Vous êtes sur la page 1sur 9

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Identitas Pasien

Identitas Pasien Pasien


Nama Tn. “M”
Umur 58 tahun
Agama Islam
Alamat Desa Dulang
Pendidikan SMP
Pekerjaan Petani
Status perkawinan Kawin

2. Identitas penanggung jawab

Identitas penanggung jawab Keluaraga


Nama Tn. “A”
Umur 33 tahun
Agama Islam
Alamat Jl. Rajawali
Pendidikan SMA
Pekerjaan Wiraswasta
Hubungan dengan Pasien Anak Kandung

3. Riwayat penyakit

Riwayat penyakit Pasien

18
2

Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi

Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan bahwa terdapat benjolan pada


lipatan paha sebelah kanan sejak 2 tahun yang lalu,
pasien dibawa ke Rumah Sakit oleh keluarganya
setelah sebelumnya pasien mengeluh nyeri hebat
seperti tertusuk-tusuk pada lipatan paha sebelah
kanan sejak 3 hari yang lalu. Akan tetapi tidak terasa
nyeri di bagian tubuh lainnya. Skala nyeri yang
dirasakan pasien saat itu 7 (nyeri berat). Keadaan ini
dirasakan pasien secara tiba-tiba sehingga pasien
dan keluarga sepakat untuk dilakukan operasi pada
tanggal 16 Juni 2016. Setelah dilakukan operasi
keluhan utama pasien adalah nyeri seperti tertusuk-
tusuk pada bekas operasi dengan sekala nyeri 6
(sedang) dan sering dirasakan jika pasien hendak
memiringkan badan ke kiri maupun kanan.

Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan bahwa mempunyai penyakit


hernia sejak 2 tahun yang lalu dan tidak pernah
mempunyai penyakit Diabetus Militus maupun
Tekanan darah tinggi.

Riwayat keluarga Keluarga mengatakan bahwa dalam keluarganya


tidak ada yang mengalami penyakit yang diderita
pasien saat ini dan tidak memiliki penyakit menular
lainnya.

Riwayat psikologi Pasien mengatakan hubungan keluarganya baik dan


berkomunikasi dengan perawat dan dokternya.

Riwayat sosial Hubungan Pasien dengan masyarakat sangat baik


dan selalu ikut bermusyawarah di kampung
halamanya dan hubungan keluarganya sangat baik

4. Perubahan pola kesehatan

Pola Sebelum sakit Saat sakit


Pola persepsi dan tata laksana Pasien mengatakan tidak Pasien mengerti tentang
kesehatan tahu tentang penyakit penyakitnya saat ini
yang dideritanya. setelah mendapatkan
Terkadang pasien hanya penjelasan dari dokter.
meminta bantuan tukang Ketika terasa nyeri dan
pijat untuk keluar benjolan pada
menyembuhkan lipatan paha sebelah
penyakitnya tersebut. kanan pasien hanya
membiarkan saja karena
biasanya akan kembali
seperi semula. Pasien
merasa lega setelah
dilakukan operasi.
Pola nutrisi dan metabolsme Pasien mengatakan bahwa Pasien mendapatkan diet
makan setiap hari dengan bubur halus dengan
porsi yang banyak 3x porsinya 3x sehari
sehari, kadang-kadang minum 800cc/24jam
makan buah, minum 1.200
3

cc/24jam, pasien minum


kopi 60 cc/hari
Pola aktivitas Pasien mampu melakukan Pasien belum bisa
aktivitasnya sendiri tanpa melakukan aktivitas
di bantu orang lain. Setiap seperti biasanya karena
harinya Pasien bekerja diharuskan bedrest total
sebagai petani. Sebelum selama 24 jam setelah
di operasi Pasien menjalani operasi.
mengatakan aktivitasnya Pasien juga mengatakan
terganggu karena rasa badannya masih lemah
nyeri jika digunakan saat melakukan aktivitas
berdiri lama atau berjalan. ringan, Serta Pasien
merasakan pusing ketika
bergerak. Aktivitas
Pasien dibantu keluarga.
Pasien tampak berbaring
di tempat tidur karena
luka masih terasa nyeri
bila untuk bergerak
Pola eliminasi Pasien BAB 2 hari sekali. Setelah operasi Pasien
Konsistensi kuning, lembek, belum BAB. Pasien
bau khas. Pasien BAK 4-5 terpasang cateter dan urine
kali sehari dengan dibuang sehari 2 kali
konsistensi kuning, jernih, dengan warna kuning
bau khas. pekat ± 500 cc/24jam
Pola tidur dan istirahat pasien mengatakan Pasien mengatakan tidur
sebelum sakit Pasien hanya 4-5 jam selama
tidur pada malam hari sakit. Di karenakan
(pukul 22.00-04.00) Pasien masih merasakan
Pasien mengatakan tidak nyeri di daerah bekas
ada kesulitan dalam tidur operasi
dan Pasien mengatakan
jarang tidur siang
dikarenakan pada siang
hari Pasien masih
bekerja.
Pola persepsi dan konsep diri Pasien mempunyai Pasien berharap
persepsi yang baik penyakitnya segera
tentang waktu, orang lain sembuh sehingga dapat
dan tempat. Pasien pulang ke rumah.
mengatakan tidak ada
gangguan fungsi tubuh
serta tidak ada yang aneh
pada dirinya. Pasien
menyadari dirinya pria
dan perilaku seperti pria.
Pasien tidak malu akan
penyakitnya.
Pola penanggulangan stress Pasien mengatakan Pasien belum bisa
sesekali pergi berlibur ke melakukan aktivitas
tempat hiburan bersama seperti biasanya karena
keluarga. Sehari-hari diharuskan bedrest total
pasien menonton acara selama 24 jam setelah
televisi bersama keluarga menjalani operasi.
untuk menghilangkan
stress setelah bekerja.
Pola tata nilai dan kepercayaan Pasien pemeluk agama Selama di rawat di RS,
4

Islam dan ia taat Pasien tetap menjalankan


beribadah. Ia yakin ibadah shalat 5 waktu
bahwa Allah SWT akan walaupun hanya di
memberi kesembuhan tempat tidur, Pasien juga
pada dirinya. Sebelum berdzikir.
dirawat di RS pasien taat
beribadah yaitu selalu
menjalankan sholat 5
waktu dalam sehari.

5. Pemeriksaan Fisik

Observasi Pasien
Tekanan Darah 110/70 mmHg
Nadi 88 x/m Reguler
Suhu 37 °C
Respirasi Rate 24 x/m
Skala nyeri 6 (nyeri sedang)

E 4 : Spontan
V 5 : Orientasi baik
S 6 : Mengikuti perintah
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Integument
Inspeksi Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi,
bersih, tidak edema

Palpasi Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
piting oedema, kulit elastic, CRT < 2 detik

2. Pemeriksaan kepala dan leher


Inspeksi Warna rambut hitam, bersih, tidak ada
ketombe, kepala simetris di bagian leher tidak
ada lesi, Tidak edema

Palpasi Kepala tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak


ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tidak ada pembesaran trakea, tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada nyeri
tekan.

3. Pemeriksan mata dan Penglihatan Bulu mata tipis, kelopak mata tidak edema,
Inspeksi conjungtiva tidak anemis, skelera putih, kornea
dan iris normal licin dan transparan,
penglihatan Pasien normal, reflek pupil isokor.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi di bagian


kelopak mata

4. Pemeriksaan telinga dan


Pendengaran
Inspeksi Tidak ada lesi, tidak edema, daun telinga
bersih, gendang telinga bersih pendengaran
menurun.
5

Tidak ada nyeri tekan di daun telinga dan


dibelakang daun telinga, tidak edema, tidak
Palpasi ada lesi.

Hidung Pasien pesek, warna sawo matang,


5. Pemeriksaan hidung dan Sinus lubang hidung simetris, mukosa lembab,
Inspeksi septum normal di tengah-tengah, tidak ada
penyumbatan saat bernafas, tidak ada
pernafasan cuping hidung.

Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada


edema
Palpasi
Bibir lembab, warna hitam, lidah bersih,
6. Pemeriksaan mulut tenggorokan tidak edema, gigi kuning, ada
Inspeksi caries.

Tidak ada pendarahan gusi, tidak ada lesi, tidak


ada edema, tidak ada nyeri tekan.
Palpasi
Bentuk dada normal, payudara simetris, warna
7. Pemeriksaan Thorax dan Paru areola hitam, tidak ada penarikan intercoste
Inspeksi
Vocalfremitus teraba antara depan dan
belakang sama , tidak ada lesi, tidak edema,
Palpasi pergerakan simetris.

Redup

Perkusi Tidak terdapat suara nafas tambahan

Auskultasi
Iktuscordis kuat dangkal di intercoste 4-5
8. Pemeriksaan Jantung MCLS (micklavikula line sinistra)
Inspeksi
Iktuscordis teraba di intercoste 4-5 MCLS
(micklavikula line sinistra)
Palpasi
Jantung tidak melebar SI dan S2 tunggal.

Perkusi Terdengar suara lub-dub, Tidak ada suara


tambahan
Auskultasi

Bentuk abdomen simetris, tidak ada asites,


9. Pemeriksaan Abdomen tidak ada retraksi, tidak ada penonjolan.
Inspeksi
Terdapat nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah, hepar tidak teraba
Palpasi
Bising usus 18x/m

Auskultasi Timpani

Perkusi
6

Tidak terkaji
10. Pemeriksaan rectum dan anus
Inspeksi Tidak terkaji

Palpasi
Warna kulit sawo matang, lembab, bersih,
11. Pemeriksaan muskuloskletal tulang belakang normal, jari-jari normal tidak
Inspeksi tremor, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
luka gangren.

Tidak ada edema, tidak ada piting edema, nyeri


tekan tidak terkaji (Pasien tidak sadarkan diri),
Palpasi reflek bisep trisep abnormal

Kesadaran Compos Mentis GCS (Glasgow


Coma Scale)
12. Pemeriksaan neurologi 4 : Spontan
5 : Orientasi baik
6 : Mengikuti perintah

6. Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Nama periksaan Hasil Nilai normal


Laboratorium Gula darah 98 mg/dl < 150 mg/dl
sewaktu 190 mg/dl < 220 mg/dl
Cholesterol total 60 mg/dl < 200 mg/dl
Trigliserida 13.2 mg/dl 5 -25 mg/dl
BUN 0.7 mg/dl < 1.4 mg/dl
Kretinin serum 3.7 mg/dl 24 – 7 mg/dl
Asam urat 22 U/L < 29/ul
SGOT 15 U/L < 30/ul
SGPT 9.9 gr/dl l. 6g/dl13;p:12-1
Hemoglobin 16.100 4.500- 11.00 / cmm
Leukosit /cmm L: 40- 54% : P :38-
Hematokrit 48.1 % 47%
Trombosit 388.000/cm 150 – 450 ribu/cmm
m

7. Penatalaksanaan
1) Infus RL 20 tetes/menit
2) Injeksi Cefotaxime 3 x 1gr
3) Injeksi Santagesic 2 x 500mg

8. AnalisaData
Pada sub bab ini akan mengarah pada proses pengumpulan data kesenjangan

dan terkait antara data untuk menunjang penentuan masalah keperawatan.


7

Analisa data Etiologi Masalah


Data subjektif Pasien dengan penyakit Gangguan rasa nyaman
Pasien mengatakan nyeri seperti Hernia Ingualis Lateral nyeri
tertusuk-tusuk pada perut bagian Dextra
bawah (bekas pembedahan) setelah ↓
dilakukan tindakan operasi. Herniotomi

Data objektif : Insisi
 Pasien tampak lemah dan ↓
meringis kesakitan Diskontinuitas jaringan
 Terdapat bekas operasi pada ↓
abdomen bagian bawah Nyeri
 Terdapat nyeri tekan pada
abdomen bagian bawah
TTV:
Td: 110/70 mmHg
N: 88 x/m Reguler
S: 37 °C
RR: 24 x/m
Skala nyeri : 6 (sedang)

9. Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman yeri berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat
tindakan operasi

10. Intervensi

Dignosa keperawatan Intervensi Rasional


(tujuan kriteria hasil)
Gangguan rasa nyaman 1. Observasi TTV 1. Mengenal dan
nyeri b/d diskontuinitas
dan kaji karakteristik memudahkan dalam
jaringan akibat tindakan
operasi. nyeri. melakukan tindakan
keperawatan
Tujuan : 2. Anjurkan klien 2. Istira
Setelah dilakukan tindakan
istirahat ditempat tidur. hat untuk mengurangi
keperawatan 3 x 24 jam
nyeri berkurang atau hilang 3. Atur posisi pasien intesitas nyeri
senyaman mungkin. 3. Posisi
Kriterial hasil:
- Pasien melaporkan yang tepat mengurangi
nyeri berkurang atau
penekanan dan mencegah
hilang
- Bebas tanda 4. Berikan terapi ketegangan otot serta
komplikasi, TTV dalam
kompres Es mengurangi nyeri.
batas normal
4. Perse
5. Kolaborasi untuk psi dingin menjadi dominan
8

pemberian analgesik dan mengurangi persepsi


nyeri.
5. Analg
etik berguna untuk
mengurangi nyeri sehingga
pasien menjadi lebih
nyaman.

11. Implementasi

DIGNOSA 17 Juni 2016 18 Juni 2016 19 Juni 2016


KEPERAWATAN Jam 17.00 WIB Jam 16.45 WIB Jam 20.00 WIB
Gangguan rasa nyaman 1. Mengobse 1. Mengeval 1. Mengevalu
yeri b/d diskontuinitas rvasi TTV. uasi dan asi kembali dan
jaringan akibat tindakan 2. Mengkaji menilai skala menilai skala
operasi. skala nyeri nyeri nyeri
3. Menganju 2. Mengobser
2. Mengobs
rkan pasien vasi TTV
ervasi adanya
untuk istirahat 3. Menganjur
tanda infeksi
yang cukup di kan klien untuk
tempat tidur 3. Mengatur meningkatkan
4. Memberik posisi pasien mobilitas secara
an terapi senyaman bertahap misal
kompres Es mungkin belajar duduk
5. Berkolabo 4. Berkolabor
4. Memberi
rasi dengan tim asi dengan ahli
kan terapi
medis dalam fisioterapi
kompres Es
pemberian
analgesik

12. Evaluasi

Diagnosa 17 Juni 2016 18 Juni 2016 19 Juni 2016


Jam 17.30 WIB Jam 17.15 WIB Jam 20.30 WIB
Gangguan rasa nyaman yeri S: Pasien S: Pasien S: Pasien mengatakan
b/d diskontuinitas jaringan mengatakan nyeri mengatakan nyeri nyeri berkurang dan
akibat tindakan operasi. pada bekas berkurang sudah dapat duduk
operasi O: Pasien masih sendiri
O: Pasien terbaring lemah O: Pasien melaporkan
meringis di tempat tidur nyeri berkurang atau
kesakitan, skala dan sesekali hilang
nyeri 6 (sedang) meringis Tidak ada tanda
A: Masalah kesakitan, skala komplikasi,
teratasi sebagian nyeri 3 (ringan) TTV:
P: lanjutkan 1-2. A: Masalah Td: 120/80 mmHg
teratasi sebagian N: 80 x/m Reguler
P: lanjutkan 1-4. S: 36,2 °C
RR: 18 x/m
Skala nyeri 3 (ringan)
9

A: Masalah teratasi
P: pertahankan 3 dan
4

Vous aimerez peut-être aussi