Vous êtes sur la page 1sur 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita namun kehamilan
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin terutama pada kehamilan trimester
pertama . wanita hamil trimester pertama pada umumnya mengalami mua, muntah, nafsu
makan berkurang dan kelebihan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung
memperberat kondisi kliniks wanita dengan penyakit infeksi antara lain infeksi HIV –
AIDS .
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah
retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi
kembali dirinya. Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah
yang dikumpulkan tahun 1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat
Congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi.
Saat ini terdapat dua jenis HIV: HIV–1 dan HIV–2. HIV–1 mendominasi seluruh
dunia dan bermutasi dengan sangat mudah. Keturunan yang berbeda–beda dari HIV–1
juga ada, mereka dapat dikategorikan dalam kelompok dan sub–jenis (clades). Terdapat
dua kelompok, yaitu kelompok M dan O. Dalam kelompok M terdapat sekurang–
kurangnya 10 sub–jenis yang dibedakan secara turun temurun. Ini adalah sub–jenis A–J.
Sub–jenis B kebanyakan ditemukan di America, Japan, Australia, Karibia dan Eropa. Sub–
jenis C ditemukan di Afrika Selatan dan India. HIV–2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan
semula merata di Afrika Barat. Terdapat banyak kemiripan diantara HIV–1 dan HIV–2,
contohnya adalah bahwa keduanya menular dengan cara yang sama, keduanya
dihubungkan dengan infeksi–infeksi oportunistik dan AIDS yang serupa. Pada orang yang
terinfeksi dengan HIV–2, ketidakmampuan menghasilkan kekebalan tubuh terlihat
berkembang lebih lambat dan lebih halus. Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi
dengan HIV–1, maka mereka yang terinfeksi dengan HIV–2 ditulari lebih awal dalam
proses penularannya.
HIV dapat menular melalui kontak darah, namun disini kami akan mencoba
membahas bagaiamana HIV AIDS yang dialami ibu hamil dan bagaimana melakukan
sebuah proses keperawatan pada ibu hamil dengan HIV AIDS.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana definisi penyakit HIV /AIDS?
2. Bagimana klasifikasi dari HIV /AIDS?
3. Bagimana etiologi dari HIV /AIDS?
4. Bagaiman patofisiologi/pathway dari HIV /AIDS?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari HIV /AIDS?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari HIV /AIDS?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari HIV /AIDS?
8. Bagaimana komplikasi dari HIV /AIDS?
9. Bagaimana asuhan keperawatan HIV /AIDS pada ibu hamil?

C. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi dari HIV/
AIDS
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami klasifikasi dari HIV/
AIDS
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami etiologi dari HIV/
AIDS
4. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami patofisiologi/pathway
dari HIV/ AIDS
5. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari
HIV/ AIDS
6. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan
penunjang dari HIV/ AIDS.
7. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari
HIV/ AIDS
8. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami komplikasi dari HIV/
AIDS.
9. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan penyakit HIV/ AIDS

2
D. Manfaat
Diharapkan dengan disusunnya makalah yang berjudul Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan pada HIV/ AIDS ini, bisa menjadi sumber refrensi dalam
pengembangan penerapan asuhan keperawatan di klinik.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama
dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit
yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
HIV adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan terjadinya AIDS. HIV
melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel darah putih yang membantu
dalam menghalau penyakit (Dr. Hutapea Ronald, 2011).
 AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit oportunistik atau kanker
tertentu akibat menurunnya system kekabalan tubuh oleh infeksi virus HIV
(Brunner,2001).
 AIDS adalah tranmisi human imuno defisiensi virus, suatu retrovirus yang
terjadi terutama melalui pertukaran cairan tubuh (Friedland, 1987).

B. Klasifikasi
CDC adalah menerapkan system klasifikasi pasien yang mengalami infeksi HIV
berdasarkan keadaan klinik yang di jumpai sebagai berikut.
1) Grup 1/ infeksi akut
Penyakit serokonveksi sampai AIDS berlangsung beberapa tahun kemudian
infeksi akut dari awal virus menginfeksi sampai kiara kira 6 minggu.
Penyakit seokonveksi ada 3 yaitu:
a. Penyakit mirip infeksi mononukleus.
Gejala demam, malaise, alergi, mialgia, atralgia, limfadenopati
dan nyeri tenggorokan kadang di jumpai juga enselopati akut
reversible di sertai disorientasi, lupa ingatan, kesadaran menurun
dan perubahan kepribadian.
b. Meningitis.
c. Mielopati

4
2) Grup 2/ infeksi asimtomatik
Tanpa di sertai gejala

3) Grup 3/ infeksi lymphadenopathy peprsisten generalisata


Meliputi: infeksi kronis
Adanya pembesaran kelenjar getah bening
4) Grup 4/ penyakit lain
a. Sub grup a: penyakit constitutional
b. Sub grup b: penyakit neurologic
c. Sub grup c: penyakit infeksi lain contoh: herpes
d. Sub grup d: kanker sukender
e. Sub grup e kondisi lainnya, misalnnya pneumonitis interstitial
limfosit (purwaningsih,wahyu. 2010).

C. Etiologi
Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai
retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru
yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen
dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.
Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu
likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 tahun atau lebih dengan gejala tidak
ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah, ruam kulit,
limadenopati, perlambatan kognitif, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama
kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada

5
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist (NANDA Nic-Noc.
2015).

Cara penularan HIV:


1. Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah
terinfeksi. Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV
dapat dicegah.
2. Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah
dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau pengunaan jarum
suntik yang tidak steril.
3. Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan
seseorang yang telah terinfeksi.
4. Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa
kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui.
Penularan secara perinatal:
1. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi yang
dikandungnya.
2. Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena
pada saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi
sehingga virus dari ibu dapat menular pada bayi.
3. Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewaktu berada dalam
kandungan atau juga melalui ASI
4. Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI
Kelompok resiko tinggi:
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi (purwaningsih,wahyu.2010).

6
D. Patofisilogi
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan melekatkan
dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam
tubuh penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah menjadi viral
DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase.
Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada
menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus–
virus HI. Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus
yang baru. Virus–virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam
aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang
sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan
meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit–penyakit yang
lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang.
Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel–
sel yang terinfeksi dan menggantikan sel–sel yang telah hilang. Respons tersebut
mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya. Jumlah normal dari sel–sel
CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800–1200 sel/ml kubik darah. Ketika seorang
pengidap HIV yang sel–sel CD4+ T–nya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin
mudah diserang oleh infeksi–infeksi oportunistik. Infeksi–infeksi oportunistik adalah
infeksi–infeksi yang timbul ketika system kekebalan tubuh tertekan. Pada seseorang
dengn system kekebalan yang sehat. Infeksi infeksi tersebut tidak biasanya mengancam
hidup mereka tetapi bagi seorang pengindap HIV hal tersebut dapat teradi fatal
(purwaningsih, wahyu.2010)

7
E. WOC (Pathway)

Hubungan seksual dengan pasangan yang Transfusi darah yang Tertusuk jarum bekas Ibu hamil
berganti-ganti, dengan yang terinfeksi HIV terinfeksi HIV penderita HIV menderita HIV

Virus masuk dalam tubuh lewat luka berdarah

Sperma terinfeksi masuk kedalam


tubuh pasangan lewat membran
mukosa vagina, anus yang lecet atau Virus Masuk Dalam Peredaran Darah Dan Invasi Sel Target Hospes
luka

T helper / CD4+ Makrofag Sel B

Terjadi perubahan pada struktural sel diatas akibat transkripsi RNA virus + DNA sel sehingga terbentuknya provirus

Sel penjamu (T helper, limfosit B, makrofag) mengalami kelumpuhan

Menurunnya sistem kekebalan tubuh

Infeksi Oportunistik

Sistem GIT Integumen Sistem Reproduksi Sistem respirasi Sistem neurologi

Virus HIV + kuman Herpes zoster + Candidiasis Mucobakterium TB Kriptococus


salmonela, Herper simpleks
clostridium, candida

PCP (Pneumonia Meningitis Kriptococus


Ulkus Genital Pneumocystis)
Dermatitis Serebroika
Menginvasi
mukosa saluran
cerna
Demam, Batuk Non
Perubahan Status
Produktif, Nafas Pendek Mental, Kejang,
Ruam, Difus, Bersisik, Kaku Kuduk,
Peningkatan peristaltik Folikulitas, kulit kering, Kelemahan, Mual,
mengelupas eksema kehilangan nafsu
MK : makan, Vomitus,
- Hipertermi Demam, Panas,
- Bersihan Jalan Pusing
Nafas
Diare Psoriasis - Pola Nafas
Tidak Efektif
Terapi trimetoprim
sulfame

Mk : MK : Resiko MK :
- Perubahan kerusakan - Resiko tinggi cedera
Eliminasi (Bab) Integritas Ruam, Pruritus, - Ggn. Nutrisi < Keb.
- Gangg Nutrisi < Kulit 8 Papula, Makula Merah Tubuh
Keb. Tubuh Muda - Risiko tinggi
- Resiko kekurangan volume
Kekurangan cairan
Volume Cairan - Intoleransi Aktivitas
MK : Nyeri
F. Manifestasi Klinis
HIV memasuki tubuh jika serum HIV menjafi positif dalam 10 minggu suatu
pemaparan yang menunjukkan gejala awal yang tidak spesifik yaitu:
1. Respon tipe influenza
2. Demam
3. Malaise
4. Mialgia
5. Diare
6. Nyeri tenggorokan
7. Ruam dapat menetap 2-3 minggu
8. Berat badan menurun
9. Fatique.
10. Anoreksia.
11. Mungkin menderita kandidiasis otot faring atau vagina

Pada masa perinatal:


1. Keletihan
2. Anoreksi.
3. Diare kronik selama 1 bulan.
Kematian ibu hamil dengan HIV positif kebanyakan di sebabkan
oleh penyakit oportunistik yang menyertai terutama pneumonitis
carinif pneumonia.
G. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium darah.
a. Trombositopeni
b. Anemia.
c. HDL>
d. Jumlah limfosit total
2) EIA atau EUSA dan tes western blot: postif, tetapi invalid.
a. EIA atau EUSA: mendeteksi antibody terhadap antigen HIV.

9
b. Test western blot mendeteksi adanya anti body terhadapbeberapa
prot spesifik HIV.
3) Kultur HIV: dengan sel mononuclear darah perifer dan bila tersedia plasma
dapat mengukur beban virus.
4) Test reaksi polimer dengan leukosit darah perifer: mendeteksi DNA viral pada
adanya kuntitas kecil sel mononuclear perifer terinfeksi.
5) Antigen P24 serum atau plasma: peningkatan nilai kuantitatif dapat menjadi
indikasi dari kemajuan infeksi.
6) Penentuan immunoglobulin G, M, A serum kualitatif: data dasar
immunoglobulin.
7) IFA: memastikan seropesivitas.
8) RIPA: mendeteksi protein HIV.
9) Pemeriksaan parental juga dapat menunjukkan adanya goorhoe, kandidiasis,
hepatitis B, tuberkolosis, sitomegalovirus, dan toksoplasmosis
(purwaningsih,wahyu.2010).

H. Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi, apabila terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV) maka terapinya yaitu :

1. Pengendalian infeksi oportunistik

Bertujuan menghilangkan, mengendalikan dan pemulihan infeksi opurtuniti,


nosokomial atau sepsis, tindakan ini harus di pertahankan bagi pasien di
lingkungan perawatan yang kritis.

2. Terapi AZT (Azidotimidin)

Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV denngan menghambat enzim


pembalik transcriptase.

10
3. Terapi antiviral baru

Untuk meningkatkan aktivitas system immune dengan menghambat replikasi


virus atau memutuskan rantai reproduksi virus padan proses nya.obat- obat ini
adalah : didanosina, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat larut.

4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron.

Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan


mempercepat replikasi HIV.

5. Rehabilitasi
Bertujuan untuk memberi dukungan mantal-psikologis, membantu mengubah
perilaku risiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak berisiko,
mengingatkan cara hidup sehat dan mempertahankan kondisi tubuh sehat.
6. Pendidikan
Untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan yang sehat,
hindari stres, gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu fungsi imunne.
Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga pasien bagaimana
menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan kemungkinan isolasi
dari masyarakat.

I. Pencegahan

Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui tiga cara, dan bisa
dilakukan mulai saat masa kehamilan, saat persalinan, dan setelah persalinan. Cara
tersebut yaitu:

1. Penggunaan obat Antiretroviral selama kehamilan, saat persalinan dan untuk


bayi yang baru dilahirkan.

Pemberian antiretroviral bertujuan agar viral load menjadi lebih rendah


sehingga jumlah virus yang ada dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif
untuk menularkan HIV. Resiko penularan akan sangat rendah (1-2%) apabila
terapi ARV ini dipakai. Namun jika ibu tidak memakai ARV sebelum dia mulai
sakit melahirkan, ada dua cara yang dapat mengurangi separuh penularan ini.
11
AZT dan 3TC dipakai selama waktu persalinan, dan untuk ibu dan bayi selama
satu minggu setelah lahir. Satu tablet nevirapine pada waktu mulai sakit
melahirkan, kemudian satu tablet lagi diberi pada bayi 2–3 hari setelah lahir.
Menggabungkan nevirapine dan AZT selama persalinan mengurangi penularan
menjadi hanya 2 persen. Namun, resistansi terhadap nevirapine dapat muncul
pada hingga 20 persen perempuan yang memakai satu tablet waktu hamil. Hal
ini mengurangi keberhasilan ART yang dipakai kemudian oleh ibu. Resistansi
ini juga dapat disebarkan pada bayi waktu menyusui. Walaupun begitu, terapi
jangka pendek ini lebih terjangkau di negara berkembang.

2. Penanganan obstetrik selama persalinan

Persalinan sebaiknya dipilih dengan menggunakan metode Sectio caesaria


karena metode ini terbukti mengurangi resiko penularan HIV dari ibu ke bayi
sampai 80%. Apabila pembedahan ini disertai dengan penggunaan terapi
antiretroviral, maka resiko dapat diturunkan sampai 87%. Walaupun demikian,
pembedahan ini juga mempunyai resiko karena kondisi imunitas ibu yang
rendah yang bisa memperlambat penyembuhan luka. Oleh karena itu, persalinan
per vagina atau sectio caesaria harus dipertimbangkan sesuai kondisi gizi,
keuangan, dan faktor lain.

3. Penatalaksanaan selama menyusui

Pemberian susu formula sebagai pengganti ASI sangat dianjurkan untuk bayi
dengan ibu yang positif HIV. Karena sesuai dengan hasil penelitian, didapatkan
bahwa ± 14 % bayi terinfeksi HIV melalui

J. Kompikasi
1. Tuberkulosis
2. Herpes Encephalitis
3. Kandidiasis
4. Meningitis Kriptokokus
5. Toksoplasmosis (Infeksi penyakit pada wanita hamil)
6. Komplikasi Neurologis

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Data yang dapat dikumpulkan pada klien yaitu data sebelum dan selama
kehamilan
1. Identitas pasien
2. Riwayat Kesehatan
 Masa lalu
 Sekarang
 Menstruasi
 Reproduksi
3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh BAB encer, lemas, mual muntah, nafsu makan
menurun
4. Data Psikologi
Kondisi ibu hamil dengan HIV / AIDS takut akan penularan pada bayi
yang dikandungnya. Bagi keluarga pasien cenderung untuk menjauh
sehingga akan menambah tekanan psikologis pasien.
2) Pemeriksaan Fisik
1. Breating
Kaji pernafasan bumil, apabila ibu telah terinfeksi sistem pernafasan
maka sepanjang jalur pernafasan akan mengalami gangguan. Misal
RR meningkat, kebersihan jalan nafas.
2. Blood
Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan virus HIV/AIDS.
Penurunan sel T limfosit; jumlah sel T4 helper; jumlah sel T8 dengan
perbandingan 2:1 dengan sel T4; peningkatan nilai kuantitatif P24
(protein pembungkus HIV); peningkatan kadar IgG, Ig M dan Ig A;
reaksi rantai polymerase untuk mendeteksi DNA virus dalam jumlah
sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler; serta tes PHS
(pembungkus hepatitis B dan antibodi,sifilis, CMV mungkin positif).
3. Brain
Tingkat kesadaran bumil dengan HIV/AIDS terkadang mengalami

13
penurunan karena proses penyakit. Hal itu dapat disebabkan oleh
gangguan imunitas pada bumil.
4. Bowel
Keadaan sisitem pencernaan pada bumil akan mengalami gangguan.
Kebanyakan gangguan tersebut adalah diare yang lama. Hal itu
disebabkan oleh penurunan sistem imun yang berada di tubuh
sehingga bakteri yang ada di saluran pencernaan akan mengalami
gangguan. Hal itu dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan.
5. Bladder
Kaji tingkat urin klien apakah ada kondisi patologis seperti perubahan
warna urin, jumlah dan bau. Hal itu dapat mengidentifikasikan bahwa
ada gangguan pada sistem perkemihan. Biasanya saat imunitas
menurun resiko infeksi pada uretra klien.
6. Bone
Kaji respon klien, apakah mengalami kesulitan bergerak,reflek
pergerakan. pada ibu hamil kebutuhan akan kalsium
meningkat,periksa apabila ada resiko osteoporosis. Hal itu dapat
memburuk dengan bumil HIV/AIDS.

B. Analisa Data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1 DS: Pasien mengatakan BAB Diare (infeksi virus Kekurangan
encer selama berhari-hari, lemas, HIV yang menyerang volume cairan
pusing. usus )
DO: Wajah pucat, mata cowong,
kulit dan mukosa kering, tekanan
turgor menurun.
2 DS: Pasien mengatakan nafsu Mual Muntah Perubahan nutrisi :
makan menurun, lemas, mual kurang dari
muntah kebutuhan tubuh

14
DO: Wajah pucat, nafsu makan
menurun, makan kurang lebih
habis 2 sendok, mual muntah, BB
berkurang, px tampak kurus
3 DS: Pasien mengatakan nyeri pada Infeksi Nyeri
luka di selangkangan
DO :
P: nyeri pada luka selangkangan
Q: nyeri terasa seperti terbakar
R: nyeri di daerah selangkangan
S: skala nyeri 5
T: nyeri ketika dibuat berjalan
4 DS: Pasien mengatakan terdapat Infeksi Kerusakan
luka di selangkangan integritas kulit
DO : Kulit sekitar luka terlihat
merah dan lecet
5 DS: Pasien mengatakan cemas Transmisi dan Ansietas
takut bayi akan tertular virus HIV penularan
DO: Pasien tampak cemas dan interpersonal
bingung

C. Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan berhubungann dengan diare
2) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pengeluaran yang berlebihan ( mual muntah dan diare berat )
3) Nyeri berhubungan dengan infeksi
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infeksi luka
5) Ansietas berhubungan dengan transmisi dan penularan interpersonal ( pada
bayi )
D. Rencana Keperawatan (Intervensi)
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare
Tujuan: Mempertahankan hidrasi
Intervensi:
15
a. Kaji tanda-tanda dehidrasi (kaji turgor kulit,membran mukosa, dan
rasa haus)
b. Pantau intake dan output cairan pasien
c. Observasi tanda-tanda vital
d. Berikan cairan IV untuk rehidrasi
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
2) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d pengeluaran yang
berlebihan( muntah dan diare berat )
Tujuan: Mempertahankan nutrisi yang adekuat
Intervensi:
a. Tentukan berat badan umum sebelum pasien di diagnosa HIV
b. Buat ukuran antropometri terbaru.
c. Diskusikan/catat efek-efek samping obat-obatan terhadap nutrisi.
d. Sediakan informasi ,mengenai nutrisi dengan kandungan kalori,
vitamin, protein, dan mineral tinggi. Bantu pasien merencanakan
cara untuk mempertahankan/menentukan masukan.
e. Tekankan pentingnya mempertahankan keseimbangan/pemasukan
nutrisi adekuat.
f. Berikan informasi dalam membantu pasien memahami pentingnya
diet seimbang. Sebagaian pasien mungkin akan mencoba diet
makrobiotik maupun diet jenis lain.
3) Nyeri berhubungan dengan infeksi
Tujuan: Pasien bisa mengontrol nyeri/rasa sakit, nyeri berkurang
Intervensi:
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10),
frekuensi, dan waktu. Menandai gejala nonverbal misal gelisah,
takikardia, dll
b. Dorong pengungkapan perasaan.pasien terhadap rasa nyeri
c. Ajarkan teknik distraksi relaksasi misalnya nafas dalam,kompres
hangat
d. Pantau tanda-tanda vital
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infeksi luka

16
Tujuan: Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi), tidak ada luka/lesi pada kulit.
Intervensi:
a. Kaji tanda dan gejala infeksi termasuk lesi, tanda kemerahan
b. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
c. Hindari kerutan pada tempat tidur
d. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
e. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
f. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
g. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
5) Ansietas berhubungan dengan transmisi dan penularan interpersonal ( pada
bayi )
Tujuan: Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas,
cemas berkurang
Intervensi:
a. Kaji tingkat kecemasan pasien
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
c. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
d. Dorong keluarga untuk menemani anak
e. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress
f. Ajarkan pasien dalam menggunakan teknik relaksasi
g. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

17
E. Implementasi
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara aktual, resiko, atau potensial.
Kemudian dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai.
F. Evaluasi
a. Pasien menunjukkan tingkah laku/teknik untuk mencegah kerusakan
kulit/meningkatkan kesembuhan.
b. Menunjukkan kemajuan pada luka/penyembuhan lesi.
c. Keluhan hilangnya/terkontrolnya rasa sakit
d. Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks
e. Dapat tidur/beristirahat adekuat
f. Membran mukosa pasien lembab, turgor kulit baik, tanda-tanda vital stabil,
haluaran urine adekuat
g. Menunjukkan nilai laboratorium dalam batas normal
h. Menunjukkan perbaikan energi yang adekuat

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
HIV adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan terjadinya AIDS. HIV
melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel darah putih yang membantu
dalam menghalau penyakit (Dr. Hutapea Ronald, 2011).
 AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit oportunistik atau kanker
tertentu akibat menurunnya system kekabalan tubuh oleh infeksi virus HIV
(Brunner,2001).
 AIDS adalah tranmisi human imuno defisiensi virus, suatu retrovirus yang
terjadi terutama melalui pertukaran cairan tubuh (Friedland, 1987).
B. Saran
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran
sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta. EGC.

Nursalam dan dwi,Ninuk. 2008. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi


HIV/AIDS. Jakarta. Salemba medika.

Yasmine Flores, Swabina.2007. Anak dan HIV/AIDS. Jakarta.

https://id.scribd.com/doc/310439392/Asuhan-Keperawatan-Pada-Ibu-Hamil-Dengan-
Gangguan-Hiv (di akses tanggal 14 april 2018)

20

Vous aimerez peut-être aussi

  • Waham 1
    Waham 1
    Document8 pages
    Waham 1
    Muslimin
    Pas encore d'évaluation
  • Gambar DDST Ii
    Gambar DDST Ii
    Document8 pages
    Gambar DDST Ii
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • HDR New
    HDR New
    Document8 pages
    HDR New
    Muslimin
    Pas encore d'évaluation
  • LP DPD Rizal
    LP DPD Rizal
    Document11 pages
    LP DPD Rizal
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Document19 pages
    Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • PENGKAJIAN - KELUARGA - P - Suharyoto (Baru) - Gabung - Perkesmas Covid
    PENGKAJIAN - KELUARGA - P - Suharyoto (Baru) - Gabung - Perkesmas Covid
    Document19 pages
    PENGKAJIAN - KELUARGA - P - Suharyoto (Baru) - Gabung - Perkesmas Covid
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Document19 pages
    Askep Keluarga (Abu Rizal)
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • NOVIA
    NOVIA
    Document1 page
    NOVIA
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Rizky
    Cover Rizky
    Document7 pages
    Cover Rizky
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Benar 1
    Askep Benar 1
    Document40 pages
    Askep Benar 1
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • LP DPD Novia Dwi
    LP DPD Novia Dwi
    Document11 pages
    LP DPD Novia Dwi
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Document19 pages
    Proposal Supervisi
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Askep RBD
    Askep RBD
    Document32 pages
    Askep RBD
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • LP Proses Menua Novia Dwi L.
    LP Proses Menua Novia Dwi L.
    Document16 pages
    LP Proses Menua Novia Dwi L.
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • BAB III Perencanaan
    BAB III Perencanaan
    Document25 pages
    BAB III Perencanaan
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • BAB II Pengkajian
    BAB II Pengkajian
    Document27 pages
    BAB II Pengkajian
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Wa0008
    Wa0008
    Document7 pages
    Wa0008
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Kehamilan Dengan Hiv Aids
    Askep Kehamilan Dengan Hiv Aids
    Document20 pages
    Askep Kehamilan Dengan Hiv Aids
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Document19 pages
    Proposal Supervisi
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Document19 pages
    Proposal Supervisi
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • TEMPLATE SOAL BLUEPRINT 2012 - Pakek
    TEMPLATE SOAL BLUEPRINT 2012 - Pakek
    Document5 pages
    TEMPLATE SOAL BLUEPRINT 2012 - Pakek
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Nurul Fatimah
    Nurul Fatimah
    Document128 pages
    Nurul Fatimah
    Firman Syah
    Pas encore d'évaluation
  • Wa0025
    Wa0025
    Document56 pages
    Wa0025
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Document2 pages
    Lembar Persetujuan
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Wa0027
    Wa0027
    Document2 pages
    Wa0027
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Wa0000
    Wa0000
    Document2 pages
    Wa0000
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • WA0001bb
    WA0001bb
    Document10 pages
    WA0001bb
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • WA0024hhh
    WA0024hhh
    Document22 pages
    WA0024hhh
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Keluarga 16 Anak Kandung
    Keluarga 16 Anak Kandung
    Document47 pages
    Keluarga 16 Anak Kandung
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation
  • Wa0009
    Wa0009
    Document2 pages
    Wa0009
    Novia Dwi Lestari
    Pas encore d'évaluation