Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur (bentuk mikro/terhalus) jaringan tulang yang mengakibatkan menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang, sehingga menyebabkan tulang mudah patah. Osteoporosis dijuluki sebagai silent epidemic diseases, karena menyerang secara diam-diam, tanpa adanya tanda-tanda khusus, sampai pasien mengalami patah tulang (Misnadiarly, 2013). Misnadiarly. Osteoporosis Pengenalan, Faktor Risiko, Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta Barat: Permata Puri Media, 2013. Penderita osteoporosis berisiko mengalami fraktur. Hal ini dapat meningkatkan beban sosio ekonomi berupa biaya perawatan yang besar. Selain itu juga menyebabkan kecacatan, ketergantungan pada orang lain yang menyebabkan gangguan aktivitas hidup, fungsi sosial, dan gangguan psikologis sehingga terjadi penurunan kualitas hidup bahkan sampai menyebabkan kematian. Risiko kematian bagi pria yang menderita osteoporosis sama dengan orang yang menderita kanker prostat. Sedangkan risiko kematian bagi wanita sama dengan orang yang menderita kanker payudara, bahkan lebih tinggi dari orang yang menderita kanker Rahim (Tandra, 2009). Tandra, H. 2009. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis Mengenal, Mengatasi dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. International Osteoporosis Foundation (IOF) mencatat 20% pasien patah tulang osteoporosis meninggal dalam jangka waktu satu tahun. Sepertiga diantaranya harus terus berbaring di tempat tidur, sepertiga lainnya harus dibantu untuk dapat berdiri dan berjalan. Hanya sepertiga yang dapat sembuh dan beraktivitas optimal. IOF. 2010. Osteoporosis Fact Sheet. Switzerland: International Osteoporosis Foundation Sampai saat ini, osteoporosis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia terutama di negara-negara berkembang. Data WHO menujukkan bahwa di seluruh dunia ada sekitar 200 juta orang yang menderita osteoporosis. Pada tahun 2050, diperkiraan angka patah tulang pinggul akan meningkat 2 kali lipat pada wanita dn 3 kali lipat pada pria. Dibandingkan dengan masyarakat di negara-negara Afrika, densitas tulang masyarakat Eropa dan Asia lebih rendah, sehingga muda sekali mengalami osteoporosis. Sedangkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS, 2010) menunjukkan angka insiden patah tulang paha atas akibat Osteoporosis sekitar 200 dari 100.000 kasus pada usia 40 tahun (Infodatin, 2013). Data Osteoporisis Jawa Timur ??? Penyebab osteoporosis adalah adanya gangguan pada metabolisme tulang. Pada keadaan normal, sel-sel tulang, yaitu sel pembangun (osteoblas) dan sel pembongkar (osteoklas) bekerja silih berganti, saling mengisi, seimbang sehingga tulang menjadi utuh. Metabolisme tulang dapat terganggu oleh kondisi yaitu berkurangnya hormon estrogen, berkurangnya asupan kalsium dan vitamin D, berkurangnya stimulasi mekanik (inaktiv) pada tulang, efek samping jenis obat, minum alkohol, merokok dan sebagainya (Infodatin, 2013). Kendati osteoporosis merupakan penyakit degeneratif dan normalnya baru muncul setelah berusia diatas 45 tahun, tetapi penyakit ini bisa menyerang kaum muda yang gaya hidupnya cenderung tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, malas berolahraga, minum kopi dalam dosis berlebihan yang menyebabkan kkurangnya penyerapan kalsium dalam tulang (Javier, 2010). Pengetahuan yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya, semakin baik pengetahuan seseorang, maka perilakunya semakin baik dan pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sumber informasi, dan pengalaman (Notoadmojo, 2009). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahu hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku pencegahan osteoporis pada wanita pre menepause.
1.1 Rumusan Masalah
“Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan osteoporosis pada wanita premenpause?”
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ......
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi
b. ....
1.3 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dalam bidang penanggulangan penyakit ....
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya mengenai ......