Vous êtes sur la page 1sur 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan generasi penerus kehidupan sebuah bangsa, tinggi
rendahnya peradaban suatu bangsa ditentukan oleh anak sebagai generasi
penerusnya. Untuk mencapai masa depan bangsa yang baik dibutuhkan anak
dengan kualitas yang baik. Untuk mencapai kualitas anak yang baik harus
dipastikan bahwa pertumbuhan dan perkembangannya juga baik.
Setiap orang tua menginginkan agar anak-anak yang dilahirkannya dapat
tumbuh dengan baik dan mampu memenuhi tugas perkembangan yang berlaku
umum dalam setiap tahapan usianya secara optimal (Gunarsa, 2008). Proses
tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, dimana periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam masa ini
pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk sehingga diperlukan rangsangan atau stimulasi yang
berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila
interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.
Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial,
emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan
penelitian longitudinal yang dilaksanakan oleh Bloom mengenai kecerdasan
menunjukkan bahwa kurun waktu 4 tahun pertama usia anak, perkembangan
kognitifnya mencapai sekitar 50%, kurun waktu 8 tahun mencapai 80%, dan
mencapai 100% setelah anak berusia 18 tahun (Depkes RI, 2007).

1
Mengingat pentingnya memahami tumbuh kembang anak bagi para
perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan dimana salah satu peran
perawat sebagai edukator bagi orang tua, maka kami tertarik untuk membuat
makalah konsep tumbuh kembang pada anak.

B. Tujuan Penulisan
1. Mempelajari tumbuh kembang pada anak sebagai guide line untuk menilai
rata-rata atau perubahan fisik, intelektual, sosial dan emosional yang
normal pada anak
2. Memahami konsep tumbuh dan kembang sebagai alat ukur dalam
pemberian asuhan keperawatan terutama untuk mendeteksi penyimpangan
tumbuh kembang yang tidak normal
3. Mengetahui perkembangan fisik, intelektual, sosial, sebagai penuntun bagi
perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya
terhadap penyakit pada saat dirawat di rumah sakit

C. Metode Penulisan
Makalah tumbuh kembang pada anak ini terdiridari 2 Bab, yaitu Bab 1
sebagai Pendahuluan, dan Bab 2 berisi uraian materi tumbuh kembang pada
anak.

2
BAB II
URAIAN MATERI

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Andriana, 2011).
Pertumbuhan (Physical Growth) adalah peningkatan dalam ukuran tubuh yaitu
tinggi badan, berat badan dan juga bertambah besarnya ukuran organ kecuali
jaringan limfa yang akan mengecil ketika usia anak bertambah (Doyle, 2009)
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel
pada membelah diri dan sintesis protein baru, menghasilkan peningkatan
ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel (Wong, 2008).
Berdasarkan ketiga pengertian diatas pertumbuhan dapat berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan berat struktur
organ tubuh meliputi bertambahnya jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ, maupun individu yang diukur dengan ukuran berat dan panjang, kecuali
jaringan limfa yang akan mengecil ketika usia anak bertambah. Dengan adanya
pertumbuhan, anak tidak saja menjadi besar secara fisik, tapi ukuran dan
struktur organ dalam tubuh dan otak meningkat, sehingga anak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berpikir.

2. Perkembangan
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Dalam hal ini adanya
proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
3
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Andriana, 2011).
Perkembangan adalah peningkatan fungsi dan kapabilitas seorang anak.
Dalam mempelajari perkembangan dapat dibagi atas beberapa kategori yang
spesifik seperti gerakan motorik kasar, gerakan motorik halus, perkembangan
bahasa, sosial dan emosional. Pada anak yang normal, proses perkembangan
terjadi dalam kecepatan yang berbeda misalnya ada anak yang berjalan dalam
usia yang lebih cepat dari sebagian anak lain namun lambat dalam
perkembangan berbicaranya (Doyle, 2009)
Perkembangan merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap,
perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang lebih
tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan,
maturasi serta pembelajaran (Wong, 2008).
Berdasarkan pengertian diatas perkembangan berkaitan dengan
perubahan kualitatif dan kuantitatif sebagai hasil dari proses pematangan fungsi
fisik dan psikis pada anak secara berkelanjutan ditunjang oleh faktor keturunan
dan faktor lingkungan sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya
termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya melalui pengalaman pada jangka waktu
tertentu untuk menuju kedewasaan.

B. Prinsip Tumbuh Kembang Anak


Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan pada anak mempunyai
prinsip yang berlaku secara umum, antara lain sebagai berikut :
1) Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus menerus dari konsepsi
hingga dewasa;
2) Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya sama, hanya
kecepatannya dapat berbeda, dan berhubungan dengan maturasi sistem

4
saraf. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum tetap
yaitu :
a) Perkembangan terjadi lebih dulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/ anggota tubuh (pola sefalokaudal)
b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang kebagian distal, seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dapat dikelompokkan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal, dimana kedua faktor tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor Internal
a. Genetik (heredokonstitusional) adalah potensi anak yang akan menjadi ciri
khasnya. Kematangan tulang, alat seksual dan saraf merupakan modal
dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang.
b. Perbedaan ras, etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari sebuah ras/
etnik suatu bangsa akan berbeda dengan rasa tau etnik bangsa lainnya
sehingga postur tubuh tiap bangsa berlainan.
c. Keluarga, ada keluarga yang cenderung mempunyaitubuh gemuk atau
perawakan pendek
d. Umur, masa pranatal, bayi dan remaja merupakan tahap yang
mengalami pertumbuhan cepat dibanding masa lainnya
e. Jenis Kelamin, wanita akan mengalami masa prapubertas lebih dahulu
dibanding laki-laki
f. Kelainan kromosom, dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan
misalnya Sindrom Down
g. Pengaruh Hormon, saat janin berumur 4 bulan terjadi pertumbuhan
cepat. Hormon yang berpengaruh terutama hormon pertumbuhan
somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar
5
tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
2. Faktor Eksternal (lingkungan)
a. Pada masa prenatal apat disebabkan oleh status gizi ibu pada saat hamil,
posisi fetus normal atau tidak, adanya kelainan kongenital yang bisa
disebabkan oleh abnormalitas posisi fetus (club foot). Toksin (obat-obatan
yang bisa menyebabkan kelainan kongenital) seperti thalidomide.
b. Kelainan gejala endokrin pada ibu seperti Diabetes Mellitus Gestasional
menyebabkan bayi mengalami makrosomia, kardiomegali, hiperplasia
adrenal. Paparan terhadap sinar radiasi seperti X-ray dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata dan jantung.
c. Ibu yang mengalami infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus,
Herpes simpleks) dan penyakit menular seksual dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental
dan kelainan jantung kongenital.
d. Jika sang ibu memiliki golongan darah yang berbeda antara dirinya dan
janin maka ada kemungkinan terjadi Eritroblastosis fetalis, dimana tubuh
sang ibu akan membentuk antibodi terhadap darah sel darah merah janin,
dan akan mengalir ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan
hemolisis yang akan mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus,
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak janin.
e. Gangguan fungsi plasenta seperti anoksia embrio juga dapat mengganggu
pertumbuhan janin. Psikologis ibu juga berperan penting dalam
perkembangan janin.
f. Faktor pascanatal, apakah anak atau bayi mengalami penyakit kronis/
kelainan kongenital, tinggal dalam lingkungan fisik dan kimia seperti apa,
tempat tinggal anak sanitasinya baik atau tidak, kecukupan terpapar
dengan sinar matahari untuk membentuk vitamin D, terpapar terhadap
rokok, merkuri dan biji timah hitam yang memberikan dampak negatif pada
anak. Psikologis sang anak, cara berhubungan dan berinteraksi dengan
6
orang sekitarnya, apakah sang anak tidak dikehendaki oleh orang tuanya
dan merasa tertekan. Gangguan hormon tiroid anak dapat mengakibatkan
anak mengalami dwarfnism (hypothyroid) atau gigantism (hyperthyroid)
dan juga retardasi mental pada hypothyroid. Sosio-ekonomi keluarga sang
anak, apakah kebutuhannya ditemui, serta apakah ia tumbuh pada
lingkungan yang mendukung atau tidak.

D. Kebutuhan Dasar Anak Untuk Tumbuh Kembang


Kebutuhan dasar anak untuk proses tumbuh kembangnya dalam setiap
tahapan usia terdiri dari 3 (Tiga) berdasarkan konsep Asah-Asih-Asuh, yaitu:
1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)
Meliputi : bagaimana kecukupan asupan pangan/ gizi anak, perawatan
kesehatan dasar yang diterima anak (imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan yang teratur), pengobatan yang didapatkan jika anak sakit,
pemukiman yang layak, kebersihan anggota keluarga, sanitasi lingkungan,
ketersediaan pakaian, dan rekreasi
2. Kebutuhan emosi/ kasih sayang (”ASIH”)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik
fisik, mental, atau psikososial bagi anak.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami
tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi genetik yang dimilikinya.

E. Monitoring Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan dengan
parameter ukur tertentu seperti fisik, gizi, maturitas dan penilaian milestones
perkembangan. Penilaian pertumbuhan anak menggunakan parameter ukuran

7
antropometrik yaitu berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit
dan lingkaran lengan atas. Sedangkan perkembangan anak dapat ditentukan oleh
kemampuan fungsional yang dicapainya dengan prinsip-prinsip terdapat pola
kemajuan perkembangan yang nyata, konsisten dan dapat digambarkan dengan
patokan kemampuan perkembangan (milestones) berjenjang yang penting.

1. Berat Badan
Berat badan bayi akan bertambah sesuai tingkat usianya. Usia antara 0-6
bulan, berat bayi bertambah 682 gram perbulan. Berat badan lahir bayi akan
meningkat dua kali lipat ketika usia 5 bulan. Usia 6-12 bulan berat bayi
bertambah 341 gr perbulan. Berat lahir bayi meningkat tiga kali lipat saat
berusia 12 bulan. Berat badan akan menjadi empat kali berat badan lahir pada
umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata rata 2 kg/
tahun.
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan jika mendapat
gizi yang baik berkisar antara :
a. 700-1000 g/bulan pada triwulan I
b. 500-600 g/bulan pada triwulan II
c. 350-450 g/bulan pada triwulan III
d. 250 – 350 g/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman (1992) untuk
memperkirakan berat badan anak seperti berikut ini :
Tabel 1.1
Tabel Taksiran Berat Badan Ideal Anak Menurut Umur
No Lahir Taksiran
1 3-12 bulan Umur (bulan) + 9
2
2 1-6 tahun Umur (tahun) x 2 + 8
3 6-12 tahun Umur ( tahun) x 7-5
2

8
Untuk menghitung Berat Badan Ideal (BBI) dapat pula menggunakan
rumus dibawah ini (Andriana, 2011) :

a) Berat Badan Ideal bayi (0-12 bulan)

BBI = (umur (bln) / 2 ) + 4

Atau dapat dirinci lagi untuk Usia 1-6 Bulan

Berat Badan Lahir (dalam gram) + (usia x 600 gram)

Untuk usia 7-12 bulan, berat badan bayi usia 7 sampai 12 bulan anda bisa
menggunakan 2 alternatif rumus berat badan bayi berikut :

1) (Usia/2) + 3 (satuan hasil dalam Kg)


2) Berat Badan Lahir (dalam gram) + (usia x 500 gram) (satuan dlm gram)

b) Berat Badan Ideal Balita (1-5 tahun)

Berat Balita Ideal = 2n +8

2n = usia tahun, usia bulan setelah dikali dua

c) Berat Badan Ideal Anak Sekolah (1-5 tahun)

BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8

d) Berat Badan Ideal Remaja dan dewasa

BBI = (TB - 100) - (TB - 100) x 10% atau


BBI = (TB - 100) x 90%

Keterangan : TB = Tinggi badan (cm)

9
e) Berat Badan Ideal versi Rumus BMI
BMI (Body Mass Index) adalah suatu rumus kesehatan, di mana berat badan
(BB) seseorang (kg) dibagi dengan tinggi badan (TB) pangkat dua (m2).

BMI = (BB) / [(TB) * (TB)]

Standar BMI :

BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)


BMI 18.5 - 24 = normal
BMI 25 – 29 = kelebihan berat badan (overweight)
BMI >30 = obesitas

2. Tinggi Badan
Tinggi badan/ panjang badan bayi rata-rata pada waktu lahir sekitar 50 cm.
Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut :
a. 1 tahun : 1,5 x TB
b. 4 tahun : 2 x TB
c. 6 tahun : 1,5 x TB
d. 13 tahun : 3 x TB
e. Dewasa : 3,5 X TB lahir (2 X TB 2 tahun)
Atau dapat menggunakan rumus dari Behrman, 1992 sebagai berikut
Tabel 2.2
Perkiraan Tinggi Badan Bayi Ideal dalam Centimeter
No Lahir Prakiraan TB

1 0 bulan 50 cm

2 1 tahun 75 cm

3 2-12 tahun Umur (tahun) x 6 + 77

10
Rumus prediksi tinggi anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data
tinggi badan orang tua, dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai
dengan potensinya adalah sebagai berikut (dikutip dari Titi, 1993). Rumus
prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi
badan orang tua, dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai
dengan potensinya adalah sebagai berikut (dikutip dari Titi, 1993).

TB anak perempuan = (TB Ayah-13 cm)+TB ibu ± 8,5 cm


2

TB anak laki-laki = (TB Ayah -13 cm)+ TB ibu ± 8,5 cm


2

3. Lingkar Kepala atau Lingkar Fronto–Oksipital (LFO)


Lingkar kepala bayi pada waktu lahir rata-rata 34 cm. Antara usia 0-6 bulan,
lingkar kepala bertambah 1,32 cm perbulan. Antara usia 6-12 bulan, lingkar
kepala meningkat 0,44 cm perbulan. Antara usia 6-12 bulan, lingkar kepala
meningkat 0,44 cm perbulan, lingkar kepala meningkat sepertiganya dan berat
otak bertambah 2,5 kali dari berat lahir. Usia 6 bulan lingkar kepala rata-rata
adalah 44 cm, Usia 1 tahun rata-rata 47 cm, umur 2 tahun rata-rata 49 cm, dan
usia dewasa rata-rata mempunyai lingkar kepala 54 cm.
4. Perubahan Fontanel
Saat lahir, bagian terlebar fontanel ini menutup pada usia 12 dan 18 bulan
sedangkan bagian terlebar fontanel posterior yang berbentuk segitiga sekitar
0,5 -1 cm, fontanel ini menutup pada usia 2 bulan.
5. Lingkar Dada
Ukuran normal lingkar dada sekitar 2 cm lebih kecil dari lingkar kepala.
Pengukuran dilakukan dengan mengukur lingkar dada sejajar dengan puting.
Pertumbuhan dipantau dengan pemetaan hasil pengukuran pada grafik
pertumbuhan standar yang spesifik pada anak perempuan dan anak laki-laki.

11
6. Perkembangan Anak
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih, terdapat
empat aspek perkembangan anak balita sebagai berikut .
1) Kepribadian/ tingkah laku sosial (personal social)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan
2) Motorik halus (fine motor adaptive)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan bagian bagian tubuh tertentu
dan otot–otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat, sehingga tidak
memerlukan banyak tenaga. Misalnya memasukkan manik ke botol,
menempel, menggunting.
3) Motorik kasar (gross motor)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakkan dan sikap tubuh
yang melibatkan sebagian besarbagian tubuh karena dilakukan oleh otot-
otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga. Misalnya
berjalan dan berlari.
4) Bahasa (language)
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan bahasa bersifat pasif
sehingga bila menyatakan perasaan atau keinginannya melalui tangisan dan
gerakan. Semakin bertambah usia, anak akan menggunakan bahasa aktif,
yaitu dengan bicara.

F. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan


Tumbuh kembang pada masa anak sudah dimulai sejak dalam kandungan
sampai usia 18 tahun. Hal ini sesuai dengan pengertian anak menurut WHO
yaitu sejak terjadinya konsepsi sampai berusia 18 tahun.
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak.
Menurut pedoman SDIDTK Depkes (2012), tahapan tersebut adalah sebagai
berikut :

12
1. Masa pranatal atau masa intrauterin (masa janin dalam kandungan)
Periode terpenting pada masa pranatal adalah trimester I kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh
lingkungan janin. Kehidupan bayi pada masa pranatal dikelompokkan dua
periode sebagai berikut :
a. Masa embrio, dimulai sejak konsepsi sampai usia kehamilan delapan
minggu. Pada masa ini, ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjdi
suatu organisme yang berdeferensiasi untuk membentuk berbagai
sistem organ tubuh.
b. Masa fetus yaitu sejak kehamilan sembilan minggu sampai kelahiran.
Masa fetus ini terbagi dua yaitu masa fetus dini (usia sembilan minggu
sampai trisemester II). Yakni terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukkan manusia sempurna, dan alat tubuh mulai berfungsi.
Berikutnya adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai
dengan pertumbuhan tetap berlangsung cepat disertai perkembangan
fungsi. Pada masa ini juga terjadi transfer imunoglobulin G (IgG) dari
tubuh ibu melalui plasenta.

2. Masa bayi/ infancy (umur 0-12 bulan) terdiri atas :


a. Masa neonatal usia 0-28 hari
Terdiri dari masa neonatal dini (perinatal) yaitu usia 0-7 hari, dan
neonatal lanjut yaitu usia 8-28 hari. Pada masa neonatal ini refleks-
refleks primitif yang bersifat fisiologis akan muncul. Diantaranya refleks
moro (refleks merangkul yang akan menghilangkan pada usia 3-5 bulan),
refleks menghisap (sucking refleks), refleks menoleh (rooting refleks),
refleks mempertahankan posisi leher/ kepala (tonick neck refleks), dan
refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang pada
usia 6-8 bulan. Refleks tersebut terjadi secara simetris.

13
b. Masa pasca (post) neonatal umur 29 hari-12 bulan
Terbagi atas masa bayi dini (1-12 bulan) dan masa bayi akhir (1-2 tahun).
Masa bayi (1-12 bulan), pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara
cepat. Umur lima bulan berat badan anak sudah dua kali berat badan
lahir dan umur satu tahun sudah tiga kali berat badan saat lahir.
Sementara untuk panjang badannya pada satu tahun sudah satu
setengah kali panjang badan saat lahir.

3. Masa balita dan prasekolah usia 1-6 tahun


Pada masa ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu usia 1-3 tahun
(Usia Toddler) dan usia 3-6 tahun (Usia Prasekolah). Pada usia 1-3 tahun,
pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat daripada saat masa bayi, tetapi
perkembang motoriknya berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami
penurunan nafsu makan sehingga tampak langsing dan berotot serta mulai
berjalan-jalan. Sedangkan usia 4-5 tahun, pertumbuhan gigi susu lengkap,
anak kelihatan lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relatif lambat. Anak
mampu naik turun tangga tanpa bantuan, demikian juga berdiri dengan satu
kaki secara bergantian atau melompat sudah mampu dilakukan. Anak mulai
berkemban superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada
tindakannya yang keliru.

4. Masa Anak-Anak Tengah (6-12 tahun)


Pada masa ini pertumbuhan anak-anak berlangsung secara lambat dan
konsisten. Masa ini adalah masa periode tenang sebelum akhirnya mereka
mengalami pertumbuhan cepat di masa remaja. Seorang anak yang sudah
memasuki masa sekolah maka anak tersebut akan bertambah tinggi sekitar 2
hingga 3 inci setiap tahunnya. Anak-anak akan mengalami penambahan berat
tubuh 5 - 7 pon setiap tahunnya, pertambahan berat ini terutama terkait
dengan peningkatan ukuran kerangka dan sistem otak, maupun ukuran
beberapa organ tubuh.
14
5. Masa Anak-Anak Akhir (12-19 tahun)
Terbagi menjadi masa pre pubertas yaitu usia 12-13 tahun, dan usia
remaja yaitu 13-19 tahun. Pada tahap ini hubungan antarsaraf (grey matter)
yaitu proses menyambungkan bagian-bagian otak terus berlangsung dan di
perkuat. Pengulangan stimulasi akan memperkuat hubungan yang telah
terjalln. Jaringan lemak yang menyelimuti sel saraf (white matter)
bertambah banyak, sehingga terjadi percepatan penyampaian sinyal yang
berarti otak bekerja sangat baik untuk mengontrol sistem tubuh, dan
hubungan antara sel saraf menjadi stabil. Pada tahap ini, bagian yang paling
terakhir mencapai kematangan adalah Prefrontal cortex yang berfungsi
mengendalikan gerakan-gerakan, juga pengambilan keputusan. Tidak heran
jika banyak remaja terlihat sulit mengendalikan tubuh mereka.

G. Teori Yang Mendasari Tahap Perkembangan


1. Tahap perkembangan psikoseksual “Sigmund Freud”
Menurut Freud kepribadian berkembang melalui serangkaian tahapan
masa kanak-kanak dimana mencari kesenangan, energi dari id menjadi fokus
pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual digambarkan
sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku. Kepribadian sebagian
besar dibentuk oleh usia lima tahun, awal perkembangan berpengaruh
besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di
kemudian hari.
Tabel 2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Psikoseksual
Fase Karakteristik
Oral  Fokus utama kepuasan seksual manusia berada pada
(0-2 tahun) aktivitas mulut.
Anal  Kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas anus
(2-3 tahun)
Phalic  Fokus utama libido adalah pada alat kelamin, manusia akan
(3-5 tahun) mencoba mengenali identitas kelaminnya.
 Anak menemukan perbedaan antara pria dan wanita.
Fase Latent  Saat eksplorasi dimana energi seksual tetap ada, tapi
(6 -12 tahun). diarahkan ke area lain (pengejaran intelektual dan interaksi
15
Fase Karakteristik
sosial)
 Aktivitas seksual cenderung tidak Nampak, karena individu
disibukkan dengan pencarian prestasi.

Fase Genital  Individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada


(12 tahun ke lawan jenis. Tahap awal fokus pada kebutuhan individu,
atas). kemudian pada kepentingan kesejahteraan orang lain
 Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu
sekarang harus seimbang, hangat dan peduli.
 Tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan
antara berbagai bidang kehidupan.

2. Tahap perkembangan psikososial “Erik Erikson”


Teori Erik Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan
teori perkembangan psiko-sosial. Ericson memaparkan teorinya melalui
konsep polaritas yang bertingkat. Ada 8 (delapan) tingkatan perkembangan
yang akan dilalui oleh manusia. Setiap tingkatan berhubungan dengan
kemampuan dalam bidang kehidupan. Jika tingkatannya tertangani dengan
baik, orang akan merasa pandai, jika tidak tertangani dengan baik orang
akan tampil dengan perasaan tidak selaras.
Tabel 2.4 Tahapan perkembangan psikososial “Erik Erikson”
Developmen- Basic Components Tugas yang harus Dijalani
tal Stage
Infancy  Perilaku bayi didasari  Menumbuhkan dan
(0-1 thn) dorongan mempercayai/ mengembangkan
tidak mempercayai orang- kepercayaan tanpa harus
Trust vs orang di sekitarnya. Dia menekan kemampuan
Mistrust sepenuhnya mempercayai untuk hadirnya suatu
orang tua, orang yang ketidakpercayaan.
dianggap asing dia tidak  Kepercayaan akan terbina
akan dipercayainya dengan baik apabila
dorongan oralis pada bayi
terpuaskan

Early childhood  Ditandai adanya  Kemandirian (otonomi)


(1-3 thn) kecenderungan autonomy sekaligus dapat
– shame, doubt. memperkecil perasaan
Autonomy vs  Sampai batas tertentu anak malu dan ragu-ragu

16
Developmen- Basic Components Tugas yang harus Dijalani
tal Stage
Shame, Doubt sudah bisa beraktifitas  Belajar mengontrol tubuh,
tanpa ditolong orang sehingga akan nampak
tuanya, tetapi mulai usaha atau perjuangan anak
memiliki rasa malu dan terhadap pengalaman baru
keraguan dalam berbuat, yang berorientasi pada
sehingga seringkali minta tindakan menyebabkan
persetujuan orang tuanya. adanya sikap mengontrol
diri sendiri dan menerima
kontrol dari orang lain
 Anak dalam perkembangan
nya dapat menjadi pemalu
dan ragu-ragu.
Preschool age  Anak telah memiliki  Belajar punya gagasan
(4-5 thn) beberapa kecakapan, (inisiatif) tanpa banyak
Initiative vs terdorong melakukan melakukan kesalahan.
Guilt kegiatan, tapi karena  Mempelajari kemampuan
kemampuan masih baru dan merasa memiliki
terbatas adakalanya tujuan.
mengalami kegagalan. shg  Orang tua mendorong anak
menyebabkan memiliki untuk mewujudkan gagasan
perasaan bersalah, tidak dan ide-idenya.
mau berinisatif atau  Keberanian, kemampuan
berbuat. untuk bertindak tidak
 Tahap kelamin-lokomotor terlepas dari kesadaran dan
(genital-locomotor stage) pemahaman mengenai
keterbatasan dan kesalahan
yang pernah dilakukan
sebelumnya.

School age (6-  Anak sangat aktif  Mengembangkan


11 thn) mempelajari apa saja di kemampuan bekerja
Industry vs lingkungannya. keras dan menghindari
Inferiority  Dorongan untuk rasa rendah diri.
mengatahui dan berbuat  Orang tua harus
terhadap lingkungannya mendorong, guru
sangat besar, tapi memberi perhatian,
kadang menghadapi teman menerima
kesukaran bahkan kehadirannya, dsb
kegagalan shg  Adanya pengembangan
menyebabkan anak anak terhadap rencana
rendah diri yang pada awalnya hanya
sebuah fantasi semata,
namun berkembang

17
Developmen- Basic Components Tugas yang harus Dijalani
tal Stage
bahwa rencana yang ada
harus dapat diwujudkan
yaitu untuk dapat
berhasil dalam belajar.

Adolescence  Berusaha membentuk dan  Orang harus mencapai


(12-10 thn) memperlihatkan identitas tingkat identitas ego,
diri mengetahui siapa dirinya
Identity vs  Pada remaja sering sangat dan bagaimana cara
Identity ekstrim, berlebihan, seseorang terjun ke
Confusion sehingga dipandang tengah masyarakat.
sebagai penyimpangan  Harus dapat melihat dan
atau kenakalan, sering mengembangkan sikap
diimbangi rasa setia kawan yang baik antara dirinya
dan toleransi yang besar bagi orang lain
terhadap kelompok  Jika tahap sebelumnya
sebayanya. berjalan kurang lancar
 Sangat patuh terhadap atau tidak berlangsung
peran yang diberikan secara baik, dapat terjadi
kepada masing-masing identity confusion atau
anggota. kekacauan identitas.

Young  Ikatan kelompok sudah  Mencapai kedekatan


adulthood mulai longgar, sudah mulai dengan orang lain dan
(21-40 thn) selektif membina berusaha menghindar dari
hubungan yang intim sikap menyendiri.
Intimacy vs hanya dengan orang-orang  Kecenderungan antara
Isolation tertentu yang sepaham. keintiman dan isoalasi
 Timbul dorongan untuk harus berjalan dengan
membentuk hubungan seimbang guna
yang intim dengan orang- memperoleh nilai yang
orang tertentu, dan kurang positif.
akrab atau renggang  adanya afiliasi dan elitisme
dengan yang lainnya. dengan orang lain.

Adulthood  Telah mencapai puncak  Mengabdikan diri guna


(41-65 thn) dari perkembangan segala keseimbangan antara sifat
kemampuannya. melahirkan sesuatu
Generativity  Pengetahuan cukup luas, (generativitas) dengan
vs Stagnation kecakapan cukup banyak, tidak berbuat apa-apa
sehingga perkembangan (stagnasi).
individu sangat pesat.  Adanya kepedulian
terhadap generasi yang

18
Developmen- Basic Components Tugas yang harus Dijalani
tal Stage
 Tapi tidak mungkin akan datang.
menguasai segala macam  Memperdulikan orang lain.
ilmu dan kecakapan,  Menghindari stagnasi yaitu
sehingga tetap pemujaan terhadap diri
pengetahuan dan sendiri dan sikap tidak
kecakapannya terbatas perduli terhadap siapapun

Senescence  Individu telah memiliki  Integritas dan berupaya


(+65 thn) kesatuan atau intregitas menghilangkan putus asa
pribadi, semua yang telah dan kekecewaan.
Ego Integrity vs dikaji dan didalaminya  Merupakan tahap yang
Despair telah menjadi milik sulit dilewati dikarenakan
pribadinya. mereka sudah merasa
 Pribadi yang telah mapan terasing dari lingkungan
di satu pihak digoyahkan kehidupannya, dianggap
oleh usianya yang tidak dapat berbuat apa-
mendekati akhir apa lagi atau tidak berguna
 Kecenderungan terjadinya
integritas lebih kuat
dibandingkan dengan
kecemasan menyebabkan
maladaptif, sementara
mereka tidak mau
menghadapi kesulitan dan
kenyataan di masa tua

3. Teori perkembangan kognitif “Jean Piaget”


Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan
tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan
lingkungannya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat
aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2)
pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan
dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam
hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya
kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu
mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya.
19
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode
utama yang berkorelasi dengan pertambahan usia :
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

4. Tahap perkembangan psikomoral “Kohberg”


Menurut Kohlberg tujuan pendidikan moral yaitu untuk mendorong
individu-individu guna mencapai tahapan-tahapan perkembangan moral
selanjutnya. Tahapan tingkatan anak menuju ke tingkatan dewasa:

a. Pre-Conventional level
Pada level ini anak memberikan jawaban terhadap aturan-aturan
kebiasaan, baik dan buruk, salah dan benar.
Tahap 1 : the punishment and obedience orientation
Perilaku anak bukan tumbuh sebagai suatu kesadaran dalam
diri sendiri, akan tetapi melakukan dengan keterpaksaan,
dimana anak akan berfikir jika tidak patuh akan mendapat
hukuman yang telah diputuskan. Dengan adanya tahap ini anak
bisa disiplin tetapi juga dapat takut akan dengan kesalahannya.
Tahap 2: the instrumental relativist orientasi.
Pada tahap ini pandangan terhadap perbuatannya anak sadar
memuaskan kebutuhannyasendiri maupun dengan orang lain.
b. Conventional level
Pada level ini telah tumbuh kesadaran dan penghargaan terhadap
individu lain, keluarga, kelompok, atau negara dan hal hal tersebut di
anggap memiliki nilai bagi dirinya. Tahap ini lebih memberikan
penekanan kepada usaha aktif untuk mengidentifikasi diri dengan
pribadi–pribadi atau kelompok yang ada sekitarnya.
20
Tahap 3: the interpersonal concordance of “Good boy nice gril”
Orientation. Usaha dalam diri seorang anak untuk
menentukan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang di
anggap memiliki validitas yang diwujudkan tanpa harus
mengaitkankannya dengan otoritas kelompok atau pribadi-
pribadi yang mendukung prinsip-prinsip tersebut, sekaligus
terlepas dari identifikasi seseorang terhadap kelompok.
Tahap 5: the social contrack legalistic orientation (orientasi kontrak
sosial legalistik). Perbuatan yang benar didefinisikan sebagai
kebenaran individual secara umum langsung kesadaran yang
cukup tinggi akan adanya perbedaan individu yang berkaitan
dengan nilai-nilai ataupun pendapat-pendapatnya.
Tahap 6 : the universal ethical principle orientation. Apa yang secara
moral di pandang benar tidak harus di batasi oleh hukum-
hukum atau aturan-aturan social akan tetapi lebih di batasi
kata hati dan kesadaran menurut prinsip-prinsip. Sebelum
seseorang dapat mencapai tahap perkembangan moral yang
paling tinggi, ia harus melewati terlebih dahulu memahami
tahap-tahap yang bervariasi tersebut.

5. Tahap perkembangan kepribadian “Sullivan”


Orang Proses Perkembangan
Periode Pencapaian Utama
Penting Interpersonal Negatif
Pemeran Kelembutan Awal mengorganisasi Rasa aman
Infancy
Keibuan kasih sayang pengalaman, belajar beroperasi melalui
0-1,5
memuaskan beberapa aparthy dan
Lahir-
kebutuhan diri somnolent
berbicara
detachment
Orang tua Melindungi Belajar melalui Perfomansi as if,
Childhood
rasa aman identifikasi dengan rasionalisasi
1,5-4
melalui imaji orang tua; belajar preokupansi
Berbicara-
teman sebaya sublimasi mengganti transformasi jahat
hubungan
suatu kepuasan dgn
sebaya
kepuasan yg lain

21
Orang Proses Perkembangan
Periode Pencapaian Utama
Penting Interpersonal Negatif
Teman Orientasi Belajar bekerja sama Stereotip
Juvenile
bermain menuju dan bersaing dengan Ostrasisme
4-8/10
seusia kehidupan orang lain, belajar Disparajemen
Hubungan
sebaya berurusan dengan figur
sebaya-chum
otoritas
Pra-adolesen Chum Intimasi Belajar mencintai orang Loneliness
8/10-12 tunggal lain seperti atau
Chum- melebihi mencintai diri
pubertas awal sendiri
Adolesen Chum Intimasi dan Integrasi kebutuhan Pola tingkahlaku
Awal jamak nafsu seks ke Intimasi dengan seksual yang tidak
12-16 orang yang kepuasan seksual terpuaskan
Pubertas-Seks berbeda
mantap
Adolesen Kekasih Menggabung Integrasi ke dalam Personifikasi yang
Akhir Intimasi masyarakat dewasa, tidak tepat
16-20 dengan nafsu self-respect Keterbatasan hidup
Seks mantap
Tanggung
jawab sosial

G. Skrining/ Pemantauan Perkembangan Anak


Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi
individu, dan merupakan indikator penting dalam menilai kualitas hidup anak.
Dengan demikian perkembangan anak harus dipantau secara berkala agar bila
ditemukan kecurigaan penyimpangan perkembangan dapat segera dilakukan
intervensi dini sebelum terjadi kelainan. Intervensi pada anak dengan
kecurigaan penyimpangan perkembangan sebaiknya dilakukan sebelum usia 3
(tiga) tahun.
Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan
perkembangan perlu mendapat prioritas, misalnya bayi prematur, berat lahir
rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes
mellitus, gemeli, dll.
Ada beberapa jenis alat/ cara untuk melakukan skrining perkembangan
pada seorang anak. Menurut Jurnal Penelitian Kadi, Fadlyana, dkk tahun 2008
22
tentang Kesetaraan Hasil Skrining Risiko Penyimpangan Perkembangan Menurut
Cara Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dan Denver II pada Anak Usia
12-14 Bulan dengan Berat Lahir Rendah didapatkan hasil Nilai sensitifitas dan
spesifisitas untuk KPSP dalam penelitian ini masing-masing adalah 95% dan
63%, dengan nilai Kappa 0,552 dan p < 0,0001. Kesimpulannya pemeriksaan
KPSP setara moderate dengan Denver II dan dapat menjadi alat deteksi dini.

1. Skrining Perkembangan Denver II


a. Pengertian
Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk
mengetahui sedini mungkin penyimpangan perekembangan yang terjadi
pada anak sejak lahir sampai berumur 6 tahun (Andriana, 2011). Denver II
telah dilakukan revisi utama dan standararisasi ulang dari Denver
Development Screning Test (DDST) dan Reviced Denver Developmental
Screening Test (DDST-R).
b. Manfaat
Manfaat Denver II diantaranya adalah :
 Mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak
 Menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin
 Meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan anak.
c. Aspek yang dinilai
Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, dikelompokkan menjadi 4 sektor,
yaitu :
1) Sektor personal sosial
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan. Dalam hal ini terdapat aspek penglihatan,
pendengaran, komunikasi, gerak halus dan kemandirian.

23
2) Sektor gerakan motorik halus (Fine Motor Adaptive)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu
yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Contohnya koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan benda-benda
kecil.
3) Sektor Bahasa (Language)
Yaitu kemampuan untuk memberikan refleks terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan. Sehingga dalam skrining ini terdapat aspek
pendengaran, penglihatan dan pemahaman, komunikasi verbal),
4) Sektor gerakan motorik kasar (Gross Motor).
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya
duduk, melompat, berjalan, dll.

d. Tahap Pelaksanaan
Denver II dilakukan melalui dua tahap, yaitu :
1) Tahap pertama secara periodik dilakukan pada usia 3 – 6 bulan, 9 – 12
bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun
2) Tahap kedua
Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik
yang lengkap.

e. Langkah Persiapan
1) Test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang dan bersih.
2) Perlengkapan test :
 Gulungan benang wol merah (diameter 10 cm)
 Manik-manik
 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5 cm
 Kerincing dengan gagang yang kecil

24
 Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm
 Bel/lonceng kecil
 Bola tennis
 Pensil merah
 Boneka kecil dengan botol susu
 Cangkir plastic dengan gagang/ pegangan
 Kertas kosong

3) Formulir Denver
 Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125
gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor
 Skala umur tertera pada bagian atas formulir terbagi dari umur dalam
bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
 Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24
bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
 Pada tiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas
kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak
lulus pada tugas perkembangan tersebut. Misalnya :

6 9 12 15

25% 50% 75% 90%

Berjalan dengan baik

Keterangan :
 25% populasi anak sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 11 bulan lebih,
50% pada usia 12 1/3 bulan.
 Pada ujung sebelah kiri dari daerah hitam menunjukkan bahwa 75% populasi
sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 13 ½ bulan
 Pada ujung kanan dari daerah hitam menunjukkan 90% populasi anak sudah
dapat berjalan dg baik pada usia 15 bulan.

 Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung
kotak sebelah kiri, contohnya R singkatan dari report, artinya tugas
perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua/

25
pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat
memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.
 Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan
nomor yang ada pada formulir.

R
I

4) Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.


5) Lingkungan diatur agar nyaman dan aman selama dilakukan test.

f. Prosedur Pelaksanaan
1) Sapa orang tua/ pengasuh anak dengan ramah, jelaskan maksud dan tujuan
2) Komunikasi yang baik dengan anak.
3) Hitung umur anak dan buat garis umur (catat nama anak, tanggal lahir, dan
tanggal pemeriksaan pada formulir, umur anak dihitung dengan cara tanggal
pemeriksaan dikurangi tanggal lahir. Bila anak lahir prematur, koreksi faktor
prematuritas.
4) Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada
ujung atas garis umur.
5) Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kit
sesuai dengan apa yang ingin ditestkan.
6) Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan mulai dari
sektor paling mudah dan tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis
umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
7) Tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat
disebelah kiri garis umur dan tiap tugas perkembangan dalam garis umur.
8) Bila anak tidak mampu melakukan salah satu uji coba pada langkah 1 (gagal /
menolak/ tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri
garis umur pada sektor sama sampai anak dapat ”lulus” 3 tugas perkembangan.
9) Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkah i,
lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada
sektor yang sama sampai anak : gagal” pada 3 tugas perkembangan.
10) Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST
26
g. Skoring
 Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu memberi
laporan (tepat/ dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya)
 Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau
ibu memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukan dengan baik.
 Refuse/ menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba, penolakan
dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”,
jika tidak menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang
dilaporkan oleh ibu tidak diskor sebagai penolakan).
 By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor
ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda R.

h. Interpretasi Nilai
1) Lebih (advanced)
Apabila seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis
umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.
Garis umur
P

2) Normal
Apabila seorang anak gagal/ menolak melakukan tugas perkembangan
disebelah kanan garis umur dikategorikan sebagai normal.
Garis umur Garis umur
F R

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada tugas
perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75,
maka dikategorikan sebagai normal.

27
Garis umur Garis umur
P F

Garis umur
R

3) Caution/ peringatan
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak tugas perkembangan, dimana
garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90.
Garis umur Garis umur
F R

Garis umur Garis umur


R F

4) Delay/ keterlambatan
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji coba yang
terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
Garis umur Garis umur
F R

5) No Opportunity/ tidak ada kesempatan


Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan, orang tua
melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan
tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam
mengambil kesimpulan.
Garis umur Garis umur
NO NO

28
i. Interpretasi Hasil Penilaian
a) Normal
 Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
 Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
b) Suspect / di duga
 Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1 keterlambatan

j. Instrumen pemeriksaan Denver II


1. Sektor Personal Sosial
No. Item Cara Pemeriksa Syarat Lulus

1. Menatap Tidurkan anak posisi telentang sehingga Anak menatap wajah pemeriksa.
mata wajah pemeriksa berhadapan dengan
wajah anak dalam jarak 25-30 cm.

2. Membalas Posisikan anak telentang, lalu tersenyum Anak merespon dengan tersenyum.
senyum dan berbicara pada anak tanpa
menyentuhnya.

3. Tersenyum Selama tes amati apakah anak tersenyum Anak melihat orang tua/ pemeriksa
spontan pada orang tua/ pemeriksa tanpa diawali dan tersenyum secara spontan selama
stimulasi suara atau sentuhan. Jika tidak, tes atau dilaporkan terjadi dirumah.
tanyakan pada orang tua apakah anak
pernah tersnyum lebih dulu pada
seseorang sebelum disenyumi/ disentuh.

4. Mengamati Selama tes, amati apakah anak menatap Anak menatap tangannya beberapa
tangannya salah satu tangannya selama sedikitnya detik selama tes atau dilaporkan
beberapa detik, bukan hanya sekilas terjadi dirumah.
melihatnya.
5. Berusaha Letakkan mainan yang menarik diatas meja Anak berusaha mendapatkan mainan
menjangkau dalam jarak mudah dijangkau oleh anak. dengan menjulurkan/ merentangkan
mainan lengan atau tubuhnya kearah mainan
(anak tidak harus mengambil mainan)

6. Makan sendiri Tanyakan pada pengasuh apakah anak Pengasuh melaporkan anak dapat
benar-benar dapat memakan crackers, kue, melakukan hal tersebut (tak ada
atau makanan kecil lainnya sendiri. kesempatan jika anak belum pernah
diberikan makanan jenis itu)
7. Tepuk tangan Tanpa menyentuh tangan anak, tunjukkan Anak dapat menepuk-nepuk
permainan tepuk tangan dengan kedua tangannya saat tes atau dilaporkan
tangan pemeriksa, ajak anak bermain terjadi dirumah.
dengan pemeriksa. Bila anak tidak
melakukan ini, mintalah orangtua untuk
mencobanya (Bila anak masih tidak mau
melakukannya, tanyakan kepada orangtua
apakah anak mau melakukannya dirumah)

29
No. Item Cara Pemeriksa Syarat Lulus
8. Menyatakan Selama tes, amati apakah anak Anak melakukan sesuatu (bukan
keinginan memberitahu anda/ orang tua apabila ia menangis) untuk memberitahukan
menginginkan sesuatu tanpa menangis. keinginan khususnya, atau dilaporkan
(Jika tidak teramati, tanyakan kepada terjadi dirumah.
orangtua bagaimana anak memberitahu
seseorang apa yang ia inginkan)

9. Melambaikan Pemeriksa atau orang tua meninggalkan Anak merespon dengan mengangkat
tangan ruangan, lihat wajah anak dan ucapkan lengan atau melambaikan tangan atau
“Daa..daa” sambil melambaikan tangan jarinya, atau melaporkan anak dapat
padanya. Jangan biarkan orang tua melakukan hal tersebut.
menyentuh tangan anak. (Jika tak ada
respon, tanyakan kepada orang tua
apakah anak bisa melakukannya
dirumah).

10. Bermain bola Gelindingkan bola kearah anak. Usahakan Anak dapat
dengan agar anak menggelindingkan kembali bola menggelindingkan bola
pemeriksa kearah anda. Lakuakan beberapa kali. atau dilaporkan dapat
melakukan hal tersebut.

11. Menirukan Tanyakan kepada orang tua apakah anak Orang tua melaporkan bahwa anak
kegiatan dapat meniru kegiatan dirumah, seperti dapat meniru beberapa jenis kegiatan
mengelap debu, menggosok, menyapu, yang dilakukan oleh orang dewasa.
atau berbicara di telepon.

12. Minum Tanyakan kepada orang tua apakah anak Orang tua melaporkan anak dapat
dengan dapat memegang cangkir/gelas dan minum dengan cangkir.
Cangkir minum sendiri tanpa bantuan dan cairan
tidak sampai tumpah lebih dari separuh
cangkir. (Cangkir/gelas tidak boleh
tertutup).

13. Membantu di Tanyakan kepada orang tua apakah anak Orang tua melaporkan anak dapet
rumah membantu mengerjakan tugas-tugas membantu, bukan meniru. Tujuannya
rumah yang sederhana, misalnya untuk menentukan apakah anak
membuang sampah atau mengambil memahami dan melaksanakan
sesuatu jika diminta oleh orang tuanya. permitaan bantuan.

14. Menggunakan Tanyakan kepada orang tua apakah anak Orang tua melaporkan bahwa anak
sendok atau menggunakan sendok atau garpu untuk menggunakan sendok/garpu dan
garpu makan. Jika ya, berapa banyak makanan menyendok banyak makanan ke dalam
yang tumpah? mulut, hanya sedikit tumpah.

15. Melepaskan Tanyakan kepada orang tua apakah anak Anak dapat membuka pakaiannya,
pakaian dapat melepas pakaiannya sendiri, jika ya seperti sepatu, disertai usaha membuka
jenis pakaian apa ? dan mengembalikan kembalikan jaket,
celana, atau kaus. Jangan beri skor jika
topi, kaus kaki, popok, sandal, atau
sepatu terlepas dengan mudah.

16. Memberi Letakan boneka dan botol minuman di Anak meletakan botol ke mulut boneka
minum atas meja di depan anak. Katakana atau dengan jelas meletakannya ke
Boneka kepada anak :“Beri adik bayu minum!” mulut. Apabila anak menirukan
atau “Beri adik bayi botol susu!” member ASI, dorong ia untuk
menggunakan botol.

30
No. Item Cara Pemeriksa Syarat Lulus
17. Memakai Tanyakan kepada orang tua apakah anak Anak dapat memakai dan melepaskan
pakaian dapat memakai pakaiannya sendiri. Jika beberapa jenis pakaian. Sepatu tidak
ya, jenis pakaian apa saja yang dapat harus ditalikan pada kaki yang benar.
anak pakai Topi yang diletakan sembarang
dikepala tidak diberi skor lulus.

18. Menggosok Tanyakan kepada orang tua apakah anak Orang tua melaporkan bahwa antak
gigi dapat menggosok gigi dengan bantuan. memegang dan menggerakkan sikat
dengan Jika ya, minta orang tua menjelaskan gigi diantara gigi.
bantuan bagaimana itu dilakukan anak.

19. Mencuci dan Tanyakan kepada orang tua apakah anak Orang tua melaporkan anak dapat
mengeringkan dapat mencuci dan mengeringkan menyabuni, membilas, dan
tangan tangannya sendiri tanpa bantuan, mengeringkan tangannya.
kecuali letak keran jauh dari jangkauan.

20. Menyebut Minta anak menyebut nama teman Anak menyebutkan nma panggilan
nama bermainnya (yang tidak tinggal bersama salah satu temannya. Nama sepupu/
Teman anak tersebut) saudara dapat diterima jika mereka
tidak tinggal bersama. Nama binatang
atau teman imajinasi tidak diterima.

21. Memakai Tanyakan kepada orang tua apakah anak Anak dapat melepaskan T-shirt dari
T-shirt dapat memakai/ melepaskam T-shirt kepala dan memasukan lengan baju.
tanpa bantuan. Baju dapat dari belakang/ dari luar.

22. Berpakaian Tanyakan kepada orang tua apakah anak Anak dapat berpakaian sendiri dengan
tanpa dapat berpakaian tanpa banyak bantuan. baik dan lengkap tanpa bantuan.
Bantuan (Jika lulus “berpakaian tanpa
bantuan”, anak juga lulus pada
“memakai pakaian” dan “memakai T-
shirt”)
23. Bermain ular Tanyakan pada orang tua apakah anak Orang tua melaporkan anak dapat
tangga atau dapat bermain kartu/ bermain papan memahami dan memainkan kartu atau
kartu sederhana seperti ular tangga, permainan papan dengan orang lain,
monopoli. Khususnya, anak harus benar- duduk, dan menanti giliran.
benar dapat memainkan dan memahami
permainan tsb

24. Menggosok Tanyakan pada orang tua apakah anak Orang tua melaporkan anak dapat
gigi dapat menggosok giginya tanpa bantuan menggosok gigi tanpa bantuan atau
tanpa atau pengawasan beberapa kali, pengawasan , sedikitnya beberapa
bantuan termasuk mengoleskan pasta gigi ke kali.
sikat dan menggosok gigi dgn gerakan
maju mundur.

25. Mengambil Tanyakan kepada orang tua apakan anak Orang tua melaporkan bahwa anak
makanan dapat menyiapkan dan mengambil dapat melakukannya.
makanan tanpa bantuan termasuk
menggunakan mangkuk, sendok, dan
menuangkan makanan ke mangkuk
tanpa banyak tumpah.

31
2. Sektor Motorik Halus-Adaptif
No. Item Cara pemeriksaan Syarat lulus
1. Mengikuti Tidurkan anak telentang. Pegang Anak dapat mengikuti benang ke
ke garis tengah benang merah di atas wajah anak titik tengah garis setengah
sejauh ia dapat memfokuskannya. lingkaran dengan kedua matanya
Goyangkan benang untuk menarik atau dengan kepala dan matanya.
perhatian dan gerakan dengan lambat
setengah lingkaran dari satu sisi
tubuh anak ke sisi tubuh yang lain
beberapa kali. Gerakan tangan dapat
dihentikan untuk menarik kembali
perhatian anak lalu dilanjutkan
kembali.

2. Mengikuti Lihat item motorik halus no 1. Anak dapat mengikuti benang


melewati garis melewati garis tengah setengah
tengah lingkaran dengan mata atau
dengan kepala dan mata.
3. Memegang Ketika anak telentang atau dipegangi Anak memegang kerincingan
kerincingan oleh orang tuanya, sentuhkan bagian dalam beberapa detik.
belakang atau ujung jari tangan anak
dengan kerincingan.
4. Tangan Tidurkan anak terlentang. Perhatikan Anak mengangkat kedua
bersentuhan apakah kedua tangannya diangkat tangannya bersama-sama
bersama-sama ke garis tengah menuju garis tengah tubuh.
tubuhnya, melewati dagu dan mulut.
5. Mengikuti 180 Lihat item motorik halus no 1. Anak dapat mengikuti benang
derajat dengan menyusuri setengah
lingkaranbdari satu sisi tubuh ke
sisi tubuh yang lain.
6. Mengamati Anak didudukan dipangkuan orang Anak melihat jelas kea rah manik-
manic-manik tua, lalu jauhkan manik-manik manik tersebut.
dihadapan anak. Sebaiknya manik-
manik diletakan pada tempat yang
berwarna kontras seperti selembar
kertas putih. Pemeriksa dapat
menunjuk atau menyentuh manik-
manik untuk menarik perhatian anak.

7. Meraih Anak duduk dipangkuan orang tua, Anak mengulurkan tangan kearah
kedua tangannya diletakan diatas objek atau paling tidak
meja. Letakkan mainan kerincingan menggerakkan tangan untuk
yang mudah dijangkau, dorong anak mencapai mainan tersebut.
untuk mengambil mainan tersebut.

8. Mencari benang Anak didudukkan dipangkuan orang Anak tampak jelas mencari
tua, tarik perhatiannya pada benang benang kea rah bawah atau ke
merah yang dipegang pemeriks. Saat lantai.
anak melihat kearah benang, jauhkan
benang sehingga seolah-olah
menghilang. Jangan gerakkan tangan
32
No. Item Cara pemeriksaan Syarat lulus
kecuali untuk melepaskan benang
merah. Ulangi jika respon anak tidak
jelas.
9. Menggaruk Anak didudukkan di panggkuan orang Anak mengambil manik-manik
manik-manik tua, kedua tangannya diatas meja. dengan menggunakan gerakan
Jatuhkan satu manik-manik didepan seluruh tangan. Pastikan manik-
anak dalam jarak yang mudah manik tidak melekat di tangan
dijangkau anak. anak, tetapi jelas diambilnya.

10. Memindahkan Berikan anak sebuah kubus, lalu Anak memindahkan sebuah
kubus berikan satu lagi pada tangan yang kubus dari tangan yang satu
sama. Anak akan memindahkan kubus ketangan yang lain, tanpa
pertama ke tangan yang lain sehingga menggunakan anggota tubuhnya,
ia dapat mengambil kubus yang mulut, atau meja.
kedua.
11. Mengambil dua Letakan dua kubus diatas meja di Anak mengambiil dua kubus dan
kubis depan anak. Dorong anak untuk dipegang setiap tangan, masing-
mengambil kubus, tetapi jangan masing satu kubus, secara
berikan kubus ke anak. bersamaan.

12. Memegang Lihat item motorik halus no 9. Anak mengambil manik-manik


dengan ibu jari pemeriksa dapat menunjuk/ dengan jari telunjuk dan ibu jari
dan jari menyentuh manik-manik untuk bersama-sama atau dengan
telunjuk. menarik perhatian anak. beberapa jari.

13. Membenturkan Letakkan satu kubus di masing-masing Anak memegang satu kubus di
dua kubus tangan anak dan dorong untuk masing-masing tangan dan
membenturkan kedua kubus membenturkan kubus tersebut
bersama-sama.pemeriksa dapat bersama-sama atau jika orang
memberikan contoh. Bila anak tidak tua melaaporkan bahwa anak
membenturkan kedua kubus, memukulkan benda yang lebih
tanyakan pada orang tua apakah anak kecil bersama-sama.
dapat membenturkan benda lebih
kecil bersama-sama dlm satu waktu.

14. Menaruh kubus Letakan tiga kubus dan satu cangkir di Anak memasukakn kubus ke
di cangkir atas meja di hadapan anak. Dorong dalam cangkir sedikitnya satu
anak untuk memasukan kubus ke kubus dan membiarkan yang lain.
dalam cangkir dengan memberikan
contoh dan aba-aba beberapa kali.

15. Mencoret-coret Letakkan kertas dan pensil di atas Anak membuat coretan yang
meja. Pemeriksa boleh meletakan bertujuan di kertas. Berikan skor
pensil di tangan anak dan gagal jika anak membuat coretan
mendorongnya untuk mencoret- pensil secara tidak sengaja.
coret, tapi jangan memberikan
contoh bagaimana cara mencoret-
coret. Perhatikan anak dengan
saksama demi keamanan mata dan
mulut anak pada saat menggunakan
pensil.
33
No. Item Cara pemeriksaan Syarat lulus
16. Mengeluarkan Contohkan pada anak 2-3 kali untuk Anak mengeluarkan/membuang
manic-manik mengeluarkan manik-manik dari manik-manik dari botol atau
dengan contoh. botol, kemudian minta anak untuk mengambil/ menggaruk botol
mengulanginya (jangan menggunakan yang tertutup untuk
kata buang atau tumpahkan). membukanya, lalu mengeluarkan
manik-manik tersebut. (Jangan
beri skor lulus jika anak
memindahkan manik-manik
dengan jari-jarinya).

17. Menara dari Anak di dudukkan di dekat meja, Anak meletakan satu kubus di
dua kubus kedua tangan di atas meja. Dorong atas kubus lainnya sehingga tidak
anak untuk menumpuk kubus satu jatuh saat anak memindahkan
demi satu dengan contoh dan aba- tangannya.
aba yang di berikan.
18. Menara dari Lihat item motorik halus nomor 17. Anak meletakkan satu kubus di
emmpat kubus atas kubus lainnya sehingga
tersusun sampai empat kubus
dan tidak jatuh saat anak
memindahkan tangannya.

19. Menara dari Lihat item motorik halus nomor 17. Anak meletakkan satu kubus
enam kubus diatas kubus lainnya sehingga
tersusun sampai enam kubus dan
tidak jatuh saat anak
memindahkan tangannya. Jika
lulus menara dari 6 kubus, berarti
anak juga lulus menara dari 4
kubus dan menara 2 kubus.
20. Meniru garis Anak di dudukan di kursi yang Anak membuan 1 garis vertikal
vertikal nyaman untuk menulis. Letakkan atau lebih di atas kertas, minimal
sebuah pensil dan selembar kertas di sepanjang 2,5 cm, dengan sudut
depan anak, kemudian katakana kemiringan tidak lebih dari 30
kepada anak untuk menggambar garis derajat.
vertikal pada anak. Jangan
membimbing tangan anak. Percobaan
dapat dilakukan tiga kali.
21. Menara dari Lihat item motorik halus nomor 17. Anak meletakan satu kubus di
delapan kubus atas kubus lainnya sehingga
tersusun sampai 8 kubus dan
tidak jatuh saat anak
memindahkan tangannya. Jika
lulus menara dari 8 kubus, berarti
anak juga lulus menara dari 6
kubus, menara dari 4 kubus, dan
menara dari 2 kubus.
22. Menggoyangkan Contohkan pada anak dengan Anak menggerakkan genggaman
ibu jari menggunakan 1 atau 2 tangan untuk baik dengan 1 tangan maupun 2
membuat genggaman, dengan posisi tangan tanpa membuat gerakan
ibu jari mengarah ke atas. Ayun- pada jari-jari selain ibu jari.
ayunkan ibu jari pemeriksa. Katakan

34
No. Item Cara pemeriksaan Syarat lulus
pada anak untuk mengayunkan atau
menggerakan ibu jari ke kanan dan
kekiri dengan cara yang sama. Jangan
membantu anak.

23. Mencontoh 0 Berikan pada anak pensil dan kertas. Anak menggambar beberapa
(lingkaran) Tunjukan kepada anak gambar bentuk yang mendekati atau
lingkaran di belakang lembar DDST II/ sangat mendekati lingkaran yang
pemeriksa dapat membuat gambar tertutup. (Gagal jika garis
sendiri tanpa menyebutkan bentuk berkelanjutan sehingga
gambar dan menggerakan jari membentuk spiral).
telunjuk atau pensil untuk
menunjukan bagaimana cara
membuat lingkaran, katakana kepada
anak : “buat satu gambar yang sama
seperti gambar ini”. Tes dapat
dilakukan tiga kali

24. Menggambar Berikan anak pensil dan kertas. Anak menggambar 3 atau lebih
orang 3 bagian Katakana pada anak untuk mggambar bagian. Bagian sepasang dinilai
seseorang. Patikan anak telah satu bagian.
menyelesaikan gambar sebelum
dinilai

25. Mencontoh Berikan anak pensil dan kertas. Anak menggambar 2 garis saling
tanda + (tanda Tunjukkan pada anak tanda + pada berpotongan,
plus) kertas. Tanpa menyebut bentuk setidaknya mendekati titik
gambar atau menggerakan jari atau tengah. Garis tidak perlu benar-
pensil untuk menunjukkan cara benar lurus
pembuatannya.

26. Memilih garis Tunjukkan pada anak 2 garis parallel Anak memilih garis yang lebih
yang lebih dan tanyakan pada anak mana yang panjang 3 dari 3 tes atau 5 dari 6
panjang lebih panjang. Putar kertas dan tes
tanyakan kembali, apabila anak tidak
menjawab benar sebanyak 3 kali,
maka ulang pertanyaan.

27. Mencontohkan Laksanakan item no.29. bila anak Anak menggambar bujur sangkar
persegi dengan tidak dapat mencontohkannya dengan garis lurus dan
petunjuk tunjukan cara membentuk 4 sudut
membuatnya.

28. Menggambar Laksanakan item no.24 Anak menggambar 3 atau lebih


orang 6 bagian bagian. Sama dengan item no. 24

29. Mencontohkan Berikan anak pensil dan kertas dan Merujuk pada syarat lulus item
persegi tunjukan pada anak gambar bujur motorik halusno.27
sangkar

35
3. Sektor Bahasa
No Item Cara Pemeriksaan Syarat Lulus
1. Bereaksi Pegang bel sehingga anak tidak dapat Anak merespon bunyi bel
terhadap bel melihatnya, sembunyikan bel

2. Bersuara Selama tes, dengarkan suara lain yang Anda mendengar anak
dikeluarkan selain tangisan. mengeluarkan banyak suara

3. Ooh/ ahh Dengarkan apakah anak membuat Anda mendengar anak


suara seperti Ooh..atau aah.. mengeluarkan suara tersebut

4. Tertawa Dengar apakah anak tertawa dengan Anda mendengar anak tertawa
keras dengan keras.

5. Berteriak Dengar apakah anak mengeluarkan Anda mendengar anak


suara yang keras atau teriakan yang berteriak.
menyenangkan.

6. Menoleh ke Berdiri di belakang anak pada saat Anak merespon dengan


bunyi anak dipangku menghadap orang menoleh kea rah datangnya
kerincingan tuanya atau didudukan di atas meja. suara.

7. Menoleh ke Letakkan tangan anda di antara mulut Anak menoleh ke arah


arah anda. Berbisiklah sambil menyebut datangnya suara
datangnya nama anak beberapa kali
suara
8. Bersuara 1 suku Dengarkan apakah anak menghasilkan Anda mendengarkan anak
kata satu suku kata menghasilkan satu suku kata.

9. Meniru bunyi Buat suara seperti batuk Anak meniru suara anda
kata-kata
10. Papa atau Dengarkan apakah anak mengucapkan Anak mengatakan papa atau
mama kata papa atau mama mama
(tidak spesifik)
11. Kombinasi 2 Dengar apakah anak mengulang-ulang Anak dapat mengulang 2 suku
suku kata yang 2 suku kata yang sama kata
sama
12 Mengoceh Dengarkan apakah anak membuat Anak mengoceh
percakapan yang tidak masuk akal
kepada dirinya sendiri

13. Papa atau Dengarkan apakah anak mengucapkan anak mengucapkan kata papa
Mama (spesifik) kata papa kea rah papa atau mama kea atau mama dengan penuh
rah mama makna
14. Mengucapkan Tanyakan pada orang tua anak berapa Orang tua melaporkan anak
1kata banyak kata yang dapat diucapkan oleh dapat
anak dan kata apa saja mengucapkan 1 kata
15. Mengucapkan Tanyakan pada orang tua anak berapa Orang tua melaporkan anak
2kata banyak kata yang dapat diucapkan oleh dapat
anak dan kata apa saja mengucapkan 2 kata

36
No Item Cara Pemeriksaan Syarat Lulus
16. Mengucapkan 3 Tanyakan pada orang tua anak berapa Orang tua melaporkan anak
kata banyak kata yang dapat diucapkan oleh dapat mengucapkan 3 kata
anak dan kata apa saja

17. Mengucapkan 4 Tanyakan pada orang tua anak berapa Orang tua melaporkan anak
kata banyak kata yang dapat diucapkan oleh dapat mengucapkan 4 kata
anak dan kata apa saja

18. Menunjuk 2 Pastikan anak dapat menunjuk suatu Anak menunjuk dengan benar 2
gambar gambar atau 3 gambar.

19. Kombinasi kata Dengarkan apakah anak sudah Anda mendengar anak
membuat kombinasi sedikitnya 2 kata mengucapkan kombinasi 2 kata
yang bermakna untuk menunjukkan
suatu tindakan

20. Menyebut 1 Tunjukan pada anak suatu gambar dan Anak menyebut 1 nama gambar
gambar biarkan anak menyebutkan nama dengan benar
gambar

21. Bagian tubuh 6 Pastikan anak dapat menunjuk bagian- Anak menunjuk dengan benar
bagian tubuh

22. Menunjuk 4 Lihat item no.18 Anak menunjuk dengan benar 4


gambar atau 5

23. Pembicaraan Selesai tes, perhatikan kemampuan Pemeriksa memahami sebagian


sebagian berbicara anak yang bermakna dari pembicaraan anak
dimengerti

24. Menyebut 4 Lihat item no.20 Anak menyebut 4 nama gambar


gambar dengan benar

25. Mengetahui 2 Minta anak 2 kegiatan pada gambar Anak dapat menunjukan 2 atau
Kegiatan 3 gambar dengan benar

26. Mengerti 2 Tanyakan kepada anak pertanyaan Anak menjawab dengan benar 2
kata sifat yang berhubungan dengan kata sifat pertanyaan

27. Menyebut 1 Pastikan anak dapat menyebut warna Anak dapat menyebutka 1,2,
warna atau 3 warna

28. Kegunaan 2 Tanyakan pada anak satu per satu kata Anak menjawab dengan benar 2
benda yang berhubungan dengan kata benda pertanyaan

29. Menghitung Letakkan 8 kubus di atas meja dii Anak meletakkan 1 kubus dan
1kubus depan anak mengatakan ada 1 kubus di atas
kertas
30. Kegunaan 3 Lihat item no.28 Anak menjawab dengan benar 3
benda pertanyaan

37
No Item Cara Pemeriksaan Syarat Lulus
31. Mengetahui 4 Lihat item no.25 Anak dapat menunjuk 4 atau5
Kegiatan gambar dengan benar
32. Pembicaraan Lihat item no.23 Pemeriksa memahami seluruh
seluruhnya pembicaraan anak
dimengerti
33. Mengerti 4kata Minta anak berdiri Anak dapat menjalankan 4 tugas
depan dengan benar
34. Menyebut 4 Lihat item no.27 Anak dapat menyebutkan 4
warna warna dengan benar
35. Mangartikan 5 Tanya kepada anak 5 kata Anak dapat mengartikan 5 atau
kata 6 kata dengan benar
36. Mengerti 3 kata Lihat item no.26 Anak menjawab dengan 3
Sifat pertanyaan
37. Menghitung 5 Lihat item no.29 Anak meletakkan 5 kubus dan
kubus mengatakan ada 5 kubus di atas
kertas
38. Menyebutkan 2 Tanyakan pertanyaan mengenai lawan Anak dapat menjawab 2 kata
lawan kata kata dengan benar
39. Mengartikan 7 Lihat item no. 35 Anak dapat mengartikan 7 kata
Kata dengan benar

4. Sektor Motorik Kasar


No. Item Cara Pemeriksaan Syarat Lulus
1. Gerak seimbang Tidurkan anak terlentang, amati Anak menggerakan lengan dan
aktifitas lengan dan tungkai anak tungkainya dengan seimbang
2. Mengangkat Tidurkan anak dalam posisi tengkurap. Anak mengangkat kepala
kepala Amati gerakan kepala. sehingga dagu berjauhan dengan
permukaan tanpa
menoleh ke kiri dan ke kanan
3. Kepala Lihat item motorik kasar no.2 Anak mengangkat kepala 45̊
terangkat 45̊ selama beberapa detik
4. Kepala Lihat item motorik kasar no.2 Anak mengangkat kepala 90̊
terangkat 90̊ selama beberapa detik
5. Duduk dengan Pegang anak dalam posisi duduk Anak dapat mempertahankan
kepala tegak kepalanya tegak selama
beberapa detik
6. Menumpu Pegang anak dalam posisi berdiri, dan Anak dapat menumpukan beban
beban perlahan lepaskan pada kakinya beberapa detik
7. Dada terangkat Letakkan anak dalam posisi tengkurup Anak mengangkat kepala dan
dan menumpu dadanya menumpu pada lengan
pada lengan
8. Membalik Perhatikan apakah anak membalikkan Anak membalikan badannya
badan badannya dari posisi tengkurap ke dengan sempurna
terlentang
9. Bangkit dengan Letakkan anak dalam posisi terlentang, Untuk sesaat, kepala anak tidak
kepala tegak pegang tangan dan pergelangan terkulai ketika tubuhnya
tangan anak. Tarik anak ke posisi diangkat
duduk.

38
No. Item Cara Pemeriksaan Syarat Lulus
10. Duduk tanpa Pegang anak dalam posisi duduk, Anak duduk selama 5 detik atau
pegangan perlahan lepaskan lebih
11. Berdiri dengan Letakkan anak dalam posisi berdiri Anak berdiri selama 5 detik atau
berpegangan dengan berpegangan pada benda lebih
12. Bangkit untuk Dudukan anak di lantai, dorongkan Anak menarik badannya sendiri
berdiri anak untuk berdiri ke posisi berdiri
13. Bangkit lalu Saat anak berbaring/tengkurap/berdiri Anak berubah ke posisi duduk
duduk sambil dipegang, dorong anak ke posisi
duduk
14. Berdiri 2 detik Bantu anak berdiri, topang dari jarak Anak berdiri tanpa ditopang
dekat selama 2 detik atau lebih
15. Berdiri sendiri Lihat item motorik no.11 Anak berdiri tanpa ditopang
selama 10 detik atau lebih
16. Membungkuk Saat anak berdiri di lantai tanpa Anak membungkuk untuk
kemudian pegangan, letakkan mainan untuk mengambil benda
berdiri diambilnya
17. Berjalan Amati apakah anak sudah berjalan Anak dapat menyeimbangkan
dengan baik tubuh dengan baik
18. Berjalan Minta anak untuk berjalan mundur Anak mundur beberapa langkah
mundur tanpa duduk
19. Lari Dorong anak untuk berlari Anak berlari dengan baik tanpa
terjatuh
20. Berjalan Tanyakan kepada orang tua apakah Anak dapat menaiki tangga
menaiki tangga anak dapat menaiki tangga
21. Menendang Letakkan bola sekitar 15 cm di depan Anak menendang bola ke depan
bola ke depan anak tanpa berpegangan
22. Melompat Minta anak untuk melompat Anak melompat dan mengangkt
ke 2 kakinya
23. Melempar bola Beri anak bola dan berdiri 1 meter Anak melempar bola dengan
tangan ke atas darinya lengannya
24. Lompat jauh Letakkan selembar kertas, dan dorong Anak melompati mertas tanpa
anak untuk melompatinya melompatinya
25. Berdiri 1 kaki 1 Perintahkan anak untuk Anak dapat berdiri selama 1 detik
detik menyeimbangkan diri dengan 1 kaki
26. Berdiri 1 kaki 2 Lihat item no.25 Anak dapat berdiri selama 2 detik
detik
27. Melompat Anak dapat melompat dengan 1 kaki Anak dapat melompat dengan 1
dengan 1 kaki kaki sebanyak 2 kali atau lebih
28. Berdiri 1 kaki 3 Lihat item no.25 Anak dapat berdiri selama 3 detik
detik
29. Berdiri 1 kaki 4 Lihat item no.25 Anak dapat berdiri selama 4 detik
detik
30. Berdiri 1 kaki 5 Lihat item no.25 Anak dapat berdiri selama 5 detik
detik
31. Berjalan Tunjukkan pada anak car berjalan pada Anak berjalan 4 langkah atau
dengan garis lurus dengan menempelkan tumit lebih
merapatkan ke depan jari yang berlainan
tumit ke jari
kaki

39
2. Skrining dengan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang)
a. Pengertian
SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun
pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya),
masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya
masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Deteksi dini melalui kegiatan SDIDTK sangat diperlukan untuk
menemukan secara dini penyimpangan pertumbuhan, penyimpangan
perkembangan dan penyimpangan mental emosional pada anak sehingga
dapat dilakukan intervensi dan stimulasi sedini mungkin untuk mencegah
terjadinya penyimpangan pertumbuhan, penyimpangan perkembangan dan
penyimpangan mental emosional yang menetap. Kegiatan SDIDTK tidak
hanya dilakukan pada anak yang dicurigai mempunyai masalah saja tetapi
pada semua balita dan anak pra sekolah secara rutin setiap 6 bulan.
b. Tujuan
Program SDIDTK ini bertujuan agar semua balita umur 0–5 tahun dan
anak pra sekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa
serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini.
c. Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam SDIDTK terdiri dari 3 kegiatan,
diantaranya adalah :
1) Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak,
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB
40
disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang. Pengukuran
dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu
tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK.
b) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak
dalam batas normal atau diluar batas normal. Deteksi dini
penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan.

2) Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan


Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Pemeriksaan
perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP), Tes Daya Dengar (TDD), dan Tes Daya Lihat (TDL). Tujuan
pemeriksaan menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan
anak normal atau ada penyimpangan. Sedangkan tes daya dengar digunakan
untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera
ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara
anak. Dan tes Daya lihat bertujuan untuk mendeteksi secara dini kelainaan
daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar.
KPSP dikembangkan dan dimodifikasi dari Denver Prescreening
Developmental Questionnaire (PDQ) untuk skrining pendahuluan bayi umur
3 bulan sampai anak umur 6 tahun yang dilakukan oleh orangtua/ pengasuh.
Setiap umur tertentu ada 10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan anak, yang harus diisi (atau dijawab) oleh orangtua dengan
ya atau tidak, sehingga hanya membutuhkan waktu 10-15 menit. Jika
jawaban ya sebanyak 6 atau kurang maka anak dicurigai ada gangguan
perkembangan dan perlu dirujuk, atau dilakukan skrining dengan Denver II.
Jika jawaban ya sebanyak 7-8, perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian. Jika
jawaban ya 9-10, anak dianggap tidak ada gangguan, tetapi pada umur
berikutnya sebaiknya dilakukan KPSP lagi.
41
Untuk tes daya dengar, bacakan pertanyaan satu persatu kepada ibu/
pengasuh dengan lambat, jelas, dan nyaring. Jawaban “ya” jika menurut
orang tua, anak dapat melakukan dalam satu bulan terakhir, jawaban
“tidak” jika menurut orang tua anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak
dapat melakukan dalam satu bulan terakhir. Untuk tes daya lihat dilakukan
mulai anak berusia 3 tahun, diulangi setiap 6 bulan, menggunakan poster
huruf E dan penunjuk (untuk tatacara dapat dilihat dalam lampiran).
Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh guru, atau tenaga kesehatan
(soejatmiko, 2001).

3) Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/
pemeriksaan untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah
emosional, autisme, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada
anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan
mental emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih sulit
dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Deteksi ini
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Pemeriksaannya menggunakan kuesioner KMME (Kuesioner Masalah
Mental Emosional), ceklist deteksi dini autism (CHAT), dan Kuesioner
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH).
CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) telah direkomendasikan oleh
American Academic of Pediatrics (AAP) sejak 2001 sebagai salah satu alat
skrining untuk deteksi dini gangguan autistik (autistic spectrum disorder)
anak umur 18 bulan sampai 3 tahun, disamping PDDST (pervasive
developmental disorder screening test) yang diisi oleh orangtua. CHAT
dikembangkan di Inggris dan telah dipublikasikan oleh Cohen dkk, sejak
tahun 1992 serta telah digunakan untuk skrining lebih dari 16.000 balita.
Bila dicurigai ada risiko autis atau gangguan perkembangan lain maka dapat
dirujuk untuk penilaian komprehensif dan diagnostic (Soedjatmiko, 2001).
42
d. Jadwal Kegiatan SDIDTK menurut usia anak
Adapun untuk jadwal kegiatan pemeriksaan stimulasi deteksi dini ini dapat
dilihat dalam table dibawah ini :

Tabel 2.5
Jadwal Pelaksanaan SDIDTK
Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan
Umur Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini
Anak Penyimpangan Penyimpangan Penyimpangan Mental
Pertumbuhan Perkembangan Emosional
BB/TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT* GPPH*
0 bulan √ √

3 bulan √ √ √ √

6 bulan √ √ √ √

9 bulan √ √ √ √

12 bulan √ √ √ √

15 bulan √ √

18 bulan √ √ √ √ √

21 bulan √ √ √

24 bulan √ √ √ √ √

30 bulan √ √ √ √

36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √

42 bulan √ √ √ √ √ √

48 bulan √ √ √ √ √ √ √

54 bulan √ √ √ √ √ √

60 bulan √ √ √ √ √ √ √

66 bulan √ √ √ √ √ √

72 bulan √ √ √ √ √ √ √

Sumber : Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK, Tahun 2007

43
e. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk
mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan
perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang paling tepat untuk
melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan anak
adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun.
Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan
terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang
diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.

H. Penyimpangan pada Perkembangan


1. Gangguan Perkembangan motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh hal-hal
tertentu seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor keturunan
dimana pada keluarganya rata-rata perkembangan motorik lambat dan
faktor lingkungan pula seperti anak tidak kesempatan untuk belajar karena
terlalu dimanjakan, selalu digendong atau diletakkan di babywalker terlalu
lama dan juga anak yang mengalami deprivasi maternal. Disamping itu,
faktor kepribadian anak misalnya anak sangat penakut, gangguan retardasi
mental juga adalah penyebab perkembangan motorik yang lambat. Selain
itu, kelainan tonus otot, obesitas, penyakit neuromuskular seperti penyakit
duchenne muscular dystrophy dan buta juga merupakan antara gangguan
perkembangan motorik (Soetjiningsih, 2002).
2. Gangguan Perkembangan bahasa
Gangguan perkembangan bahasa dapat diakibatkan oleh berbagai
faktor termasuk faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi yang
rendah, kurang pergaulan dan kurang interaksi dengan lingkungan
sekitarnya, maturasi yang lambat, gangguan lateralisasi dan juga masalah
44
yang dialami oleh disleksia dan afasia. Salah satu penyebab yang dapat
menganggu perkembangan sang anak dalam berbicara adalah kelainan
kongenital seperti bibir sumbing atau cleft palate lip (Soetjiningsih, 2002).
3. Retardasi Mental
Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia
yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan
yang dianggap normal (Depkes RI, 2005).
4. Cerebral Palsy
Cerebral Palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang
tidak progresif, dan disebabkan oleh karena kerusakan atau gangguan di
sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang dalam proses
pertumbuhan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).
5. Sindrom Down
Anak dengan sindrom down dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan terbatas yang terjadi akibat jumlah kromosom 21
yang berlebihan. Perkembangan pada anak anak dengan sindrom down
biasanya lebih lambat dari anak yang normal.
Anak dengan sindrom down biasanya juga menderita kelainan seperti
kelainan jantung kongenital, hipotonia berat dan masalah biologis lainya
yang dapat berperan dalam menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik dan keterampilan menolong diri sendiri (Depkes RI, 2005).
6. Autisme
Merupakan gangguan pervasif pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat dan
mempengaruhi anak dengan sepenuhnya. Gangguan perkembangan yang
ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan
perilaku (Depkes RI, 2005).

45
7. Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah
Disfungsional susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan
akedemik yang berada dibawah normal, kelainan perilaku dan juga
gangguan dalam berinteraksi sosial, misalnya ADHD dan disleksia
(Soetjiningsih, 2002).

46
Lampiran Formulir Denver II Halaman Depan

47
Lampiran Denver II Halaman Belakang

48
Lampiran Kuesioner CHAT
Sumber: American Academy of Pediatrics, Committee on Children with Disabilities. Technical
Report: The Pediatrician’s Role in Diagnosis and Management of Autistic Spectrum Disorder in
Children Pediatrics 107: 5 May 2001

49
Lampiran Kuesioner KMME dan GPPH

50

Vous aimerez peut-être aussi