Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pengantar
Jika metodologi dapat dikatakan “engine” mesin dalam pengembangan
ilmu dan teknologi, apakah yang dapat dikatakan metodologi sejarah?.
Selanjutnya dapatkah kita mengatakan bahwa kemajuan metodologi sejarah
berbandinf lurus dengan kemajuan penulisan sejarah? Bagaimana taksonomi
metodologi sejarah dikontruksikan? Apa saja bidang garapan metodologi
sejarah sebagai salah satu bidang kajian epistimologi sejarah? Pertanyaan
pokok inilah yang akan di bahas dalam bab ini?
2. Metodologi Sejarah
Metodologi adalah ilmu yang mempelajari metode-metode ilmiah. Jadi
ia bukan metode itu sendiri. Metodelogi berkenaan dengan pembahasan
deskripsi, eksplanasi, evaluasi atau verifikasi dan justifikasi dari metode-
metode yang ada. Bila kita, minsalnya berbicara tentang metodologi ekonomi,
maka yang dimaksud dengan istilah itu adalah metode-metode yang dipakai
dalam disiplin ekonomi. Begitu juga sebutan metodologi dalam setiap
disiplin ilmu yang lain, termaksuk metologi sejarah.
Dengan demikian, dalam metodologi, boleh jadi, terdapat sejumlah
metode. Masing-masing merupakan dua bidang garapan yang berbeda, tetapi
saling berkaitan satu dengan yang lainya. Bila metodologi adalah bidang teori
yang membahas “to know how to know” (mengetahui bagaimana cara
mengetahui), yakni tentang metode atau metode-metode yang ada, sedangkan
metode ialah “to now how to do” (mengetahui bagaimana cara
mengerjakannya). Metode khusus tentang bagaimana cara, teknik atau cara
kerja bagaimana melakukan riset dalam kajian bidang tertentu. Ringkasnya
metodologi berkenaan dengan teori-teori dan metode berkenaan dengan
aplikasi. Yang pertama, metodologi adalah proses-proses dalam dirinya
sendiri dan metode adalah produk. Artinya, metodologi mengajukan
persyaratan atau pengandaian awal (presupposittion) dan acuan standar
terhadap bagaimana kontruksi ilmu pengetahuan bekerja menurut standar-
standar atau prinsip umum, sementara metode menerapkan teknik-teknik yang
cocok untuk mengetahui bagaimana sesuatu di pecahkan sesuai dengan pokok
persoalan dalam bidang kajian tertentu.
Setiap disiplin ilmiah mengembangkan metodologi dan metodenya
sendiri, tetapi adakalanya suatu disiplin baru lahir dari modifikai metode-
metodenya yang sudah ada. Dalam filsafat ilmu pengetahuan, metodologi me
rupakan disiplin yang otonom atau berdiri sendiri, sehingga seorang ilmuwan
memiliki keahlian khusus di bidang metodologi. Tugas utama metodologi
adalah mengevaluasi bagaimana prinsip-prinsip umum metodologi dapat
menjamin kerja ilmiah (scientific practive) yang andal dan mencari jawaban-
jawaban yang tepat, menyaring esensi (saripati) metode-metode ilmiah dan
memberikan justifikasi terhadap cara kerja dan temuannya. Akar pemikiran
metodologis dan perkembangngannya dalam berbagai disiplin imu
pengetahuan telah menjadi perhatian ahli epistimologi dan logika sejab abad
ke-19.
Sebelum abad ke-19 kebanyakan ilmuawan adalah manusia
ensiklopedis dalam arti menguasai banyak bidang, ketika ilmuan belum
mengenal spesialisasi atau batas-batas yang tegas antara suatu disiplin dengan
disiplin yang lainya. Dalam perkembangnya sejak abad ke-19 baru di
berlakukan spesialisasi, namun memang memerlukan waktu yang lama sejak
Herodotus (484-425 SM) dikenal sebagai bapak sejarah dalam tradisi
penulisan sejarah barat sampai Ranke abad ke-19 ketika sejarah menjadi
disiplin ilmiah. Sejak itu spesialisasi disiplin ilmu sejarah semakin otonom
dan bersamaan dengan itu muncul serangkaian perdebatan metodologis antara
kubu filsafat ilmu yang saling berlawanan satu sama lain, yakni positifisme
dan idealisme.
3. Metodologi Sejarah dan Metode-metodenya
Dalam buku Methodologu of history (1976), Tapolski mengelompokkan
metodologi sejarah kedalam tiga cabang yaitu:
a. Metodologi sejarah teoritik (Theoretical Methodology of History),
membahas secara kritis pemikiran atau asumsi-asumsi metodologis
mengenai keilmuan kekuatan dan kelemahan riset sejarah ilmiah (the
science of histrory) yang harus di konfirmasikan dengan standar
normatif. Di jurusan sejarah di Indonesia cabang metodologi ini biasanya
masuk kedalam pembahasan Teori Filsafat Kritis. Adapun pokok
persoalan yang dibicarakan dalam teori metodologi ini antara lain ialah
Historical statements (pernyataan atau proposisi sejarah)
Historical generalization (genaralisasi sejarah)
Laws and determination in history (hukum-hukum dan determinasi
dalam sejarah)
Scientific law (hukum keilmuan)
Value Judgment (pertimbangan nilai)
Historical naration (narasi sejarah)
Objective language and metanarative (bahasa objektif dan
metanaratif)
Truth in history (konsep benar dalam sejarah)
Isomorphism (klasifikasi)
b. Metodologi sejarah obyektif (objective metodology of history) membahas
tentang persoalan-persoalan konsep-konsep struktur dan rekontruksi
sejarah. Termasuk ke dalam pembahasan ini ialah
Historical fact (fakta sejarah, dan perbedaannya dengan masa
lampau da bukti-bukti)
Historical time (konsep waktu dalam sejarah)
Elements of a sistem and structure of a system (unsur-unsur suatu
sistem dan struktur dari suatu sistem)
Change in the state of a system and ements of a system (perubahan
dalam keadaan dan unsur-unsur suatu sistem)
Concept of cause (konsep sebab)
Regularity (keteraturan)
c. Metodologi sejarah pragmatik (pragmatic methodology of histrory)
berkaitan dengan pengenalanan cara kerja operasional
(cognitive operations) riset sejarah. Jelas bahwa cabang metodologi
ketiga ini berkenaan dengan keahlian atau keterampilan sejarah (the craft
of the historians) dalam melakukan riset profesional menurut standar-
standar metologi sejarah pada umunya dan teknik-teknik riset ilmiah
khusunya. Disini hal-hal yang diperbicangkan antara lain ialah
Choice of the domain of research (pemilahan bidang kajian sejarah
tertentu)
Posing of a question withing that domain (mengajukan pertanyaan
penelitian)
Establishing the varios sources (menetapkan berbagai macam
sumber data sejarah)
External amd internal criticism (kritik eksternal dan internal atau
verifikasi)
Description, always selective (deskripsi selalu selektip)
Explanation (why was it so?) (eksplanasi, mengapa demikian?)
Arriving considernation (sampai pada pernyataan-pernyataan
teoritis)
Theoritical considernation (rekontruksi sejarah teoritis)
Evaluation of persons and events in the past (evaluasi tentang orang-
orang atau aktor dan peristiwa sejarah masa lampau)
Tentang
Oleh: