Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
cara tabulasi
cara ini dilakukan dengan menghitung harga konstanta laju reaksi menggunakan orde reaksi
yang diasumsi dari data percobaan. Bila salah satu asumsi orde reaksi diperoleh harga tetapan laju
reaksi(k) yang tetap maka orde reaksi yang diasumsi benar.
Contoh : A Produk
1. 𝑥1 =𝑥2 =𝑥3 =𝑥𝑖 , maka orde reaksi yang dipelajari adalah nol
2. 𝑦1 =𝑦2 =𝑦3 =𝑦𝑖 , maka orde reaksi adalah 1 demikian seterusnya.
Metode diferensial didasarkan atas penggunaan persamaan laju secara langsung. Untuk
kasus satu komponen, dengan persamaan laju :
r = k[A]ᵃ
maka: ln r = ln k + a ln [A]
pengaluran ln r terhadap ln [A] dari data pengamatan akan menghasilkan garis lurus dengan
koefisien kemiringan (slope) a dan perpotongan dengan ordinat pada ln k. Dengan demikian orde
dapat langsung ditentukan melalui penarikan garis lurus terbaik (berdasarkan data pengamatan) dan
penentuan kemiringannya.
Bila reaksi terdiri dari dua pereaksi, dengan persamaan laju, dituliskan sebagai :
salah satu komponen dibuat berharga “tetap”, dengan cara menggunakan konsentrasi yang jauh
lebih besardari yang lain. Jadi, jika [B]>>>[A], maka perubahan harga [A] tak akan banyak
mempengaruhi [B] sehingga selama reaksi dapat dianggap “tetap”.
ln r = { ln k + b ln [B] } + a ln [A]
pengaluran ln r terhadap ln [A] tetap menghasilkan perpotongan dengan ordinat. Proses ini dapat
dibalik dengan membuat konsentrasi A “tetap” untuk memperoleh orde terhadap b, dan kemudian
harga tetapan laju k.
3.3. Metode Isolasi
Metode ini dilakukan untuk menentukan orde reaksi terhadap setiap reaktan, bila reaksi
terdiri dari beberapa reaktan.
Untuk menentukan nilai a,b, dan c dapat dilakukan langkah-langkah berikut ini.
1. Reaksi dilangsungkan dengan jumlah setiap reaktan yang sesuai dengan stoikiometri reaksi.
Dari percobaan ini dapat diperoleh nilai a, b, c (orde total reaksi)
2. Saru seri percobaan dengan A sebagai reaktan pada berbagai nilai [A]₀
3. Satu seri percobaan dengan B sebagai reaktan pada berbagai nilai [B]₀
Dari percobaan 2 akan diperoleh nilai a, sedangkan dari percobaan 3 diperoleh nilai b.
Contoh 1
Reaksi fasa liquid antara trimetil dan n-propil dipelajari oleh Winkler & Hinshel Wood. Hasil reaksi
didapat pada t = 139,4°C sebagai berikut :
Penyelesaian:
Reaksi:
T + P P
d[T]
Laju reaksi orde 1 ; r = − 𝑑𝑡
= 𝑘[𝑇] ...(A)
d[T]
Laju reaksi orde 2 ; r = − 𝑑𝑡
= 𝑘[𝑇][𝑃] ...(B)
Penyelesaian dengan metode integrasi cara tabulasi :
𝐶𝑇 𝑑[𝑇] 𝑡
− ∫𝐶𝑇 = ∫0 𝑘. 𝑑𝑡
0 𝑑𝑡
[𝑇]
−𝑙𝑛 = 𝐾1 . 𝑡
[𝑇]0
1 1
− = 𝐾2 . 𝑡
[𝑇] [𝑇]0
1 [𝑇]
𝐾1 = (−𝑙𝑛 [𝑇] )
𝑡 0
Dengan cara yang sama, untuk run 2, 3, dan 4, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Yang berlangsung pada suhu dan volume tetap, diamati melalui pengukuran tekanan total, 𝑃𝑡𝑜𝑡 dari
campuran. Jika pada t=0 hanya ada gas A saja, hasil pengmatan adalah sebagai berikut: