Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DEFINSI KEMISKINAN
1
3. Pendekatan kemampuan dasar (human capability approach)
Pendekatan ini menilai kemiskinan sebagai suatu keterbatasan kemampuan
dasar seperti kemampuan membaca dan menulis untuk menjalankan fungsi
minimal dalam masyarakat. Keterbatasan kemampuan dasar ini
menyebabkan tertutupnya kemungkinan bagi orang miskin untuk terlibat
dalam pengambilan keputusan.
4. Pendekatan objektif dan subjektif (objective and subjective approach)
Pendekatan objektif sering juga disebut pendekatan kesejahteraan karena
menekankan pada penilaian normatif dan syarat yang harus dipenuhi agar
keluar dari kemiskinan. Pendekatan subjektif menilai kemiskinan
berdasarkan pendapat atau pandangan orang miskin itu sendiri.
KLASIFIKASI KEMISKINAN
Kemiskinan Berdasarkan Ukuran Pendapatan (Income Size)
1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah batas kebutuhan minimum untuk bertahan
hidup atau hidup layak tidak terpenuhi. Ini mengacu pada konsep “di
bawah garis kemiskinan”. BPS biasanya secara berkala mengumumkan
besarnya pendapatan per kapita per bulan yang termasuk di bawah garis
kemiskinan.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif adalah membandingkan pendapatan yang diterima oleh
masing-masing golongan pendapatan di kalangan penduduk. Ini mengacu
pada konsep “distribusi pendapatan”. Pendapatan seseorang di kota A bisa
jadi termasuk kategori pendapatan golongan menengah tetapi kalua di kota
B, pendapatan orang tersebut termasuk kategori pendapatan golongan
rendah atau sebaliknya.
2
KEMISKINAN BERDASARKAN TINGKATAN (DEGREE OF
POVERTY)
a. Kemiskinan alamiah
Kemiskinan yang telah kronis atau turun-temurun
b. Kemiskian Siklus
Kemiskinan yang mengikuti siklus ekonomi atau konjungtur secara
keseluruhan
c. Kemiskinan Musiman
Kemiskinan yang sering dijumpai pada kasus nelayan dan pertanian
tanaman pangan
d. Kemiskinan Kebetulan
Kemiskinan yang tercipta secara kebetulan karena suatu kondisi tertentu
seperti bencana alam atau karena adanya kebijakan tertentu.
3
KEMISKINAN MENURUT BPS
GK : GKM + GKNM
di mana :
GK : Garis kemiskinan
GKM : Garis kemiskinan makanan
GKNM : Garis kemiskinan non makanan
4
Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal
menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktifitas
mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya
pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi, baik
investasi manusia maupun investasi modal. Rendahnya investasi berakibat
pada keterbelakangan dan seterusnya.
Menurut Nurkse ada dua lingkaran perangkap kemiskinan, yaitu dari sisi
penawaran (supply) dimana tingkat pendapatan masyarakat yang rendah
diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah menyebabkan kemampuan
masyarakat untuk menabng rendah. Kemampuan untuk menabung yang
rendah menyebabkan tingkat pembentukan modal rendah, tingkat
pembentukan modal (investasi) yang rendah menyebabkan kekurangan modal,
dan dengan demikian tingkat produktivitasnya juga rendah dan seterusnya.
Dari sisi permintaan (demand), di negara-negara miskin kemampuan untuk
menanam modal sangat rendah, hal ini dikarenakan luas pasar untuk berbagai
jenis barang terbatas yang disebabkan oleh pendapatan masyarakat yang
sangat rendah. Rendahnya pendapatan masyarakat dikarenakan tingkat
produktivitasnya yang rendah, sebagai wujud dari tingkat pembentukan modal
yang terbatas di masa lalu. Pembentukan modal yang terbatas disebabkan
kurangnya perangsang untuk menanamkan modal dan seterusnya.
5
KEBIJAKAN ANTI KEMISKINAN
Kebijakan anti kemiskinan dan distribusi pendapatan mulai muncul
sebagai salah satu kebijakan yang sangat penting dari lembaga-lembaga dunia,
seperti Bank Dunia, ADB,ILO, UNDP, dan lain sebagainya. Tahun 1990,
Bank Dunia lewat laporannya World Developent Report on Proverty
mendeklarasikan bahwa suatu peperangan yang berhasil melawan kemiskinan
perlu dilakukan secara serentak pada tiga front :
Pertumbuhan ekonomi yang luas dan padat karya yang menciptakan
kesempatan kerja dan pendapatan bagi kelompok miskin,
Pengembangan SDM (pendidikan, kesehatan, dan gizi), yang memberi
mereka kemampuan yang lebih baik untuk memanfaatkan kesempatan-
kesempatan yang diciptakan oleh pertumbuhan ekonomi,
Membuat suatu jaringan pengaman sosial untuk mereka yang diantara
penduduk miskin yang sama sekali tidak mamu untuk mendapatkan
keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental, bencana alam, konflik
sosial, dan terisolasi secara fisik.
6
Intervensi jangka pendek terutama pembangunan sector pertanian dan
ekonomi pedesaan, pembangunan transportasi, komunikasi, energy dan
keuangan, peningkatan peran serta masyarakat sepenuhnya (stakeholder
participation) dalam proses pembangunan dan proteksi social (termasuk
pembangunan system jaminan social).
7
a. Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha
mikro dengan pola bagi hasil/syariah dan konvensional.
b. Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga
Keuangan Mikro (LKM)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
c. Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha
mikro
d. Pembinaan sentra-sentra produksi di daerah terisolir dan tertinggal
e. Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro
f. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
g. Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil
h. Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan
pemberdayaan dan ketahanan keluarga
i. Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
j. Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis
kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.
3. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan
berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi
dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan
perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan
kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan
dengan fokus ketiga ini antara lain :
a. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah
perdesaan dan perkotaan
a. Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
b. Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
c. Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis
masyarakat.
4. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus
program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin
memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar.
Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :
8
a. Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan
dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);
b. Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);
c. Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;
d. Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-
cuma di kelas III rumah sakit;
5. Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi
masyarakat miskin. Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari
kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan
ekonomi. Program teknis yang di buat oleh pemerintah seperti :
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender
(PUG) dan anak (PUA)
b. Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat
terpencil, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.
c. Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan
korban bencana sosial.
d. Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin
(RTSM) yang memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu,
imunisasi dan pemeriksaan rutin BALITA, menjamin keberadaan
anak usia sekolah di SD/MI dan SMP/MTs; dan penyempurnaan
pelaksanaan pemberian bantuan sosial kepada keluarga
miskin/RTSM) melalui perluasan Program Keluarga Harapan
(PKH).
e. Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang
memenuhi persyaratan)
9
Program-program JPS antara lain sebagai berikut:
10
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
1. Dipandang perlu adanya semacam program yang bisa menjadi payung bagi
seluruh program penanggulangan kemiskinan yang telah ada di Indonesia.
2. Untuk lebih meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan lapangan pekerjaan dengan melibatkan partisipasi seluruh
masyarakat.
11
Penanganan Akar Kemiskinan melalui PNPM Mandiri
12
Bantuan modal bagi usaha mikro dan kecil
Bantuan usaha bidang pertanian, perternakan, perikanan,
perkebunan dan kehutanan
Bantuan peralatan teknologi tepat guna (TTG)
DASAR HUKUM
MANDAT UTAMA
Yaitu memperbaiki sasaran program berbasis rumah tangga dan wilayah serta
memperbaiki mekanisme penyaluran program
TUGAS POKOK
1. Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
2. Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi dan integrasi
program-program penanggulangan kemiskinan di kementerian/lembaga.
13
3. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan
kegiatan penanggulangan kemiskinan.
14
p. Masyarakat dan Pemangku Kepentingan lainnya
15
4. Program Nasional Keuangan Inkusif
Sistem keuangan yang berfungsi dengan baik merupakan salah satu
prasyarat berhasilnya pembangunan ekonomi dan sosial yang menjangkau setiap
komunitas individu. Pasar dan institusi keuangan memainkan peran penting dalam
menyalurkan dana ke kegiatan ekonomi yang paling produktif serta
mengalokasikan resiko ke pelaku ekonomi yang paling siap untuk
menanggungnya. Dengan demikian mereka berperan dalam mengatasi dampak
negatif dari ketidakseimbangan informasi serta biaya transaksi – dua penyebab
klasik kegagalan pasar – yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi,
pemerataan kesempatan dan kemakmuran, serta mengurangi kemiskinan.
PEMERATAAN PEMBANGUNAN
16
KONSEP-KONSEP DISTRIBUSI PENDAPATAN
Para ahli ekonomi pada umumnya membedakan antara dua ukuran utama dari
distribusi pendapatan baik untuk tujuan analisis maupun kuantitatif yaitu:
17
Pendapatan didistribusikan sesuai dengan fungsinya, seperti buruh
menerima upah, pemilik tanah menerima sewa, dan pemilik modal
menerima bunga serta laba. Jadi setiap faktor produksi memperoleh
imbalan sesuai dengan distribusinya pada produksi nasional, tidak lebih
dan tidak kurang.
Distribusi Pendapatan yang didasarkan pada pemilik faktor
produksi ini akan berkaitan dengan proses pertumbuhan pendapatan.
Adapun pertumbuhan pendapatan dalam masyarakat yang didasarkan pada
kepemilikan faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu:
a) Pendapatan karena hasil kerja yang berupa upah/gaji dan besarnya
tergantung tingkat produktivitas
b) Pendapatan dari sumber lain seperti sewa, laba, bunga
hadiah/warisan.
KURVA LORENZ
Kurva Lorenz adalah kurva yang menggambarkan fungsi distribusi
pendapatan kumulatif. Kurva lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif
aktual antara persentase jumlah penduduk penerima pendapatan tertentu
dari total penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar
mereka peroleh dari total pendapatan selama 1 tahun. Semakin jauh jarak
18
kurva lorenz dari garis diagonal (yang merupakan garis pemerataan
sempurna) maka semakin timpang atau tidak merata distribusi
pendapatannya. Oleh karena itu tidak ada satu Negara pun yang
memperlihatkan pemerataan sempurna atau ketidaksamaan sempurna
dalam distribusi pendapatannya
19
G1 = Perkiraan nilai G
Xk = Kumulatif proporsi populasi
Yk* = Kumulatif proporsi income / pendapatan
*Yk diurutkan dari kecil ke besar
Jadi suatu distribusi pendapatan makin merata jika nilai koefisien Gini
mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak
merata jika nilai koefisien Gininya mendekati satu (1).
20
> 17% dari keseluruhan pengeluaran
21
d. Menurut Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker
22
peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses
seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan
kata lain, ketimpangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau
tidak mempunyai kemampuan sebagai akibat keterbatasan atau rendahnya kualitas
sumberdaya manusia, tetapi karena ada hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan
struktural. Ketimpangan sosial ini merupakan salah satu penyebab munculnya
kemiskinan struktural.
Faktor Penyebab Ketimpangan sosial
1. Perbedaan sumber Daya Alam
Kalau dilihat dari sumber daya alam di Indonesia sangatlah kaya hampir
merata memiliki sumber daya alam yang berlimpah seperti Papua (tambang
emas), Kalimantan (batu bara), Sumatera (Gas), dll. Sumber daya alam sarat akan
kaya dari sumber daya hayati dan non-hayati. Tidaklah bisa dipungkiri pula
bahwa sumber daya alam sangat berhubungan erat dengan tingkat perekonomian
suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh cara pemanfaatan sumber daya
alam yang dengan baik akan menghasilkan perekonomian yang baik namun kalau
pemanfaatanya tidak baik maka akan terjadi perusakan lingkungan dan merugikan
masyarakat setempat. Namun sering terjadi malah pemanfaat sumber daya daerah
dilakukan oleh perusahaan asing yang tidak memihak pada pendapatan daerah.
Hal demikianlah yang rentan akan terjadi ketimpangan dalam pengelolaan sumber
daya alam daerah.
2. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat menyebabkan kesejahteraan sosial dan bisa
pula menjadi ketimpangan sosial. Jika kebijakan memihak pada masyarakat
semua kalangan baik atas maupun bawah maka akan terjadi keadilan dan menuju
kemakmuran, namun sebaliknya kalau memihak pada kalangan atas maka akan
terjadi ketimpangan. Contohnya keputusan pemerintah mengenai penentuan harga
BBM.
3. Pengaruh Globalisasi
Masyarakat yang mampu menyikapi globalisasi secara tepat akan
mencapai kemajuan. Sementara itu, masyarakat yang tidak mampu memanfaatkan
23
globalisasi secara tepat tidak akan mampu mengambil kesempatan yang
ditawarkan globalisasi. Globalisasi juga mampu menjadikan suatu keadaan yang
timpang, misalnya perkotaan lebih dipenuhi industrialisasi dengan beragamnya
atau terspesialisaniya pekerjaan sedangkan pedesaan hanya dimanfaatkan sumber
daya alamnya saja.
4. Faktor Demografis
Faktor utama lainnya yang juga dapat mendorong terjadinya ketimpangan
pembangunan antar wilayaha dalah bilamana terdapat perbedaan kondisi
demografis yang cukup besar antar daerah. Kondisi demografis yang
dimaksudkan disini meliputi perbedaan tingkat pertumbuhan dan struktur
kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi
ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan serta etos kerja
yang dimliki masyarakat daerah bersangkutan.
5. Letak dan Kondisi Geografis
Letak dan kondisi geografis Indonesia mempengaruhi tingkat
pembangunan suatu masyarakat. Masyarakat yang tinggal di dataran rendah pada
umumnya lebih mudah membangun berbagai infrastruktur, sementara itu
masyarakat yang tinggal dataran tinggi memerlukan waktu dan proses panjang
dalam pembangunan yang terkendala oleh bentang alam yang menanjak dan tidak
merata.
24
2. Ketimpangan pada Desa dan Kota
Aset adalah hal yang sangat penting karena aset merupakan sarana yang
dimiliki pemerintah untuk melayani masyarakat. Aset yang tidak didistribusikan
secara merata secara otomatis menggambarkan pelayanan masyarakat yang tidak
akan merata pula. Pelayanan yang tidak merata inilah yang kemudian dapat
menjadi ketimpangan sosial antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Bahkan terkadang, dari penyebaran aset yang tidak merata inilah kemudian
muncul macam-macam penyakit sosial yang dapat merusak integrasi sosial yang
sudah ada.
25
6. Ketimpangan antar Sektor
26