Vous êtes sur la page 1sur 48

DAFTAR ISI

Halaman
Judul............................................................................................. .... i
Lembar
Pengesahan..................................................................................... .... ii
KataPengantar................................................................................ .... iii
Daftar isi........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang............................................................................. .... 1
B.Tujuan....................................................................................... .... 2
C.Manfaat..................................................................................... .... 2
D.Metode...................................................................................... .... 3
E.Langkah Kerja............................................................................. .... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Batasan Keluarga............................................................................ .... 4
B. Struktur Keluarga........................................................................... .... 4
C. Manajemen/Asuhan Kebidanan Pada Keluarga ………………................................ 8
D. Masalah ASI Eksklusif........................................................................... 11
E. Bahaya Merokok ............................................................................... 17
F. Kesehatan Lingkungan Dan Rumah Sehat ................................................. 18

BAB III ASUHAN/ MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KOMUNITAS


A. Pengkajian.................................................................................. .... 22
B. Analisa Data............................................................................... .... 36
C. Interprestasi Data........................................................................ .... 36
D. Perumusan Masalah...................................................................... .... 36
E. Diagnosa Potensial....................................................................... .... 37
F. Antisipasi Tindakan Segera............................................................. .... 37
G. Prioritas Masalah......................................................................... .... 37
H. Perencanaan.............................................................................. .... 39
I. Pelaksanaan .............................................................................. .... 39
J. Evaluasi................................................................................... .... 40
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
A. Keadaan Rumah ........................................................................... .... 43
B. Merokok .................................................................................... .... 43
C. Kesehatan Balita ......................................................................... .... 44

BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan............................................................................... .... 45
B. Saran.................................................................................... .... 45

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kebidanan pada tatanan komunitas dilaksanakan dengan
memperhatikan budaya setempat melalui pendekatan manajemen kebidanan dan
didasari oleh konsep, ketrampilan dan sikap professional bidan dalam asuhan
kebidanan di komunitas.
Praktek kerja lapangan (PKL) PKMD Prodi D-IV Kebidanan Alih JenjangPoltekkes
Surakarta di tempatkan di desa Pandes. Desa Pandes dipilih menjadi tempat PKL
karena banyaknya penduduk di daerah tersebut, serta menjadi desa percontohan
sebagai desa siaga. Desa Pandes merupakan desa yang terletak di kecamatan Wedi
sebagian besar penduduknya yaitu buruh tani dan sebagian besar penduduknya
berpenghasilan kurang dari Rp 1.200.000,00. Desa Glempang terdiri dari 18 RW dan
64 RT.
Di RT 58 RW XVII dusun Barat terdapat keluarga yang letaknya jauh dengan
jalan yang masih membutuhkan pembinaan karena didalam keluarga tersebut
terdapat balita yang memiliki gizi kurang, serta terdapat anggota keluarga yang
merokok yang di dalam rumahnya, serta Riwayat Diabetes Militus pada nenek.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dikeluarga ini pun masih kurang. Keluarga
tersebut juga masih memiliki banyak masalah kesehatan, padahal yang telah diketahui
bahwa kesehatan keluarga sangat mempengaruhi kesehatan seluruh anggota keluarga.
Karena pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).

Keluarga dijadikan unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling


berkaitan antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-
keluarga yang ada di sekitarnya. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan
tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan
keluarga, diharapkan keluarga tersebut mau dan mampumeningkatkan
produktivitasnya dengan kemampuan yang dimiliki oleh keluarga tersebut. Bila
produktivitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan
meningkat dan keluarga sehat akan tercapai.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Membantu mengenal dan mengatasi masalah yang muncul dalam keluarga Tn. Deni
2. Tujuan khusus
a. Mengenal keluarga Tn. Deni
b. Mahasiswa dan keluarga dapat mengidentifikasi masalah kebidanan pada khususnya.
c. Membantu menyelesaikan masalah kebidanan komunitas (keluarga).
d. Keluarga mampu mengubah perilaku hidup agar lebih sehat dan bersih.
e. Melaksanakan evaluasi kebidanan komunitas.

C. MANFAAT
1. Bagi mahasiswa
Untuk mengimplementasikan ilmu yang telah didapat di institusi pendidikan.
2. Bagi keluarga Binaan KK intensif
a. Membantu keluarga dalam mengidentifikasi masalah.
b. Meningkatkan peran serta anggota keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarganya
c. Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai kesehatan.
d. Keluarga dapat melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat secara baik dan benar
setelah di lakukan pembinaan tentang kesehatan pada keluarga Tn. Nasrun.

D. METODE
Metode yang digunakan yaitu:
1. Inspeksi
2. Wawancara ( Tanya jawab )
3. Kunjungan rumah

E. LANGKAH KERJA
Langkah yang digunakan untuk :
1. Pendataan
2. Pengkajian masalah
3. Analisa masalah
4. Pemberian penyuluhan atau pembinaan KK intensif
5. Evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. BATASAN KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dengan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan. ( Depkes, 1988 )
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing – masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari ke dua batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah:
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri dari dua orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan ikatan darah
4. Hidup dalam satu rumah tangga
5. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. Berinteraksi satu sama lain
7. Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-masing
8. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan

B. STRUKTUR KELUARGA
1. Struktur keluarga dan macam – macam diantaranya :
a. Partilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Martilinial
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disususn melalui jalur garis ibu.
c. Matriokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patriokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan, suami atau
istri.
2. Peran Keluarga
Peran keluarga menggunakan seperangkat Perilaku Intrapersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi, tertentu. Peran
individu dlam keluarga didasari, oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga
kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peran ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperan sebagai pencari nafkah,
pendidikan, pelindung dan pemberi rasa nyaman, sebagai kepala keluarga, sebafai
anggota kelompok social serta sebagai anggota masyarakat dilingkungan.
b. Peran ibu
Sebagai istri dan ibu bagi anak-anak, mempunyai peran mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuhdan pendidik anak-anak, pelindung dan sebagai salah satu dari
kelompok dari peran sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran Anak
Anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik
fisik, mental, social dan spiritual.

3. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian di antaranya anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma - norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan keluarga dimasa akan datang
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikn
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang memilikinya.
2) Mempersipkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi pendidikan , dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
nanati.
b. Fungsi social anak tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana
keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
c. Fungsi perlindungan, tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan - tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan
merasa aman.
d. Fungsi perasaan, tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instutif,
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam komunikasi dan
berinteraksi antara anggota keluarga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
e. Fungsi Religious, tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas
kepala keluarga menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain setelah di dunia ini.
f. Fungsi Ekonomis, tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber -
sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga
bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhui kebutuhan keluarga.
g. Fungsi rekreatif, tugas keluarga dalam fungsi rekreasi, ini tidak selalu harus pergi ke
tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian
masing - masing anggotangya. Rekreasi dapat di lakukan di rumah dengan cara nonton
tv bersama, bercerita tentang pengalaman masing - masing dan sebagainya.
h. Fungsi biologis , Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi data 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya:
a. Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian serta rasa aman sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhan.
b. Asuh
Menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatanya selalu di
pelihara sehingga diharapkan menjadikan mereka anak yang sehat baik fisik mental,
social dan spiritual.
c. Asah
Memberikan kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang
mandiri dalam mempersiapkan masa depan.

C. MANAJEMEN/ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang menggunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori,
penemuan, ketrampilan dalam tahap yang logis untuk mengambil suatu keputusan
yang berfokus pada keluarga.
Langkah-langkah manajemen kebidanan (varney) :
1. Pengumpulan data
Pada langkah pertama ini di kumpulkan semua data dasar untuk evaluasi, tahap ini
merupakan langkah awal yang menetukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan
data sesuai dengan kasus yang di hadapi dan menentukan proses interprestasi yang
benar / tidak dalam tahap selanjutnya sehingga dalam pendekatan ini harap
komperhensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan data yang valid.

4. Interprestasi data dasar


Data dasar yang sudah di kumpulkan di interprestasikan sehingga dapat dirumuskan
diagnose dan masalah yang spesifik.
5. Mengantisipasi masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial yang
sudah di interprestasi, bila memungkinkan di lakukan pencegahan dan waspada serta
bersiap – siap mencegah diagnose atau masalah potensial benar-benar terjadi.
6. Kolaborasi /melakukan evaluasi kebutuhan
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Dari
data yang di kumpulkan dapat menunjukan suatu situasi yang memerlukan intervensi
langsung.
7. Rencana asuhan
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah – langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnose yang telah yang di identifikasi atau di antisipasi.
8. Penerapan rencana asuhan / tindakan
Pada langkah ini,rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada
rencana tindakan harus di laksanakan secara efisien dan nyaman.
9. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi, keefktifan dari asuhan yang sudah di berikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar - benar terpenuhi atau
sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah di identifikasi dalam diagnose dan
masalah. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana efektif sedang dalam managemen
asuhan kebidanan pada keluarga ada lima bagian yang memang menjadi pokok dalam
keluarga antara lain :
Lima tugas dalam keluarga dalam bidang kesehatan
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehstan setiap anggotanya
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sedang mengalami masalah
kesehatan seperti sakit
4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
5) Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
yang menunjukan pemanfaatan fasilitas dengan baik.
Peran bidan dalam asuhan kebidanan keluarga:
1) Pelaksana
Memberikan asuhan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit
2) Pengelola yaitu Koordinator pelayanan kesehatan keluarga
3) Fasilitator menjadikan layanan mudah di jangkau, mudah menampung permasalahan
yang di hadapi dan membantu mencari jalan penyelesaianya
4) Pendidik
Merubah perilaku keluarga dari yang tidak sehat menjadi sehat
Penyuluhan dan konsultasi memberikan petunjuk tentang asuhan kesehatan dasar
pada keluarga disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
Faktor-faktor yang menghambat dalam proses asuhan keluarga
a) Hambatan dari keluarga
1) Pendidikan rendah
2) Keterbatasan sumber daya keluarga ( keuangan sarana, dan prasarana )
b) Hambatan dari bidan
1) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi
2) Kondisi alam
3) Kesulitan dalam komunikasi
4) Keterbatasan pengetahuan tentang kultur keluarga
Prinsip asuhan keluarga :
1) Keluarga merupakan satu unit kesatuan pelayanan kesehatan
2) Melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
3) Utamakan kegiatan promotif dan preventif, dengan tidak mengabaikan kuratif dan
rehabilitative
4) Memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin
5) Sasaran asuhan adalah keluarga secara keseluruhan
6) Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan pemecahan masalah Kegiatan utama
dalam memberikan askeb adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan kesehatan dasar
perawatan di rumah
7) Di utamakan terhadap keluarga inti.

D. MASALAH GIZI BALITA


Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang
dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang
dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan
usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.
Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan
cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara
asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status
gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan
dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi Ada beberapa hal yang
sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi
pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi
yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
1. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan Dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi
makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi
tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga
pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan
bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab
buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita. Menurut Dr.
Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karen akurang pengetahuan dan
keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan
keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
2. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Banyak bahan makanan yang
sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara
terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu.
Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis
sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi,
vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat
menurunkan harkat keluarga.
3. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Berbagai kebiasaan yang bertalian
dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah
pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya
berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis
turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti
itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan
sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa
orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi
pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak
diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr.
Harsono, 1999).
4. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai
faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
5. Jarak kelahiran yang terlalu rapat Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa
banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau
adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa
2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan
menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak
akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima
makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat
rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih
cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila
tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam
usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu
dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.
6. Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan
yang disajikan Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut
menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun
jumlah makanan..
7. Penyakit infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai
untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan
makanan. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare,
infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis,
cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).
8. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
a. Makanan yang tersedia kurang mengandung energy
b. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
c. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus
terganggu
d. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi
dengan asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus
kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding
dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya
sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan
stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan
usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus. ( penjelasan lihat daftar tabel IV
) Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan
menjadi tiga bentuk.
a. Marasmus
Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang
tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
b. Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel
dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami
pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut (
mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh
sudah habis.
c. Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini
dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari
asupannya.
Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan
lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan
penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak
sebagai berikut:
1. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai
keinginan orangtua.
5. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
9. Penyebab Balita Kurang Nafsu makan:
a. Faktor penyakit organis
b. Faktor gangguan psikologi Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai
berikut:
a) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan
menangis
b) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu
sehingga anak menjadi tertekan
c) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
d) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan
tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
e) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang
tuanya.
c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor
psikologis, atau faktor pengaturan makanan
a) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhkan
penyakitnya melalui dokter.
b) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.
1. Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat
menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
2. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat
memberi makan anak.
3. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga
waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya
dengan makan bersama keluarga (orangtua)
4. Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya
dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.
Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan
beberapa hal berikut ini.
1. Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-
benar lapar dan haus
2. Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak
menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.
3. Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi
oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi
kandungan gizi maupun kebersihannya.
4. Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan
kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi
lebih.
5. Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
E. BAHAYA MEROKOK
Rokok di buat dari lintingan kertas yang berisi daun tembakau yang di keringkan
dan dicacah. Rokok mengandung kurang kebih 200 unsur yang berbahaya bagi
kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar,nikotin dan karbon monoksida
(CO). Rokok merupakan pintu gerbang untuk melakukan Penyalahgunaan narkoba
1. Jenis-jenis Perokok
a. Perokok Aktif adalah orang yang menghisap rokok dan menghisap asap hasil
pembakaran rokok tersebut yang dikeluarkan dari ujung rokok yang di hisap si perokok
dan di sebut utama.
b. Perokok Pasif adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang turut menghisap
asap rokok.

Dalam jangka waktu tertentu penggunaan rokok dapat menyebabkan berbagai


penyakit/ kelainan pada berbagai organ tubuh seperti;
a. Paru dan saluran pencernaan ( Kanker paru dll )
b. Kanker.
c. Resiko sistem kardio vaskuler
d. SIstem syaraf pusat
e. Sistem Pencernaan
f. Organ reproduksi wanita(mempercepat terjadinya menopose)
g. Bagi ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, gangguan tumbang, kelainan
bawaan, dan abortus.
h. Memiliki dampak sosial yang berakibat merusak masa depan
2. Keuntungan berhenti merokok
Keuntungan berhenti merokok yang dapat segera di rasakan.
a. 6 jam setelah berhenti, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal
b. Karbonmonoksida meningkatkan sistem peredaran darah dan pernafasan
c. 1 hari,tekanan darah lebih rendah dan kegiatan jantung lebih kuat
d. 1 hari menurunkan resiko serangan jantung
e. 5-15 th, resiko stroke menurun sampai setengah di banding perokok aktif
f. 15 th, resiko serangan jantung menurun sampai tingkat bukan perokok jika berhenti
sebelum timbul penyakit
g. 10 th, resiko kanker paru menurun sampai setengah di banding perokok aktif.
3. Dampak rokok
a. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
b. 4x menderita kanker esophagus
c. 2x kanker kandung kemih
d. 2x serangan jantung
e. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal
jantung, serta tekanan darah tinggi.

F. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN RUMAH SEHAT


Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung
dengan masalah kesehatan meliputi :
1. Penyediaan dan pemanfaatan air bersih
2. Anggota keluarga menggunakan air bersih untuk :
a. Meminum
b. Memasak
c. Mencuci alat rumah tangga
d. Berkumur
e. mandi
3. Jamban keluarga
Setiap anggota keluarga menggunakan jamban yang sehat, terawat dan bersih.
Jamban dilengkapi septi tank, tersedia air bersih.
4. Pembuangan sampah dan limbah
Anggota keluarga membuang sampah pada tempat sampah yang mempunyai tutup.
Tidak ada sampah yang berserakan didalam rumah dan diluar rumah. Keluarga /rumah
tangga mempunyai saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat. Tidak ada
genangan air limbah.
a. Rumah Sehat

Sehat adalah suatu keadaan fisik mental dan sosial yang baik dan sempurna serta tidak
selalu berpenyakit atau cacat.
2) Kriteria rumah sehat
a) Memenuhi kebutuhan fisiologi
1) Suhu ruangan
Sebaiknya berkisar antara 18-20 %,suhu ruangan tergantung pada suhu udara
luar,pergerakan udara,kelembaban udara,mendapatkan penerangan.
2) Harus cukup mendapatkan penerangan
Yang ideal adalah penerangan listrik diusahakan agar mendapatkan sinar matahari
terutama pada pagi hari.
3) Harus cukup menerima pertukaran hawa (ventilasi)
Setiap rumah harus memiliki jendela agar tetap segar
4) Harus cukup mempunyai isolasi udara
Dinding ruangan harus kedap suara,baik yang berasal dari luar maupun dalam.
b) Memenuhi kebutuhan psikologi
1. Keadaan rumah dan sekitarnya cara pengaturannya harus memenuhi rasa keindahan
sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.
2. Adanya jaminan kesehatan yang cukup,bagi setiap anggota keluarga yang tinggal
dirumah tersebut.
3. Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan yang dimana anggota keluarga
dapat berkumpul.
c) Menghindari terjadinya kecelakaan
1) Konstruksi rumah dan bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah ambruk.
2) Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan disumur,kolam,dan tempat lain terutama
anak-anak
3) Diusahakan agar tidak terbakar.
d) Alasan kesehatan
Rumah adalah pusat kesehatan keluarga karena :
a) Rumah merupakan tempat dimana anggota keluarga berkumpul dan saling
berhubungan
b) Rumah bukan sekedar tempat istirahat,melainkan juga tempat mendapatkan
kesenagan, kecintaan dan mendapatkan kebahagiaan.
c) Syarat-syarat rumah sehat
a. Tersedia air bersih
Tersedianya air untuk keperluan rumah tangga harus cukup,baik kualitas maupun
kuantitasnya.
1) Syarat kualitas
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga diperkirakan sekitar 100 liter.
2) Syarat kuantitas
Air rumah tangga harus memenuhi syarat yaitu :
a) Syarat fisik yaitu air harus jernih,tidak berbau,tidak berasa,tidsk berwarna.
b) Syarat kimiawi yaitu tidak mengandung racun.
c) Syarat bakteriologi yaitu air tidak boleh mengandung kuman penyakit menular antara
lain : typus abdominalis,cacing dll. Sebaiknya air dimasak sampai mendidih untuk
memperoleh air bersih atau dengan dilakukan penyaringan ( filtrasi ).
b. Adanya halaman rumah
Halaman depan rumah sebaiknya ditanami tanaman hias seperti mawar,anggrek dll.
Sedangkan halaman samping dan belakang ditanami buah-buahan,tanaman sayuran
dan tanaman berkhasiat obat dekat rumah,jangan tanaman yang berbahaya seperti
pohon kelapa dan durian.halaman depan rumah harus dijaga agar tidak terdapat batu
tajam,pecahan kaca dan paku.
c. Memiliki tempat pembuangan sampah
1) Tempat pembuangan sampah,tempat sampah sebaiknya tidak diletakan di dapur
tetapi diluar rumah. Tempat sampah sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak mudah
rusak dan tertutup agar tidak menarik serangga,ditempatkan diluar rumah.
2) Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara
a) Lend fill
Sampah dibuang di tempat sampah yangrendah, cara ini baik untuk sampah organik.
b) Sanitari lend fill
Sampah dibuang pada tempat yang rendah kemudian ditutup dengan tanah setebal
60cm.

c) individual incineratiol
Sampah dikumpulkan sendiri kemudian dibakar dengan hati-hati
d) kog fidin
Sampah sisa sayuran,ampas tahu diberikan ke hewan.
d. Menjamin tersedianya udara bersih
Tempat kerja, kamar tidur, ruang tamu dan ruang lain dirumah harus ada
ventilasinya. Pabrik disekitar lingkungan sebaiknya tidak menimbulkan polusi udara.
1) Mempunyai ruang tamu,ruang makan dan kamar tidur.
2) Mempunyai dapur,yang memiliki jendela atau ventilasi dan harus dijaga
kebersihannya.
3) Kamar mandi sebaiknya diberi ventilasi,dibersihkan setiap hari dan dinding kakus dicat
dengan warna terang. Pembuiatan septic tank sebaiknya dasarnya terbuat dari beton
dan alas ditutup.
4) Proses pembuangan kotoran manusia
a) kotoran manusia : faces,urine & Co2
b) faces merupakan sumber penyebaran penyakit multikompleks
5) Pengolahan pembuangan kotoran manusia :
Untuk mengurangi kontaminasi kotoran manusia > dikelola dengan baik  jamban
Syarat jamban sehat adalah :
a) Tidak mengotori tanah sekitarnya
b) Tidak mengotori air permukaan sekitarnya
c) Tidak terjangkau serangga
d) Tidak menimbulkan bau
e) Mudah digunakan dan dipelihara
f) Sederhana desainnya
g) Murah
h) Dapat diterima oleh pemakainya

6) Syarat-syarat jamban bersih dan sehat :


a) Jamban tertutup  terhindar dari serangga dan jaga privacy
b) Lantai jamban yang kuat  tempatberpijak
c) Tempat amban tidak mengganggu pandangan dan tidak menimbulkan bau
d) Tersedia alat pembersih  air dan tissue
Technologi sederhana pembuangan kotoran manusia adalah :
1. Jamban cemplung, kakus ( ppit llatrine )
Tanpa rumah dan tanpa tutup
2. Jamban cemplung berventilasi ( vip latrine)
Tertutup dan berentilasi pipa
3. Jamban empang ( fihpond latrine)
Dibangun diatas empang terjadi daur ulang
4. Jamban pupuk ( the compost privy )
Seperti jamban cemplung, dibuat berlapis antara kotoran manusia, kotoran binatang,
dan sampah daun-daunan dikubur dengan tanah waktu 6 bulan
7) Bak penampungan ( septic tank )
Proses kimia  tinja direduksi  60-70 % mengendap  zat padat sludge, zat tidak
dapat hancur  mengambang scum  bakteri anaerob dan fakultatif anaerob
tumbuh subur
Proses biologis  akteri memakan organik alam, sluge dan scum  terbentuk
gas dan zat ( enfluent ) dikeluarkan  sehingga septic tank tidak cepat penuh.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA Tn. NASRUN 36 TAHUN
DI RT 06 RW 1 DESA GLEMPANG KECAMATAN MAOS
KABUPATEN CILACAP

Diagnosa Khusus
1. Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur gali ? ya
2. Apakah ada sumber pencemaran lain pada radius 10 m sekitar sumur, misalnya
kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ? ada
3. Apakah ada / sewaktu – waktu ada genangan air pada jarak 2 m sekitar sumur ? Tidak
4. Apakah saluran pembuangan air limbah rusak / tidak ada ? Ya
5. Apakah lantai semen yang mengintari sumur mempunyai radius kurang dari 1(satu)
meter ? tidak
6. Apakah ada / sewaktu – waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur
? Tidak
7. Apakah ada keretakan pada lantai sekitar sumur yang memungkinkan air merembes
ke dalam sumur? Tidak
8. Apakah ember dan tali timba diletakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pencemaran ? Tidak
9. Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga memungkinkan air merembes ke
dalam sumur ? Tidak
10. Apakah dinding sumur sedalam 3 (tiga) meter di atas permukaan tanah tidak diplester
cukup rapat / tidak sempurna ?Tidak


Jumlah item menyimpang : 3
Tingkat resiko pencemaran Katagori Rendah (R)
Sedang (S)
Tinggi (T)
Amat tinggi (AT)
Saran untuk pemilik atau pengelola:
Menjaga kebersihan lingkungan dekat sumber mata air
Pemilik Pengelola Petugas
Tn. Narsun Ika Dewi Masruroh
B. ANALISIS DATA
Dari pengkajian diatas, terdapat beberapa masalah kesehatan yang ditemukan
seperti:
1. Terdapat bayi dengan pemberian ASI tidak Eksklusif
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pengetahuan ASI Eksklusif.
3. Dalam keluarga Tn.Deni terdapat anggota keluarga yang merokok.
4. Dalam keluarga Tn.Deni terdapat keluarga yang belum begitu paham mengenai gaya
hidup sehat.
5. Keadaan luas rumah cukup yaitu anggota keluarga 6 orang dengan luas rumah 8x 9
serta keadaan kamar kurang bersih.
6. Dalam pembuangan air limbah , keluarga membuang air limbah di selokan terbuka
atau tempat terbuka.
7. Jarak jamban dari sumur kurang dari 10 m.
8. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang rumah yang sehat.

C. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa :
Keluarga Tn.Deni belum mengetahui tentang Gizi kurang pada balita,
tanda bahaya merokok, dan terdapat kebersihan lingkungan serta rumah yang masih
kurang sehat.
2. Masalah :
a. Tingkat pengetahuan ibu tentang Gizi kurang Balita .
b. Tingkat pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok masih kurang.
c. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan rumah.

D. PERUMUSAN MASALAH
1. Keluarga dengan tingkat pengetahuannya kurang tentang ASI Eksklusif pada bayi.
Dasar : ibu mengatakan kurang mengetahui tentang ASI Eksklusif.

2. Tingkat pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok masih kurang


Dasar : Keluarga Tn. Narsun masih menjadi perokok aktif.
3. Keadaan lingkungan rumah yang kurang sehat
Dasar : Pembuangan limbah yang terbuka , Letak jamban yang terlalu dekat dengan
sumur serta ventilasi yang jarang dibuka.
E. DIAGNOSA POTENSIAL
1. Gizi Buruk pada Balita dan ISPA
Dasar : Masih terbatasnya pengetahuan keluarga tentang gizi pada balita dan bahaya
merokok.

F. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


Pemberian KIE dan pemberian Makanan Tambahan Balita

G. PRIORITAS MASALAH
1. Gizi pada Balita
No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman Kesehatan
2 Kemungkinan masalah Sumber dan tindakan
untuk diubah 2/2x 2 2 pemecahan dapat di jangkau
keluarga
3 Potensi masalah untuk Masalah Mudah Dirubah
2/3 x 1 2/3
diubah
4 Penonjolan masalah Keluarga menyadari dan perlu
2/2 x 1 1
segera mengatasi masalah
Total 35/6
2. Bahaya merokok
No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat Masalah x1 Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan masalah untuk Ada kemauan dari
diubah keluarga untuk berusaha
1/2 x2 1 mengatasi masalah
dengan menjaga
kebersihan lingkungan
3 Potensi masalah untuk diubah x1 Masalah mudah diubah
4 Penonjolan masalah Keluarga menyadari
1/3 x 1 1/3 dan berusahamengatasi
masalah.
31/3
Total 4 4

3. Kesehatan Lingkungan
No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman Kesehatan
2 Kemungkinan masalah untuk Ada kemauan dari
diubah keluarga untuk berusaha
x2 1 mengatasi masalah
dengan menjaga
kebersihan lingkungan.
3 Potensi masalah untuk diubah 2/3 x 1 1 Masalah mudah diubah
4 Penonjolan masalah Keluarga menyadari dan
2/2 x 1 1 perlu segera mengatasi
masalah .
Total 32/3
Dari hasil skoring diatas dapat diprioritaskan masalah sebagai berikut:
a. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan rumah sehat.
b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok.
c. Masih adanya balita gizi kurang dalam keluarga Tn. Narsun

H. PERENCANAAN
Tanggal : 5 Agustus 2015 jam : 14.30 WIB
Tempat : Rumah Tn. Narsun
1. Beritahu keluarga hasil pengkajian
2. Beri penyuluhan kepada keluarga tentang rumah sehat
3. Beri penyuluhan kepada keluarga Tn. Narsun yang merokok tentang bahaya merokok.
4. Beri penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang kesehatan Balita

I. PELAKSANAAN
Tanggal : 13 Agustus 2015 jam : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. Narsun
1. Memberitahu keluarga hasil pengkajian tentang masalah yang ada di dalam
keluarga Tn. Narsun, yaitu :
a. Kurangnya pengetahuan Keluarga tentang rumah yang sehat.
b. Kurangnya pengetahuan Tn. Narsun tentang bahaya merokok.
c. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang Kesehatan Balita.
2. Memberikan penyuluhan tentang rumah sehat meliputi pengertian sehat dan syarat-
syarat rumah sehat.
3. Memberikan Penyuluhan tentang bahaya merokok untuk diri sendiri maupun orang
lain.
4. Memberikan Penyuluhan kepada ibu dan keluarga tentang Kesehatan Balita.
5. Menjadwalkan pertemuan berikut nya.
J. EVALUASI
Tanggal :13 Agustus 2015 jam : 16.40 WIB
Tempat : Rumah Tn. Narsun

1. Keluarga sudah mengetahui hasil pengkajian


2. Keluarga mengerti tentang rumah sehat.
3. Tn. Narsun mengerti tentang materi penyuluhan bahaya rokok.
4. Ny. Soi Kusnani mengerti isi dari penyuluhan yaitu Balita sehat.
5. Pertemuan berikut nya tanggal 15 Agustus 2015 .

CATATAN PERKEMBANGAN 1
Tanggal : 15 Agustus 2015
Jam : 16.00 WIB

1. DATA SUBYEKTIF
a. Keluarga mengatakan belum mengetahui cara hidup bersih dan sehat.
b. Tn. Narsun mengatakan sudah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan dirinya
dan anggota keluarga lainnya.
c. Tn. Narsun mengatakan akan berusaha untuk mengurangi merokok.
d. Ny. Soi Kusnani mengatakan kini ia sudah sedikit mengetahui tentang Kesehatan
Balita.
2. DATA OBYEKTIF
Lingkungan masih terlihat kotor, keluarga belum berprilaku sehat dan bersih serta An.
Sadafa dengan BB 8,6 kg.
3. ANALISIS
a. Di dalam keluarga terdapat masalah yaitu kurang nya pengetahuan keluarga tentang
masalah kesehatan yang mereka hadapi yaitu : gizi seimbang pada balita, Bahaya
merokok, serta kesehatan lingkungan rumah.
b. Keluarga sedikit sulit untuk mengubah prilaku mereka untuk menjadi lebih sehat.
c. Meningkatnya pengetahuan anggota keluarga tentang Kesehatan Balita.
d. Meningkatnya Perhatian anggota keluarga tentang gizi seimbang pada Balita.
e. Meningkatnya perhatian anggota keluarga tentang bahaya merokok.
4. PLANNING-EVALUASI
a. Mengevaluasi materi penyuluhan yang lalu ( Ibu sudah sedikit mengerti materi
penyuluhan yang lalu dan berusaha memenuhi kebutuhan gizi sang anak )
b. Menganjurkan keluarga untuk selalu memperhatikan keadaan lingkungan dan menjaga
kebersihan lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan rumahnya. ( Keluarga
bersedia untuk selalu menerapkan hidup bersih dan sehat ).
c. Memberikan materi penyuluhan tentang kriteria rumah yang sehat ( Kesehatan
Lingkungan ) . Penyuluhan sudah dilakukan dan keluarga mampu menjawab
Pertanyaan.
d. Memberikan materi penyuluhan tentang Gizi seimbang pada balita. Penyuluhan sudah
dilakukan dan Ny. Soi Kusrini dapat menerima informasi dengan baik.
e. Menjadwalkan pertemuan berikutnya (Pertemuan ulang 3 hari lagi yaitu
tanggal 16 Agustus 2014) .

CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal : 16 Agustus 2015
Jam : 16. 25 WIB
1. DATA SUBYEKTIF
a. Keluarga mengatakan mengerti isi materi penyuluhan lalu.
b. Keluarga sudah membersihkan lingkungan.
c. Keluarga mengatakan mengerti tentang Gizi seimbang pada balita.
d. Tn.Narsun mengatakan sudah mengetahui bahaya merokok tetapi belum dapat
mengurangi rokok.

2. DATA OBYEKTIF
a. Lingkungan sekitar rumah masih terlihat sedikit kurang bersih.
b. Keluarga Tn. Narsun masih belum dapat mengurangi rokok.
c. Ny. Soi sudah mulai mencoba untuk pemenuhan gizi seimbang bagi balita.
3. ANALISIS.
a. Kondisi keluarga sulit untuk mengubah perilaku hidup agar lebih sehat.
b. Meningkatnya perhatian keluarga mengenai kebersihan lingkungan.
c. Meningkatnya perhatian ibu terhadap gizi seimbang pada usia balita.
4. PLANNING-EVALUASI
a. Mengevaluasi materi yang lalu (keluarga sudah mengerti materi prnyuluhan).
b. Menganjurkan keluarga untuk berperilaku lebih sehat ( keluarga akan berusaha
merubah prilaku untuk menjadin lebih sehat ).
c. Menganjurkan keluarga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan (Keluarga akan
menjaga kebersihan lingkungan).
d. Menganjurkan keluarga untuk memperhatikan dan memahami bahaya merokok.
Keluarga bersedia dan berusaha untuk mengurangi merokok.
e. Memganjurkan Ibu untuk selalu menerapkan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-
hari untuk balitanya.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesehatan Lingkungan dan Rumah Sehat


Dalam keluarga Tn. Narsun anggotanya belum mengetahui tentang kesehatan
lingkungan dan rumah bersih. Dengan keadaan rumah yang ventilasinya jarang
dibuka, dimana jarak sumur dan jamban yang 1 m dari rumah, serta penggunaan
sarana pembuangan limbah yang terbuka, hal itu menjadi suatu hal yang perlu
diperhatikan untuk kesehatan anggota keluarganya, karena dapat menyebabkan rumah
yang lembab dan dapat menjadi sayang penyakit serta pencemaran
lingkungan disekitar rumah. Untuk mengatasi masalah keluarga Tn. Narsun maka
dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan rumah sehatpada
tanggal 13 Agustus 2015.
Hasilnya keluarga telah mengetahui tentang pengertian sehat dan syarat-syarat
rumah sehat dan keluarga memiliki antusian untuk meningkatkan derajat kesehatan
keluarganya.

B. Merokok
Dalam keluarga terdapat perokok aktif yaitu Tn. Narsun sering merokok tanpa
menyadari bahaya dari merokok itu sendiri. Bahaya merokok disebabkan oleh bahan-
bahan kimia yang terdapat dalam rokok seperti timah hitam, nikotin, dan
karbon monoksida. Dampak rokok bagi Tn. Narsun yaitu meningkatnya resiko penyakit
jantung dan stroke, dapat mengakibatkan impotensi, serta kemungkinan terkena
kanker perut, kanker ginjal. Supaya Tn. Narsun dapat menghentikan kebiasaan
merokoknya, harus ada keinginan atau kemauan dari dalam diri sendiri untuk keluar
dari kebiasaan merokok. Untuk mengatasi masalah Tn. Narsun maka dilakukan
penyuluhan tentang bahaya merokok pada tanggal 13 Agustus 2015.
Hasilnya Tn. Narsun telah mengetahui tentang bahan-bahan yang terkandung dalam
rokok, bahaya merokok, dan cara pencegahan merokok. Setelah mengetahui bahaya
merokok, Tn. Narsun mempunyai keinginan untuk berhenti merokok.

C. Kesehatan Balita
Dalam keluarga terdapat An. Sadafa ( anak ) yang berusia 2 tahun dengan gizi
kurang yaitu 8,5 Kg. Hal ini peran keluarga penting agar mereka lebih mengetahui
tentang kebutuhan gizi seimbang . Maka keluarga Tn. Narsun dilakukan penyuluahan
tentang Kebutuhan Gizi Seimbang pada tanggal 13 Agustus 2015. Dalam penyuluhan
dijelaskan : pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang khususnya pada usia emas
ataupun masa pertumbuhan, serta pemberian makanan tambahan pada An.Sadafa
berupa bubur, telur ayam, telur puyuh, susu kedelai selama seminggu untuk upaya
perbaikan gizi.
Hasil dari penyuluhan, keluarga Tn. Narsun sudah mngetahui cara meningkatkan
status gizi pada balita. Dan berat badan sang anak naik 0,5 Kg.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga selama 3 x
pertemuan di Keluarga Tn. Narsun maka dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi
keluarga rendah, pengetahuan keluarga terhadap kesehatan kurang kemudian keluarga
kurang mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi sehingga keluarga tidak tahu
cara menyelesaikannya.
Selain itu penulis juga dapat mengenali masalah yang terdapat pada keluarga Tn.
Narsun seperti masih terdapat balita dengan gizi kurang, kurangnya pengetahuan
tentang gizi pada balita, masih terdapat perokok aktif serta lingkungan yang kurang
sehat.
Setelah dilakukan pembinaan terhadap keluarga tersebut dan diberikan
penyuluhan mengenai masalah kesehatan yang mereka hadapi. Mereka bersedia
untuk berusaha meningkatkan status gizi pada balita, mengubah perilaku hidup
mereka untuk lebih berperilaku sehat. Keluarga sudah tahu cara penyelesaian
kesehatan yang mereka hadapi sekarang. Dan tingkat keberhasilan penulis dalam
memberikan asuhan telah berperan dalam mengubah status kesehatan keluarga
tersebut. Namun kebiasaan yang merugikan seperti merokok belum bisa dihindari
secara keseluruhan tetapi perokok mengatakan akan mengurangi merokok dan tidak
merokok di sekitar orang lain.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melakukan asuhan kebidanan keluarga dan
dalam rangka pemberian pelayanan pofesional dan peningkatan mutu
tenaga kesehatan, serta untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses pembinaan
keluargamaka penulis memberikan saran:
1. Tetap menjaga status gizi pada Balita.

2. Meskipun keadaan ekonomi yang pas-pasan diharapkan untuk tetap berperilaku hidup
bersih dan sehat.

3. Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan rapi dapat mengurangi perkembangan
kuman penyebab penyakit.
.
DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa . 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBSP

Hartanto, Hanafi. 2003 .Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta : Pustaka sinar Harapan

Wisystuti, Yani S.Si.T, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

Varney, Helen.2006. Asuhan Kebidanan.Jakarta : EGC

http://balitapedia.com/kenali-5-masalah-gizi-yang-umum-terjadi-pada-balita-berikut-
ini/667
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan/ topik : Kesehatan lingkungan


Hari/ tanggal : 13 Agustus 2015
Waktu : 25 menit
Tempat : Rumah Tn. Narsun
A. Tujuan instruksional

1. TIU telah mendapatkan penyuluhan keluarga dapat mengetahui dan memahami


tentang kesehatan lingkungan.

2. TIK

a. Keluarga mengetahui syarat kesehatan lingkungan yang baik

b. Keluarga dapat menyhebutkan kriteria dari masing- masing indikator kesehatan


lingkungan secar benar

B. Sasaran

Keluarga Tn. Narsun


C. Pokok- pokok materi

a. Pengertian kesehatan lingkungan

b. Kriteria kesehatan yang baik

D. Kegiatan penyuluhan

No Tahap/ Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


waktu

1 Pendahuluan
 Member salam pembuka Menjawab salam

5 menit  Memperkenalkan diri  Memperhatikan

 Memberikan apresiasi
 Memberi tanggapan
tentang materi yang
diberikan
 Menjelaskan TIU & TIK  Memperhatikan

2 Penyajian  menjelaskan pengertian  Memperhatikan


kesehatan lingkungan
15 menit
 menjelaskan kriteria
lingkungan yang bersih

 memberikan
kesempatan bertanya  Memperhatikan

 menjawab pertanyaan

 Mengajukan pertanyaan
tentang materi
 Mengajukan
pertanyaan

 Memperhatikan

 Menjawab pertanyaan

3 Penutup  Merangkum materi yang


 Memperhatikan
telah diknerikan
5 menit
 Memberikan salam
 Menjawab salam
penutup

E. Metode

Ceramah dan Tanya jawab


F. Evaluasi

Prosedur : Post test


Bentuk test : Lisan
Metode : Tanya jawab dan diskusi
Pertanyaan :
Sebutkan kriteria kesehatan lingkungan yang baik
Jawab :
a. Kriteria bersih lingkungan.

b. Kriteria hijau lingkungan

c. Kriteria taman lingkungan .

G. Daftar pustaka

http://buscar-manuales.com/pengertian-kriteria-manfaat-lingkungan-bersih.html
MATERI
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN RUMAH SEHAT

Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung


dengan masalah kesehatan meliputi :
1. Penyediaan dan pemanfaatan air bersih
2. Anggota keluarga menggunakan air bersih untuk :
a. Meminum
b. Memasak
c. Mencuci alat rumah tangga
d. Berkumur
e. mandi
3. Jamban keluarga
Setiap anggota keluarga menggunakan jamban yang sehat, terawat dan bersih.
Jamban dilengkapi septi tank, tersedia air bersih.
4. Pembuangan sampah dan limbah
Anggota keluarga membuang sampah pada tempat sampah yang mempunyai tutup.
Tidak ada sampah yang berserakan didalam rumah dan diluar rumah. Keluarga /rumah
tangga mempunyai saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat. Tidak ada
genangan air limbah.

RUMAH SEHAT

Sehat adalah suatu keadaan fisik mental dan sosial yang baik dan sempurna serta tidak
selalu berpenyakit atau cacat.
2. Kriteria rumah sehat

a. Memenuhi kebutuhan fisiologi


1) Suhu ruangan
Sebaiknya berkisar antara 18-20 %,suhu ruangan tergantung pada suhu udara
luar,pergerakan udara,kelembaban udara,mendapatkan penerangan.
2) Harus cukup mendapatkan penerangan
Yang ideal adalah penerangan listrik diusahakan agar mendapatkan sinar matahari
terutama pada pagi hari.
3) Harus cukup menerima pertukaran hawa (ventilasi)
Setiap rumah harus memiliki jendela agar tetap segar
4) Harus cukup mempunyai isolasi udara
Dinding ruangan harus kedap suara,baik yang berasal dari luar maupun dalam.
b. Memenuhi kebutuhan psikologi
1) Keadaan rumah dan sekitarnya cara pengaturannya harus memenuhi rasa keindahan
sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.
2) Adanya jaminan kesehatan yang cukup, bagi setiap anggota keluarga yang tinggal
dirumah tersebut.
3) Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan yang dimana anggota keluarga dapat
berkumpul.
c. Menghindari terjadinya kecelakaan
1) Konstruksi rumah dan bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah ambruk.
2) Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan disumur,kolam,dan tempat lain terutama
anak-anak
3) Diusahakan agar tidak terbakar.
1. Alasan kesehatan
Rumah adalah pusat kesehatan keluarga karena :
a) Rumah merupakan tempat dimana anggota keluarga berkumpul dan saling
berhubungan
b) Rumah bukan sekedar tempat istirahat, melainkan juga tempat mendapatkan
kesenagan,kecintaan dan mendapatkan kebahagiaan.
2. Syarat-syarat rumah sehat
a. Tersedia air bersih
Tersedianya air untuk keperluan rumah tangga harus cukup,baik kualitas maupun
kuantitasnya.
1)
Syarat kualitas
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga diperkirakan sekitar 100 liter.
2) Syarat kuantitas
Air rumah tangga harus memenuhi syarat yaitu :
a) Syarat fisik yaitu air harus jernih,tidak berbau,tidak berasa,tidsk berwarna.
b) Syarat kimiawi yaitu tidak mengandung racun.
c) Syarat bakteriologi yaitu air tidak boleh mengandung kuman penyakit menular antara
lain : typus abdominalis,cacing dll. Sebaiknya air dimasak sampai mendidih untuk
memperoleh air bersih atau dengan dilakukan penyaringan ( filtrasi ).
b. Adanya halaman rumah
Halaman depan rumah sebaiknya ditanami tanaman hias seperti mawar,anggrek dll.
Sedangkan halaman samping dan belakang ditanami buah-buahan,tanaman sayuran
dan tanaman berkhasiat obat dekat rumah,jangan tanaman yang berbahaya seperti
pohon kelapa dan durian.halaman depan rumah harus dijaga agar tidak terdapat batu
tajam,pecahan kaca dan paku.
c. Memiliki tempat pembuangan sampah
1) Tempat pembuangan sampah,tempat sampah sebaiknya tidak diletakan di dapur
tetapi diluar rumah. Tempat sampah sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak mudah
rusak dan tertutup agar tidak menarik serangga,ditempatkan diluar rumah.
2) Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara
a) Lend fill
Sampah dibuang di tempat sampah yangrendah, cara ini baik untuk sampah organik.
b) Sanitari lend fill
Sampah dibuang pada tempat yang rendah kemudian ditutup dengan tanah setebal
60cm.
c)
individual incineratiol
Sampah dikumpulkan sendiri kemudian dibakar dengan hati-hati
d) kog fidin
Sampah sisa sayuran,ampas tahu diberikan ke hewan.
3. Menjamin tersedianya udara bersih
Tempat kerja,kamar tidur,ruang tamu dan ruang lain dirumah harus ada ventilasinya.
Pabrik disekitar lingkungan sebaiknya tidak menimbulkan polusi udara. Mempunyai
ruang tamu,ruang makan dan kamar tidur.
4. Mempunyai dapur,yang memiliki jendela atau ventilasi dan harus dijaga
kebersihannya.
5. Kamar mandi sebaiknya diberi ventilasi,dibersihkan setiap hari dan dinding kakus
dicat dengan warna terang. Pembuiatan septic tank sebaiknya dasarnya terbuat dari
beton dan alas ditutup.
6. Proses pembuangan kotoran manusia
a) kotoran manusia : faces,urine & Co2
b) faces merupakan sumber penyebaran penyakit multikompleks
7. Pengolahan pembuangan kotoran manusia :
Untuk mengurangi kontaminasi kotoran manusia > dikelola dengan baik  jamban
Syarat jamban sehat adalah :
a) Tidak mengotori tanah sekitarnya
b) Tidak mengotori air permukaan sekitarnya
c) Tidak terjangkau serangga
d) Tidak menimbulkan bau
e) Mudah digunakan dan dipelihara
f) Sederhana desainnya
g) Murah
h) Dapat diterima oleh pemakainya
8. Syarat-syarat jamban bersih dan sehat :
a)
Jamban tertutup  terhindar dari serangga dan jaga privacy
b) Lantai jamban yang kuat  tempatberpijak
c) Tempat amban tidak mengganggu pandangan dan tidak menimbulkan bau
d) Tersedia alat pembersih  air dan tissue
9. Technologi sederhana pembuangan kotoran manusia adalah :
1. Jamban cemplung, kakus ( ppit llatrine )
Tanpa rumah dan tanpa tutup
2. Jamban cemplung berventilasi ( vip latrine)
Tertutup dan berentilasi pipa
3. Jamban empang ( fihpond latrine)
Dibangun diatas empang terjadi daur ulang
4. Jamban pupuk ( the compost privy )
Seperti jamban cemplung, dibuat berlapis antara kotoran manusia, kotoran binatang,
dan sampah daun-daunan dikubur dengan tanah waktu 6 bulan
10. Bak penampungan ( septic tank )
Proses kimia  tinja direduksi  60-70 % mengendap  zat padat sludge, zat tidak
dapat hancur  mengambang scum  bakteri anaerob dan fakultatif anaerob
tumbuh subur.
Proses biologis  akteri memakan organik alam, sluge dan scum  terbentuk gas dan
zat ( enfluent )  dikeluarkan sehingga septic tank tidak cepat penuh.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan / Topik : Bahaya Merokok


Tanggal : 13 Agustus 2015
Waktu : 25 Menit
Tempat : Rumah Tn. Narsun
A. Tujuan Instruksional
1. TIU
Setelah mendapatkan penyuluhan bapak dapat mengetahui dan memahami tentang
bahaya merokok.
2. TIK
Setelah mendapatkan penyuluhan bapak diharapkan dapat
a. Menjelaskan tentang komposisi rokok.
b. Menjelaskan dan memahami tentang efek racun pada rokok.
c. Menjelaskan dan memahami tentang penyakit yang ditimbulkan oleh rokok.
d. Memahami dan menerapkan tips untuk mengutarangi / meninggalkan rokok.
B. Sasaran
Perokok aktif Tn. Narsun
C. Pokok – pokok materi
a. Komposisi rokok
b. Efek racun pada rokok
c. Penyakit yang ditimbulkan oleh rokok
d. Tips meninggalkan rokok

D.
Kegiatan penyuluhan
No Tahap / Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan Memberi salam pembuka Menjawab salam
5 menit Memperkenalkan diri Memperhatikan
Memberikan persepsi tentang Memberikan
materi yang diberikan tanggapan
Menjelaskan TIU dan TIK Memperhatikan
2. Penyajian 1. Menjelaskan komposisi rokok Mendengarkan
15 menit 2. Menjelaskan tentang efek racun dan
pada rokok memperhatikan.
3. Menjelaskan tentang penyakit
yang ditimbulkann oleh rokok
4. Menjelaskan tentang tips untuk
mengurangi rokok
5. Memberikan kesempatan Mengajukan
peserta untuk bertanya pertanyaan
6. Menjawab pertanyaan Memperhatikan
3. Penutup Mengajukan pertanyaan tentang Menjawab
5 menit materi pertanyaan
Merangkum materi yang telah di Menyimak
berikan
Memberi salam penutup Menjawab salam

E. Metode
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab
F. Media / Alat peraga
Rokok dan gambar
G. Evaluasi
Metode : Tanya jawab dan diskusi
Pertanyaan :
1. Sebutkan Efek racun pada merokok?

2.
Sebutkan cara untuk mengurangi kebiasaan merokok?
Jawab :
1. Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko dibanding
yang tidak mengisap asap rokok.
2. Cara untuk mengurangi kebiasaan merokok
a. Sediakan permen atau makanan kecil
b. Alihkan perhatian pada pekerjaan / kegiatan yang positif
c. Selalu mengingat bahwa merokok itu sangat membahayakan bagi keseehatan bagi diri
sendiri dan orang-orang diseketar kita

H. Daftar Pustaka
http://trik-tips –sehat blogspot.com/2013/06/bahaya-merokok-bagi-kesehatan.html
MATERI
BAHAYA MEROKOK

1. Definisi Rokok
Rokok di buat dari lintingan kertas yang berisi daun tembakau yang di keringkan
dan dicacah. Rokok mengandung kurang kebih 200 unsur yang berbahaya bagi
kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar,nikotin dan karbon monoksida
(CO). Rokok merupakan pintu gerbang untuk melakukan Penyalahgunaan narkoba
2. Jenis-jenis Perokok
a. Perokok Aktif adalah orang yang menghisap rokok dan menghisap asap hasil
pembakaran rokok tersebut yang dikeluarkan dari ujung rokok yang di hisap si perokok
dan di sebut utama.
b. Perokok Pasif adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang turut menghisap
asap rokok.
Dalam jangka waktu tertentu penggunaan rokok dapat menyebabkan berbagai
penyakit/ kelainan pada berbagai organ tubuh seperti;
1) Paru dan saluran pencernaan ( Kanker paru dll )
2) Kanker.
3) Resiko sistem kardio vaskuler
4) SIstem syaraf pusat
5) Sistem Pencernaan
6) Organ reproduksi wanita(mempercepat terjadinya menopose)
7) Bagi ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, gangguan tumbang, kelainan
bawaan, dan abortus.
8) Memiliki dampak sosial yang berakibat merusak masa depan.
3. Keuntungan berhenti merokok
Keuntungan berhenti merokok yang dapat segera di rasakan.
1) 6 jam setelah berhenti, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal
2) Karbonmonoksida meningkatkan sistem peredaran darah dan pernafasan
.
3) 1 hari,tekanan darah lebih rendah dan kegiatan jantung lebih kuat.
4) 1 hari menurunkan resiko serangan jantung.
5) 5-15 th, resiko stroke menurun sampai setengah di banding perokok aktif.
6) 15 th, resiko serangan jantung menurun sampai tingkat bukan perokok jika berhenti
sebelum timbul penyakit.
7) 10 th, resiko kanker paru menurun sampai setengah di banding perokok aktif.
4. Dampak rokok
a. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
b. 4x menderita kanker esophagus
c. 2x kanker kandung kemih
d. 2x serangan jantung
e. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal
jantung, serta tekanan darah tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi