Vous êtes sur la page 1sur 32

Antibiotik pada Infeksi

Muskuloskeletal
& OAT pada Muskuloskletal
Pendahuluan
Infeksi Muskuloskeletal
Golongan Antiobiotik
Golongan Contoh Keterangan
Penisilin Amoksisilin Spektrum luas. Bekerja dengan cara menghambat
(B-Laktam) Ampisilin pembentukan sintesa dinding sel bakteri.
Cefazolin
Cephalosporin G I Bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel
Cefadroxil
(B-Laktam) bakteri. Efektif terhadap infeksi akibat S aureus.
Cephalexin

Cephalosporin G II Cefuroxime Spektrum luas yang efektif terhadap bakteri penghasil


(B-Laktam) Cefmetazole beta laktamase

Spektrum luas, sensistif terhadap bakteri Gram (-),


Ceftazidime efikasi rendah terhadap bakteri Gram (+). Efikasi tinggi
Cephalosporin G III
Ceftriaxone terhadap bakteri resisten. Mekanisme kerja dengan
(B-Laktam)
Cefixime menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
berikatan pada penicillin-binding proteins.
Golongan Antiobiotik
Golongan Contoh Keterangan
Sensitif terhadap bakteri Gram (-). Umumnya
Gentamicin
Aminoglikosida digunakan sebagai kombinasi pada AB yang sensitif
Streptomisin
terhadap Gram (+) dan anaerob.
Sensitif terhadap Pseudomonas, streptococci,
MRSA, Staphylococcus epidermidis, dan sebagian
Ciprofloxacin
Fluoroquinolone besar Gram (-) tetapi tidak memiliki aktivitas
Levofloxacin
terhadap bakteri anaerob. Bekerja dengan cara
menghambat sintesis DNA.

Efektif terhadap bakteri Gram (+), Gram (-) serta


Doksisiklin infeksi mikoplasma, klamidia dan rikets. Bekerja
Tetrasiklin
Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri dengan
berikatan pada ribosom 30S dan 50S.
Golongan Antiobiotik
Golongan Contoh Keterangan

Gram (+) dan Enterococcus species.


Digunakan bila resisten penicillins dan
Glikopeptide
cephalosporins. Efektif juga untuk melawan
(Non B- Vancomycin
methicillin-sensitive S aureus (MSSA), methicillin-
Laktam)
resistant coagulase-negative S aureus (CONS), dan
ampicillin-resistant enterococci.

Dapat digunakan untuk infeksi kulit dan jaringan


lunak akibat stafilokokal, juga efektif melawan bakteri
streptokoki aerob dan anaerob (kecuali enterokoki).
Lincomicyn
Lincosamide Mengahambat pertumbuhan bakteri dengan cara
Clindamycin
blokade disosiasi peptidyl t-RNA dari ribosome dan
menghambat sintesis protein RNA-dependent.
Golongan Antiobiotik
Golongan Contoh Keterangan

Meropenem,
Karbapenem .
imepenem
8

Artritis Septik
Artritis Septik
10 Etiologi
11 Diagnostik artritis septik kriteria
Newman

a
• Artritis septik dengan gejala khas dan
ditemukan bakteri dari isolasi cairan sinovial

b
• Artritis septik dengan gejala khas dan
ditemukan bakteri dari isolasi tempat lain
misalnya dari darah

c
• Artritis septik dengan gejala khas tanpa
didukung oleh adanya bakteri dari cairan
sinovial ataupun di dalam darah, akan tetapi
punksi cairan sinovial memperlihatkan warna
keruh
12 Antibiotik empiris pada artritis septik
Synovial fluid gram stain Probable organism Antibiotik

Gram positive cocci Staphylococcus aureus Nafcillin/oxacillin 2 g IV q4h or Cefazolin 1-


(clusters) (Methicillin sensitive) 2 g IV q8h
Staphylococcus aureus Vancomycin 1 g IV q 12h or Clindamicin
(Methicillin resistant) 900 mg IV q8h or linezolid 600 mg IV q12h
Gram positive cocci Streptococcus Nafcillin 2g IV q4h or Penicillin 2 million U IV
(chains) q 4h or cefazolin 1-2 g IV q8h
Gram negative diplococci Neisseria gonorrhoeae or Ceftriaxone 2 g IV q2 or Cefotaxime 1 g
meningococcus IV q8h or Ciprofloxacin 400 mg IV q12h

Enterobacteriaceae (E.Coli, Ceftriaxone 2 g IV q24h or Cefotaxime 2 g


Proteus, Serratia) IV q8h
Gram negative bacilli Pseudomonas Cefepime 2 g IV q12H or Piperacillin 3g IV
q6 or imipenem 500 mg IV q6h plus
gentamicin 7 mg /kg IV q24h
Polymicrobial infection S.aureus, Streptococcus, gram Nafcillin/oxacillin 2 g IV q4h plus
negative bacilli Ceftriaxone 2 g IV q24h or Cefotaxime 2 g
IV q8h or Ciprofloxacin 400 mg IV q12h
Artritis Septik

Situasi Antibiotik
Pilihan Utama Penisilin G, Kloksasilin, Klindamisin atau Netilmisin
(S. aureus) secara parenteral

Pilihan Lain Kombinasi ampisilin dan sulbaktam

Alergi Penisilin Vankomisin, Klindamisin

Aminoglikosida, Penisilin G antipseudomonas,


Gram (+)
Sefalosporin GIII

Gram (-) Penisilin, Ceftriakson

Usia Lanjut
Kuinolon cukup efektif untuk Gram (-)
(AB Spektrum luas)
Artritis Gonoroika
15

Osteomielitis
Osteomielitis
Osteomielitis
Antibiotik Dosis
Cefazolin 2 g IV per 8 jam

Ceftazidime 1-2 g IV/IM per 8 atau 12 jam

Ceftriaxone 2 g IV per 24 jam


400 mg IV per 8-12 jam
Ciprofloxacin
500-750 mg PO per 12 jam
600 mg IV per 6 jam atau 900 mg IV per 8 jam
Clindamycin
450 mg PO per 6 jam
Vancomycin 0.5-2 g/hari IV
3 mg/kg IV per 8 jam
Gentamicin dosis inisial (1-2.5 mg/kg IV), per 8 jam
dosis maintenance (1-1.5 mg/kg IV), per 8 jam
18

Prosthetic Joint
Infection
Prosthetic Joint Infection

Prosedur Antibiotik

Prosedur pada Gigi Amoksilin: 3 gr PO 1 jam sebelum tindakan, selanjutnya


dan Mulut 1.5 gr 6 jam setelah pemberian pertama

Ampisilin: 2 gr + gentamisin 80 mg (1.6 mg/kgbb) IV 30


Prosedur pada
menit sebelum tindakan, selanjutnya Amoksilin 1.5 gr
saluran cerna
PO 6 jam setelah pemberian pertama
Keadaaan yang memerlukan antibiotik profilaksis pada
tindakan / kasus penyakit gigi yang mendapat sendi prostetik
20

 High risk patient characteristics  Dental Procedures with higher risk of


bacteremia
 Immunocompromissed /
immusupressed  Dental extractions
 Inflammatory artropathies, including  Periodential procedures
rheumatoid artritis or systemic lupus
erythemosus disease, drug or  Dental inplant placement
radiation induced immunosupression  Endodontic instrumentation (root
canal)
 Insulin required diabetes, type 1
 Initial placement or orthodentic
 First 2 years following joint
bands
replacement
 Previous joint infection  Intraaligmentary local anasthetic
injections
 Malnourishment
 Prophylactic cleening of teeth with
 Hemophlia bleeding is anticipated
Infected joint prosthesis
21 Subset Usual pathogens Preferred IV Alternate IV IV to PO switch
theraphy theraphy
Staphylococcal S.Epidermidis Linezolid 600 mg Cefotaxime 2 g Linezolid 600 mg
(IV) q 12 h or (IV) q6h or (PO) q 12h
Vancomycin 1 g Ceftizoxime 2 g
(IV) q 12h (IV) q 8h
S.Aureus Nafcillin 2 g (IV) Meropenem 1 (IV) Clindamycin 300
(MSSA) q4h or ceftriaxone q 8h or mg (PO) q8h or
1 g (IV) q 24 h or Clindamycin 600 Linezolid 600 mg
Cefazolin 1 g (IV) q mg (IV) q8h (PO) q 12h or
8h Cephalexin 1 g
(PO) q6h
S.Aureus (MRSA) Linezolid 600 mg Linezolid 600 mg
(IV) q 12 h or (PO) q 12h
Vancomycin 1 g Or
(IV) q 12h or Minocycline 100
Minocycline 100 mg (PO) q 12 h
mg (IV) q 12 h or
Quinuprusitin /
dalfopristin 7,5 mg
/kg (IV) q 8h
22

Penyakit Lyme
dan Lyme artritis
Penyakit Lyme dan lyme artritis

Sistem Regimen
Infeksi awal (lokal atau diseminata)
• Doksisiklin 2x100 mg/hari, PO, 10-30 hari
Dewasa • Tetrasiklin 4x250 mg/hari, PO, 10-30 hari
• Amoksilin 4x500 mg/hari, PO, 10-30 hari
Penyakit Lyme
Sistem Regimen

• Doksisiklin 2x100 mg/hari, PO, selama 30 hari


• Amoksilin 4x500 mg/hari + Probenesid 4x500 mg/hari, PO,
Artritis
selama 30 hari
(intermitten atau
• Ceftriaxone 2 gr IV per 24 jam, selama 14 hari
kronik)
• Penisilin G 20 jt U IV per 24 jam, dibagi dalam 6 dosis,
selama 14 hari

• Ceftriaxone 2 gr IV per 24 jam, selama 14-30 hari


Kelainan Neurologis • Cefotaxim 3x2 gr IV per 24 jam, selama 14-30 hari
(awal atau lanjut) • Penisilin G 20 jt U IV per 24 jam, dibagi dalam 6 dosis,
selama 14 hari
• Doksisiklin 2x200 mg/hari, PO, selama 30 hari
Bila alergi Penisilin
• Vankomisin 2x1 gr/hari, 14-30 hari
Antibiotik Anaerob

Antibiotik Dosis

Ampicillin-sulbactam 3 g IV per 6 jam

Ticarcillin-clavulanate 3.1 g IV per 4 jam

Piperacillin-tazobactam 3.375 per 6 jam

Amoxicillin-clavulanate 875 mg/125 mg PO bid

Metronidazole 500 mg IV/PO per 8 jam

600 mg IV atau 450 mg PO per 6 jam


Clindamycin
(tidak efektif untuk Bacteroides fragilis)
26

Penyakit Pott
(tuberculous
spondylitis)
Penyakit Pott (tuberculous spondylitis)

OAT Dosis Dewasa Dosis Maksimum/ hari


Rifampisin 10 mg/kgbb PO 600 mg
INH 5 mg/kgbb PO 300-400 mg
Pirazinamid 15-30 mg/kgbb PO 2 gr
15 mg/kgbb IM 1 gr
Streptomisin
(>60 th: 10 mg/kgbb IM) (>60 th: 750 mg IM)
Etambutol 15-25 mg/kgbb PO 2.5 gr
28 OAT PADA SPONDILITIS TB
 Regimen pada TB ekstra paru = regimen TB paru
 Durasi pemberian OAT masih bervariasi
 WHO  diberikan minimal 6 bulan
 British Medical Research Council  6 – 9 bulan
 Untuk pasien dengan lesi vertebra multipel, tingkat servikal, dan dengan defisit neurologis
belum dapat dievaluasi, namun beberapa ahli menyarankan durasi terapi selama 9–12
bulan
 The Medical Research Council Committee for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin harus selalu diberikan selama masa
pengobatan.
 Selama dua bulan pertama (fase inisial), obat-obat tersebut dapat dikombinasikan dengan
pirazinamid, etambutol dan streptomisin sebagai obat lini pertama. Hal ini senada dengan
penelitian Karaeminogullari dkk yang mengobati pasien spondilitis TB lumbal dengan
rifampisin dan insoniazid saja selama 9 bulan, dengan hasil yg memuaskan
29 OAT PADA SPONDILITIS TB
 Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus resisten pengobatan.
 Yang termasuk sebagai OAT lini kedua antara lain: levofloksasin, moksifloksasin, etionamid,
tiasetazon, kanamisin, kapreomisin, amikasin, sikloserin, klaritomisin dan lain-lain.
 Adapula rekomendasi terbaru untuk penganganan MDR-TB, yaitu dengan kombinasi 5
obat, antara lain:
1) salah satu dari OAT lini pertama yang diketahui sensitive melalui hasil kultur resistensi,
2) OAT injeksi untuk periode minimal selama 6 bulan,
3) Kuinolon
4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin klavulanat dan klofazimin

 Durasi pemberian OAT setidaknya selama 18–24 bulan.


30 OAT PADA SPONDILITIS TB
 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia telah merumuskan regimen terapi OAT untuk pasien TB.

 Untuk kategori I, yaitu kasus baru TB paru kasus baru dengan TB ekstra paru, termasuk TB
spinal, diberikan 2 HRZE (HRZS) fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan, atau 2HRZE(HRZS) fase
inisial dilanjutkan 4H3R3 fase lanjutan, atau 2RHZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 6HE fase
lanjutan.

 Pemberian regimen bisa diperpanjang sesuai dengan respons klinis penderita. Sedangkan
untuk kategori II, yaitu kasus gagal pengobatan, relaps, drop-out, diberikan 2RHZES fase inisial
dilanjutkan 5HRE fase lanjutan, atau 2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase lanjutan
31 OAT PADA SPONDILITIS TB

 Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika dalam 3–4 minggu, nyeri dan atau defisit
neurologis masih belum menunjukkan perbaikan setelah pemberian OAT yang sesuai,
dengan atau tanpa imobilisasi atau tirah baring.

Vous aimerez peut-être aussi