Vous êtes sur la page 1sur 49

TUGAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PASANGAN BARU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Keluarga

Disusun oleh:
Titing Yulianti A.
P07120117075

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga,
maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat
pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan
keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas
perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing
individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga nya masing-masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang
tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan
keperawatan Keluarga Pasangan Baru”.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang konsep Keluarga Pasangan Baru(baru menikah).


2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada
Keluarga Pasangan Baru (baru menikah)..
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada Keluarga Pasangan
Baru (baru menikah).

2
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi kelompok
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok tentang asuhan
keperawatan Keluarga Pasangan Baru(baru menikah)
1.3.2 Manfaat Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang asuhan


keperawatan Keluarga Pasangan Baru(baru menikah)

3
BAB II
KONSEP TEORITIS

1.1 Konsep Keluarga dan Keluarga Pemula(Baru Menikah)


Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya
atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah
kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan
setiap individu punya peran masing-masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu
dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri
dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan
oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum,
tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai
sebuah keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto,2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga .

Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua
orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah
Ciri-ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain
2. Ada keterbatasan,
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

4
Tujuan Dasar Keluarga:
Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki
pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang dapat
menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi sebagai buffer
atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua
harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga
serta menyiapkan peran anggotanya menerima peran di masyarakat(supriadi, 1999)
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut kebutuhan
fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota masyarakat(supriadi,1999).
Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara, namun
keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang memperhatikan
secara total segi-segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi yang menjadi perhatian
keluarga adalah kesejahteraan anggotanya, kelompok lain seperti teman kerja, teman
sekolah,majelis dan LSM tidak menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu,
mereka sebatas satu segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam urusan
sekolah atau pengajian atau produktivitas dan prestasi di sekolah(supriadi,1999)
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh penting
terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu yang menjadi
anggotanya(Supriadi,2009)

Struktur keluarga (ikatan darah) :


1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi ,
dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.
5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

5
. Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar:
1. PRASEJATERA,
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama, sandang, papan,
pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu /lebih indikator
Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat sosial
psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,
lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan..
3. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan 2
kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur
minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat
3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur
10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih .
keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
4. KELUARGA SEJAHTERA III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian berbeda
tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan
ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun
terakhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.
5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS,
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan, kontribusi pada
masyarakat, indikator Keluarga Sejahtera III + (ditambah), memberikan sumbangan.

Tipe Keluarga yaitu:


Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe keluarga
tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non normative.
Sussman(1974),Macklin(1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:

6
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau
orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier
keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-anaknya
sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai
pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy
dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.

Fungsi keluarga yaitu:


1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan
kepentingan di masyarakat.

7
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan:


Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau
keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan
upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

2.2 Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval)


(Sociologikal Perspektive)
1. Keluarga baru menikah/pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim.
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.
d. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),
mendiskusikan rencana punya anak.

8
2. Keluarga Dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi keluarga baru
c. Interaksi keluarga,
d. Hubungan Seksual
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan luar.
d. Pembagian tanggung jawab.
e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja
a. Membantu sosialisasi anak dg lingk luar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga
tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga
c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan.
d. Persiapan perubahan Sistem peran
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah
kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di

9
rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak –anak
untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
a. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
b. pertahankan keintiman pasangan
c. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. penataan kembali peran orangtua
7. Keluarga usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saa t
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
a. pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan
b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
c. meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia tua
Dimulaidengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah
satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.
b. Adapatasi perubahan: kehilangan pasangan keluarga.
c. Pertahankan keakraban pasangann.
d. Melakukan life review masa lalu
Keluarga sebagai system :
Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial
yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu.
Alasan keuarga sebagai sistem :
1. Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
2. Saling berhubungan dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masyarakat Sebabagai suprasistem
Komponen sistem keluarga
1. Input: anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, lingkungan, budaya, agama
2. Proses: proses pelaksanaan fungsi keluarga
3. Out put: hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesehatan.
4. Feedback: pengontrol perilaku keluarga

10
Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem:
1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan
lingk. Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian
pada lingk. Sekitar
Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula:
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing;
a. Mempersiapkan keluarga yang baru
b. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
c. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
d. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina hubungan
baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh Keluarga Pasangan Baru adalah:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang
baru, Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi baru
diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan
dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan
diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi tugas
memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua
pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan
perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan yaitu
penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana

11
2.3 Masalah-masalah umum yang terjadi pada Keluarga Pasangan Baru
Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional,
kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum
maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling
keluarga berencana, penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya
juga terjadi perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah
belum bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi
yang berbeda.

2.4 Masalah keperawatan kesehatan keluarga


1. Komunikasi keluarga disfungsional
2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua,
konflik peran orangtua.
3. Perubahan penampilan peran.
4. Gangguan citra tubuh.
5. Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan
koping keluarga.
6. Risiko terhadap tindak kekerasan.
7. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
8. Gangguan tumbuh kembang.
9. Risiko penularan penyakit,

2.4. Proses Keperawatan keluarga


Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua
tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses
keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau
diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-
sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi
(2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu
dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta

12
minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga ,
menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang
dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga .
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi :

1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-
hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
1. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
angan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.

13
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.

4. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga


a. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan

14
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor
yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan
ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
5. Status Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu
penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga .
6. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik
atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum
terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.
7. Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.

15
8. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya suatu penyakit.
b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.
9. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal,
empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan
yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c. Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap
peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak
ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
10. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.
b. Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada

16
anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan
ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang
perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan.
3) Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.

17
4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang
diperlukan
5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
6) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara
lingkungan dimasa mendatang.
7) Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
8) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana
pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
9) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).
10) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan.

11. Fungsi reproduksi


Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.

12. Fungsi ekonomi


Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga .

13. Stress dan Koping keluarga


1) Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

18
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
5) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
14. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan
pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
15. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan
koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2. Resiko (ancaman kesehatan)
3. Keadaan sejahtera (wellness)

19
Contoh diagnosa keperawatan keluarga ;
1. Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
Contoh:
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil keputusan/tindakan untuk
mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dangan
masalah kekurangan nutrisi.

2. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)


Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh
kembang yang tidak adekuat, dan sebagainya.
Contoh:
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan denganketidaktahuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi terhadap Balita.

3. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial


Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera)
boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh:
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak R
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak R
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak
R

20
3. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi
bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka
terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
 Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
 Ancaman kesehatan 2 1
 Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
 Mudah 2
 Sebagian 1 2
 Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
 Tinggi 3
 Sedang 2 1
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas


a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga

21
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
2. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan
dukungan masyarakat.

c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
4. Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.

d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga .

4. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan
alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. Tujuan jangka menengah.
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan

22
2.5 Perencanaan Keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

2.6 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara ;
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

23
2.7 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
kesediaan keluarga .
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

1. Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervens
keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan
diagnosa keperawatan.
4. Planning
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.

24
BAB III

Tinjauan Kasus Askep Keluarga Pasangan Baru

3.1 Pengkajian Keluarga


1. Pengkajian
A. Identitas KK
Nama : Wahyu Wijayanto
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SI pertanian
Pekerjaan : belum bekerja
Alamat : Jogokariyan MJ 1/201 Mantrijeron Yogyakarta
B. Komposisi Keluarga
Status
No Nama L/P Umur Hub Pend. Pekerjaan Kesehatan

1. Wahyu L 31 KK S1 pertanian Belum punya sehat


Wijayanto pekerjaan
2. Jeni Juita P 24 Istri SMA Ibu rumah Sehat
tangga

C. Genogram
Kerinci Bengkulu tengah

30 th 24 th
Merokok,dan cemas penurunan BB drastic.

D. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Pasangan Baru atau baru menikah

25
E. Suku Bangsa
Keluarga Tn. W berasal dari Kerinci sedangkan keluarga Ny.J berasal dari Bengkulu
tengah.Ny.J Mengatakan mempunyai kebiasaan memasak makanan yang bersantan dan
gorengan.
F. Agama
Keluarga memeluk agama isalam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan
dilingkungan sekitarnya,terutama Ny.J.biasanya Ny.J mengikuti pengkajian RT yang
diadakan setiap seminggu sekali.
G. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. W mengatakan saat ini belum memiliki pekerjaan, dan untuk sementara kebutuhan
keluarga dipenuhi oleh kedua orang tua Ny.J karena mereka masih tinggal satu rumah. Tn.
W mengatakan untuk terus berusaha mencari pekerjaan, supaya tidak terus bergantung
dengan mertuanya.
H. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton televisi dan
terkadang berlibur ke pantai panjang.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

A. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga dalam tahap Keluarga Pasangan Baru
B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ny.jeni Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
keluarga berencana(keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua), karena
C. Riwayat Keluarga Saat inti
Kedua orang tua saat ini hidup dilingkungan yang sama.Ny.J mengatakan
keluarganya terbentuk dari pertemuan kemudian berpacaran dan akhirnya menikah
pada 08-01-2018. Ny.J juga mengatakan setelah mereka menikah mereka masih
tinggal bersama orang tua.

26
Saat ini kondisi kesehatan kedua orang tua baik.Tn. W mengatakan dia cemas karena
belum mempunyai pekerjaan yang tetap dan Tn. W memiliki riwayat merokok 1
bungkus sehari.
D. Riwayat keluarga Sebelumnya.
Ny.J mengatakan dulu pernah mengalami kecelakaan bermotor,dan pernah
mengalami penyakit malaria,dan Tn. W juga mengatakan dulu pernah mengalami
sakit malaria, tetapi sampai saat ini tidak pernah sakit malaria lagi.

III. Pengkajian Lingkungan

A. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Ny.J menurut Ny.J rumah
yang ditempatinya belum selesai dibangun bagian belakang.kondisi rumah masih terlihat
berantakan karena baru seminggu yang lalu pasca pernikahan.antara rumah Ny.J dengan
yang lainnya tidak terlalu dekat,berjarak lebih kurang 2 meter. Kondisi ventilasi dirumah
baik dan cukup karena setiap kamar ada jendela atau ventilasinya. Sehingga cahaya yang
masuk cukup dan pertukaran udara sangat cukup.
B. Karakteristik Tetangga dan komunitas RW
Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang padat.Jarak antara
satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang dari 2 meter.Ny.J mengatakan
tetangganya cukup ramah,baik,dan sangat kompak denagn berbagai kegiatan.mereka
terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol diteras salah satu rumah.
Jarak masjid sekitar 500 meter dari rumah Ny.J.Menurut Ny.J diseberang jalan rumahnya
ada tempat praktek bidan,sehingga apabila ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan,mereka pergi ke tempat praktek bidan tersebut atau kepuskesmas
yang berjarak 100 meter dari rumah Ny.J.kegiatan posyandu biasanya diadakan di
posyando terpadu yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Ny.J
Untuk fasilitas umum,lingkungan rumah Ny.J jauh dari perkotaan.
C. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. W Mengatakan mereka sejak menikah masih tinggal di rumah Ny.J di
Bengkulu tengah,dan untuk saat ini belum ada rencana untuk pindah rumah.

27
D. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. W Mengatakan berinteraksi sangat baik.Ny.J sering mengikuti pengajian
ma’jlis ta’lim di desa nya.begitu juga dengan Tn. W semenjak tinggal dilingkungan
Bengkulu tengah, mengikuti kegiatan yang ada disana,seperti mengikuti pengajian.

IV. Struktur Keluarga


A. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. W Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn. W dan
Ny.J.apabila ada diantara mereka yang sakit,maka orang tua dari Ny.J akan membantu
pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah.
B. Pola Komunikasi Keluarga
Kluarga Tn. W mempunyai pola komunikasi yang cukup baik,terbuka,Bila timbul
masalah kelurga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan memberikan umpan balik
yang tepat.Dan tidak ada pola komunikasi fungsional yang ditemukan keluarga.
C. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn. W Merupakan pemegang kendali rumah tangga,tetapi apabila berkaitan dengan hal
pengambilan keputusan Tn. W bertanggung jawab untuk mengendalikan masalah dengan
mengambil keputusan secara kompromi dengan Ny.J.
D. Strukur Peran
Tn. W sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya karena ia masih
tinggal bersama mertuanya. Tn. W merupakan pemimpin keluarga, sedangkan Ny.J
sebagai istri/ibu rumah tangga. Peran Tn. W di dalam keluarga dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Menurut Tn. W ia selalu berusaha menjadi suami yang baik. Tn. W pun tidak
pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny.J untuk memberikan
masukan.
E. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai lembak karena mereka berdua tinggal
dilingkungan orang-orang lembak. Tn. W dan Ny.J merupakan pekerja keras. Namun
menurut Ny.J,mereka sendiri tidak tahu yang seperti apa nilai lembak sehingga mereka
menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.
Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak baik maka
mereka tidak akan melakukan hal itu.

28
V. Fungsi Keluarga
A. Fungsi Afektif
Tn. W dan Ny.J selalu berusahha saling memperlihatkan kasih sayang baik anatar
mereka berdua, maupun orang tua dari ny.Jeni. mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi yang terbuka dalam segala hal,sehingga sampai saat ini jarang terjadi
masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-
perasaan mereka.

B. Fungsi Sosialisasi
Ny.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling menyesuaikan
diri terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka terima, termasuk peran
suami istri. Dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn. W mudah berinteraksi dan
beradaptasi dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga berjalan baik dan
harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai dengan norma agama dan adat
istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan harmonis dan sejahtera. Dalam hal
mengatur kebutuhan rumah tangga diserahkan kepada istri(Ny.J) namun apabila nanti ada
masalah yang sulit dan mendesak, mereka akan membicarakan bersama. Kelaurga
mengatakan, bila nanti mempunyai anak, mereka akan mencoba menerapkan kedisiplinan
kepada semua anak mereka.

C. Fungsi Perawatan Kesehatan


Bagi keluarga Tn. W sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, batuk filek,
hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami istri belum mengalami
sakit/membutuhkan pelayanan perawatan.

D. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. W saat ini belum memiliki anak, karena baru 1 minggu menikah.
Kedua pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, tetapi mereka
juga mengatakan terserah kepada Yang Kuasa mau member mereka anak berapa, mereka
akan bahagia.

29
E.Fungsi Ekonomi.
Saat ini keluarga Tn. W belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari kedua pasangan ini, masih bergantung kepada orang tua. Sehingga
mereka memutuskan untuk tinggal bersama orangtua Ny.J.
VI. Stress dan Koping Keluarga
A. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan jika terus-terusan
bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan kebutuhan kedepanya akan
semakin banyak seperti membuat rumah sendiri, menyekolahkan anak, dan kebutuhan-
kebutuhan lainya, jadi keluarga sedikit berkecil hati dengan keadaan sekarang ini.

B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


1. Sistem dukungan keluarga sangat kuat. Keluarga besar saling membantu dalam
menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan keluarga saat ini.
2. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan yang mudah di jangkau oleh
keluarga.
3. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga.
C. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu. Keluarga
mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu dari
keluarga besar dalam membantu mereka pada saat membutuhkan pertolongan
dikemudian hari.
D. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny.J secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu pada saat
banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa makan, dan
membiarkan menunda waktu makan, sehingga terjadi penurunan BB drastic pada
Ny.J.

30
VII. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi kesehatan
secara fisik, Ny.Jeni mengalami penurunan BB drastic dan Tn. W ada masalah cemas
terhadap masa depan dan ada riwayat merokok.
No. Prosedur Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
1. Penampilan Umum Saat ini Tn. W yang berperan sebagai kepala keluarga,
terlihat sehat, cara perpakaian rapi, kebersihan baik,
postur badan sedang,BB;48 kg TB:165 cm, TD:120/80
mmHg,RR:18x/i, ND:70x/i.
Sedangkan Ny.jeni yang berperan sebagai seorang istri
tampak kurus, berpakaian rapi, kebersihan baik,BB=36
kg, TB=158 cm. TD:110/70mmHg, ND;60x/I,
RR:16x/i.
2. Status mental dan Mental kedua suami istri baik, Status emosi Tn. W dan
cara bicara Ny.Jeni mampu berorientasi dengan baik tanpa
hambatan. Berbicara nyambung dengan apa yang
dibicarakan.
II. Pemeriksaan kulit,kuku,dan
rambut.
1. Pemeriksaan kulit Baik pada Tn. W maupun Ny.J, Kulit terlihat bersih,
warna kulit merata dan berwarna putih, turgor kulit
baik, tidak terdapat lesi, dn sensivitas baik.

2. Pemeriksaan rambut dan Pemeriksaan rambut pada Tn. W dan Ny.J yaitu:
Rambut dan kulit kepala terlihat bersih, warna rambut
kulit kepala
hitam, tipis, tekstur halus, tidak terdapat lesi di kepala

3. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan Kepala pada Tn. W dan Ny.J yaitu: Kuku
bersih, rata dan tidak terdapat kelainan
III. Pemeriksaan kepala dan
leher
1. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan pada Tn. W dan Ny.J, Kepala terlihat
simetris, bentuk oval, tidak ada lesi. Tidak ada

31
kelainan pada arteri temporalis.
2. Pemeriksaan muka Pemeriksaan pada Tn. W dan Ny.J, Wajah terlihat
simetris, warna kulit putih. Distribusi merata sesuai
dengan warna kulit. Kekuatan otot temporan normal,
swnsasi wajah normal
3. Pemeriksaan telinga Pemeriksaan pada Tn. W dan Ny j, Bentuk simetris,
tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.

4. Pemeriksaan mata Pada Tn. W dan Ny.J Warna konjungtiva normal..

5. Pemeriksaan hidung dan Pada Tn. W dan Ny.J pemeriksaan hidung Normal,
tidak ada lesi maupun cairan.
sinus

6. Pemeriksaan mulut dan Pada Tn. W dan Ny.J Warna bibir terlihat normal tidak
terdapat caries pada bagian didepan gigi.
tenggorokan

7. Pemeriksaan leher Pada Tn. W dan Ny.J, Normal, tidak ada gangguan
fungsi maupun kelainan anatomis.
IV. Pemeriksaan Dada
1. Syistem pernapasan Pada Tn. W dan Ny.J, RR=Normal (napas 24x/i, tidak
menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan)
2. Syistem kardiovaskular Pada Tn. W dan Ny.J, BJ=Normal, BJ 1 dan BJ 2
terdengar, tidak ada BJ tambahan
V. Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan pada Tn. W dan Ny.J,Bising usus
terdengar normal pada kuadrant atas kanan, turgor baik
VI. Pemeriksaan Ekstremitas. Pada Tn. W dan Ny.J, Tidak ada gangguan fungsi
maupun kelainan anatomis

32
VIII. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap kepada team pelayanan kesehatan, agar tidak memandang
warna, jenis kelamin, status social, ekonomi dalam melayani pasien/orang-orang
yang butuh pengobatan. Serta berharap Keluarga mendapatkan pekerjaan
secepatnya.

3.2 Analisa

Analisa Data pada keluarga Tn. W

No Data Interpretasi Data Masalah


1 Ds : Ketidakmampuan Penurunan berat badan
mengenal masalah setelah pernikahan
 Menurut Ny. Jeni pekerjaan sehingga terjadi mudah
persiapan pernikahan terlalu banyak
lelah pada keluarga Tn.
sehingga sering lupa makan
 Ny. Jeni mengatakan sekarang ini Wahyu Wijayanto
mudah lelah\ khususnya Ny. Jeni
 Ny. Jeni mengatakan terjadi
penurunan BB sebanyak 4 kg dari
40 kg menjadi 36 kg dalam 1 bulan
(selama persiapan pernikahan)
Do :

 BB = 36 kg
 TB = 157 cm
 Ny. Jeni tampak kurus
 Badan tidak idealis
2 Ds : Ketidakmampuan Cemas terhadap masa
mengambil depan karena belum
 Tn. W mengatakan belum memiliki keputusan untuk memiliki pekerjaan pada
pekerjaan
melakukan keluarga Tn. W khusus nya
 Tn. W mengatakan susah
mendapatkan pekerjaan dan saat ini tindakan yang tepat pada Tn. W
terus mencari lowongan pekerjaan
 Tn. W mengatakan ada persaan
khwatir terhadap masa depan
keluarga.
D0 :

 Tn. W ada di rumah pada saat


pengkajian pada jam 2, seharusnya

33
jam kerja
 Tn. W tampak kecewa karena belum
memiliki pekerjaan
3 Ds : Ketidak mapuan Resiko tinggi terjadinya
mengenal masalah penyakit akibat merokok
 Tn. W mengatakan merokok 1 kesehatan pada keluarga Tn. W
bungkus sehari
khususnya Tn. W
 Tn. W tidak bisa meninggalkan
kebiasaan merokok
 Tn. W mengatakan tersa seperti ada
yang kurang kalau tidak merokok
Do :

 Tn. W merokok saat dikaji

3.3 Perumusan Diagnosa keperawatan Keluarga


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat badan
setelah pernikahan menyebabkan mudah lelah, BB jauh dari rentang ideal pada kelaurga
Tn. W khususnya Ny.Jeni B.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.
2. Cemas terhadap masa depan karena belum memiliki pekerjaan pada keluarga Tn. W
khususnya pada Tn. W B.d ketidakmampuab mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat
3. Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada Tn. W khususnya Tn. W B.d
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan

3.4 Prioritas Masalah

Dx.I. Penurunan berat badan setelah pernikahan sehingga terjadi mudah lelah pada
keluarga Tn. W khususnya Ny.Jeni B.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.
N
Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
o
1 Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 1 Masalah penurunan berat badan telah
Aktual terjadi pada Ny.Jeni dikarenakan terlalu
banyak pekerjaan dalam
mempersiapkan penikahan dan setelah
pernikahan dan akhirnya terjadi mudah
lelah.

34
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Keluarga memiliki sumberdaya yang
untuk d ubah: cukup kuat untuk mengatasi masalah
Tinggi yaitu:
1. Karena tidak memiliki pekerjaan,
jadi lebih banyak istirahat dan
makan yang teratur.
2. Pola komunikasi yang baik dalam
keluarga
3 Potensial di 2/3 x 1 = 2/3 1 Masalah sidah berlangsung belum
cegah : terlalu lama, sekitar kurang lebih 2
Cukup minggu terakhir ini.
4 Menonjolnya ½x1=½ ½ Masalah ada tapi di anggap hal yang
masalah : biasa oleh keluarga
Masalah ada
tapi tidak perlu
segera diatasi
Total 41/2

Dx.II. Cemas terhadap masa depan karena belum memiliki pekerjaan pada keluarga Tn.
W khususnya pada Tn. W B.d ketidakmampuab mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat
N Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
o
1 Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Cemas menjadikan Tn. W berkecil
Actual hati,tidak percaya diri dan khawatir
terhadap masa depan.
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Sumberdaya di keluarga cukup kuat
untuk di ubah: 1. Mertua saling menghargaibdan
Tinggi dapat mengerti
2. Sistim dukungan sosial keluarga
kuat
3. Pola komunikasi keluarga baik.
3 Potensial di 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Jarak rumah dengan kota terjangkau (
cegah : agak dekat). Keluarga belum
Cukup memanfaatkan lapangan pekerjaan yang
ada.
4 Menonjolnya ½x1=½ ½ Keluarga merasakan adanya masalah
masalah : tapi cemas dianggap hal biasa
Tidak segera
perlu diatasi

35
Dx.III Resiko Tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada keluarga Tn. W Khususnya
Tn. W yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah.

No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembesaran


1. Sifat 2/3x1=2/3 2/3 Merokok dapat mengakibatkan
masalah:Resiko berbagai masalah kesehatan baik untuk
yang merokok maupun yang pasif.
Resiko penyakit yang timbul karena
merokok sangat banyak diantaranya
PPOM, bronchitis, sampai dengan
Kanker Paru.
2. Kemungkinan 1/2x2=1/2 ½ Keluarga memiliki sumber daya
untuk dirubah: diantaranya:
sebagian  Pola komunikasi yang baik dalam
keluarga
 Hubungan keluarga yang harmonis
 Keluarga terutama Ny.jeni
mempunyai keinginan agar Tn. W
berhenti merokok.
 Namun, kebiasaan merokok ini
sudah sangat lama jadi susah untuk
dengan cepat merubahnya.
3. Potensial 1/3x1=1/3 1/3 Perilaku merokok ini sudah lama Tn. W
dicegah:Rendah lakukan. Keluarga tidak pernah
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
mengurangi perilaku merokok karena
belum ada yang memotivasi kuat untuk
berhenti merokok.
4. Menonjolnya 0/2x1=0 0 Keluarga tidak merasakan adanya
masalah: masalah karena Tn. W selama ini tidak

36
masalah tidak pernah menderita sakit yang
dirasakan. diakibatkan oleh rokok.

37
3.5 Perencanaan
Rencana Keperawatan pada keluarga Tn. W Khusunya Ny.Jeni Dengan Penurunan Berat badan drastic, serta Tn. W dengan Cemas dan Resiko
terjadinya penyakit akibat merokok.
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Dx.Keperawatan Jangka Rencana Intervensi
Jangka Pendek Kriteria Standar
Panjang
1. Perubahan nutrisi Setelah Setelah dilakukan Respon  Masalah  Diskusikan bersama keluarga penurunan BB
kurang dari dilakukan intervensi Verbal Penurunan BB drastic.
kebutuhan tubuh intervensi keperawatan selama adalah Jika  Ajak keluarga untuk menceritakan
sehingga terjadi keperawata 2x45 menit, terjadi Penurunan penyebab-penyebab lain terjadinya
Penurunan berat n selama keluarga mampu: BB dalam waktu penurunan Bb drastic.
badan setelah 2x45 menit 1. Mengenal Cepat/singkat.  Menjelaskan pada keluarga tanda dan gejala
pernikahan selama 6 masalah.  Penyeba akibat penurunan BB drastic.
menyebabkan minggu, BB 1.1.Menjelaskan Penurunan BB  Jelaskan pada keluarga dampak dari
mudah lelah, BB ny.Jeni kembali tetntang drastic adalah penurunan BB drastic jika berkelanjutan.
jauh dari rentang kembali penurunan BB kurangnya  Berikan kesempatan keluarga bertanya.
ideal pada naik/kondis drastis. asupan makanan,  Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang
kelaurga Tn. W i Ideal. 1.2.Menjelaskan pola tidur yang telah didiskusikan atau dijelaskan
khususnya kembali tidak baik(kurang  Beri pujian atas perilaku yang benar.
Ny.Jeni B.d penyebab tidur/begadang),
ketidakmampuan penurunan BB penyakit-
mengenal drastis penyakit tertentu.
masalah 1.3.Menyebutkan  Tanda dan gejala
kesehatan. kembali tanda penurunan BB
dan gejala drastic adalah
penurunan BB Badan terlihat
drastic Kurus, mudah
1.4.Menjelaskan lelah.
kembali dampak  Dampak
yang dapat penurunan BB
terjadi bila BB drastic adalah
tidak ideal. kurus(BB tidak

38
ideal), daya tahan
tubuh lemah, dan
lain-lain.
2. Mengambil Respon  Keluarga  Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan
keputusan untuk verbal mengatakan yang harus dilakukan saat Ny.jeni sakit
mengatasi keputusannya akibat penurunan BB drastic ini.
penurunan BB dalam mengatasi  Bombing dan motivasi keluarga untuk
drastic penurunan BB mengambil keputusan dalam menangani
drastic pada masalah penurunan BB drastic
Ny.jeni  Beri pujian atas keputusan yang diambil
untuk mengatasi masalah gizi kurang pada
Ny.Jeni.
2. Cemas terhadap Setelah Setelah dilakukan Respon  Cemas adalah  Diskusikan bersama keluarga tentang
masa depan dilakukan intervensi Verbal mekanisme yang pengertian cemas.
karena belum intervensi keperawatan selama digunakan tubuh  Jelaskan kepada keluarga dampak akibat
memiliki keperawata 2x45 menit, untuk mengatasi cemas yang berkelanjutan.
pekerjaan pada n keluarga mampu: stress.  Jelaskan pada keluarga mengenai tuags
keluarga Tn. W selama2x45 1. mengenal masalah  kecemasan jadi perkembangan keluarga pada tahap ini.
khususnya pada menit 1.1 Menjelaskan berlebihan dan  Jelaskan pada keluarga masalah-masalah
Tn. W B.d selama 6 kembali pengertian tak terkendali, yang terjadi pada tahap perkembangan
ketidakmampuab minggu, cemas. kemungkinan keluarga saat ini.
mengambil keluarga 1.2. menjelaskan bias menandakan  Beri kesempatan pada keluarga untuk
keputusan untuk mampu dampak karna cemas penyakit yang bertanya.
melakukan menghialng disebut Anxiety  Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang
tindakan yang kan rasa Disorder sebagai telah didiskusikan atau dijelaskan.
tepat cemas/berk dampaknya.  Beri pujian untuk perilaku yang benar.
urang.

2. Mengambil Respon  keluarga  Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan


keputusan untuk verbal menyatakan yang harus dilakukan saat Tn. W terlihat
mencegah terjadinya untuk terus kecewa.
gangguan cemas memotivasi  Bombing dan motivasi keluarga untuk

39
yang lebih parah, keluarga, dan mengambil keputusan dalam menangani
misalnya dengan saling masalah.
memanfaatkkan menghargai.  Beri pujian atas keputusan yang diambil
peluang-peluang untuk mengatasi masalah cemas pada Tn. W.
kerja.
3. Resiko tinggi Setelah Setelah dilakukan Verbal  Ketergantungan  Diskusikan bersama keluarga tentang
terjadinya dilakukan kunjungan 2x45 rokok adalah pengertian ketergangungan.
penyakit akibat intervensi menit, keluarga menyebabkan  Jelaskan pada keluarga tentang penyebab
merokok pada keperawata mampu: ketergantungan seseorang merokok: karena pengaruh
Tn. W khususnya n 2x45 1. mengenal baik fisik keluarga, teman, atau karena
Tn. W B.d menit bahaya atau maupun mental. kepribadiannya.
ketidakmampuan selama 6 penyakit lanjut  3 dari 4 penyebab  Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
mengenal minggu, akibat merokok. merokok yaitu: tentang hal yang tidak dimengerti.
masalah diharapakan  Pengertian 1. Keluarga:  Bimbing keluarga untuk mengulangi apa
kesehatan keluarga ketergantungan adanya figure yang telah didiskusikan atau dijelaskan.
mampu rokok merokok  Beri pujian atas kemampuan keluarga
mencegah  Penyebab dirumah. menyebutkan kembali apa yang telah
resiko ketergantungan 2. Kepribadian: dijelaskan atau didiskusikan.
terjadinya rokok perokok
penyakit biasanya dapat
akibat membuat orang
merokok lebih percaya
pada Tn. W diri, rokok bias
dijadikan
teman bagi
orang yang
introped.
3. Kelompok/tem
an: takut tidak
diterima oleh
kelompok,
sering
mendapat

40
tekanan dari
teman dan
besarnya
pengaruh
teman yang
merokok
4. Kesempatan:
mudahnya
mendapatkan
rokok dan
dengan harga
yang lebih
murah.
 3 akibat merokok
terkait dengan
gangguan:fisik,
psikologis, dan
social.
2. Setelah dilakukan Verbal Keluarga  Jelaskan kepada keluarga tentang akibat
kunjungan rumah mengatakan lanjut dari merokok.
3x45 menit, keputusanya untuk  Bombing keluarga untuk menyebutkan
keluarga dapat membantu Tn. W kembali akibat merokok.
mengambil berhenti atau  Bombing dan motivasi keluarga untuk
keputusan untuk mengurangi rokok. mengambil keputusan dalam mengatasi
mencegah Tn. W ketergantungan rokok.
mengurangi rokok.  Beri pujian atas keputusan yang diambil
keluarga untuk mencegah ketergantungan
rokok pada Tn. W.
3. Setelah dilakukan Verbal  Keluarga dapat  jelaskan pada keluarga tentang cara
5x45 menit redement menjelaskan mengurangi atau berhenti merokok pada Tn.
kunjungan rumah, rasi tentang cara W meliputi: Cara memberikan pada Tn. W,
keluarga dapat mencegah atau komunikasi efektif.
membantu Tn. W mengurangi  Demonstrasikan kepada keluarga tentang:

41
untuk mengurangi rokok pada Tn.  Cara berkomunikasi yang efektif
atau berhenti W yaitu tetap  Cara memeberikan dukungan.
merokok. memberikan  Beri kesempatan keluarga untuk
dukungan dan mendemonstrasikan kembali cara membantu
perhatian pada mengurangi atau berhenti merokok.
Tn. W, tentukan  Beri kesempatan keluarga untuk
apakah akan menanyakan hal-hal yang tidak jelas atau
berhenti total dimengerti.
atau berhenti  Beri pujian keluarga atas keberhasilan
sedikit demi tindakan yang dilakukan keluarga.
sedikit.
 Keluarga dapat
menyebutkan
cara membantu
Tn. W
mengurangi atau
berhenti
merokok.
 Keluarga dapat
mendemonstrasik
an kembali
dengan benar
tentang:
 Cara
berkomunikasi
yang efektip
 Cara
memberikan
dukungan.
4. Setelah dilakukan Verbal,  Keluarga dapat  Diskusikan dengan keluarga tentang
kunjungan 3x35 psikomot menyebutkan modifikasi lingkungan yang dapat
menit, keluarga or, cara membantu Tn. W mengurangi atau berhenti
mampu kunjunga memodifikasi: merokok untuk mencegah penyakit akibat

42
memodifikasi n yang  Lingkungan fisik merokok.
lingkungan untuk tidak di rumah yaitu:  Motivasi keluarga untuk dapat menata
membantu duga. menghindari lingkungan rumah baik fisik maupun
mengurangi atau teman-teman psikologis yang dapat membantu T.Dedi
berhenti merokok perokok, mengurangi atau berhenti merokok untuk
pada Tn. W untuk menghindari mencegah penyakit.
mencegah terjadinya tempat-tempat  Beri pujian atas penataan lingkungan yang
penyakit akibat mengijinkan telah dilakukan oleh keluarga.
merokok. orang bebas
merokok.
 Lingkungan
psikologis yaitu;
buat lingkungan
yang nyaman.
 Keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan agar
Tn. W berhenti
merokok atau
mengurangi.

3.6 Evaluasi
Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga keluarga Tn. W
Dx.
Tgl & waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Perubahan Sabtu,02 juli  Diskusikan bersama keluarga Subjektif:
nutrisi kurang 2011, penurunan BB drastic.  Ny.Jeni Mengatakan ia sekarang mengerti
dari kebutuhan Pukul 10.00  Ajak keluarga untuk mengenai masalah penurunan BB drastis yang
tubuh sehingga wib menceritakan penyebab- mempunyai Dampak.
terjadi penyebab lain terjadinya  Ny.Jeni mengatakan lebih memperhatikan
Penurunan berat penurunan BB drastic. asupan makanan kalori dan proteinya.
badan setelah

43
pernikahan  Menjelaskan pada keluarga Objektif:
menyebabkan tanda dan gejala akibat  Ny.Jeni dapat menjelakan kembali masalah
mudah lelah, BB penurunan BB drastic. penurunan BB drastis
jauh dari rentang  Jelaskan pada keluarga dampak  Ny.jeni sebelumnya mengangkap bukan
ideal pada dari penurunan BB drastic jika masalah dengan penurunan BB drastic dan BB
kelaurga Tn. W berkelanjutan. tidak ideal saat pertama kali dijelaskan, namun
khususnya  Berikan kesempatan keluarga setelah terlibat diskusi, Ny.Jeni banyak sekali
Ny.Jeni B.d bertanya. melontar pertanyaan.
ketidakmampuan  Bantu keluarga untuk
mengenal mengulangi apa yang telah Analisa:
masalah didiskusikan atau dijelaskan  Keluarga sudah mengetahui masalah mengenai
kesehatan  Beri pujian atas perilaku yang penurunan BB drastic dan telah mengambil
benar keputusan yang tepat yaitu Ny.Jeni banyak
 Jelaskan pada keluarga makan kalori,vitamin, makan teratur,istirahat
mengenai tindakan yang harus teratur.
dilakukan saat Ny.jeni sakit Planning:
akibat penurunan BB drastic  Lakukan pemantauan BB sampai BB ideal.
ini.
 Bombing dan motivasi keluarga
untuk mengambil keputusan
dalam menangani masalah
penurunan BB drastic
 Beri pujian atas keputusan yang
diambil untuk mengatasi
masalah gizi kurang pada
Ny.Jeni.
Cemas terhadap Minggu, 03  Diskusikan bersama keluarga Subejektif:
masa depan juli 20011, tentang pengertian cemas.  Tn. W mengatakan ia sekarang mengerti tentang
karena belum Pukul 11.00  Jelaskan kepada keluarga pengertian cemas.
memiliki wib dampak akibat cemas yang  Tn. W mengatakan ia telah memahami dampak
pekerjaan pada berkelanjutan. dari cemas jika berkelanjutan.
keluarga Tn. W  Jelaskan pada keluarga  Tn. W mengatakan telah mengerti tugas
khususnya pada mengenai tuags perkembangan keluarga di tahap perkembangan keluarga saat

44
Tn. W B.d keluarga pada tahap ini. ini/pemula.
ketidakmampuab  Jelaskan pada keluarga
mengambil masalah-masalah yang terjadi Objektif:
keputusan untuk pada tahap perkembangan  Tn. W menjelaskan kembali definisi cemas,
melakukan keluarga saat ini. dampak cemas jika berkelanjutan,serta tugas
tindakan yang  Beri kesempatan pada keluarga keluarga ditahap perkembangan saat ini.
tepat untuk bertanya.  Tn. W sebelumnya menganggap cemas itu
 Bantu keluarga untuk bukan masalah, namun setelah telibat diskusi,
mengulangi apa yang telah Tn. W banyak sekali melontarkan pertanyaan.
didiskusikan atau dijelaskan.
 Beri pujian untuk perilaku yang Analisa:
benar  Keluarga sudah mengetahui mengenai cemas,
 Jelaskan pada keluarga dampak dan tugas keluarga pada tahap
mengenai tindakan yang harus perkembangan saat ini.
dilakukan saat Tn. W terlihat
kecewa. Planning:
 Bombing dan motivasi keluarga  Lakukan pemantauan terhadap Ekspresi atau
untuk mengambil keputusan ucapan kalimat-kalimat yang keluar dari Tn. W,
dalam menangani masalah. apakah masih ada kata menyerah,mengeluh,
 Beri pujian atas keputusan yang atau rasa ketakutan.
diambil untuk mengatasi
masalah cemas pada Tn. W
Resiko tinggi Senin,04 juli  Diskusikan bersama keluarga Subjektif:
terjadinya 2011, tentang pengertian  Tn. W mengatakan ia sekarang mengerti
penyakit akibat Pukul 09.00 ketergangungan. mengenai ketergantungan merokok.
merokok pada WIB  Jelaskan pada keluarga tentang  Tn. W mengataka ia sekarang mengerti tentang
Tn. W penyebab seseorang merokok: dampak jika tidak berhenti atau engurangi
khususnya Tn. karena pengaruh keluarga, merokok.
W B.d teman, atau karena  Tn. W sekarang telah memperhatikan
ketidakmampuan kepribadiannya. kesehatannya.
mengenal  Beri kesempatan keluarga untuk  Tn. W mengatakan akan mengurangi merokok
masalah bertanya tentang hal yang tidak sedikit demi sedikit sampai berhenti.
kesehatan dimengerti.

45
 Bombing keluarga untuk Objektif:
mengulangi apa yang telah  Tn. W menjelaskan kembali tentang
didiskusikan atau dijelaskan. ketergantungan merokok.
 Beri pujian atas kemampuan  Tn. W menjelaskan kembali tentang
keluarga menyebutkan kembali dampak/akibat dari merokok.
apa yang telah dijelaskan atau  Tn. W yang awalnya belum antusias saat
didiskusikan. dijelaskan mengenai dampak-dampak dari
 Jelaskan kepada keluarga merokok, namun setelah terlibat dalam diskusi,
tentang akibat lanjut dari Tn. W banyak melontarkan pertanyaan-
merokok. pertanyaan.
 Bimbing keluarga untuk
menyebutkan kembali akibat Analisa:
merokok. Keluarga sudah mengetahui akibat/dampak dari
 Bimbing dan motivasi keluarga merokok, dan telah mengambil keputusan yang
untuk mengambil keputusan tepat untuk mengurangi atau berhenti merokok.
dalam mengatasi
ketergantungan rokok. Planning:
 Beri pujian atas keputusan yang  Lakukan pemantauan terhadap Tn. W dalam
diambil keluarga untuk mengurangi atau berhenti merokok.
mencegah ketergantungan
rokok pada Tn. W.
 jelaskan pada keluarga tentang
cara mengurangi atau berhenti
merokok pada Tn. W meliputi:
Cara memberikan pada Tn. W,
komunikasi efektif.
 Demonstrasikan kepada
keluarga tentang:
 Cara berkomunikasi yang
efektif
 Cara memeberikan
dukungan.
 Beri kesempatan keluarga untuk

46
mendemonstrasikan kembali
cara membantu mengurangi
atau berhenti merokok.
 Beri kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang tidak
jelas atau dimengerti.
 Beri pujian keluarga atas
keberhasilan tindakan yang
dilakukan keluarga.
 Diskusikan dengan keluarga
tentang modifikasi lingkungan
yang dapat membantu Tn. W
mengurangi atau berhenti
merokok untuk mencegah
penyakit akibat merokok.
 Motivasi keluarga untuk dapat
menata lingkungan rumah baik
fisik maupun psikologis yang
dapat membantu T.Dedi
mengurangi atau berhenti
merokok untuk mencegah
penyakit.
 Memberi pujian atas penataan
lingkungan yang telah
dilakukan oleh keluarga.
.

47
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah.
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap Keluarga Pasangan Baru yaitu:
membangun perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis,
membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta
merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),
mendiskusikan rencana punya anak
4.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan Keluarga Pasangan Baru, agar bias menjalin
hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.

48
DAPTAR PUSTAKA

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga(aplikasi dalam praktik).EGC:Jakarta.

Elizabeth, Anderson.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.EGC:Jakarta.

Friedman, Marylinn M.1978.Keperawatan Keluarga Teori dan praktik.EGC:Jakarta.

Supriadi.2009.Keperawatan Keluarga.-:Bandung.

Vous aimerez peut-être aussi