Vous êtes sur la page 1sur 10

ASPEK KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PROSES PENGOLAHAN

KOPI DI PT. JAYA AGRA WATTIE KABUPATEN JEMBER

PAPER
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Proyek Keteknikan
Pertanian (MPKP)

Oleh
Indra Seiawan
NIM 131710201059

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkebunan merupakan salah satu sektor bidang usaha pertanian yang
dapat meningkatkan perekonomian. Bidang usaha perkebunan terdiri dari
budidaya komoditi pertanian dan pengolahan komoditi pertanian. Komoditi
pertanian yang di budidayakan di perkebunan antara lain kopi, kakao, teh, dan
karet. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang berkembang di
Indonesia dan memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Usaha budidaya
kopi terdiri dari serangkaian kegiatan yang meliputi pra tanam, penanaman,
pemeliharaan, pemanenan dan pengolahan. Perkebunan kopi mengharapkan
produksi kopi yang tinggi dan mutu yang berkualitas tinggi sehingga diperoleh
harga yang tinggi dipasaran.
PT. Jaya Agra WATTE Jember merupakan salah satu perusahaan swasta
yang mengolah kopi sebagai komoditi utama. Hal ini ditinjau dari penerapan
teknologi pertanian yang digunakan dalam budidaya kopi serta pengolahannya
sehingga mendapatkan produk dengan mutu yang berkualitas. Respon pasar yang
baik terhadap produk tkopi di PT. Jaya Agra WATTE Jember ini mendorong
penulis untuk mengetahui bagaimana penerapan teknologi khususnya di bidang
keteknikan pertanian dalam budidaya dan pengolahan teh.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengolahan kopi di PT. Jaya Agra WATTE Jember?
2. Bagaimana aspek keteknikan pertanian yang diterapkan di PT. Jaya Agra
WATTE Jember?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Mengetahui proses pengolahan kopi di PT. Jaya Agra WATTE Jember.

2
2. Mengetahui aspek keteknikan pertanian di PT. Jaya Agra WATTE Jember.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan informasi proses pengolahan kopi di PT. Jaya Agra WATTE
Jember.
2. Meningkatkan aspek keteknikan pertanian di PT. Jaya Agra WATTE Jember.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kopi


Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting
dalam perekonomian Indonesia. Komoditas ini diperkirakan menjadi sumber
pendapatan utama tidak kurang dari 1,84 juta keluarga yang sebagian besar
mendiami kawasan pedesaan di wilayah-wilayah terpencil. Selain itu, lebih
kurang 1 juta keluarga mengandalkan pendapatannya dari industri hilir dan
perdagangan kopi. Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia
yang mampu menyumbang devisa yang cukup besar (Kementrian Pertanian
Direktorat Jenderal Perkebunan : 2014).
Indonesia menghasilkan tiga jenis kopi berturut-turut berdasarkan volume
produksinya yaitu Robusta, Arabika, dan Liberika. Kopi Robusta banyak ditanam
pada tanah mineral dengan ketinggian tempat antara 300 – 900 m d.p.l., kopi
Arabika banyak ditanam pada tanah mineral dengan ketinggian tempat lebih dari
1.000 m d.p.l., dan kopi Liberika banyak ditanam pada tanah gambut di lahan
pasang surut dan tanah mineral dekat permukaan laut (Kementrian Pertanian
Direktorat Jenderal Perkebunan : 2014).
2.2 Persyaratan Tumbuh
Kopi (Coffea sp.) merupakan salahsatu komoditas ekspor penting dari
Indonesia. Data menunjukkan, Indonesia meng-ekspor kopi ke berbagai negara
senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$
9,740,453.00 (Prastowo et al. : 2010). Adapun syarat tumbuh untuk kopi yakni
sebagai berikut :
1. Ketinggian Tempat
Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian
tempat di atas 700 m di atas permukaan laut (dpl). Dalam perkembangannya
dengan adanya introduksi beberapa klon baru dari luar negeri, beberapa klon saat
ini dapat ditanam mulai di atas ketinggian 500 m dpl, namun demikian yang
terbaik seyogyanya kopi ditanam di atas 700 m dpl, terutama jenis kopi robusta.

4
Kopi arabika baik tumbuh dengan citarasa yang bermutu pada ketinggian di atas
1000 m dpl. Namun demikian, lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia
sampai saat ini sebagian besar berada di ketinggian antara 700 sampai 900 m dpl.
Mungkin hal ini yang menyebabkan mengapa sebagian besar (sekitar 95%) jenis
kopi di Indonesia saat ini adalah kopi robusta (Prastowo et al. : 2010).
B. Curah Hujan
Curah hujan yang sesuai untuk kopi seyogyanya adalah 1500 – 2500 mm
per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat
celcius. Ketinggian tempat penanaman akan berkaitan juga dengan citarasa kopi
(Prastowo et al. : 2010).
C. Lingkungan Tumbuh
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kopi di Indonesia adalah
belum digunakannya bahan tanam unggul yang sesuai dengan agroekosistem
tempat tumbuh kopi. Umumnya petani masih menggunakan bahan tanam dari biji
berasal dari pohon yang memiliki buah lebat atau bahkan dari benih sapuan. Salah
satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kopi robusta adalah dengan
perbaikan bahan tanam. Penggantian bahan tanam anjuran dapat dilakukan secara
bertahap, baik dengan metode sambungan di lapangan pada tanaman kopi yang
telah ada, maupun penanaman baru dengan bahan tanaman asal setek (Prastowo et
al. : 2010).
2.3 Pengolahan Kopi
Pada prinsipnya pengolahan buah kopi terdiri dari dua cara yaitu;
pengolahan basah (WIB) dan pengolahan kering (OIB). Perbedaan kedua cara
tersebut adalah ; pengolahan basah menggunakan air untuk pengupasan maupun
pencucian buah kopi, sedangkan pengolahan kering setelah buah kopi dipanen
langsung dikeringkan (pengupasan daging buah, kulit tanduk dan kulit ari
dilakukan setelah kering) Pengolahan kopi basah basah menghasilkan biji kopi
dengan mutu lebih baik, hanya saja memakan waktu lebih lama dibanding
pengolahan kering. Pengolahan basah dapat dilakukan untuk skala kecil (tingkat
petani) maupun menengah (semi mekanis dan mekanis). (Asni : Tanpa tahun).

5
2.4 Mekanisasi Pertanian
Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 5 bidang, yaitu :
1. Bidang mesin-mesin budidaya pertanian, yang menelaah persoalan persoalan
penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian
2. Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada
kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air
3. Bidang bangunan pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan gedung-
gedung bangunan, dan perlengkapan pertanian
4. Bidang elektrifikasi pertanian, yang menelaah persoalan persoalan penggunaan
mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil pertanian, baik untuk
disimpan maupun langsung digunakan
5. Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah persoalan persoalan
penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu pengolahan
pangan. (Sukirno,1999).

6
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Aspek Mekanisasi Pada Pengolahan Kopi


Mesin dan Peralatan Pengolahan Kopi di PT. Jaya Agra WATTE Jember
adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan Kopi
Pada proses penerimaan kopi dari kebun ke pabrik, kopi ditampung di bak
penampung kemudan dialihkan pada mesin pengupas yaitu vis pulper. Vis Pulper
merupakan mesin yang berfungsi sebagai pengupas kopi setelah proses
penerimaan di bak penampung. Mesin ini dijalankan dengan menggunakan motor
yang bergerak secara kontinyu dan secara terus menerus. Prinsip kerja dari mesin
ini yaitu bergerak dengan motor listrik yang mengupas kulit kopi ke bak
pencucian. Berikut adalah spesifikasi dari vis pulper di PT. Jaya Agra WATTE
Jember:
Nama : Vis Pulper
Kapasitas : 4000 kg per jam
Tenaga : 15 HP
Putaran Mesin : 278 RPM
Merk Motor : GAE
Tegangan : 380/660 Volt
2. Pencucian Kopi
Pada proses pencucian kopi mesin yang digunakan yaitu Raung Washer.
Tapi sebelum masuk pada raung washer kopi ditempatkan pada bak yang berisi air
dari proses pengupasan di pulper. Kopi yang bagus akan tenggelam dan biji yang
kurang bagus akan mengambang. Raung washer adalah tempat yang diguanakan
untuk mencuci kopi H.S dari proses pengupasan. Mesin ini dapat mencuci kopi
H.S basah yang keluar dari vis pulper dan juga hasil dari proses pulping dari
raung itu sendiri. Berikut adalah spesifikasi dari raung washer :
Nama : Raung Washer
Kapasitas : 1000 kg per jam
Tenaga : 30 HP

7
Putaran Mesin : 540 RPM
Merk Motor : GAE
Tegangan : 380/660 Volt
3. Pengeringan
Pada proses pengeringan mesin yang digunakan yaitu mesin Dryer. Sebelum
masuk mesin pengeringan kopi yang telah dicuci di diakan dalam bak fermentasi
kemudian masuk pada mesin pengeringan. Kopi H.S tadi dikeringkan hingga
kadar air mencapai 7-10%. Berikut adalah spesifikasi dari dryer.
Nama : Dryer
Kapasitas : 20.000 kg per jam
Tenaga : 5.5 HP
Putaran Mesin : 3 RPM
Merk Motor : GAE
Tegangan : 380/660 Volt

3.2 Apek Energi dan Elektrifikasi Pertanian


PT. Jaya Agra WATTE Jember merupakan sebuah perusahaan milik
swasta yang membutuhkan sumber listrik yang sangat besar untuk menunjang
produksi. Sumber listrik PT. Jaya Agra WATTE Jember didapatkan dari PLN dan
dua pembangkit listrik. Sumber listrik didapat dari PLTA dan PLTD sebagai
pembangkit listriknya.
3.3 Aspek Manajemen Alsintan
Peralatan dan mesin yang terdapat di PT. Jaya Agra WATTE Jember
digunakan secara terus menerus sehingga harus dilakukan perawatan berkala.
Perawatan pada mekanisasi dilakukan setiap hari libur dan melakukan pengecekan
di semua komponen mesin. Apabila terdapat kerusakan pada komponen maka
teknisi akan segera memperbaiki komponen yang rusak. Perawatan ini dilakukan
guna untuk memaksimalkan kinerja mesin dalam menunjang produksi. Pada saat
perawatan alsintan mahasiswa terlibat langsung pada proses ini pada minggu ke 4
kuliah kerja di pabrik.

8
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan diatas, kesimpulan yang
dapat diambil yaitu:
1. Teknologi yang dipakai dalam budidaya kopi yaitu mesin pengolahan.
2. Pengolahan kopi di PT. Jaya Agra WATTE Jember dimulai dari penerimaan
kopi gelondong, pengupasan, pencucian, sortasi, dan pengeringan.
3. Aspek keteknikan pertanian di PT. Jaya Agra WATTE Jember terdiri dari tiga
aspek yaitu, aspek mekanisasi pada pengolahan kopi, aspek energi dan
elektrifikasi pertanian, dan aspek manajemen alsintan.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil kuliah kerja di PT. Jaya Agra WATTE Jember,
permasalahan yang sering terjadi yaitu pada aspek keteknikan pertanian yaitu
pada mesin pengolahan kopi. Mesin yang dipergunakan adalah mesin yang sudah
tua sehingga perlu perawatan yang lebih agar mesin dapat bekerja secara optimal
dan dapat menunjang proses produksi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asni, Nur, M.S. Tanpa Tahun. Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk
Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani. Jambi.
http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/img/INFOTEK/edit_infotek_mth
p. [19 Desember 2017].

Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Pedoman Teknis


Budidaya Kopi Yang Baik. http://ditjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gam
bar/file/GAP%20KOPI.pdf. [19 Desember 2017].

Prastowo, B., et al. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan. Bogor. http://perkebunan.litbang.pertanian.
go.id/wp-content/uploads/2012/08/perkebunan_budidaya_kopi.pdf. [19
Desember 2017].

Sukirno, M.S. 1999. Mekanisasi Pertanian. Pokok Bahasan Alat Mesin Pertanian
dan Pengelolaannya.Diktat Kuliah. GM, Yogyakarta.

10

Vous aimerez peut-être aussi