Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PAPER
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Proyek Keteknikan
Pertanian (MPKP)
Oleh
Indra Seiawan
NIM 131710201059
i
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Mengetahui proses pengolahan kopi di PT. Jaya Agra WATTE Jember.
2
2. Mengetahui aspek keteknikan pertanian di PT. Jaya Agra WATTE Jember.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan informasi proses pengolahan kopi di PT. Jaya Agra WATTE
Jember.
2. Meningkatkan aspek keteknikan pertanian di PT. Jaya Agra WATTE Jember.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4
Kopi arabika baik tumbuh dengan citarasa yang bermutu pada ketinggian di atas
1000 m dpl. Namun demikian, lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia
sampai saat ini sebagian besar berada di ketinggian antara 700 sampai 900 m dpl.
Mungkin hal ini yang menyebabkan mengapa sebagian besar (sekitar 95%) jenis
kopi di Indonesia saat ini adalah kopi robusta (Prastowo et al. : 2010).
B. Curah Hujan
Curah hujan yang sesuai untuk kopi seyogyanya adalah 1500 – 2500 mm
per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat
celcius. Ketinggian tempat penanaman akan berkaitan juga dengan citarasa kopi
(Prastowo et al. : 2010).
C. Lingkungan Tumbuh
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kopi di Indonesia adalah
belum digunakannya bahan tanam unggul yang sesuai dengan agroekosistem
tempat tumbuh kopi. Umumnya petani masih menggunakan bahan tanam dari biji
berasal dari pohon yang memiliki buah lebat atau bahkan dari benih sapuan. Salah
satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kopi robusta adalah dengan
perbaikan bahan tanam. Penggantian bahan tanam anjuran dapat dilakukan secara
bertahap, baik dengan metode sambungan di lapangan pada tanaman kopi yang
telah ada, maupun penanaman baru dengan bahan tanaman asal setek (Prastowo et
al. : 2010).
2.3 Pengolahan Kopi
Pada prinsipnya pengolahan buah kopi terdiri dari dua cara yaitu;
pengolahan basah (WIB) dan pengolahan kering (OIB). Perbedaan kedua cara
tersebut adalah ; pengolahan basah menggunakan air untuk pengupasan maupun
pencucian buah kopi, sedangkan pengolahan kering setelah buah kopi dipanen
langsung dikeringkan (pengupasan daging buah, kulit tanduk dan kulit ari
dilakukan setelah kering) Pengolahan kopi basah basah menghasilkan biji kopi
dengan mutu lebih baik, hanya saja memakan waktu lebih lama dibanding
pengolahan kering. Pengolahan basah dapat dilakukan untuk skala kecil (tingkat
petani) maupun menengah (semi mekanis dan mekanis). (Asni : Tanpa tahun).
5
2.4 Mekanisasi Pertanian
Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 5 bidang, yaitu :
1. Bidang mesin-mesin budidaya pertanian, yang menelaah persoalan persoalan
penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian
2. Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada
kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air
3. Bidang bangunan pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan gedung-
gedung bangunan, dan perlengkapan pertanian
4. Bidang elektrifikasi pertanian, yang menelaah persoalan persoalan penggunaan
mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil pertanian, baik untuk
disimpan maupun langsung digunakan
5. Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah persoalan persoalan
penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu pengolahan
pangan. (Sukirno,1999).
6
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Putaran Mesin : 540 RPM
Merk Motor : GAE
Tegangan : 380/660 Volt
3. Pengeringan
Pada proses pengeringan mesin yang digunakan yaitu mesin Dryer. Sebelum
masuk mesin pengeringan kopi yang telah dicuci di diakan dalam bak fermentasi
kemudian masuk pada mesin pengeringan. Kopi H.S tadi dikeringkan hingga
kadar air mencapai 7-10%. Berikut adalah spesifikasi dari dryer.
Nama : Dryer
Kapasitas : 20.000 kg per jam
Tenaga : 5.5 HP
Putaran Mesin : 3 RPM
Merk Motor : GAE
Tegangan : 380/660 Volt
8
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan diatas, kesimpulan yang
dapat diambil yaitu:
1. Teknologi yang dipakai dalam budidaya kopi yaitu mesin pengolahan.
2. Pengolahan kopi di PT. Jaya Agra WATTE Jember dimulai dari penerimaan
kopi gelondong, pengupasan, pencucian, sortasi, dan pengeringan.
3. Aspek keteknikan pertanian di PT. Jaya Agra WATTE Jember terdiri dari tiga
aspek yaitu, aspek mekanisasi pada pengolahan kopi, aspek energi dan
elektrifikasi pertanian, dan aspek manajemen alsintan.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil kuliah kerja di PT. Jaya Agra WATTE Jember,
permasalahan yang sering terjadi yaitu pada aspek keteknikan pertanian yaitu
pada mesin pengolahan kopi. Mesin yang dipergunakan adalah mesin yang sudah
tua sehingga perlu perawatan yang lebih agar mesin dapat bekerja secara optimal
dan dapat menunjang proses produksi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Asni, Nur, M.S. Tanpa Tahun. Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk
Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani. Jambi.
http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/img/INFOTEK/edit_infotek_mth
p. [19 Desember 2017].
Prastowo, B., et al. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan. Bogor. http://perkebunan.litbang.pertanian.
go.id/wp-content/uploads/2012/08/perkebunan_budidaya_kopi.pdf. [19
Desember 2017].
Sukirno, M.S. 1999. Mekanisasi Pertanian. Pokok Bahasan Alat Mesin Pertanian
dan Pengelolaannya.Diktat Kuliah. GM, Yogyakarta.
10