Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SAP 13
( SAMPLING AUDIT )
NAMA KELOMPOK 9 :
Universitas Udayana
2018
I. PERLUNYA SAMPLING DALAM AUDIT
Menurut PSA N0. 26 Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit terhadap
kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi
dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok
transaksi tersebut.
Ada alasan lain bagi auditor untuk memeriksa kurang dari 100% unsur yang
membentuk saldo akun atau kelompok transaksi. Sebagai contoh, auditor mungkin
hanya memeriksa beberapa transaksi dari suatu saldo akun atau kelompok untuk
memperoleh pemahaman atas sifat operasi entitas atau memperjelas pemahaman atas
pengendalian intern entitas. Audit sampling ini dapat dilakukan dengan dua
pendekatan umum, yaitu :
1. Tidak menggunakan statistik (nonstatistik) dan
2. Menggunakan statistik.
Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan
profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam
menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam
penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan.
Kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada satu pihakpun
yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik dari yang lain.
Sampling dipergunakan untuk menginferensi karakteristik dari populasi. Keuntungan
dari sampling itu sendiri adalah :
1. Menghemat sumber daya: biaya,waktu, tenaga
2. Kecepatan mendapatkan informasi (up date)
3. Ruang lingkup (cakupan) lebih luas
4. Data/informasi yang diperoleh lebih teliti dan mendalam
5. Pekerjaan lapangan lebih mudah disbanding cara sensus.
A. Sampling Statistik
Guy (1981) menyatakan bahwa sampling statistik adalah penggunaan rencana sampling
(sampling plan) dengan cara sedemikian rupa sehingga hukum probabilitas digunakan
untuk membuat statement tentang suatu populasi. Ada dua syarat yang harus dipenuhi
agar suatu prosedur audit bisa dikategorikan sebagai sampling statistik. Pertama, sampel
harus dipilih secara random. Random merupakan lawan arbritrari atau judgemental.
Seleksi random menawarkan kesempatan sampel tidak akan bias. Kedua, hasil sampel
harus bisa dievaluasi secara matematis. Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi maka
tidak bisa disebut sebagai sampling statistik. Berikut digambarkan tipe sampling audit
syarat pengkategorian tipe-tipe tersebut.
Sample
No Types of Audit Sampling Sample Selection
Evaluation
1 100 percent Key items Conclusive
2 Judgement Sample Judgmental Judgmental
3 Representative Sample Random Judgmental
4 Statistical Sample Random Mathematical
Sumber: Guy, 1981
Untuk memilih sampel secara random ada beberapa metode yang bisa digunakan :
1. Simple Random Sampling. Menggunakan pemilihan random untuk memastikan
bahwa tiap elemen populasi mempunyai peluang yang sama dalam pemilihan. Tabel
bilangan acak dapat dipakai untuk mecapai kerandoman (randomness).
2. Stratified Random Sampling. Membagi populasi dalam kelompok-kelompok
(grup/stratum) dan kemudian melakukan pemilihan secara random untuk tiap kelompok.
Kelebihan metode ini, pertama, pemilihan sampel bisa dihubungkan dengan item kunci,
serta bisa menggunakan teknik audit berbeda untuk tiap stratum. Kedua, stratifikasi
meningkatkan reliabilitas sampel dan mengurangi besarnya sampel (sample size) yang
dibutuhkan. Jika sampel yang homogen dikelompokkan maka keefektifan dan keefisienan
sampel bisa ditingkatkan.
3. Systematic Sampling. Menggunakan random strart point kemudian memilih tiap
populasi ke n. Kelebihan utama metode ini adalah penggunaannya mudah. Namun
problem utama adalah kemungkinan masih timbul sampel yang bias (Guy, 1981).
4. Sampling Probability Proportional to Size (Dollar Unit Sampling). Memilih sampel
secara random sehingga probabilitas pilihan langsung terkait dengan nilai (size). Dengan
metode ini unit yang nilai tercatatnya besar secara proporsional akan memiliki lebih
banyak kesempatan untuk terpilih daripada unit yang nilai tercatatnya kecil.
Menurut Halim (2001) sampling statistik memerlukan lebih banyak biaya daripada
sampling nonstatistik. Alasannya karena harus ada biaya yang dikeluarkan untuk training
bagi staf auditor untuk menggunakan statistik dan biaya pelaksanaan sampling secara
statistik. Namun tingginya biaya sampling statistik dikompensasi dengan tingginya
manfaat yang dapat diperoleh melalui pelaksanaan sampling statistik. Sedang menurut
Guy (1981) ada empat kelebihan sampling statistik, yaitu :
1. Memungkinkan auditor menghitung reliabilitas sampel dan risiko berdasarkan
sampel.
2. Mengharuskan auditor merencanakan sampling dengan lebih baik (more orderly
manner) dibandingkan dengan sampling non statistic
3. Auditor bisa mengoptimalkan sampel size, tidak overstated atau understated,
dengan risiko yang hendak diterima terukur secara matematis.
4. Berdasarkan sampel, auditor bisa membuat statement yang obyektif mengenai
populasi sampel.
Dibanding sampling statistik, judgement atau sampling non statistik sering dikritik
karena secara berlebihan mengandalkan intuisi dan juga sering secara irasional
dipengaruhi faktor-faktor subyektif. Kecukupan ukuran sampel tidak bisa secara obyektif
ditentukan. Misalnya reaksi personal auditor terhadap karyawan klien, proses pengadilan,
dan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penugasan bisa sangat mempengaruhi
ukuran sampel (Guy, 1981). Namun demikian terlepas dari kemungkinan terjadinya hal-
hal tersebut, sampling non statistik yang direncanakan secara tepat akan dapat seefektif
sampling statistik. Banyak situasi yang membuat judgement sampling lebih sesuai dari
pada sampling statistik. Harus dicatat bahwa sampling statistik merupakan alat yang
berguna untuk sebagian, tidak semua situasi. Apakah sampling statistik harus digunakan,
tergantung dari keputusan, tujuan audit, pertimbangan cost diferensial (dibandingkan
dengan judgement sampling) serta trade-offs antara biaya dan manfaat yang didapat
dalam pengauditan.
B. Sampling Variabel
Yang dimaksud dengan sampling variabel adalah suatu metode yang digunakan untuk
melakukan perkiraan atau estimasi terhadap nilai yang sebenarnya dari saldo suatu akun
atau untuk menentukan besarnya nilai suatu kesalahan. Sampling ini terutama digunakan
dalam pengujian substantif guna menentukan tingkat dapat diandalkanya suatu jumlah
dalam suatu akun, dan dapat dilakukan dengan salah satu dari beberapa metode sebagai
beriut: (1) estimasi satuan nilai tengah, (2) estimasi selisih, (3) estimasi perbandingan,
dan (4) estimasi regresi.
Keempat metode ini dapat dilakukan dengan stratifikasi atau tanpa stratifikasi. Sampling
stratifikasi adalah suatu metode sampling yang membagi-bagi populasi menjadi dua atau
lebih sub populasi yang disebut dengan istilah strata, dan sampel kemudian dipilih dari
masing-masing strata tersebut, dan masing-masing strata ini selanjutnya diaudit secara
terpisah.
Pada umumnya sampling variabel dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
a) Dalam pengujian substantif, yang dimaksudkan untuk menentukan kewajaran nilai
buku suatu akun.
b) Untuk membuat estimasi mengenai nilai saldo suatu akun atau suatu kelas tertentu
dari transaksi-transaksi yang berkaitan seperti taksiran saldo piutang atau taksiran total
penjualan untuk suatu periode tertentu.
Secara lebih spesifik Vasarhelyi dan Lin (1990) menyatakan bahwa sampling variable ini
dapat diterapkan oleh auditor untuk melakukan pekerjaan audit berkenaan dengan hal-hal
sebagai berikut:
a) Pengujian akun piutang
b) Pengujian jumlah kuantitas, harga dan nilai persediaan.
c) Penggantian metode penilaian persediaan dari metode FIFO ke LIFO.
d) Pengujian jumlah penambahan aktifa tetap
e) Pengujian terhadap transaksi-transaksi untuk menentukn besarnya nilai transaksi
yang tidak didukung oleh bukti yang memadai.
Meskipun banyak hal yang bersifat kuantitatif yang dapat dicakup dengan sampling
variabel, metode ini hanya dapat digunakan apabila estimasi penyimpangan baku dari
populasi dapat diketahui. Di samping itu, sampling ini juga bergantung pada karakteristik
atau sifat-sifat statistik distribusi normal. Selain pengklasifikasian berupa sampling
variabel tanpa stratifikasi dan sampling variabel dengan stratifikasi, sampling variabel
dan biasanya dikategorikan menjadi empat metode sebagai berikut: (1) estimasi satuan
nilai tengah, (2) estimasi selisih, (3) estimasi perbandingan, dan (4) estimasi regresi.
Langkah-langkah dalam sampling variabel:
a) Tentukan tujuan pengujian yang hendak dilakukan oleh auditor
b) Definisikan populasi dan satuan unit samplingnya
c) Definisikan atau tentukan tingkat keyakinan
d) Estimasikan tingkat kesalahan tertinggi yang dapat ditolelir
e) Tentukan besarnya risiko alfa dan risiko beta
f) Pilih dan periksasampel pendhuluan secara acak.
g) Perhatikan variasi di dalam populasi
h) Tentukan besarnya sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
· Risiko alfa dan risiko beta yang dapat diterima
· Kesalahan maksimum yang dapat ditolelir
· Perkiraan mengenai simpangan baku populasi
· Pengaruh besarnya populasi
i) Pilih dan periksa sampel tambahan
j) Lakukan prosedur audit
k) Buat estimasi mengenai nilai akun atau nilai total populasi
l) Hitung rengtang keyakinan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel
m) Buat kesimpulan secara menyeluru mengenai hasil pemeriksaan sampel.
Contoh :
Seorang bendaharawan yang anda audit memiliki bukti pengeluaran kas (kuitansi = X)
sebanyak sepuluh sample (N=10) lembar sebagai berikut:
Total (t)
100, 90, 110, 80, 120, 115, 85, 105, 95, 100 (total pengeluaran 1000)
Sampel yang diambil sebanyak enam (n=6) kuitansi
Pertanyaan :
a. Tentukan rata-rata nilai sample ?
b. Tentukan perkiraan (estimasi) total populasi ?
Pemecahan:
Sampel (n=6): 90, 80, 120, 85, 105, 95
Nilai total dari enam sample (t)= 575
a. Rata-rata nilai sample ( )= t/n = 575/6 = 95,83
b. Perkiraan total (estimasi) total populasi (T)
T = 10 x 95,83 = 958,30
Ada beberapa unsur–unsur dapat mempengaruhi hasil sampling, yang mempengaruhi unit
sampel, yaitu:
a. Unit populasi
Unit populasi adalah banyaknya satuan anggota populasi. Misalnya kita melakukan audit
atas mutasi pengeluara kas tahun 2001 yang terdiri atas 3.500 kuitansi dengan nilai Rp
800 juta.
b. Standar deviasi
Standar deviasi adalah angka yang menunjukkan jarak antara nilai rata-rata populasi
dengan para anggota secara umum sekaligus menunjukkan tingkat
heterogenitas/homogenitas data dalam populasi.
Standar Deviasi = σ = √ Σ (Xi - μ)2 / N
c. Tingkat keyakinan atau keandalan
Tingkat keyakinan adalah derajat keandalan sampel terhadap populasi yang di wakilinya,
di tunjukkan oleh perkiraan persentase banyaknya populasi yang terwakili oleh sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA
http://arvantc40s.blogspot.com/2012/02/sampling-audit.html