Vous êtes sur la page 1sur 2

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan

masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan klasifikasi Angka Kematian Ibu dari WHO adalah sebagai berikut; <15
per 100.000 kelahiran hidup; 15-199 per 100.000 kelahiran hidup; 200-499 per 100.000
kelahiran hidup; 500-999 per 100.000 kelahiran hidup; dan ≥1.000 per kelahiran hidup. Pada
tahun 2011 di kawasan ASEAN hanya Singapura yang memiliki Angka Kematian Ibu rendah,
yakni mencapai Angka Kematian Ibu <15 yaitu 3 per 100.000 kelahiran hidup. Ada 5 negara
memiliki Angka Kematian Ibu 15-199 per 100.000 kelahiran hidup, yakni: Brunei
Darussalam (24), Filipina (99), Malaysia (29), Vietnam (59), dan Thailand (48) serta 4 negara
memiliki Angka Kematian Ibu 200-499 per 100.000 kelahiran hidup, termasuk Indonesia.
Laos merupakan negara dengan Angka Kematian Ibu tertinggi di ASEAN dengan angka 470
per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran hidup.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Vietnam (59/100.000), dan Cina (37/100.000). Ini
menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi asia, tertinggi ke-3
di kawasan ASEAN dan ke-2 tertinggi di kawasan SEAR. Untuk satu ibu yang akan
melahirkan anak di Indonesia, risiko ibu tersebut meninggal dunia sepuluh kali lipat dari
seorang ibu di Malaysia dan Sri Lanka. Angka Kematian Ibu masih sangat tinggi di Indonesia.
Sebanyak 228 ibu meninggal dunia pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka itu lebih dari
sepuluh kali AKI Malaysia (19) dan Sri Lanka (24). Target Pemerintah adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Pada tahun
yang sama, negara-negara di SEAR tidak ada yang mencapai Angka Kematian Ibu <15
kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu > 500 kelahiran hidup. Lima negara memiliki
Angka Kematian Ibu antara 15-199 per 100.000 kelahiran hidup, yakni : Thailand, Bhutan,
Korea Utara, Maladewa, Nepal dan Srilanka. Serta lima negara memiliki Angka Kematian
Ibu 200-499 per 100.000 kelahiran hidup, yaitu : Indonesia, Myanmar, Bangladesh, India,
dan Timor Leste. Negara dengan Angka Kematian Ibu tertinggi adalah Timor Leste dengan
angka 300 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-
Ginekologi dari RSUP Cipto Mangunkusumo, yang merupakan Rumah Sakit rujukan
nasional, lima besar penyebab kematian ibu diIndonesia adalah perdarahan, eklampsia, sepsis,
infeksi dan gagal paru.

Berdasarkan klasifikasi Angka Kematian Bayi, gambar 6.11 menunjukkan pada tahun 2011,

Myanmar merupakan negara yang memiliki angka kematian bayi tertinggi di kawasan
ASEAN dengan angka 47,9 per 1.000 kelahiran hidup. Empat negara termasuk Indonesia
diantara Filipina, Laos dan Kamboja termasuk kelompok sedang. Sedangkan ke lima negara
lainnya yaitu Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Vietnam termasuk
negara dengan Angka Kematian Bayi rendah. Dari 10 negara anggota ASEAN, tidak ada
yang masuk dalam kelompok angka kematian bayi sangat tinggi (>100 per 1.000 kelahiran
hidup). Menurut The UN-Inter agency Group for Child Mortality Estimates (IGME), Tahun
2011, Angka Kematian Bayi yang dimiliki Indonesia adalah 24,8 kematian per 1.000
kelahiran hidup pada 2011. Meski Angka Kematian Bayi di Indonesia terus menurun tiap
tahun, namun tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan
dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,2 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,2 kali
lebih tinggi dari Filipina, dan 2,2 kali lebih tinggi dari Thailand

Vous aimerez peut-être aussi