Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
seiring datangnya musim hujan. Selain akibat intensitas hujan yang tinggi, banjir
juga terjadi akibat tatakelola linkungan yang kurang baik dan tata ruang yang
salah. Banyak wilayah yang sering menjadi lokasi terdampak bencana banjir yang
datang secara rutin, sehingga banjir menjadi fenomena yang sering dibicarakan.
Hal ini tentu saja karena banyak wilayah Indonesia yang sering dilanda banjir.
Banjir berada pada urutan tertinggi dari seluruh jenis bencana yang terdapat di
Indonesia. Bencana banjir tersebut meliputi banjir yang disebabkan oleh peran
alam maupun oleh manusia sendiri yang mengakibatkan korban dan penderitaan
terjadinya bencana seperti banjir atau banjir bandang adalah karena adanya
kadar produktif tanah sebab dieksploitasi secara terus- menerus. Sehingga, hutan
1
2
Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang
cukup tinggi, yaitu mencapai 2000-3000 mm/tahun. Kondisi seperti ini sepatutnya
memberikan nilai positif bagi Indonesia, karena dengan curah hujan yang tinggi,
yang mencapi ratusan juta jiwa. Akan tetapi, jika air tersebut akan menyebabkan
luapan sungai yang pada akhirnya manjadi banjir. Jika penutup lahan di bagian
hulu merupakan vegetasi yang rapat maka ketika hujan tidak akan menjadi
masalah besar karena air tersebut akan ditahan oleh vegetasi dan lama-kelamaan
menyerap ke dalam tanah. Akan tetapi fenomena yang terjadi di Indonesia malah
berbeda karena bagian hulu sungai umumnya menjadi lahan olah, sehingga ketika
hujan, air tersebut akan langsung menjadi air limpasan dan pada akhirnya menjadi
bencana banjir.
Menurut Ramli (2010), banjir merupakan salah satu jenis bencana alam
yang sering terjadi diIndonesia, khususnya Pulau Jawa dan sering dihubungkan
dengan penggundulan hutan dikawasan hulu dari sistem Daerah Aliran Sungai
tentang Banjir umumnya terjadi di dataran rendah di bagian hilir daerah aliran
dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti pada Daerah Aliran
Bengawan Solo, Dataran Sungai Citarum, dan Sungai Brantas (Ramli, 2010).
Bencana banjir di daerah aliran sungai (DAS) Citarum sering terjadi pada
bagian DAS Citarum Hulu yang merupakan daerah cekungan Bandung (BBWS,
Citarum, disertai dengan perubahan tutupan lahan di hulu Sungai Citarum yang
pemanfaatan sumber daya air. Bentuk eksploitasi sumber daya air yaitu adanya
pengambilan air tanah yang tidak terkendali (untuk kegiatan rumah tangga dan
memperbesar potensi daerah rawan banjir. Selain itu, beberapa penyebab lainnya
tempat pembuangan dan saluran drainase perkotaan yang kurang terkelola dengan
baik.
Bandung merupakan salah satu desa yang dilewati oleh aliran Sungai Citarum dan
merupakan daerah yang selalu mengalami bencana banjir jika musim hujan tiba.
Bencana banjir terjadi di kampung ini sejak puluhan tahun yang lalu dan hingga
saat ini dampaknya dirasakan semakin parah. Hal ini dikarenakan kondisi Sungai
Citarum yang semakin memburuk seperti sedimentasi yang semakin parah akibat
perubahan guna lahan di daerah hulu dan pembuangan limbah industri dan rumah
tangga. Bencana banjir terparah terjadi di desa ini pada tahun 2010 dengan
(Hasil Wawancara Ketua RW 20, Desa Cieunteung, 2016). Bencana banjir yang
terjadi menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat seperti kondisi
fisik rumah dan lingkungan yang semakin menurun, kesulitan mobilitas untuk
bekerja dan sekolah, serta terserang oleh berbagai macam penyakit. Hingga saat
ini telah banyak penduduk yang pindah dari kampung ini karena banjir.
Sungai Citarum yaitu Sungai Cigado, dan pembuatan kolam retensi yang masih
sama oleh beberapa pihak seperti Pemerintah Kabupaten Bandung dan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Usulan rencana pembuatan kolam retensi hingga saat ini
ini belum menemukan solusi yang tepat karena terkendala oleh masalah
pembebasan lahan untuk lokasi kolam retensi tersebut. Kendala yang dihadapi
dirasakan oleh masyarakat akan semakin besar karena tidak disesuaikan dengan
korban banjir itu sendiri. Kondisi masyarakat dalam penelitian ini ditinjau dari
Cieunteung”
B. Identifikasi Masalah
Kampung Cieunteung ?
1. Tujuan Penelitian
pernyataan dari permasalahan yang akan diteliti. Maka dari itu, tujuan dari
2. Kegunaan Penelitian
7
memberi manfaat yang signifikan dalam suatu realita sosial. Maka dari itu
kegunaan atau manfaat dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Teoritis
b) Praktis
Kampung Cieunteung.
D. Kerangka Konseptual
tahun 2009 yang dikutip oleh Rukminto (2013: 23) adalah sebagai berikut”
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri
dijelaskan bahwa, kondisi sejahtera dimana manusia dalam kedaan aman dan
tempat tinggal, dan pendapatan yang layak, fan kedaan dimana manusia
kehidupannya.
(Personal Social Service). Menurut Kahn (dalam Fahrudin, 2014: 53) pelayanan
yang berasal dari luar ataupun dari dalam diri, meningkatkan perkembangan, dan
jaminan sosial (Suharto, 2007: 165). Dalam garis besar pelayanan ini mencakup
tiga jenis:
Kampung Cieunteung dalam penelitian ini dapat ditinjau dari ketiga kondisi yaitu
biologis, psikologis, dan sosial. Barbara dan Philip dalam Yeane dkk (2013:17)
individu dihasilkan dari interaksi dan modifikasi dari tiga sistem utama, yakni :
sistem biologis (the biological system), psikologis (the physicological system) dan
sistem sosial kemasyarakatan (the societal system). Interaksi ketiga sistem ini
sebagai berikut:
a Sistem biologis
gaya hidup, termasuk olah raga, makan, tidur, dan penggunaan obat-
obatan.
b Sistem psikologis
11
Makna dari ketiga sistem diatas ialah sebuah pendekatan paripurna yang
akan menjadi patokan pada penelitian ini. Manusia dalam masalah tumbuh
kembang akan dipengaruhi oleh sistem kognisi, dimana adanya sistem yang
orang-orang.
psikososial individu dan mengubah jalan hidup untuk generasi masa depan karena
individu dihasilkan dari interaksi dan modifikasi dari tiga sistem utama, yaitu:
kasih, dihargai dan aktualitas diri. Aktualitas diri merupakan sebuah tahapan
cita, kasih sayang, kedamaian, toleransi, kerendahan hati serta memiliki tujuan
dan Maha Pencipta (Hamid, 2000). Spiritual juga disebut sebagai sesuatu yang
dirasakan tentang diri sendiri dan hubungan dengan orang lain, yang dapat
diwujudkan dengan sikap mengasihi orang lain, baik dan ramah terhadap orang
Spiritual adalah kehidupan, tidak hanya do’a, mengenal dan mengakui Tuhan
(Nelson, 2002).
E. Metodologi Penelitian
1. Metode penelitian
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif.
fenomena pada masa sekarang yang terjadi sesuai dengan fakta yang ada
dilapangan, sehingga dapat menghasilkan data yang berupa kata – kata tertulis dan
lisan, dari perilaku, keadaan, dan kondisi. Fakta – fakta tersebut bias didapatkan
14
dari sekelompok manusia yang diamati, gambar atu foto, dokumen resmi, dan
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
kunci.
15
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau
outcome.
teramati).
atas data yang ada, mengikuti desain penelitian yang flexibel sesuai
2. Melihat setting dan respons secara keseluruhan dalam hal ini peneliti
dialami oleh peneliti tentang jati diri, interaksi tindakan dan interaksi
sosial responden.
dapat menangkap dengan cermat apa yang diucapkan dan dilakukan oleh
responden.
16
pada perolehan data asli untuk itu peneliti harus menjaga keaslian kondisi
secara mendalam.
lapangan.
diperoleh dari sumber sehingga data yang absah saja yang digunakan
10. Menguntungkan diri pada teknik dasar studi lapangan. Kebenaran hanya
11. Mengadakan analisis sejak awal. Pada penelitian ini diharapkan sejak awal
merupakan kondisi objek yang alamiah untuk itu harus dilakukan penelusuran
secara mendalam dan bukan menarik secara umum atas hasil yang diperoleh.
2. Subjek Penelitian
“sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata – kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain”. Sejalan dengan
kualitatif tidak ada yang dinamakan populasi”. Sehingga dengan demikian, dalam
sebanyak – banyaknya informasi dari berbagai pihak atau berbagai sumber yang
kualitatif, peneliti menentukan aspek apa dari peristiwa apa dan siapa yang
dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu dan karena itu dilakukan terus
tujuan fokus suatu saat. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pihak –
pihak yang terkait dengan kondisi psikososial spiritual masyarakat korban banjir
a. Sumber Data
Sumber data yang digunakan sebagai bahan penunjang suatu penelitian, agar
hasil penelitian lebih akurat sesuai dengan fenomena sosial yang nyata. sumber
data menurut alwasilah (2012:105); “tidak ada persamaan atau hubungan deduktif
antara pernyataan penelitian dan metode pengumpulan data selebihnya adalah data
tambahan beerupa dokumen , arsip dan lainnya”. sumber data yang dikumpulkan
1) Data Primer, yaitu sumber data yang terdiri dari kata kata dan tindakan
penelitian.
a) sumber data tertulis dibagi atas buku dan majalah ilmiah, sumber
b. Jenis Data
diidentifikasi jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini. jenis data
sebagai berikut:
Jenis data yang telah diuraikan di atas, akan digunakan oleh peneliti
segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
tujuan untuk melengkapi data – data dalam penelitian ini. Adapun pengumpulan
a.Interview (wawancara)
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin menegtahui hal – hal dari responden yang
ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak
– tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Menurut Hadi (dalam
peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah
sebagai berikut :
21
dirinya sendiri
Data dari hasil interview ini adalah data primer, karena peneliti mendapatkan
b. Studi Kepustakaan
Cara ini dilakukan dengan menghimpun dan menyusun data yang diperoleh
dari buku – buku, dokumen – dokumen, artikel – artikel, catatan kuliah, dan
berhubungan dengan judul yang diteliti. Data yang dihasilkan dari studi
kepustakaan ini adalah sumber data sekunder, menurut Sugiyono (2013:137) data
c. Observasi
“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikhologis, dua diantara yang terpenting adalah
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan bila responden
memberikan data secara optimal dan nyata mengenai kondisi psikososial spiritual
5. Analisis Data
harus dimulai sejak awal, data yang diperoleh dari lapangan segera harus
a) Reduksi Data
uraian atau laporan terperinci. Laporan ini harus terus ditambah dan
aspek-aspek tertentu.
23
b) Display Data
penelitian berlangsung.
pengumpulan data. Setelah memperoleh data, reduksi data segera dibuat dan
yang salah segera dapat dibenarkan atau diperbaiki melalui data yang diperoleh
sampai seluruh data selesai dikumpulkan. Ketiga macam kegiatan analisis yang
24
6. Keabsahan Data
data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain
wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.
narasumber akan semakin terbentuk rapport , semakin akrab (tidak ada jarak
data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan
yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Menurut Sugiyono
maka kepastian data dan urutan peristiwa akan direkam secara pasti dan
sistematis”
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda”. Bila hasil uji
digunakan hasil rekaman tape atau video tape atau bahan dokumentasi.
oleh peneliti”.
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
1. Lokasi Penelitian
wilayah yang selalu terkena banjir sebagai dampak dari luapan Sungai Citarum.
Kejadian banjir di daerah tersebut menjadi sebuah bencana tahunan yang selalu
masyarakatnya.
2.Waktu Penelitian .
8 Bimbingan Penulisan
Pengesahan Hasil
9 Penelitian Akhir