Vous êtes sur la page 1sur 13

Pokok Bahasan :

1. Responsibility Accounting
2. Responsibility Centers
3. Alasan Entitas Melakukan Desentralisasi
4. Perbedaan Antara Perhitungan Biaya Aborsi Dengan Biaya Variabel
Dan Laporan Laba Rugi Segmen
5. ROI, RI, dan EVA
6. Metode Evaluasi Kinerja Manajer
7. Peranan Transfer Pricing Dalam Perusahaan Yang Terdesentralisasi
8. Metode Penentuan Harga Transfer

Pembahasan

1. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN (RESPONSIBILITY ACCOUNTING)


Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) adalah system yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut
informasi yang dibutuhkan oleh para manager untuk mengoperasikan pusat pertanggung-
jawaban mereka. Idealnya, system akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan dan
mendukung struktur dari sebuah organisasi, yang mana secara umum sebuah perusahaan
diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban.
Perusahaan yang memilikibeberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih
salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatanyang
rumit dan beragamtersentralisasi atau terdesentralisasi.
Pada pengambilan putusan tersentralisasi(centralized decision making), berbagai
keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan manajer pada jenjang yang lebih
rendah bertanggung jawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Di
lain pihak, pengambilan keputusan tersentralisasi (decentralizeddecision making)
memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan
mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah
pertanggungjawaban mereka. Desentralisasi adalah praktik pendelegasian wewenang
pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.
2. RESPONSIBILITY CENTER
Jenis – jenis pusat pertanggungjawaban (responsibility centers) yaitu :
1. Pusat Biaya (cost center)
Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya
terhadap biaya. Misalnya, departemen produksi (pabrik) yang mengendalikan biaya
manufaktur tetapi tidak mengatur harga atau membuat kepututsan pemasaran. Ukuran
kinerjanya adalah dievaluasi seberapa baik biaya produksi dikendalikan
2. Pusat Pendapatan (revenue center)
Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya bertanggung jawab
terhadap penjualan. Misalnya departemen pemasaran atau penjualan. Departemen ini
mengatur harga dan memproyeksi penjualan. Karena itu departemen ini dievaluasi
sebagai pusat pendapatan. Ukuran kinerjanya adalah pada omset penjualan yang
dihasilkan.
3. Pusat Laba (profit centre)
Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap
pendapatan maupun biaya. Misalnya divisi pabrik yang mana manajernya
bertanggung jawab untuk membuat dan memasarkan produk mereka. Oleh karena itu,
laba operasi akan menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat laba.
4. Pusat Investasi (investasi center)
Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap
pendapatan, biaya, dan investasi. Misalnya divisi-divisi. Selain memiliki kendali
terhadap biaya dan keputusan penetapan harga, manajer divisi juga memiliki
kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan investasi seperti penutupan dan
pendirian suatu pabrik, menghentikan atau meneruskan suatu lini produk. Ukuran
kinerjanya adalah laba operasi dan pengembalian atas investasi

3. ALASAN-ALASAN ENTITAS UNTUK MELAKUKAN DESENTRALISASI


1. Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi local Kualitas dari berbagai keputusan
dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan
perusahaan dan penambahan operasi dipasar dan area yang berbeda,manajemen pusat
mungkin tidak memahami kondisi lokal. Akan tetapi,para manajer tingkat rendah
yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung memiliki akses terhadap
informasi ini.Akibatnya,mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik
untuk membuat keputusan lokal.
2. Memfokuskan Manajemen Pusat Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan
operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan
keputusan strategis. Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih
penting bagi manajemen pusat dari operasional sehari-hari.
3. Melatih dan Memotivasi Para Manajer Organisasi selalu membutuhkan manajer yang
terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk
mengambil keuntungan dari peluang yang lain.peluang seperti itu juga
memungkinkanmanajer puncak mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya.
Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa
dipromosikan.
4. Meningkatkan daya saing Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba
secara keseluruhan mampu menutupi ketidakefisienan yang terjadi diberbagai
divisinya. Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak
mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara
terbaik untuk meningkatkan inerja suatu divisi atau pabrik adalah
memperkenalkannya lebih jauh pada kekuatan-keukatan pasar

4. PERBEDAAN ANTARA PERHITUNGAN BIAYA ABORSI DENGAN BIAYA


VARIABEL DAN LAPORAN LABA RUGI SEGMEN
Ada dua metode perhitungan laba, yaitu berdasarkan kalkulasi biaya variabel dan
berdasarkan kalkulasi biaya absorbsi. Dan kedua metode tersebut merupakan metode
kalkulasi biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Dimana biaya
produk diinvestasikan, sedang biaya periode dibebankan pada saat biaya itu dikeluarkan.
Yang membedakan antara kedua metode tersebut adalah tergantung pada perlakuan biaya
over head pabrik.
A. Kalkulasi Biaya Variabel ( Variabel Costing )
Hanya membebankan biaya manufaktur variable ke produk. Biaya tersebut meliputi,
biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan over head variable. Over head tetap
diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya
produk. Hal ini disebabkan karena over head tetap merupakan biaya kapasitas, atau
ada dalam bisnis. Menurut kalkulasi biaya variable, over head tetap dari suatu periode
dipandang sebagai akhir periode itu dan dibebenkan secara total terhadap pendapatan
periode tersebut.
B. Kalkulasi Biaya Absorbsi ( Absorption Costing )
Membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Hal yang menentukan biaya
produk adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, Over head variable dan
Over head tetap. Menurut kalkulasi biaya absorbsi, overhead tetap dibebankan ke
produk melalui penggunaan overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
ditetapkan sampai produk terjual. Dengan kata lain overhead tetap adalah biaya yang
dapat diinventariskan.

Klasifikasi biaya sebagai biaya produk atau periode menurut kalkulasi biaya variabel dan
absorsi.
1. Kalkulasi biaya absorbsi
Biaya Produk : Bahan langsung, Tenaga kerja langsung, Overhead tetap, Overhead
variabel
Biaya Periode : Beban penjualan, Beban administratif

2. Kalkulasi biaya variabel


Biaya Produk : Bahan langsung, Tenaga kerja langsung, Overhead variabel
Biaya Periode : Overhead tetap, Beban penjualan, Beban admiistratif

Kalkulasi biaya variabel mampu memberikan informasi biaya yang penting untuk
pengambilan keputusan dan pengendalian. Kalkulasi biaya variabel juga merupakan alat
manajerial yang bermanfaat.
Kedua metode diatas dapat mempengaruhi penilaian persediaan dan penetapan
laba. Metode kalkulasi biaya produk yang berbeda akan mempengaruhi nilai barang yang
tersimpan dalam persediaan.
Biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan harga pokok penjualan,
maka metode variabel kalkulasi dan absorbsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang
berbeda, karena kedua metode tersebut sama-sama mengaku bahwa jumlah overhead tetap
merupakan suatu beban.

LAPORAN SEGMEN : DASAR KALKULASI BIAYA ABORSI

Sebuah perusahaan yang memproduksi stereo dan perkekam vidio disuatu pabrik tunggal
dan menggunakan kalkulasi biaya absorpsi untuk pelaporan internal dan eksternal
menyajikan laporan laba rugi lini produk dan dalam total selama tahun 2001. Setelah
menlihat kinerja tahun 2001, presiden direktur memutuskan untuk menghentikan produksi
perekam vidio, dengan alasan untuk meningkatkan laba sebesar $ 30.000

PT ABC
Laporan Laba-rugi Segmen 2001
Dasar kalkulasi Biaya Absorpsi

Stereo Perekam Total


Penjualan $ 400.000 $ 290.000 $ 690.000
Harga pokok penjualan ( 350.000) ( 300.000) ( 650.000)
Laba kotor $ 50.000 $( 10.000) $ 40.000
Beban penjualan dan Ad
ministrasi ( 30.000) ( 20.000) (50.000)
Laba (rugi) besih 20.000 ( 30.000) (10.000)

PT ABC
Laporan Laba-rugi Segmen 2002
Dasar kalkulasi Biaya Absorpsi

Penjualan $ 400.000
Harga pokok penjualan ( 430.000)

Laba kotor $ ( 30.000)

Beban penjualan dan Administrasi ( 35.000 )

Laba (rugi) besih ( 65.000 )

Berdasarkan laporan tahun 2002 ternyata laba turun sebesar $ 55.000, mengapa
hasilnya demikian Direktur utama mengandalkan pada informasi biaya yang digabungkan
dengan sistem laporan keuangan eksternal. Namun , informasi yang dibutuhkan untuk
pelaporan untuk internal sering berbeda dari informasi yang diperlukan untuk pelaporan
eksternal. Perilaku biaya dan ketelusuran biaya mungkin tidak menjadi perhatian utama
pada pelaporan yang disusun untuk kepentingan pihak eksternal, tetapi hal ini penting bagi
manajer yang sedang berusaha mambuat keputusan strategis.
PELAPORAN SEGMEN: DASAR KALKULASI BIAYA VARIABEL

Laporan laba rugi segmen yang menggunakan kalkulasi biaya variabel dengan sedikit
modifikasi, menyediakan informasi biaya yang penting bagi penilaian peran dari lini
perekam video.

PT ABC
Laporan Laba-rugi Segmen 2001
Dasar kalkulasi Biaya Variabel

Stereo Perekam Vidio Total

Penjualan $ 400.000 $ 290.000 $ 690.000

Dikurangi beban variable:


Harga pokok penjualan ( 300.000) ( 200.000) ( 500.000)
Penjualan dan Adm (5.000) (10.000) (15.000)

Marjin kontribusi $ 95.000 $ 80.000 $ 175.000

Dikurangi beban tetap lansung:

Overhead tetap (30.000) (20.000) (50.000)

Penjualan dan adm (10.000) ( 5.000) (15.000)

Marjin segmen $ 55.000 $ 55.000 $ 110.000

Dikurangi beban tetap umum

Overhead tetap umum (100.000)

Penjualan dan adm umum ( 20.000)

Laba (rugi) bersih $ (10.000)

Dari laporan laba-rugi kalkulasi biaya variable diatas akan terlihat bahwa dengan
kalkulasi biaya variable ini lebih berguna dari pada bentuk kalkulasi biaya absorpsi.
Perhatikan bahwa stereo dan perekam vidio memiliki marjin kontribusi positif yang besar
yaitu $ 95.000 untuk stereo dan $ 80.000 untuk perekam vidio. Kedua produk
menghasilkan penjualan yang melebihi biaya variable yang dapat digunakan untuk
membantu menutup biaya tetap perusahaan. Namun, sebagaian dari biaya tetap perusahaan
disebabkan oleh segmen itu sendiri. Jadi, ukuran riil kontribusi laba dari masing-masing
segmen adalah kelebihan setelah biaya tetap langsung ditutupi. Kontribusi laba setiap
segmen setelah penutupan biaya tetap umum perusahaan disebut marjin segmen (segmen
margin). Suatu segmen harus mampu menutup paling tidak biaya variable dan biaya tetap
langsung.
Kesimpulan dari laporan laba rugi segmen diatas kita ketahui bahwa lini perekam
vidio menyumbangh $ 55.000 untuk menutupi biaya tetap umum PT ABC. Apabila lini
tersebut dihapus, total laba turun sebesar $ 55.000 . Karena itu penghapusan lini perekam
vidio adalah suatu keputusan yang salah, dan kita sekarang mengetahui di mana
kesalahannya.
Laporan laba-rugi segmen yang menggunakan kalkulasi biaya variabel memiliki satu
keistimewaan di samping laporan laba-rugi kalkulasi biaya variable yang telah disajikan
sebelumnya. Beban tetap dipecah menjadi dua katagori: Beban tetap langsung, Beban
tetap umum.
Beban tetap langsung (direct fixed expense) adalah beban tetap yang secara
langsung dapat ditelursuri ke suatu segmen (lini produk). Beban ini kadang disebut beban
tetap yang dapat dihindari atau beban tetap yang dapat ditelusuri, karena beban ini akan
hilang apabila segmen ini ditutup atau dihapus. Beban ini timbul karena eksistensi segmen
itu sendiri.(penyusutan pabrik yang digunakan pembuat perekam vidio, gaji penyelia
produksi lini perekam vidio
Beban Tetap umum (common fixed expenses) adalah secara bersama disebabkan
oleh dua atau lebih segmen. Beban ini kerap kali muncul bahkan apabila salah satu
segmen dihapus ( penyusutan pabrik, gaji penyelia pabrik).

Profitabilitas Pelanggan
Meskipun pelanggan sangat penting bagi perolehan laba, namun sebagian di
antaranya lebih menguntungkan dari yang lain. Perusahaan yang menaksir profitabilitas
berbagai kelompok pelangan mampu secara lebih akurat menargetkan pasar dan
meningkatkan laba mereka. Langkah –langkah dalam menentukan profitabilitas adalah :
Mengindentifikasi pelanggan, Menetapkan pelanggan yang memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.

5. RETURN ON INVESTEMENT (ROI), RESIDUAL INCOME (RI), ECONOMIC


VALUE ADDED (EVA)
Return On Investement (Roi)
Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan
menghitung pengembalian atas investasi (return on investement—ROI), yaitu laba yang
diperoleh untuk setiap dolar investasi. ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi
suatu pusat investasi. ROI dapat didefinisikan sebagai berikut.

ROI = Laba Operasi / Aktiva Operasi Rata-Rata

Laba operasi (operating income) mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva
operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba
operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan peralatan. Gambaran aktiva
operasi rata-rata dihitung sebagai berikut.

Aktiva Operasi Rata-Rata = (Nilai Buku Bersih Awal + Nilai Buku Bersih Akhir)/ 2

Cara kedua untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya (Laba operasi/
Aktiva operasi rata-rata) dalam margin dan perputaran.

ROI = Margin x Perputaran Laba operasi

Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah
laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari
penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba. Perputaran (turnover) adalah suatu
ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi
rata-rata. Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap dolar
yang diinvestasikan dalam aktiva operasi. Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan penjualan.
Sedikitnya, ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI.
1) ROT mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan
investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
2) ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
3) ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.
Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit.
Berikut dua aspek negatif ROI yang sering disebutkan.
4) ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan
mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan.
5) ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.

Residual Income (RI)


Untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk menghalangi investasi yang
menguntungkan bagi perusahaan, tetapi menurunkan ROI divisi, beberapa perusahaan
telah menerapkan alternatif ukuran kinerja seperti laba residu. Nilai tambah ekonomi
(economic value added—EVA) adalah cara alternatif untuk menghitung laba residu yang
saat ini digunakan di sejumlah perusahaan.

Laba = Laba - (Tingkat pengembalian minimum x


Residu operasi Aktiva operasi rata-rata)

Keunggulan Laba Residu karena akan menurunkan ROI divisi. Namun, keputusan
tersebut membebani laba perusahaan. Penggunaan laba residu sebagai ukuran kinerja akan
mencegah kerugian ini.
Kelemahan Laba Residu, seperti halnya ROI, bisa mendorong orientasi jangka pendek.
Masalah lainnya dengan laba residu tidak seperti ROI, laba residu adalah ukuran absolut
dari profitabilitas. Jadi, perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat investasi yang
berbeda menjadi sulit karena tingkat investasinya bisaberbeda.

Economic Value Added (EVA)


Nilai tambah ekonomi (economic value added—EVA)adalah laba bersih (laba operasi
dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan. Pada dasarnya, EVA adalah laba
residu dengan biaya modal sama dengan biaya modal aktual dari perusahaan (sebagai
ganti dari suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan perusahaan karena alasan
lainnya). Jika EVA positif, maka perusahaan sedang menciptakan kekayaan. Jika negatif,
maka perusahaan sedang menyia-nyiakan modal.
Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu bentuk satuan dolar, bukan
suatu tingkat persentase pengembalian. Akan tetapi, EVA juga menghasilkan tingkat
pengembalian seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian)
dengan modal yang dipakai. Inti EVA adalah penekanan pada laba bersih operasi dan
biaya aktual dari modal.
Menghitung EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya
modal yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal
dikali dengan total modal yang dipakai. Persamaan EVA dinyatakan sebagai berikut.

EVA = Laba - Persentase x Total modal


operasi biaya modal yang dipakai
setelah aktual
pajak

Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis


perilaku yang sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan penekanan semata-mata
pada pendapatan operasi tidaklahmencukupi. Alasan yang mendasarinya adalah EVA
mengandalkan biaya modal yang sebenarnya. Di banyak perusahaan, tanggung jawab
keputusan investasi terletak pada manajemen perusahaan. Akibatnya, biaya modal
diperhitungkah sebagai pengeluaran perusahaan.

6. METODE EVALUASI KINERJA MANAJER


Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang
berada dalam kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode
berikutnya dan bagaimana laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan sering
digunakan sebagai petunjuk terhadap kemampuan manajerial.
Secara umum, jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial,
maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini.
1) Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.
2) Ketika pendapatan penj ualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3) Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
berikutnya, sementara faktor-faktor lannya tetap, maka laba akan tetap tidak
berubah.
7. PERANAN TRANSFER PRICING
Ketika divisi-divisi diperlakukan sebagai pusat pertanggungjawaban, divisi tersebut
dievaluasi berdasarkan laba operasi, pengembalian atas investasi dan laba residu atau
EVA. Jadi, nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual
dan biaya bagi divisi yang membeli. Nilai ini atau harga internal disebut harga transfer
(transfer price). Dengan kata lain, harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk
suatu komponen oleh divisi penjual pada divisi pembeli di perusahana yang sama.
Penetapan harga transfer adalah masalah yang rumit.

8. METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER


Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua pandangan dari
divisi penjual dan divisi pembeli harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang
(opportunity cost approach) mencapai tujuan tersebut dengan mengidentifikasi harga
minimum yang ingin diterima divisi penjual dan harga maksimum yang ingin dibayar
diyisi pembeli. Harga-harga minimum dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya
peluang transfer internal. Berikut harga-harga yang ditetapkan di setiap divisi.
a. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal daripada
dijual pada pihak luar. Hal ini terkadang disebut “batas bawah (floor)”dari rentang
penawaran.
b. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
pembeli tidak menjadi lebih buruk—jika suatu input dibeli dari divisi internal
daripada jika barang yang sama dibeli secara eksternal. Hal ini terkadang disebut
“batas atas (ceiling)”dari rentang penawaran.
Beberapa kebijakan penetapan harga transfer digunakan dalam praktik. Kebijakan
penetapan harga transfer ini mencakup harga pasar, harga transfer berdasarkan biaya, dan
harga transfer yang dinegosiasikan.
· Harga Pasar. Harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer.
Karena divisi penjual mampu menjual produknya pada harga pasar, transfer internal pada
harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut merugi.
Divisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar mungkin juga tidak
akan bersedia membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk barang yang ditransfer secara
internal.
· Harga Transfer Berdasarkan Biaya. Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal
tersebut bisa terjadi karena produk yang akan ditransfer menggunakan desain hak paten
yang dimiliki perusahaan induk. Dalam hal ini, perusahaan bisa menggunakan pendekatan
penetapan harga transfer berdasarkan biaya. Sebagai contoh, perusahaan matras
menggunakan busa dengan kepadatan tinggi untuk matras dari tempat tidur lipat tersebut
dan perusahaan luar tidak memproduksi matras semacam ini dengan ukuran yang sesuai.
Jika perusahaan telah menetapkan kebijakan penetapan harga transfer berdasarkan biaya,
maka Divisi Matras akan membebankan biaya penuh dari matras tersebut. (Ingat kembali
bahwa biaya penuh mencakup biaya bahan bakulangsung, tenaga kerja langsung, overhead
variabel, dan bagian dari overhead tetap.) Anggaplah biaya penuh dari matras adalah
sebagai berikut.
· Harga Transfer yang Dinegosiasikan. Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa
mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjual untuk menegosiasikan harga transfer.
Secara khusus, pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti
kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan dan distribusi.
Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi di antara dua divisi.
DAFTAR PUSTAKA

Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

2010. Kalkulasi Biaya Variabel dan Laporan Segmen Pendekatan Tradisional dan Abc Suatu
Analisis dan Pembandingan. https://resum.wordpress.com/2010/12/28/kalkulasi-biaya-
variabel-dan-laporan-segmen-pendekatan-tradisional-dan-abc-suatu-analisis-dan-
pembandingan/

eda401.weblog.esaunggul.ac.id/wp.../sites/.../Akuntansi-Manajemen-Pertemuan-3.doc

2016. Segmenting Reporting, Investment Centre Evaluation and Transfer Pricing.


http://fekool.blogspot.com/2016/04/segmenting-reporting-investment-centre.html.Diakses pada
tanggal 2 Februari 2018

Vous aimerez peut-être aussi