayakan panas (hot screening unit).
9. Bin panas (hot bins).
10. Timbangan agregat (weigh box).
11. Pencampur (mixer atau pugmill).
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage).
13. Tangki aspal (hot asphalt storage).
14. Sistem penimbangan aspal (asphalt weigh bucket).
Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis takaran. Sementara
jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang kecil. AMP jenis menerus memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan,
1. Gradasi agregat kurang begitu terjamin kesesuaiannya dengan gradasi pada FCK,
disebabkan karena kontrolnya hanyalah dilakukan dari bukaan pintu bin dingin saja,
dan tidak terdapatnya kontrol kedua seperti pada jenis AMP takaran.
2. Pengaturan jumlah pasokan agregat tidak begitu teliti jika hanya mengandalkan
pengaturan bukaan bin dingin tanpa ada alat kontrol lain (misalnya pengontrol
2
kecepatan ban berjalan).
3. Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas sangat
tergantung dari viskositas aspal, sehingga apabila terjadi penurunan temperatur aspal
akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal
optimum pada JMF.
4. Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
5. Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih sederhana dan mudah, item
pengontrolan lebih sedikit.
3
Gambar 9.3 menyajikan sistem operasi AMP jenis takaran.
4
(1) (2) (3)
Gambar 13.3 Jenis-jenis bin dingin
5
1. Tidak ada perubahan gradasi agregat. Perubahan gradasi dapat disebabkan karena
perbedaan quari atau suplier. Jika terjadi perubahan gradasi agregat maka harus
dilakukan pembuatan FCK (JMF) kembali.
2. Agregat tidak tercampur. Pencampuran agregat antar bin yang berdekatan dapat
dicegah dengan membuat pemisah yang cukup dan pengisian tidak berlebih.
3. Bukaan bin dingin dikalibrasi secara periodik.
4. Tidak ada penghalang pada bukaan bin dingin. Bukaan bin dingin agregat halus
kadang-kadang tersumbat jika agregat halus basah, agregat terkontaminasi tanah
lempung, atau penghalang lain yang tidak umum seperti batu dan kayu.
5. Tidak terjadi perubahan kecepatan conveyor dan ada operator yang mengontrol aliran
agregat untuk membuang material yang tidak perlu.
6
9.2.2 Pengering (Dryer)
Dari bin dingin agregat dibawa melalui elevator dingin dinaikkan ke dalam pengering (dryer)
untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur yang diminta. Pengering ini berbentuk
silinder dengan panjang dan diameter tertentu berdasarkan kapasitas maksimum produksi
yang direncanakan per jamnya.
Pengering mempunyai fungsi: (1) menghilangkan kandungan air pada agregat; dan (2)
memanaskan agregat sampai temperatur yang disyaratkan. Komponen yang terdapat pada
sistim pengering adalah:
1. Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 cm sampai 305 cm dan
panjang 610 cm sampai 1219 cm.
2. Ketel pembakar (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk menyalakan
pemanas.
3. Kipas (fan) sebagai bagian dari system pengumpul debu dan mempunyai fungsi utama
untuk memberikan udara atau oksigen dalam sistim pemanas.
Pada sistim pengering dipasang serangkaian baris sudu-sudu yang terbuat dari pelat logam
cekung yang dilas dalam bentuk yang bervariasi dan melekat pada permukaan di bagian dalam
silinder tersebut. Sudu-sudu ini (flight cup) digunakan untuk mengangkat dan menjatuhkan
agregat sehingga pengeringan agregat menjadi merata. Selanjutnya agregat yang telah
dikeringkan dialirkan menuju elevator panas (hot elevator) melalui pintu pengeluar yang
terdapat pada ujung alat pengering.
Pada unit pengering (dryer) perlu diperhatikan beberapa faktor agar diperoleh campuran
beraspal yang memenuhi syarat, yaitu antara lain :
1. Kalibrasi alat pengukur temperatur dan pemeriksaan temperatur pemanasan.
Perubahan kuantitas agregat yang masuk ke unit pengering akibat dari pengaturan
bukaan bin dingin dapat menyebabkan pemanasan berlebih (jumlah agregat yang
masuk berkurang sementara panas pembakar tetap).
2. Pembakaran harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap yang keluar
dari cerobong asap adalah putih dan nyala api pembakaran berwarna biru. Warna asap
yang hitam menandakan pembakaran tidak sempurna. Contoh dari akibat pembakaran
yang tidak sempurna adalah, pada saat pengambilan agregat dari hot bin, agregat
terlihat berwarna hitam terselimuti jelaga. Akibat dari hal tersebut aspal tidak dapat
masuk ke pori-pori agregat dan juga tidak dapat melekat dengan baik ke agregat.
3. Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu lakukan
7
pemeriksaan kadar air secara cepat; ambil contoh secukupnya, kemudian lewatkan
cermin yang kering, atau spatula diatas agregat tersebut. Amati jumlah kadar air yang
mengembun pada permukaan cermin atau spatula. Agregat yang masih mengandung
kadar air akan menghalangi melekatnya aspal ke agregat, sehingga campuran
beraspal berprilaku seolah-olah kelebihan aspal.
(a) Jenis kering (dry cyclone dust collector) (b) Jenis basah (wet cyclone dust collector)
Gambar 9.6 Tipikal jenis-jenis pengumpul debu
8
Kebanyakan AMP menggunakan unit ayakan panas (hot screening unit) jenis mendatar
dengan sistim penggetar yang umumnya terdiri dari empat susunan. Agregat yang telah
dikeringkan dan dipanaskan diangkut dengan mangkok elevator panas (hot elevatorbucket)
untuk disaring dengan susunan unit ayakan panas dan dipisahkan dalam beberapa ukuran
yang selanjutnya dikirim ke bin panas (hot bin). Tipikal unit ayakan panas diperlihatkan pada
Gambar 9.7. Umumnya pada proses penyaringan terjadi pelimpahan agregat, misalnya yang
semestinya masuk ke bin panas I tetapi terbawa ke bin panas II. Pelimpahan ini pada kondisi
normal terjadi kurang dari 5 % dan cenderung konstan sehingga tidak terlalu mengganggu
kualitas produksi. Akan tetapi presentase tersebut dapat bertambah jika : lubang saringan
tertutup agregat, kecepatan produksi ditambah sehingga agregat yang disaring bertambah
sementara efisiensi operasi penyaringan tetap, agregat halus basah sehingga pada saat
pengeringan dan pemanasan agregat halus tersebut akanmenggumpal dan masuk ke hot bin
yang tidak semestinya. Kemungkinan lain adalah lubang-lubang pada saringan sudah ada
yang rusak, sehingga beberapa agregat masuk ke bin panas yang tidak semestinya.
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan gradasi dan kadar aspal
secara serius. Unit bagian atas dari susunan ayakan merupakan penutup dari dek dan
merupakan saringan pertama yang biasa disebut pemisah (scalping). Pada susunan unit
ayakan dengan ukuran lubang terbesar berfungsi membuang agregat yang mempunyai
diameter yang lebih besar dari ukuran agregat maksimum yang diminta (oversize) agar tidak
masuk ke bin panas (hot bin) dan membuangnya pada pintu pembuang.
Pemasangan saringan pada unit ayakan panas harus tidak pada ukuran yang berdekatan.
Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal dengan ukuran butir agregat maksimum
19 mm adalah :
1. Saringan pertama / teratas berukuran 19 mm, butir agregat yang ukurannya lebih
besar (oversize) dibuang ke saluran pembuang
2. Saringan ke-dua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara 19 mm
sampai 12,5 mm masuk ke bin 1
3. Saringan ke-tiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara 9,5 sampai
dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
4. Saringan ke-empat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara 4,75
sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos saringan 2,36
mm masuk ke bin 4.
9
Unit ayakan panas harus dibersihkan dan diperiksa setiap hari untuk menghindarkan dari
kemungkinan rusak atau robek.
10
Pada sirkulasi aspal terdapat dua jenis pipa, yaitu pipa pemasok yang berfungsi mengalirkan
aspal panas untuk ditimbang dan pipa pengembali yang berfungsi mengalirkan aspal kembali
ke dalam tangki. Tangki aspal, pipa pemasok, pipa pengembali, dan timbangan aspal harus
mempunyai pelindung panas sehingga dapat menjamin temperatur aspal sesuai dengan yang
ditentukan. Pada sirkulasi aspal pipa pengembali harus terletak di bawah pipa pemasok aspal.
Untuk mencegah terjadinya kekosongan dalam pipa pengembali aspal, perlu dipasang dua
atau tiga buah lubang pada pipa pengembali di atas ambang atas tertinggi aspal dalam tangki.
11
Gambar 9.8 Tipikal penimbangan dan aliran aspal
13
3. Proses aliran material ke dalam drum
4. Mencegah terjadinya masalah yang timbul dan mengetahui pemecahannya.
14
Gambar 9.11 Alat pencatat pasokan agregat yang dipasang pada ban berjalan
Agregat pada tempat penimbunan / stockpile harus dipisah-pisah disesuaikan dengan gradasi
fraksi yang telah diperiksa dan telah direkomendasikan dapat digunakan. Jika terjadi
pemisahan butir (segregasi) pada agregat di stockpile maka akan sangat sulit untuk
memperoleh campuran yang sesuai dengan gradasi rencana. Oleh karena itu operator loader
harus menjaga tidak terjadi pemisahan butir agregat (segregasi) pada agregat di stockpile.
Dengan dipasangnya meter pengalir agregat dari bin dingin akan lebih menjamin proporsi
tiap jenis agregat sesuai rencana, namun demikian harus diperhatikan:
1. Gradasi agregat tiap bin secara berkala
2. Pemasok harus dikalibrasi pada setiap bukaan bin dan kecepatan dari ban berjalan
3. Proporsi tiap bin
4. Bukaan pintu pengeluar bin dingin dan kecepatan dari ban berjalan.
Teknisi harus memonitor kadar air agregat dingin sebelum operasi setiap hari kerja dan
diulangi pada tengah hari, pengontrolan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan alat
elektronik sehingga dapat ditentukan berat kering agregat untuk pengaturan pemberian aspal.
Pemberian aspal pada agregat yang telah dipanaskan dan dikeringkan adalah dengan sistim
15
menerus mekanis yang proporsinya disesuaikan dengan berat agregat kering.
Dasar penentuan penambahan aspal pada agregat adalah tergantung dari berat agregat yang
masuk ke dalam drum yang diukur dengan berat pada ban berjalan, dan dengan
memperhitungkan kadar air agregat.
16
Gambar 9.13 Tipikal silo penampung campuran beraspal panas pada AMP jenis pencampur
drum (TAI, 1983)
2. AMP didesain untuk menghilangkan kadar air 5%. Semakin tinggi kadar air, maka
semakin rendah produktivitas AMP.
17