Vous êtes sur la page 1sur 19

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum
Teknik Eksplorasi “Eksplorasi Langsung” dengan tepat waktu. Adapun tujuan
dari kegiatan ini adalah sebagai syarat untuk dari memasuki praktikum
selanjutnya serta sebagai bahan evaluasi dalam hal format maupun yang
lainnya.
Laporan ini berisikan tentang metode ekplorasi secara langsung
khususnya dengan sumur uji dan parit uji. Dalam pembuatan laporan ini saya
menyadari banyaknya kekurangan yang perlu saya perbaiki. Maka dari itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran serta masukan guna untuk
menyempurnakan laporan ini hingga menjadi layak dan diterima dikemudian hari.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung, 17 April 2018


Penyusun,

Wisnu Ramadhan

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan...................................................... 1
1.2.1 Maksud............................................................. 2
1.2.2 Tujuan............................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI............................................................ 3


2.1 Eksplorasi Langsung.................................................... 3
2.2 Sumur Uji (Test Pit)....................................................... 3
2.3 Parit Ujit (Tr enching).................................................... 4
2.4 Pemercontoan Pada Sumur Uji & Parit Uji.................... 5
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN........................................ 7
3.1 Tugas............................................................................ 7
3.2 Pembahasan................................................................ 7
BAB IV ANALISA......................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan adalah suatu kegiatan yang dimulai dari studi literatut,
survey tinjau, prospeksi umum, eksplorasi, studi kelayakan, penamabanagan,
pengolahan, hingga pemasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan
bahan galian yang akan digunakan oleh manusia untuk menunjang
keberlangsungan hidup. Kegiatan pencaharian endapan mineral berharga atau
bahan galain fosil yang terletak di permukaan atau dibawah permukaan tanah
disebut dengan eksplorasi.
Pada suatu kegiatan usaha pertambangan yang bertujuan untuk
mengambil atau memberai bahan galian memiliki tahapan – tahapan tertentu
agar dapat mengambil bahan galian tersebut dan tidak terjadinya kesalahan
dalam pengambilan bahan galian. Seperti tahapan awal dilakukannya prospeksi
untuk mengetahui keberadaan bahan galian secara umum.
Kemudian tahapan eksplorasi yang merupakan tahapan kegiatan
pencarian bahan galian secara rinci untuk mengetahui secara keseluruhan
informasi tentang bahan galian dengan menggunakan berbagai cara. Yang
nantinya informasi tersebut akan berguna untuk proses penambangan. Sehingga
tahapan eksplorasi dilakukan agar bahan galian yang dicari akan lebih jelas dan
terjadinya kesalahan pada proses penambangan dapat dihindari sekecil
mungkin. Maka dari itu perlu dilakukannya validasi data dengan menigkatkan
keyakinan dengan dilakukannya eksplorasi langsung dengan cara sumur uji
maupun parit uji, apabila target eksplorasi yang membutuhkan data pengeboran
maka kemungkinan kegiatan pemboran dapat dilakukan.

1
2

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk memahami metode ekplorasi
langsung khususnya pada pengamatan sumur uji dan parit uji.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari ekplorasi langsung merupakan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengamatan atau penyelidikan yang dapat dilakukan
pada eksplorasi langsung.
2. Untuk mengetahui metode sampling yang tepat pada eksplorasi
langsung.
3. Untuk mengetahui tujuan dari pengamatan eksplorasi langsung
khususnya pada sumur uji dan parit uji yang dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Eksplorasi Langsung


Ekplorasi langsung pada umumnya dilakukan dengan cara berhubungan
langsung atau kontak secara langsung dengan objek yang dieksplorasi atau
endapan bahan galian yang akan dituju. Kegiatan eksplorasi langsung pada
umumnya dapat dilakukan dengan beberapa cara berdasarkan kebutuhan data
yang diperlukan dari bahan galian yang akan dicari serta jenis bahan gali yang
akan dieksplorasi yaitu dengan cara pemetaan geologi ataupun pemetaan
singkapan, sumur uji, parit uji, dan pemboran.
Dari beberapa kegiatan yang dapat diterapkan pada saat kegiatan
eksplorasi langsung dapat ditentukan berdasarkan jenis bahan galian yang akan
dicari, guna untuk memvalidasi data agar memperoleh hasil yang maksimal
dengan tingkat keyakinan yang tinggi.

2.2 Sumur Uji (Test Pit)


Sumur uji adalah suatu bentuk dari lubang galian, lubang eksplorasi atau
lubang tambang yang dibuat dengan ukuran tertentu yang mempunyai
perbandingan antara lebar lubang dengan kedalaman lubang relatif tidak terlalu
besar. Tujuan dari sumur uji yang dilakukan pada daerah pengamatan adalah
berikut ini.
1. menyingkap tubuh bijih (yang relatif dangkal), agar dapat diamati secara
langsung dan diambil percontohnya (prospeksi);
2. mengetahui ketebalan, sebaran dan kuantitas suatu endapan bahan
galian (evaluasi);
3. penyelidikan geokimia (rock and soil geochemistry), terutama untuk
mencari indikasi sebaran tubuh bijih ke arah dalam.

3
4

Sumber : Archeology Acces Cambridge, University of Cambridge


Foto 2.1
Sumur Uji
Pembuatan sumur uji dilakkan dengan kondisi:
1. Over burrden 10 – 15 meter.
2. Tanah ataupun batuan relatif lebih lunak.
3. Penggalian lebih dari 2,5 meter.
4. Umum diilakukan pada endapan yang berlapis.
Dalam kegiatan pembuat sumur uji, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu sebagai berikut ini.
1. Ketebalan zona laterit atau residual
2. Ketinggian muka air tanah
3. Kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya
4. Kekuatan dinding lubang
5. Kekerasan batuan dasar

2.3 Parit Uji (Trenching)


Parit uji dapat didefenisikan sebagai suatu bentuk dari lubang galian,
yang memilki bentuk yang berbeda dengan sumur uji, dimana bentuk dari
lubang galian tersebut memanjang atau penggalian dengan arah yang tegak
lurus teerhadap bidang lapisan. Parit uji umum digunakan pada pengamatan
bahan galian yang relatif dangkal untuk pengambilan pemercontoan.
Dalam kegiatan ini data yang harus diperoleh adalah jenis batuan serta
ketebalan batuan sekaligus strike/dip. Apabila dilakukan pada endapan lepas
seperti endapan alluvial dapat dilakukan dengan mencatat ukuran butir, warna,
serta keberadaan bongkah yang ada disekitarnya.
5

Sumber: PT.Mintec Abdi, 2016


Foto 2.2
Parit Uji
Pada pencarian badan bijih parit uji dibuat dengan arah penggalian tegak
lurus terhadap zona badan sama dasarnya dengan endapan yang berlapis, guna
memperoleh informasi seperti zona alterasi, zona mineralisasi, serta arah
sebaran.

2.4 Pemercontoan Pada Sumur Uji & Parit Uji


Dari beberapa metode pemercontoan yang ada, umumnya pada kegiatan
eksplorasi langsung khususnya pada sumur uji dan parit uji metode
pemercontoan yang umum digunakan adalah channel sampling dan bulk
sampling.
Bulk sampling merupakan pengambilan conto batuan dengan cara
mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar, guna untuk mengetahui
kadar pada suatu blok atau bidang pada tubuh bijih. Metode bulk sampling ini
juga dapat dilakukan pada uji metalurgi guna untuk mengetahui recovery dari
proses pengolahan.

Sumber : Alamos Gold Inc, 2018


Foto 2.3
Bulk Sampling
6

Channel sampling merupakan pengambilan conto batuan dengan cara


membuat alur sepanjang permukaan yang masih memperlihatkan jejak dari bijih
tersebut atau (zona pemineralan). Alur yang dibuat secara teratur dan seragam
umumnya dengan lebar 3 – 10 cm dengan kedalaman 3 – 5 cm secara
horizontal, vertikal, maupun tegak lurus terhadap kemiringan lapisan.

Sumber : Evans Kristo, 2013


Gambar 2.1
Channel Sampling
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Tugas I
1. Gambarkan rebahan parit uji dari setiap pemerian parit uji dengan skala
1:50.
2. Tentukan Strike/dip dari zona pemineralan.
3. Berikan litologi pada setiap batuan pada rebahan.
4. Hitung tebal sebenarnya untuk setiap zona pemineralan.
Tugas II
1. Gambarkan rebahan sumur uji dari setiap pemerian parit uji dengan skala
1:50.
2. Tentukan Strike/dip dari lapisan bahan galian.
3. Berikan litologi pada setiap batuan pada rebahan.
4. Hitung tebal sebenarnya untuk setiap lapisan bahan galian.

3.2 Pembahasan
 PU-01

Sumber : Data Hasil Praktikum Teknik Eksplorasi, 2018


Gambar 3.1
Parit Uji 01

7
8

Panjang Dasar Parit


8m
α
2,5 m m
X
β

β = tan-1
X =

= 72,65°
= 8,38 m
γ (dip) = 48° - α
-1
α = tan = 48° - 17,35°
= 30,65°
= 17,35°
Tebal Sebenarnya

X
0,4
m

Sin 48° =

x = 0,4 x sin 48°


= 0,297 m
Dari sketsa rebahan diatas dapat disimpulkan bahwa dari arah bukaan
parit N 183° E yang dilakukan dengan dimensi parit yang digunakan seperti
pada gambar 3.1 dengan kemiringan parit 17,35° ditemukan adanya suatu zona
pemineralan dengan jarak 3 m dari dasar muka parit dengan kemiringan zona
dari dasar parit 48° dengan tebal lapisan 0,4 m dari dasar parit, dimana zona
pemineralan memiliki arah kemiringan sejajar dengan arah muka parit maka dari
itu zona pemineral pada Parit Uji 01 kemungkinan memiliki arah kemenerusan ke
arah N 273° E dengan kemiringan (dip) sebesar 30,65° sehingga dapat diketahui
tebal sebenarnya sebesar 0,297 m.
9

 PU-02

Sumber : Data Hasil Praktikum Teknik Eksplorasi, 2018


Gambar 3.2
Parit Uji 02
Dari sketsa rebahan diatas dapat disimpulkan bahwa dari arah bukaan
parit N 3° E yang dilakukan dengan dimensi parit yang digunakan seperti pada
gambar 3.2 dengan kemiringan parit 15,95° ditemukan adanya suatu zona
pemineralan dengan jarak 4 m dari dasar muka parit dengan kemiringan zona
dari dasar parit 53° dengan tebal lapisan 0,6 m dari dasar parit, dimana zona
pemineralan memiliki arah kemiringan sejajar dengan arah ujung parit maka dari
itu zona pemineral pada Parit Uji 02 kemungkinan memiliki arah kemenerusan ke
arah N 273° E dengan kemiringan (dip) sebesar 68,95° sehingga dapat diketahui
tebal sebenarnya dari zona pemineralan tersebut sebesar 0,48 m.
10

 PU-03

Sumber : Data Hasil Praktikum Teknik Eksplorasi, 2018


Gambar 3.3
Parit Uji 03
Dari sketsa rebahan diatas dapat disimpulkan bahwa dari arah bukaan
parit N 168° E yang dilakukan dengan dimensi parit yang digunakan seperti
pada gambar 3.3 dengan kemiringan parit 13,24° ditemukan adanya suatu zona
pemineralan yg memiliki sudut penirisan sebesar 36,25° dengan perbedaan jarak
antara dasar dinding kiri dan kanan sebesar 1,1 m dari dasar parit dengan
kemiringan zona dari dasar parit 51° dengan tebal lapisan 0,45 m dari kondisi
zona yang relative memiliki sudut penirisan, dimana zona pemineralan memiliki
arah kemiringan 36,25° dari arah muka parit yaitu kearah N 24,25° E sebagai dip
direction maka dari itu zona pemineral pada Parit Uji 03 kemungkinan memiliki
arah kemenerusan ke arah N 294,25° E dengan kemiringan (dip) sebesar 52,64°
sehingga dapat diketahui tebal sebenarnya dari zona pemineralan tersebut
sebesar 0,28 m.
11

 SU-01

Sumber : Data Hasil Praktikum Teknik Eksplorasi, 2018


Gambar 3.4
Sumur Uji 01
Strike / dip
Strike = 45° - (180° – AB)
= 45° - (180° - 163°)
= N 28° E
Dip
2m
α
1mm
= 35,27°
Tanα =
Ketebalan Lapisan Bahan Galian
Seam 1 = cos 26,57° x 1,5 m
= 26,57°
= 1,34 m
-1
Dip = tan ( ) Seam 2 = cos 26,57° x 0,8 m
= 0,72 m
12

Dari sketsa rebahan diatas dapat disimpulkan bahwa dari arah A-B
bukaan sumur N 163° E yang dilakukan dengan dimensi sumur 2 m x 2 m yang
digunakan seperti pada gambar 3.4 dengan kedalaman 10 m ditemukan adanya
2 seam lapisan bahan galian pada kedalaman yang berbeda – beda dari setiap
sudut pada sumur.
Dari hasil perolehan data terlihat bahwa bahan galian berada pada
kedalaman yang paling dalam pada sudut C maka kemungkinan arah dari
kemiringan lapisan bahan galian ini mengarah kearah sudut C sehingga
kemungkinan kemenerusan lapisan ini mengarah tegak lurus dari arah sudut C
yaitu searah dengan B-D sehingga dari proses perhitungan dapat diperoleh arah
kemenerusan kearah N 28° E dengan kemiringan lapisan sebesar 35,27°. Dari
ke- 2 seam lapisan bahan galian tersebut diketahui ketebalan lapisan dari
pengmatan sumur uji yaitu seam 1 dengan tebal 1,5 m dan seam 2 dengan tebal
0,8 m. Dari data – data yang telah didapat dari pengamatan, maka tebal
sebenarnya dari lapisan bahan galian ini dapat diperoleh dengan perhitungan
yang digunakan sehingga diperoleh tebal sebenarnya pada seam 1 sebesar 1,34
m dan pada seam 2 sebesar 0,72 m.
13

 SU-01

Sumber : Data Hasil Praktikum Teknik Eksplorasi, 2018


Gambar 3.5
Sumur Uji 02
Dari sketsa rebahan diatas dapat disimpulkan bahwa dari arah A-B
bukaan sumur N 239° E yang dilakukan dengan dimensi sumur 2 m x 2 m yang
digunakan seperti pada gambar 3.5 dengan kedalaman 6,5 m ditemukan adanya
lapisan bahan galian pada kedalaman yang berbeda – beda dari setiap sudut
pada sumur.
Dari hasil perolehan data terlihat bahwa bahan galian tersebut merupakan
endapan lateritic dimana yang tidak memiliki arah kemiringan karena besar
kemiringan dari setiap jaraknya berbeda – beda serta sulit untuk menentukan
arah kemenerusan dari perlapisan bahan galian tersebut.
14
BAB IV
ANALISA

Pada pertemuan praktikum eksplorasi langsung khususnya yang


membahas parit uji dan sumur uji, pada kegiatan ini dilakukan pengamatan
bentangan sumur dan parit uji yang datanya telah diperoleh, pengamatan
bentangan tersebut untuk dapat memperkirakan bentuk dan dimensi dari bahan
galian ataupun zona pemineralan, serta posisi dan kedudukan dari zona
pemineralan atau lapisan bahan galian tersebut.
Pada beberapa kasus parit uji yang diberikan ada satu kasus parit uji
dimana zona pemineralan memiliki arah yang berbeda dari kasus parit uji yang
lainnya dimana parit PU-03 memiliki arah yang sedikit menyimpang atau dapat
dikatakan memiliki sudut penirisan sebesar 36,25° dari dasar bukaan parit,
sehingga untuk mengetahui dimensi zona atau tebal dari zona pemineralan
harus dilakukan secara teliti dan bertahap untuk memperoleh ketebalan
sebenarnya atau dimensi yang ada pada zona pemineralan pada parit tersebut.
Sedangkan pada beberapa kasus sumur uji dimana pada kasus ini
dituntut untuk mengetahui kedudukan atau arah serta besar kemenerusan
lapisan bahan galian serta ketebalan dari bahan galian yang ada pada daerah
tersebut, tetapi ada pada suatu kasus dimana kasus pada sumur uji SU-02 ini
merupakan endapan lateritik yang mana endapan ini tidak memiliki kedudukan
karena endapan ini merupakan hasil dari aktifitas air meteorik yang
mempengaruhi terjadinya pengkayaan sehingga terbentuk seperti adanya
lapisan dimana setiap ketebalan dari lapisan tidak memiliki homogenitas yang
merata serta kontinuitas yang merata pula, maka dari itu lapisan ini tergantung
dari konsentrasi kadar mineral itu sendiri. Pada kasus SU-01 kedalaman lapisan
bahan galian tidak diketahui pada sudut atau rusuk D maka dari itu untuk
mengetahuinya dapat menggunakan analisis tripoint error atau membuat kontur
dengan kedalaman lapisan yang sama, sehingga akan diperoleh kedalaman
lapisan bahan galian pada rusuk D.

15
BAB V
KESIMPULAN

Dari ekplorasi langsung tersebut dapat diperoleh kesimpulan, sebagai


berikut:
1. Dalam kegiatan eksplorasi secara langsung pengamatan yang dapat
dilakukan untuk dapat kontak langsung dengan objek yang akan
dieksplorasi yaitu dapat dilakukan dengan cara pembuatan sumur uji,
parit uji, pemetaan, serta pemboran, dimana hal ini ditentukan
berdasarkan jenis endahapan bahan galian yang akan dicari serta
kebutuhan data.
2. Untuk memperoleh validasi data yang lengkap dan memenuhi tujuan dari
kegiatan eksplorasi itu sendiri seperti mengestimasikan kualitas dan
kuantitas dari bahan galian dapat dilakukan pengambilan conto dari
bahan galian, dimana pengambilan conto ini yang dilakukan khususnya
pada pengamatan sumur uji dan parit uji dapat dengan metode bulk
sampling dan channel sampling.
3. Tujuan dari pengamatan menggunakan parit uji dan sumur uji tidak
berbeda jauh yang artinya dapat dikatakan hampir sama saja, yaitu untuk
dapat mengetahui kemenerusan dari zona mineralisasi baik secara lateral
ataupun vertikal, variasi litologi (stratigrafi), ketebalan, karakteristik
endapan bahan galian, media yang nantinya dapat digunakan sebagai
tempat atau wadah pengambilan conto, serta mengestimasikan sebaran
unsur kimia.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. A.Machali,M.Sc. 2016. “Pendahuluan Eksplorasi”. Materi Kuliah Teknik


Eksplorasi. Teknik Pertambangan. Universitas Islam Bandung ;
Bandung.

2. Guntoro. Dono. 2017. “Metode Pengambilan Conto”. Materi Kuliah


Teknik Pemercontoan. Teknik Pertambangan Universitas islam
Bandung; Bandung.

3. Mirzha. 2015. “Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung”.


Dokumen.tips. Diakses pada tanggal 09 April 2018. Pukul 18.38
WIB.

Vous aimerez peut-être aussi