Vous êtes sur la page 1sur 11

Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus...

ISSN : 2502 – 3624

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah


Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma
Yusmartato,Yusniati
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. SM. Raja Teladan, Medan

AbstrakPenyulang tegangan menengah adalah Khususnya di Gardu Induk Lamhotma


sarana untuk pendistribusian tenaga listrik dari menggunakan 2 buah transformator yang memasok
gardu induk ke konsumen. Tetapi dalam beberapa penyulang, salah satunya penyulang LM5
kenyataannya penyulang tersebut sering yang di suplai dari Transformator Daya 1 (TD1).
mengalami gangguan, diantaranya adalah Oleh sebab itu diperlukan penyetelan relai yang
gangguan hubung singkat. Oleh karena itu untuk baik agar relai dapat memproteksi peralatan-
melokalisasi gangguan tersebut diperlukan sistem peralatan listrik yang lain dari arus gangguan
proteksi yang memenuhi persyaratan sensitvfitas, hubung singkat maupun beban lebih.
keandalan, selektivitas dan kecepatan, yang
semuanya bergantung pada ketepatan setting Besarnya arus gangguan hubung singkat yang
peralatan proteksinya. Peralatan proteksi yang mungkin terjadi di dalam suatu sistem kelistrikan
biasa digunakan untuk penyulang tegangan perlu diketahui sebelum gangguan yang
menengah adalah relai arus lebih (Over Current sesungguhnya terjadi. Hal ini biasanya dipakai
Relay) dan relai gangguan tanah (Ground Fault dalam perencanaan peralatan instalasi tenaga,
Relay), yaitu relai yang berfungsi mengintruksikan misalnya menentukan spesifikasi pemutus tenaga,
pemutus tenaga untuk membuka, sehingga saluran konduktor yang digunakan, kapasitas thermal dari
udara tegangan menengah/ saluran kabel transformator arus dan lain-lain. Dari segi
tegangan menengah yang terganggu dipisahkan pengusahaan, besarnya arus gangguan hubung
dari jaringan. Pada Skripsi ini akan dibahas singkat ditiap titik di dalam jaringan juga
tentang perbandingan antara setting relai proteksi diperlukan, diantaranya untuk menghitung
hasil perhitungan dengan setting proteksi yang penyetelan relai proteksi.
terpasang pada penyulang LM5 di Gardu Induk
Lamhotma. Untuk keperluan penyetelan relai proteksi, arus
gangguan yang dihitung tidak hanya pada titik
Kata Kunci : Penyulang, Proteksi, Relai Arus gangguan, tapi juga kontribusinya (Arus gangguan
Lebih, Relai Gangguan Tanah yang mengalir ditiap cabang dalam jaringan yang
menuju ke titik gangguan). Untuk itu diperlukan
cara menghitung arus gangguan hubung Singkat
I. PENDAHULUAN yang dapat segera membantu dalam perhitungan
penyetelan relai proteksi.
Jaringan saluran udara tegangan menengah bisa
ditarik sepanjang puluhan sampai ratusan kilo II. TINJAUAN PUSTAKA
meter termasuk percabangannya dan biasanya ada
di luar kota besar. Seperti diketahui, apalagi di A. Gangguan Hubung Singkat
Indonesia, jaringan dengan konduktor telanjang Gangguan hubung singkat yang mungkin
yang digelar di udara bebas banyak mengandung terjadi dalam jaringan (Sistem kelistrikan) antara
resiko terjadi gangguan hubung singkat fasa-fasa lain :
atau satu fasa-tanah. disepanjang jaringan saluran a. Gangguan hubung singkat tiga fasa
udata tegangan menengah terdapat percabangan b. Gangguan hubung singkat dua fasa
yang dibentuk di dalam gardu distribusi atau gardu c. Gangguan hubung singkat satu fasa ke
tiang. tanah

Jaringan saluran kabel tegangan menengah Semua gangguan hubung singkat di atas, arus
relatif lebih pendek dan berada di dalam kota besar gangguannya dihitung dengan menggunakan
dengan jumlah gangguan yang relatif sedikit. Bila rumus dasar yaitu :
𝑉
terjadi gangguan itu biasanya pada sambungan dan 𝐼=
akan menjadi gangguan permanen. Pada jaringan 𝑍
Dimana :
saluran kabel tegangan menengah juga terdapat
I = Arus (Ampere)
gardu distribusi untuk percabangan ke beban
V = Tegangan (Volt)
konsumen atau percabangan saluran kabel
Z = Impedansi jaringan (Ohm)
tegangan menengah.

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 27


ISSN : 2502 – 3624 Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus...

Yang membedakan antara gangguan hubung impedansi penyulang.


singkat tiga fasa, dua fasa dan satu fasa ke tanah
adalah impedansi yang terbentuk sesuai dengan
macam gangguan itu sendiri, dan tegangan yang
memasok arus ke titik gangguan

B. Perhitungan Arus Gangguan Hubung


Singkat
Perhitungan arus gangguan hubung singkat
adalah analisa suatu sistem tenaga listrik pada saat Gambar 1. Sketsa penyulang tegangan menengah
dalam keadaan gangguan hubung singkat, dimana
nantinya akan diperoleh besar nilai besaran- Dimana :
besaran listrik yang dihasilkan sebagai akibat 𝑋𝑠 = Impedansi sumber (Ohm)
gangguan hubung singkat tersebut. Gangguan 𝑋𝑡 = Impedansi transformator (Ohm)
hubung singkat dapat didefenisikan sebagai
gangguan yang terjadi akibat adanya penurunan D. Impedansi Sumber
kekuatan dasar isolasi (basic insulation strength) Untuk menghitung impedansi sumber di sisi
antara sesama kawat fasa, atau antara kawat fasa bus 20 kV, maka harus dihitung dulu impedansi
dengan tanah, yang menyebabkan kenaikan arus sumber bus 150 kV. Impedansi sumber di bus 150
secara berlebihan atau bisa juga disebut gangguan kV diperoleh dengan rumus :
arus lebih.
𝑘𝑉 2
Perhitungan arus gangguan hubung singkat 𝑋𝑠 =
sangat penting untuk mempelajari sistem tenaga 𝑀𝑉𝐴
listrik pada waktu perencanaan maupun setelah Dimana :
beroperasi nantinya. Perhitungan arus hubung 𝑋𝑠 = Impedansi sumber (Ohm)
singkat dibutuhkan untuk : 𝑘𝑉 2 = Tegangan sisi primer transformator (kV)
 Setting dan koordinasi peralatan proteksi. MVA = Daya hubung singkat di bus 150 kV
 Menentukan kapasitas alat pemutus daya.
 Menentukan rating hubung singkat peralatan- Arus gangguan hubung singkat di sisi 20 kV
peralatan yang digunakan. diperoleh dengan cara mengkonversikan dulu
 Menganalisa sistem jika ada hal-hal yang tidak impedansi sumber di bus 150 kV ke sisi 20 kV.
baik yang terjadi pada waktu sistem sedang Untuk mengkonversikan impedansi yang terletak
beroperasi. di sisi 150 kV ke sisi 20 kV, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Untuk menghitung arus gangguan hubung
singkat pada sistem seperti di atas dilakukan
dengan beberapa tahap perhitungan, yaitu sebagai
berikut :

C. Menghitung Impedansi
Dalam menghitung impedansi dikenal tiga
macam impedansi urutan yaitu :
 Impedansi urutan postif (𝑍1 ), yaitu impedansi
yang hanya disarankan oleh arus urutan
positif. Gambar 2. Konversi 𝑋𝑠 dari 150 kV ke 20 kV
 Impedansi urutan negatif (𝑍2 ), yaitu
impedansi yang hanya disarankan oleh arus
urutan negatif. 202
𝑋𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑖 20 𝑘𝑉 = 𝑥 𝑋𝑠 (𝑠𝑖𝑠𝑖 150 𝑘𝑉)
 Impedansi urutan nol (𝑍0 ), yaitu impedansi 1502
yang hanya disarankan oleh arus urutan nol.

Sebelum melakukan perhitungan arus E. Impedansi Transformator


gangguan hubungan singkat, maka kita harus Perhitungan impedansi suatu transformator
memulai perhitungan pada rel daya tegangan yang diambil adalah harga reaktansinya, sedangkan
primer di gardu induk untuk berbagai jenis tahanannya diabaikan karena harganya kecil.
gangguan, kemudian menghitung pada titik-titik Untuk mencari nilai reaktansi transformator dalam
lainnya yang letaknya semakin jauh dari gardu ohm dihitung dengan cara sebagai berikut.
induk tersebut. Untuk itu diperlukan pengetahuan
mengenai dasar impedansi urutan rel daya Langkah pertama mencari nilai ohm pada
tegangan tinggi atau bisa juga disebut sebagai 100% untuk transformator pada 20 kV, yaitu
impedansi sumber, impedansi transformator, dan dengan menggunakan rumus :

28 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016


Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus... ISSN : 2502 – 3624

𝑘𝑉 2 G. Setting Relai Arus Lebih


𝑋𝑡 (𝑝𝑎𝑑𝑎 100 %) = Arus setting arus lebih (Over Current Relay)
𝑀𝑉𝐴
Dimana : Penyetelan relai arus lebih pada sisi primer dan sisi
𝑋𝑡 = Impedansi sumber (Ohm) sekunder transformator tenaga terlebih dahulu
𝑘𝑉 2 = Tegangan sisi primer tranformator (kV) harus dihitung arus nominal transformator tenaga.
MVA = Daya hubung singkat di bus 150 kV Arus setting untuk relai arus lebih baik pada sisi
primer maupun pada sisi sekunder transformator
Lalu tahap selanjutnya yaitu mencari nilai tenaga adalah :
reaktansi tenaganya :
 Untuk menghitung reaktansi urutan positif dan 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) = 1.05 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎 𝑡𝑜𝑟
negatif (𝑋𝑡1 = 𝑋𝑡2 ) dihitung dengan
menggunakan rumus : Nilai tersebut adalah nilai primer, untuk
 Sebelum menghitung reaktansi urutan nol (𝑋𝑡0 ) mendapatkan nilai setelan sekunder yang dapat
terlebih dahulu harus diketahui data disetkan pada relai arus lebih, maka harus dihitung
transformator tenaga itu sendiri yaitu data dari dengan menggunakan ratio transformator arus
kapasitas belitan delta yang ada dalam (CT) yang terpasang pada sisi primer maupun sisi
transformator : sekunder transformator tenaga.
 Untuk transformator tenaga dengan 1
𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 ) = 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) 𝑥
hubungan belitan ∆Y dimana kapasitas 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑇
belitan delta sama besar dengan kapasitas
belitan Y, maka 𝑋𝑡0 = 𝑋𝑡1 . H. Setting waktu
 Unruk transformator tenaga dengan Hasil perhitungan arus gangguan hubung
hubungan belitan Yyd dimana kapasitas singkat, selanjutnya digunakan untuk menentukan
belitan delta (d) biasanya adalah sepertiga nilai setelan waktu (TMS). Rumus untuk
dari kapasitas belitan Y (belitan yang menentukan nilai setelan waktu bermacam-macam
dipakai untuk menyalurkan daya, sesuai dengan desain pabrik pembuat relai. Dalam
sedangkan belitan delta tetap ada di dalam hal ini diambil rumus TMS dengan relai merk MC
tetapi tidak dikeluarkan kecuali satu 30.
terminal delta untuk ditanahkan), maka nilai
Tabel 1. Karakteristik Operasi Waktu Relai Inverse
𝑋𝑡0 = 3 𝑥 𝑋𝑡1 .
 Untuk transformator tenaga dengan Tipe Relai
Setelan Waktu
(TMS)
hubungan belitan YY dan tidak mempunyai
belitan delta di dalamnya, maka untuk 0,14 𝑥 𝑡
menghitung besarnya 𝑋𝑡0 berkisar antara 9 Standar Inverse 𝑇𝑀𝑆 =
𝐼𝑓 0,02
s/d 14. −1
Very Inverse 𝐼𝑠
13,5 𝑥 𝑡
𝑇𝑀𝑆 =
F. Pengertian Relai Arus Lebih Extremely 𝐼𝑓
−1
Relai arus lebih atau yang lebih dikenal dengan 𝐼𝑠
Inverse 80 𝑥 𝑡
OCR (Over Current Relay) merupakan peralatan 𝑇𝑀𝑆 =
𝐼𝑓 2
yang mensinyalir adanya arus lebih, baik yang Long Time Eart −1
𝐼𝑠
disebabkan oleh adanya gangguan hubung singkat 120 𝑥 𝑡
Fault 𝑇𝑀𝑆 =
atau overload yang dapat merusak peralatan sistem 𝐼𝑓
−1
tenaga yang berada dalam wilayah proteksinya. 𝐼𝑠
Prinsip kerja relai arus lebih adalah
berdasarkan adanya arus lebih yang dirasakan
relai, baik disebabkan adanya gangguan hubung
singkat atau overload (beban lebih) untuk
kemudian memberikan perintah trip ke pemutus
tenaga sesuai dengan karakteristik waktunya.

Gambar 3. Rangkaian Pengawatan Relai Arus Lebih Gambar 4. Karakteristik Relai Arus Lebih

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 29


ISSN : 2502 – 3624 Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus...

Untuk menentukan nilai TMS yang akan hubung singkat 1 fasa ke tanah.
disetkan pada relai arus lebih sisi incoming
transformator tenaga yaitu arus hubung singkat III. METODOLOGI PENELITIAN
((𝐼𝑓 ) 2 phas di bus 20 kV, sedangkan untuk sisi
150 kV transformator tenaga diambil arus hubung Tempat untuk pengambilan data adalah di PT.
singkat (𝐼𝑓 ) 2 fasa di sisi 150 kV. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan
Beban (P3B) Sumatera Unit Pelayanan Transmisi
I. Relai Gangguan Tanah (UPT) Medan TRAGI Paya Pasir Gardu Induk
Relai gangguan tanah yang lebih dikenal Lamhotma.
dengan GFR (Ground Fault Relay) pada dasarnya
mempunyai prinsip kerja sama dengan relai arus Data-Data Gardu Induk Lamhotma
lebih (Over Current Relay) namun memiliki Data Transformator Daya 1 (TD 1)
perbedaan dalam kegunaannya. Bila relai arus  Merk = UNINDO
lebih mendeteksi adanya hubung singkat antara  Daya = 60 MVA
phasa, maka relai gangguan hubung tanah  Tegangan = 150/20 kV
mendeteksi adanya hubung singkat ke tanah.  Impedansi (Z%) = 12,50 %
Dibawah ini merupakan gambar rangkaian  Tegangan Primer = 150 kV
pengawatan relai gangguan tanah.  Tegangan Sekunder = 20 kV
 Ratio CT Transformator= 2000 / 5
 Arus Nominal Transformator= 1732,1
 Hubungan Belitan Transformator =YNyn0 (d5)
 Ground Resistor = 40 ohm

Data Relai Arus Lebih (Over Current Relay) Sisi


Incoming 20 kV
 Merk = SCHNEIDER
Gambar 5. Pengawatan Relai Gangguan Tanah  Tipe = P141316A6M0448J
 No. Seri = 36118929
J. Setting Relai Gangguan Tanah  Karakteristik = Normal Inverse
Penyetelan relai arus lebih pada sisi primer dan  I. Nominal = 5 A
sisi sekunder transformator tenaga terlebih dahulu  Tms = 0,1
harus dihitung arus nominal transformator tenaga.  Rasio CT = 300/5 A
Arus setting untuk relai arus lebih baik pada sisi
primer maupun pada sisi sekunder transformator Data Relai Hubung Tanah (Ground Fault Relay)
tenaga adalah : Sisi Incoming 20 kV
 Merk = SCHNEIDER
𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) = 0,2 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜  Tipe = P141316A6M0448J
 No. Seri = 36118929
Nilai tersebut adalah nilai primer, untuk
 Karakteristik = Normal Inverse
mendapatkan nilai setelan sekunder yang dapat
 I. Nominal = 5A
disetkan pada relai arus lebih, maka harus dihitung
dengan menggunakan ratio transformator arus  Tms = 0,1
(CT) yang terpasang pada sisi primer maupun sisi  Rasio CT = 300/5 A
sekunder transformator tenaga.
1
𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 ) = 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑥
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑇
Data Relai Arus Lebih (Over Current Relay) Sisi
K. Setelan waktu (TMS) Penyulang 20 kV
Hasil perhitungan arus gangguan singkat,  Merk = SCHNEIDER
selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai  Tipe = P142316A6M0448J
setelan waktu kerja relai (TMS). Sama halnya  No. Seri = 36112291
dengan relai arus lebih, relai gangguan hubung
 Karakteristik = Normal Inverse
tanah menggunakan rumus penyetingan TMS yang
 I. Nominal = 5 A
sama dengan relai arus lebih. Tetapi waktu kerja
relai yang diinginkannya berbeda. Relai gangguan  Tms = 0,1
hubung tanah cendrung lebih sensitif dari pada  Rasio CT = 400/5 A
relai arus lebih.
Data Relai Hubung Tanah (Ground Fault Relay)
Untuk menentukan nilai setelan waktu kerja Sisi Penyulang 20 kV
relai (TMS) yang akan disetkan pada relai  Merk = SCHNEIDER
gangguan hubung tanah sisi incoming 20 kV dan  Tipe = P142316A6M0448J
sisi 150 kV transformator tenaga diambil arus  No. Seri = 36112291

30 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016


Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus... ISSN : 2502 – 3624

 Karakteristik = Normal Inverse Nilai reaktansi transformator tenaga :


 I. Nominal = 5A  Reaktansi urutan positif dan negatif (𝑋𝑡1 =
 Tms = 0,1 𝑋𝑡2 )
 Rasio CT = 400/5 A
𝑋𝑡 = 12,50 % . 6,667 = 0,833 𝑂𝑕𝑚

IV. PERHITUNGAN DAN ANALISA  Reaktansi urutan nol (𝑋𝑡0 )


Karena transformator daya yang mensuplai
A.Menghitung Arus Gangguan Hubung Singkat penyulang LM5 mempunyai hubungan
Gangguan hubung singkat yang terjadi di Ynyn0 yang tidak mempunyai belitan delta di
dalam jaringan (sistem kelistrikan) ada 3, antara dalamnya, maka besarnya 𝑋𝑡0 berkisar antara
lain : 9 s.d. 14. 𝑋𝑡1 , dalam perhitungan ini diambil
 Gangguan hubung singkat 3 fasa. nilai 𝑋𝑡0 = 10 𝑥 𝑋𝑡1 ,
 Gangguan hubung singkat 2 fasa.
 Gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah. jadi 𝑋𝑡0 = 10 . 0,833 = 8,33 𝑂𝑕𝑚.

Perhitungan Gangguan Hubung Singkat ini D. Menghitung Impedansi Penyulang


dihitung besarnya berdasarkan panjang penyulang, Dari data yang diperoleh bahwa jenis
yaitu diasumsikan terjadi di 25%, 50%, 75% dan penghantar yang digunakan pada penyulang LM5
100% panjang penyulang (lihat Gambar 6). hanya menggunakan satu buah tipe kabel yaitu
XLPE 240 𝑚𝑚2 .

Panjang penyulang = 5,507 km, dengan panjang


penghantar XLPE 240 𝑚𝑚2 .

𝑍1 = 𝑍2 𝑋𝐿𝑃𝐸 240 = 0,125 + 𝑗0,097 Ω/ 𝑘𝑚 𝑥 5,507


= 0,688 + 𝑗0,534 𝑂𝑕𝑚

𝑍0 𝑋𝐿𝑃𝐸 240 = 0,275 + 𝑗0,029 Ω/ 𝑘𝑚 𝑥 5,507


= 1,514 + 𝑗0,159 𝑂𝑕𝑚
Gambar 6. Penyulang LM5
Dengan demikian nilai impedansi penyulang untuk
B. Menghitung Impedansi Sumber lokasi gangguan dengan jarak 25%, 50%, 75%,
Data Hubung Singkat di bus sisi primer (150 dan 100% panjang penyulang, sebagai berikut :
kV) di Gardu Induk Lamhotma adalah sebesar  Urutan positif dan negatif
2,962 MVA. Maka impedansi sumber (Xs) adalah :
Tabel 2. Impedansi Penyulang Urutan Positif & Negatif
𝑘𝑉 (𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑇𝐷1)2
𝑋𝑆(𝑠𝑖𝑠𝑖 150𝑘𝑉) = Panjang (%) Impedansi penyulang
𝑀𝑉𝐴 𝑕𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑏𝑢𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
(Z1 & Z2)
1502
= = 7,59 𝑂𝑕𝑚 25 (0,172 + j0,133) Ohm
2,962
30 (0,344 + j0,267) Ohm
75 (0,516 + j0,400) Ohm
Untuk mengetahui Impedansi di sisi sekunder,
100 (0,688 + j0,534) Ohm
yaitu di bus sisi 20 kV maka :
𝑋𝑆(𝑠𝑖𝑠𝑖 20𝑘𝑉)
𝑘𝑉 (𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑇𝐷1)2
= 𝑥 𝑋𝑆(𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 )  Urutan nol
𝑘𝑉 (𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑇𝐷1)2
202
𝑋𝑆(𝑠𝑖𝑠𝑖 150𝑘𝑉 ) = 𝑥 2,962 = 0,134 𝑂𝑕𝑚 Tabel 3. Impedansi Penyulang Urutan Nol
1502
Panjang (%) Impedansi penyulang (Z0)
C. Menghitung Reaktansi Transformator 25 (0,378 + j0,039) Ohm
Besarnya reaktansi transformator tenaga satu di 30 (0,757 + j0,079) Ohm
Gardu Induk Lamhotma adalah 12,50 %, agar 75 (1,135 + j0,119) Ohm
dapat mengetahui besarnya nilai reaktansi urutan 100 (1,514 + j0,159) Ohm
positif, negatif dan reaktansi urutan nol dalam
ohm, maka perlu dihitung dulu besar nilai ohm
pada 100 % nya. Besarnya nilai ohm pada 100 % Menghitung Impedansi Ekivalen Jaringan
yaitu : Perhitungan 𝑍1 𝑒𝑞 dan 𝑍2 𝑒𝑞 :
𝑘𝑉 (𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑠)2 𝑍1 𝑒𝑞 = 𝑍2 𝑒𝑞 = 𝑍1𝑆(𝑠𝑖𝑠𝑖 20 𝑘𝑉) + 𝑍1𝑇
𝑋𝑡(𝑝𝑎𝑑𝑎 100%) =
𝑀𝑉𝐴 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑇𝐷1 + 𝑍1 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔
202 = 𝑗0,134 + 𝑗0,833 + 𝑍1 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔
𝑋𝑡(𝑝𝑎𝑑𝑎 100%) = = 6,667 𝑂𝑕𝑚
60
= 𝑗0,967 + 𝑍1 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 31


ISSN : 2502 – 3624 Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus...

Karena lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada Tabel 8. Arus Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa ketanah
25%, 50%, 75%, 100% panjang penyulang, maka Panjang (%) Arus gangguan hubung
𝑍1 𝑒𝑞 (𝑍2 𝑒𝑞 ) yang didapat adalah : singkat 1 fasa ke tanah
(𝐼1 𝑓𝑎𝑠𝑎 )
Tabel 4. Impedansi Ekivalen 𝑍1 𝑒𝑞 (𝑍2 𝑒𝑞 ) 25 285,86 𝐴
Panjang (%) Impedansi penyulang 30 284,10 𝐴
(Z1 & Z2) 75 282,37 𝐴
25 0,172 + j1,100 Ohm 100 280,67 𝐴
30 0,344 + j1,234 Ohm
75 0,516 + j1,367 Ohm
100 0,688 + j1,501 Ohm
Kurva Arus Gangguan Hubung
Singkat
Perhitungan 𝑍0 𝑒𝑞 :
𝑍0 𝑒𝑞 = 𝑍𝑜𝑡 + 3𝑅𝑁 + 𝑍0 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 12000
Arus
10000
= 𝑗8,33 + 3 𝑥 40 + 𝑍0 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 Hubung
8000 Singkat 3
= 𝑗8,33 + 120 + 𝑍0 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 Fasa
6000
4000
Untuk lokasi gangguan di 25%, 50%, 75%, dan Arus
2000
100% panjang penyulang, maka perhitungan 𝑍0 𝑒𝑞 Hubung
0 Singkat 2
menghasilkan : Fasa
25% 50% 75% 100%
Tabel 5. Impedansi Ekivalen 𝑍0 𝑒𝑞
Panjang (%) Impedansi penyulang (𝑍0 𝑒𝑞 )
Gambar 7. Kurva Arus Gangguan Hubung Singkat
25 120,378 + j8,369 Ohm
30 120,757 + j8,409 Ohm F. Analisa Arus Gangguan Hubung Singkat
75 121,135 + j8,449 Ohm Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa besarnya arus
100 121,514 + j8,489 Ohm gangguan hubung singkat dipengaruhi oleh jarak
titik gangguan, semakin jauh jarak titik gangguan
E. Arus Gangguan Hubung Singkat maka semakin kecil arus gangguan hubung
Setelah mendapatkan impedansi ekivalen singkatnya dan sebaliknya. Selain itu dapat dilihat
sesuai dengan lokasi gangguan, selanjutnya bahwa arus gangguan hubung singkat terbesar
perhitungan arus gangguan hubung singkat dapat adalah arus gangguan hubung singkat 3 fasa,
digitung dengan menggunakan rumus dasar seperti apabila ditinjau dari gangguan terhadap fasa.
dijelaskan sebelumnya, hanya saja impedansi
ekivalen mana yang dimasukkan ke dalam rumus G. Penyetelan Relai Arus Lebih dan Relai
dasar tersebut adalah tergantung dari jenis Gangguan Tanah
gangguan hubung singkatnya, dimana gangguan Diketahui pada penyulang LM5 transformator
hubung singkat tersebut bisa gangguan hubung arus yang terpasang mempunyai rasio 300/5
singkat 3 fasa, 2 fasa atau 1 fasa ke tanah. ampere, dan arus beban maksimum pada
penyulang tersebut sebesar relai arus lebih dengan
Tabel 6. Arus Gangguan Hubung Singkat 3 fasa karakteristik Standard Inverse (Normaly Inverse).
Panjang (%) Arus gangguan hubung
singkat 3 fasa (𝐼3 𝑓𝑎𝑠𝑎 ) a. Setelan Relai Arus Lebih disisi Penyulang 20 kV
25 10374,66 A
30 9014,05 𝐴 Setelan Relai Arus Lebih
75 7903,49 𝐴 Untuk setelan relai yang terpasang di
100 6993,94 𝐴 penyulang dihitung berdasarkan arus beban
maksimum.
 Gangguan Hubung Singkat 2 fasa Untuk relai inverse biasa diset sebesar 1,05
sampai dengan 1,1 x𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 , sedangkan untuk relai
Tabel 7. Arus Gangguan Hubung Singkat 2 Fasa definite diset sebesar 1,2 sampai dengan 1,3 x
Panjang (%) Arus gangguan hubung 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 . Persyaratan lain yang harus dipenuhi yaitu
singkat 2 fasa (I2-fasa) untuk penyetelan waktu minimum dari relai arus
25 8980,69 𝐴 lebih (terutama di penyulang tidak lebih kecil dari
30 7806,40 𝐴 0,3 detik). Keputusan ini diambil agar relai tidak
75 6844,63 𝐴 sampai trip lagi akibat adanya arus inrush dari
100 6056,94 𝐴 transformator-transformator distribusi yang sudah
tersambung di jaringan distribusi, pada saat
 Gangguan Hubung Singkat 1 fasa ke Tanah pemutus tenaga penyulang tersebut dimasukkan.
Setelan Arus
𝐼𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 286,40 Ampere, Rasio CT = 400/5 A
32 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016
Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus... ISSN : 2502 – 3624

𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) = 1,05 x 𝐼𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐼𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 1,05 . 𝐼𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛


= 300,7 Ampere = 1,05 . 1732 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Nilai arus tersebut merupakan nilai setelan = 1818,6 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
pada sisi primer, sedangkan nilai yang akan Nilai setelan pada sisi sekunder :
disetkan pada relai adalah nilai sekundernya. Oleh 1
𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 ) = 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) .
karena itu dihitung menggunakan nilai rasio 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜𝐶𝑇
transformator arus yang terpasang pada penyulang. 5
𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 ) = 1818,6 . 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Besarnya arus pada sisi sekundernya adalah : 2000
1 =4,547 = 5 Ampere
𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) = 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) x Ampere
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝐶𝑇
5
= 300,7 x Ampere Setelan TMS (Time Multiplier Setting)
400
= 3,76 Ampere dibulatkan 4 A Arus gangguan yang dipilih untuk menentukan
besarnya setting TMS relai arus lebih sisi incoming
Setelan TMS (Time Multiplier Setting) 20 kV transformator tenaga yaitu arus gangguan
Arus gangguan yang dipilih untuk menentukan hubung singkat 3 fasa di 25% panjang penyulang.
besarnya setting TMS relai arus lebih sisi Waktu kerja incoming didapat dengan waktu kerja
penyulang 20 kV transformator tenaga yaitu arus relai disisi hilir + 0,4 detik.
gangguan hubung singkat 3 fasa di 25 % panjang 𝑡𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑖𝑛𝑔 = 0,3 + 0,4 = 0,7 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
penyulang. Waktu kerja paling hilir yang Jadi didapat :
ditetapkan t = 0,3 detik. Keputusan ini diambil 0,14 . 𝑡𝑚𝑠
agar relai tidak sampai trip lagi akibat adanya arus 𝑡=
𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 0,02
inrush dari transformator-transformator distribusi −1
𝐼𝑠𝑒𝑡
yang sudah tersambung di jaringan distribusi, pada 0,14 . 𝑡𝑚𝑠
saat pemutus tenaga penyulang tersebut 0,7 =
10374,66 0,02
dimasukkan. −1
1818,6
0,02
10374,66
Jadi didapat : −1
0,14 . 𝑡𝑚𝑠 1818,6
𝑡𝑚𝑠 = 𝑥 0,7
𝑡= 0,14
𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 0,02 0,0248
−1 𝑡𝑚𝑠 =
𝐼𝑠𝑒𝑡
0,14 . 𝑡𝑚𝑠 0,14
0,3 = Tms = 0,177
10374,66 0,02
−1
300,7
0,02
10374,66 c. Setelan Relai Gangguan Tanah di sisi Penyulang
−1
300,7 20 kV
𝑡𝑚𝑠 = 𝑥 0,3
0,14
0,02202 Setelan Arus
𝑡𝑚𝑠 = = 0,157
0,14 Untuk setelan arus di penyulang menggunakan
pedoman yaitu setelan arus gangguan tanah di
b. Setelan Relai Arus Lebih di sisi Incoming 20 kV penyulang diset 10% x arus gangguan tanah
terkecil di penyulang tersebut. Hal ini di lakukan
Penentuan setelan relai arus lebih pada sisi untuk menampung tahanan busur.
incoming 20 kV transformator tenaga sama halnya 𝐼𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
dengan penyulang, yaitu harus diketahui terlebih = 10% 𝑥 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝑑𝑖 100% 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔
dahulu nilai arus nominal transformator tenaga = 0,1 𝑥 813
tersebut. = 81,3 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
1
Setelan Relai Arus Lebih 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 ) = 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) .
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜𝐶𝑇
Dari data yang diperoleh 5
Kapasitas = 60 MVA = 81,3 𝑥
400
Tegangan = 150/20 kV = 1,02 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Impedansi (Z%) = 12,50 %
Rasio CT = 2000/5 A Setelan TMS (Time Multiplier Setting)
(pada sisi incoming 20 kV) Arus gangguan yang dipilih untuk menentukan
Setelan Arus besarnya setting TMS relai gangguan tanah sisi
Arus nominal transformator pada sisi 20 kV : penyulang 20 kV transformator tenaga yaitu arus
𝑘𝑉𝐴 gangguan hubung singkat satu fasa di 25% panjang
𝐼𝑛 (𝑠𝑖𝑠𝑖 20 𝑘𝑉) =
𝑘𝑉 3 penyulang. Waktu kerja paling hilir yang
60000 ditetapkan t = 0,3 detik.
=
20 3 Jadi didapat :
= 1732 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 33
ISSN : 2502 – 3624 Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus...

0,14 . 𝑡𝑚𝑠 Waktu Kerja Relai Pada Gangguan 3 Fasa


𝑡= 0,02 Karena nilai arus gangguan hubung singkat
𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡
−1 yang didapat dari hasil perhitungan arus gangguan
𝐼𝑠𝑒𝑡
0,14 . 𝑡𝑚𝑠 hubung singkat adalah dalam nilai arus primer,
0,3 = maka dalam pemeriksaan selektifitas nilai arus
285,86 0,02
−1 primernya juga diambil, untuk lokasi gangguan
81,3
0,02 25% adalah :
285,86
−1 Waktu kerja relai di :
81,3
𝑡𝑚𝑠 = 𝑥 0,3 Penyulang 20 kV
0,14 0,14 .0,157
0,00764 𝑡=
𝑡𝑚𝑠 = 10374,66 0,02
0,14 −1
𝑡𝑚𝑠 = 0,055 300,7
𝑡 = 0,299 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
d. Setelan Relai Gangguan Tanah di sisi Incoming Incoming 20 kV transformator tenaga
0,14 .0,177
20 kV 𝑡=
10374,66 0,02
−1
Setelan Arus 1818,6
Setelan arus relai gangguan tanah di incoming 20 𝑡 = 0,699 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
kV harus lebih sensitif, hal ini berfungsi sebagai
cadangan bagi relai di penyulang 20 kV dibuat 8% Untuk lokasi gangguan 50% panjang penyulang,
x arus gangguan tanah terkecil. waktu kerja relai arus lebih di penyulang dan di
𝐼𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 incoming 20 kV :
Waktu kerja relai di :
= 8% 𝑥 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝑑𝑖 100% 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔
Penyulang 20 kV
= 0,08 𝑥 813
𝑡 = 0,312 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 65,04 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
1 Incoming 20 kV transformator tenaga
𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 ) = 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 ) .
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜𝐶𝑇 𝑡 = 0,762 𝑑𝑒𝑡𝑖k
5
= 65,04 𝑥
2000 Untuk lokasi gangguan 75% panjang penyulang,
= 0,16 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
waktu kerja relai arus lebih di penyulang dan di
Setelan TMS (Time Multiplier Settimg) incoming 20 kV :
Arus gangguan yang dipilih untuk menentukan Waktu kerja relai di :
besarnya setting TMS relai gangguan hubung Penyulang 20 kV
tanah sisi incoming 20 kV transformator tenaga
yaitu arus gangguan hubung singkat satu fasa di 𝑡 = 0,325 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
25% panjang penyulang. Waktu kerja incoming Incoming 20 kV transformator tenaga
didapat dengan waktu kerja relai disisi hilir +0,4
detik. 𝑡 = 0,831 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑖𝑛𝑔 = 0,3 + 0,4 = 0,7 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Untuk lokasi gangguan 100% panjang penyulang,
Jadi didapat :
0,14 . 𝑡𝑚𝑠 waktu kerja relai arus lebih di penyulang dan di
𝑡= incoming 20 kV :
𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 0,02 Waktu kerja relai di :
−1
𝐼𝑠𝑒𝑡 Penyulang 20 kV
0,14 . 𝑡𝑚𝑠
0,7 =
285,86 0,02 𝑡 = 0,338 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
−1
65,04 Incoming 20 kV transformator tenaga
0,02
285,86
−1
65,04 𝑡 = 0,907 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡𝑚𝑠 = 𝑥 0,7
0,14
0,02104 Waktu Kerja Relai Pada Gangguan 2 Fasa
𝑡𝑚𝑠 =
0,14 Waktu kerja relai arus lebih pada penyulang
𝑡𝑚𝑠 = 0,150 dan incoming 20 kV transformator untuk gangguan
2 fasa yang terjadi di lokasi 25%, 50%, 75% dan
H. Pemeriksaan Waktu Kerja Relai 100% panjang penyulang juga dapat dihitung
Pemeriksaan waktu kerja relai ialah untuk dengan menggunakan rumus yang sama.
mengetahui waktu kerja relai terhadap besarnya Lokasi gangguan pada 25% panjang penyulang.
arus gangguan di tiap titik gangguan yang Waktu kerja relai di :
diasumsikan terjadi pada 25%, 50%, 75%, 100%
panjang penyulang. Penyulang 20 kV

34 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016


Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus... ISSN : 2502 – 3624

0,14 . 0,157 𝑡 = 0,702 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


𝑡= 0,02
8980,69
−1
300,7
𝑡 = 0,313 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Untuk lokasi gangguan 75% panjang penyulang.
Incoming 20 kV trafo tenaga Waktu kerja relai di :
0,14 . 0,177 Penyulang 20 kV
𝑡=
8980,69 0,02
−1 𝑡 = 0,305 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
1818,6
𝑡 = 0,763 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Incoming 20 kV transformator tenaga

Untuk lokasi gangguan 50% panjang penyulang. 𝑡 = 0,705 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


Waktu kerja relai di :
Penyulang 20 kV Untuk lokasi gangguan 100% panjang penyulang.
Waktu kerja relai di :
𝑡 = 0,327 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Penyulang 20 kV
Incoming 20 kV transformator tenaga
𝑡 = 0,307 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 = 0,838 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Incoming 20 kV trafo tenaga

Untuk lokasi gangguan 75% panjang penyulang. 𝑡 = 0,708 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


Waktu kerja relai di :
Penyulang 20 kV Untuk memudahkan dalam melihat secara
keseluruhan untuk kerja relai arus lebih dan relai
𝑡 = 0,341 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 gangguan tanah di penyulang dan incoming 20 kV
Incoming 20 kV transformator tenaga transformator tenaga serta dengan berbagai lokasi
gangguan 3 fasa, 2 fasa dan 1 fasa ke tanah, hasil
𝑡 = 0,923 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 pemeriksaan waktu kerja relai dibuat tabel seperti
Untuk lokasi gangguan 100% panjang penyulang. berikut ini.
Waktu kerja relai di :
Penyulang 20 kV Tabel 9. Pemeriksaan Waktu Kerja Relai Untuk
Gangguan 3 Fasa
𝑡 = 0,355 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Waktu Waktu Selisih
Lokasi
Incoming 20 kV transformator tenaga Kerja Kerja Waktu
Gangguan
Relai Relai (Grading
(%
𝑡 = 1,017 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Incoming Penyulang Time)
Panjang)
(detik) (detik) (detik)
Waktu Kerja Relai Pada Gangguan 1 Fasa Ke
25% 0,699 0,299 0,4
Tanah
Setelan relai gangguan tanah di : 50% 0,762 0,312 0,45
Untuk lokasi gangguan 25% panjang penyulang. 75% 0,831 0,325 0,506
Waktu kerja relai di :Penyulang 20 kV 100% 0,907 0,338 0,569
0,14 . 0,055
𝑡=
285,86 0,02
−1
81,3
𝑡 = 0,302 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Pemeriksaan Waktu Kerja Relai
Incoming 20 kV transformator tenaga Untuk Gangguan 3 Fasa
0,14 .0,150 1
𝑡=
285,86 0,02
−1 Waktu Kerja
65,04 Relai
𝑡 = 0,699 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 0.5 Incoming
Waktu Kerja
Untuk lokasi gangguan 50% panjang penyulang. 0 Relai
Waktu kerja relai di : Penyulang
25% 50% 75% 100%
Penyulang 20 kV

𝑡 = 0,304 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Gambar 8. Kurva Pemeriksaan Waktu Kerja Relay


Untuk Gangguan 3 Fasa
Incoming 20 kV transformator tenaga

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 35


ISSN : 2502 – 3624 Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus...

Tabel 10. Pemeriksaan Waktu Kerja Relai Analisa Waktu Kerja Relai
Untuk Gangguan 2 Fasa Berdasarkan Tabel 11 dapat dianalisa bahwa
Waktu Waktu Selisih hasil perhitungan dengan data yang ada dilapangan
Lokasi
Kerja Kerja Waktu masih dalam kondisi yang sesuai (perbedaannya
Gangguan tidak terlalu jauh), sehingga dapat disimpulkan
Relay Relay (Grading
(% bahwa secara keseluruhan setting relai arus lebih-
Incoming Penyulang Time)
Panjang) relai gangguan tanah yang ada dilapangan sudah
(detik) (detik) (detik)
baik. Karena hasil dari perhitungan tersebut untuk
25% 0,763 0,313 0,45 disetkan ke relai arus lebih-relai gangguan tanah
50% 0,838 0,327 0,511 maka harus di sesuaikan dengan tap-tap yang ada
pada relai yang bersangkutan. Sehingga hasilnya
75% 0,923 0,341 0,582 tidak akan persis sama dengan hasil perhitungan.
100% 1,017 0,355 0,662
IV. KESIMPULAN

a. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa


Pemeriksaan Waktu Kerja Relai Untuk besarnya arus gangguan hubung singkat di
Gangguan 2 Fasa pengaruhi oleh jarak titik gangguan, semakin
jauh jarak titik gangguan maka semakin kecil
1.5 arus gangguan hubung singkatnya, begitu pula
1 Waktu Kerja sebaliknya.
Relai
0.5 Incoming
b. Waktu kerja relai di penyulang lebih cepat di
0 Waktu Kerja bandingkan dengan waktu kerja di incoming
Relai
Penyulang
dengan selisih waktu (grading time) rata-rata
sebesar 0,4. Hal ini disebabkan jarak lokasi
gangguan mempengaruhi besar kecilnya selisih
waktu (grading time). Semakin jauh jarak
Gambar 9. Kurva Pemeriksaan Waktu Kerja Relai Untuk lokasi gangguan, maka semakin besar selisih
waktu keja relai di incoming.
Gangguan 2 Fasa
Tabel 11. Pemeriksaan Waktu Kerja Relai c. Dengan arus nominal (In) pada transformator
Untuk Gangguan 1 Fasa Ke Tanah daya 1 sebesar 1732,1 A dan arus gangguan
Waktu Waktu Selisih terbesar dari hasil perhitungan sebesar
Lokasi
Kerja Kerja Waktu 10374,66 A, maka relai harus di setting lebih
Gangguan
Relai Relai (Grading cepat waktu tripnya untuk mencegah terjadinya
(%
Incoming Penyulang Time) arus lebih yang mengalir ke transformator daya
Panjang)
(detik) (detik) (detik) agar tidak mengalami kerusakan.
25% 0,699 0,302 0,397
50% 0,702 0,304 0,398
75% 0,705 0,305 0,4 DAFTAR PUSTAKA
100% 0,708 0,307 0,401
[1] Aslimeri, dkk, Dkk., 2008, Teknik Transmisi
Tenaga Listrik Jilid 3, Penerbit Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah,
Pemeriksaan Waktu Kerja Relai Untuk Departmen Pendidikan Nasional.
Gangguan 1 Fasa Ke Tanah [2] Hendra Marta Yudha, Ir, MSEE. 2008. Modul
Perkuliahan : Rele Proteksi Prinsip dan
0.8 Aplikasi. Fakultas Teknik UNSRI.
0.6 Waktu Kerja [3] Sunil, S. Rao, 1982, Switchgear And
0.4 Relai Protection, Penerbit Khanna Publishers-
0.2 Incoming Delhi.
0 Waktu Kerja [4] Soptiyadi, Edi, 1999, Sistem Pengaman
Relai Tenaga Listrik, Penerbit Adicita Karya Nusa
Penyulang
[7] William D. Stevenson, JR., 1984, Analisis
Sistem Tenaga Listrik, Edisi Ke Empat,
Erlangga, Jakarta
Gambar 10. Kurva Pemeriksaan Waktu Kerja Relai
[8] Wahyudi Sarimun,N, Pribadi Kadarisman,
Untuk Gangguan 1 Fasa Ke Tanah Koordinasi OCR dan GFR Pada Jaringan
Distribusi, Penerbit PT PLN (Persero) Jasa
Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta

36 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016


Yusmartato,Yusniati, Analisa Relai Arus... ISSN : 2502 – 3624

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 37

Vous aimerez peut-être aussi