Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
1. Perbedaan antara Kota Jakarta dan Kota Samarinda dari sudut pandang sosial
dan lingkungan ........................................................................................... 1
2. Analisis laporan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan hotel
a. PT Dharma Satya Nusantara Tbk .. .......................................................... 10
b. PT Wijaya Karya Tbk . ... ............................................................. 12
3. . Keterkaitan operasi bisnis perusahan diatas dengan musibah yang meningkat
...................................................................................................................... 14
Referensi ............................................................................................................ 16
ii
1. Perbedaan antara Kota Jakarta dan Kota Samarinda dari sudut
pandang sosial dan lingkungan
a. Kota Jakarta
Sumber: bps.go
1
DKI Jakarta dibagi dalam enam kota atau kabupaten dengan total
kecamata sebanyak 44 dan kelurahan sebanyak 267. Wilayah DKI
Jakartajuga memiliki tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di
Kepulauan Seribu, dan sekitar 27 buah sungai atau kanal yang digunakan
sebagai sumber air minum, usaha perikanan dan usaha perkotaan. Jakarta
memiliki kondisi iklim dimana temperature pada tahun 2015 tertinggi di
bulan Oktober (30,210C) dan terendah di bulan Februari (27,760C), dengan
kelembaban 54 sampai 98 persen. Curah hujan tertinggi di bulan Februari
(639 mm 2 ) dan terendah di bulan Juli (1 mm 2 ). DKI Jakarta merupakan
wilayah dengan jumlah waduk/situ yang relatif banyak dengan total luas
sebesar 221,8 Ha.
Jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2015 berdasarkan proyeksi
penduduk hasil Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 10.177.924 jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 1,02 persen.
Kepadatan penduduk DKI Jakarta tahun 2015 adalah 15.366,87 jiwa setiap
1 km2. Hal ini artinya setiap 1 km2 luas wilayah daratan DKI Jakarta
ditempati 15.366,87 jiwa, dapat dibayangkan bagaimana padat dan
sesaknya pemukiman di DKI Jakarta. Namun meskipun telah menjadi
rahasia umum bagaimana sesak dan padatnya Jakarta, masih banyak
masyarakat yang merantau ke Jakarta. Mereka merantau dengan harapan
di ibukota akan mendapatkan pekerjaan dan dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Masyarakat urban ini juga lah yang menyumbang
kepadatan di Jakarta.
Jumlah penduduk yang mencari pekerjaan di Jakarta pada tahun
2015 sebanyak 58.915 orangsedangkan yang telah mendpatkan 11.813
orang. Persentasi pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan hanya
sebanyak 20,05% dari total pencari kerja. Yang mana artinya kurang lebih
79,95% pencari kerja di Jakarta belum mendapatkan pekerjaan. Sehingga
bisa dikatakan jika 79,95% pencari pekerjaan tersebut merupakan
pengangguran yang bertempat di Jakarta. Ini akan menjadi tugas bagi
semua untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan tidak
hanya tanggung jawab pemerintah namun semua pihak dapat menyediakan
2
lapangan pekerjaan, misalnya dengan membuka usaha yang dapat
menyerap tenaga kerja. Namun adanya banyak pengangguran ini juga
memiliki dampak positif. Bagi pihak yang memerlukan tenaga kerja maka
dengan mudah untuk mendapatkan kebutuhan tersebut dengan berbagai
kualifikasi.
Pengangguran tidak hanya disebabkan karena kurangnya lapang
kerja yang tersedia namun juga diakibatkan ketidaksesuain antara kriteria
yang diingikan oleh pemilik lapangan kerja dengan kriteria para pencari
kerja. Umumnya bermasalah dengan tingkat pendidikan. Pemilik lapangan
kerja mensyaratkan pekerjanya memiliki pendidikan minimal Sekolah
Menengah Atas (SMA) namun pelamar kerja nya sebagian besar memiliki
tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sehingga tidak
terjadi kecocokan. Tingkat pendidikan dari masyarakat angkatan kerja di
daerah Jakarta dapat dilihat berdasarkan grafik berikut:
Sumber:bps.go
3
Pendidikan merupakan salah satu bentuk untuk mengukur
kesejahteraan masyarakat. Semakin merata pendidikan maka semakin
sejahtera kehidupan masyarakatnya. Di Jakarta pada tahun 2015, jumlah
Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) tidak mengalami perubahan yang berarti
dibandingkan tahun sebelumnya. Terjadi penurunan pada jumlah murid
SMU dan SMK, sedangkan jumlah murid TK, SD, dan SMP mengalami
peningkatan. Rasio murid-sekolah tiap tingkatan pada tahun 2015 adalah
43 (TK), 278 (SD), 349 (SMP), 288 (SMU) dan 252 (SMK). Sedangkan
rasio murid guru masingmasing 8 (TK), 20 (SD), 16 (SMP), 10 (SMU),
dan 10 (SMK). Jumlah Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah di DKI Jakarta pada tahun 2015 berturut-turut adalah
469, 244 dan 91 unit dengan jumlah murid sebanyak 191.512 orang.
Perguruan tinggi negeri (PTN) tahun 2015/2016 di DKI Jakarta sebanyak
5 PTN dan terdapat 389 perguruan tinggi swasta. Mahasiswa yang
terdaftar di perguruan tinggi sebanyak 272.441.
Selain pendidikan, kesejahteraan masyarakat juga dapat dilihat
dari tingkat kesehatan. Perkembangan fasilitas kesehatan di Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2015 tidak mengalami perubahan yang signifikan jika
dibandingkan dengan tahun 2014. Fasilitas rumah sakit tahun 2015
sebanyak 159 unit. Pada 2015, jumlah dokter umum sebanyak 2.645 orang
sedangkan dokter spesialis sebanyak 5.726 orang. Jumlah peserta KB baru
di DKI Jakarta pada tahun 2015 sebanyak 424.183 orang.
Sedangkan untuk tingkat kemiskinan dan pembangunan jumlah
penduduk miskin di DKI Jakarta tahun 2014 sebanyak 412,8 ribu orang.
Indikator kemiskinan yaitu indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan
di DKI Jakarta pada tahun 2014 masing-masing sebesar 0,60 persen dan
0,13 persen. Indeks pembangunan manusia (IPM) DKI Jakarta pada tahun
2015 sebesar 78,99 persen mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang
hanya sebesar 78,39.
4
Dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
tersebut, masyarakat, pemerintah, dan swasta melakukan berbagai kegiatan
untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut. Upaya peningkatan
kesejahteraan ini tidak dapat terlepas dari pemanfaaatan lingkungan hidup.
Pemanfaatan lingkungan hidup sebaiknya melihat dampak dan
pemanfaatannya tidak berlebihan agar lingkungan hidup tetap dalam
komposisi yang seimbang. Namun telah menjadi sifat dasar manusia untuk
menfaatkan segala sesuatu dengan cara yang serakah. Sifat yang serakah
dalam memanfaatkan lingkungan hidup tanpa menjaga kelestariannya ini
akan membawa kerusakan yang berarti bagi lingkungan hidup.
Berdasarkan artikel yang dituliskan Paulus Londo selaku katua
LSSLP (Lembaga Studi Sosial Lingkungan di Perkotaan) dalam
Kompasisana (24 Juni 2015), Jakarta menghadapi permasalahan serius
dengan lingkungan hidup. Menurutnya, tingginya pertumbuhan penduduk
merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan hidup yang ada di
Jakarta. Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat pada
akhirnya menimbulkan tekanan terhadap lingkungan hidup juga
meningkat. Permasalahan lingkungan hidup yang menonjol di DKI
Jakarta antara lain berkurangnya daerah resapan air, menyusutnya areal
terbuka hijau, kerusakan area terbuka biru, eksploitasi air bawah tanah
dengan berbagai dampak negatifnya ,abrasi pantai akibat berkurangnya
hutan mangrove di pantai utara, serta sistem drainase kota yang buruk.
Selain itu, pencemaran lingkungan di DKI Jakarta ditandai dengan
tingginya tingkat pencemaran udara, air, dan perairan laut akibat
pengelolaan sampah dan limbah yang belum baik dan benar. Masyarakat
juga memiliki peran yang besar dalam kerusakan lingkungan hidup ini
sehingga memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkannya.
Ruang terbuka hijau darui tahun ke tahun terus mengalami
penurunan jumlah yang diakibatkan alih lahan dari ruang terbuka hijau
menjadi pemukiman. Bantaran sungai yang seharusnya dijadikan ruang
terbuka hijau namun manfaatkan sebagai tempat tinggal yang akhir nya
menjadikan sugai sebagai tempat pembuangan segala jenis sampah. Ruang
5
terbuka biru pun di Jakarta juga mengalami pengurangan. Banyak situ
yang ditimbun karena kerusakan yang diakibatkan pemukiman masyarakat
di sekitar situ. Ruang terbuka hijau dan ruang terbuka biru seharusnya
dapat dikelola secara terintegrasi namun karena adanya penduduk yang
padat dan memanfaatkan ruang terbuka tersebut, maka kepentingan untuk
ruang terbuka dikesampingkan. Berkurangnya ruang terbuka ini juga
membawa bencana lain, antara lain polusi udara, banjir, dan abrasi, serta
sampah menjadi masalah yang sulit terselesaikan.
Polusi udara di Jakarta semakin meningkat, sebagai akibat semakin
banyak volume kendaraan namun tidak diikuti dengan penambahan ruang
terbuka hijau yang dapat mengurasngi polusi udara.
Banjir merupakan masalah yang krusial bagi masyarakat Jakarta. Banjir di
Jakarta disebabkan karena kurangnya area resapan air dan alih fungsi dan
kerusakan ruang terbuka biru. Masyarakat Jakarta akan menghadapi
masalah yang berkenaan dengan air baik di musim kemarau dan
penghujan. Ketika di musim kemarau masyarakat akan mengalami
kekurangan air bersih, dan air yang sungai atau situ tidak dapat
dipergunakan lagi sehingga salah satu cara yaitu melakukan eksploitasi air
tanah. Ekploitasi air tanah ini juga membawa dampak buruk bagi
lingkungan. Eksploitasi air tanah dapat menyebabakan permukaan tanah
mengalami penurunan. Dan ini telah terbukti permukaan tanah di Jakarta
menurun berdasarkan pengamatan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) dalam berita yang dimuat di liputan6.com
(30/08) membuktikan, permukaan tanah Jakarta turun antara 5 hingga 12
sentimeter per tahun. Penyebab lain turunnya permukaan tanah ini
merupakan bertambahnya gedung-gedung pencakar langit. Dan ketika
musim penghujan tiba masyarakat disibukkan dengan masalah banjir.
Banjir ini dating sebagai akibat banyaknya situ yang beralih fungsi serta
penurunan permukaan tanah, serta sampah. Selain itu banjir juga dapat
disebabkan karena adanya abrasi yang tidak dapat dicegah karena
hilangnaya hutan mangrove.
6
Sampah juga menjadi salah satu masalah yang sangat krusial.
Berdasarkan berita dari Kompasiana (20 Juni 2015) di Jakarta, volume
sampah setiap hari rata-rata sekitar 6000 ton. Dan jumlah sampah ini akan
terus bertambah seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat.
Dengan jumlah sampah yang sebanyak itu tidak semuanya dapat diangkut
ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) melainkan sebagian dari sampah
tersebut dibuang sembarangan ke sungai. Hal ini juga akan menyebabkan
masalah lain timbul misal banjir dan munculnya berbagai penyakit.
b. Kota Samarinda
Ulasan ini berdasarkan pada situs Bappeda Provinsi Kalimantan
Timur, Kalimantan Timur memiliki luas wilayah daratan 127.267,52 km2
dan luas pengelolaan laut 25.656 km2 terletak antara 113º44’ Bujur Timur
dan 119º00’ Bujur Timur serta diantara 2º33’ Lintang Utara dan 2º25’
Lintang Selatan. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu
Provinsi terluas kedua setelah Papua, memiliki potensi sumberdaya
alam melimpah dimana sebagian besar potensi tersebut belum
7
Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003 berjumlah 2.311.162
jiwa, tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai 3.047.500
jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk
Kalimantan Timur meningkat sebesar 736.338 jiwa, dengan pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya rata-rata 3,60 persen. Adapun jumlah penduduk
tahun 2013 sebanyak 3.300.517 jiwa.
Provinsi ini mempunyai topografi bergelombang dari kemiringan
landai sampai curam, dengan ketinggian berkisar antara 0-1500 meter
diatas permukaan laut dengan kemiringan antara 0-60 persen. Daerah
dataran rendah pada umunya dijumpai pada kawasan sepanjang sungai.
Sedangkan daerah perbukitan dan pegunungan memiliki ketinggian rata-
rata lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan 300
persen, terdapat dibagian barat laut yang berbatasan langsung dengan
wilayah Malaysia. Dilihat dari topografi, 43,35% wilayah daratan
termasuk dalam kemiringan diatas 40% dan 43,22% nya terletak pada
ketinggian 100-1000 m diatas permukaan laut, sehingga pemanfaatan
lahan di Provinsi Kalimantan Timur harus memperhatikan karakteristik
lahan tersebut.
Anggota DPRD Provinsi Kaltim Rusman Ya’qub dalam situs resmi
DPRD Provinsi Kalimantan Timur (25 Maret 2015) menyatakan jika
mereka berharap, siapapun yang memimpin Kota Samarinda nantinya
adalah sesosok pemimpin yang mampu menjawab, menuntaskan juga
menyelesaikan lima persoalan kota. Lima persoalan kota yang
diungkapkan olek anggota DPRD tersebut mencakup, macet, banjir,
kerusakan lingkungan, kebersihan kota dan permasalahan sosial perkotaan.
Permasalahan macet di Samarinda juga telah menjadi salah satu
permasalahan yag menahun. Samarinda merupakan salah satu kota besar
di Indonesia, seperti kota besar lainnya di Indinesia yang memiliki
masalah mengenai kemacetan. Kemacetan ini disebabkan karena volume
kendaraan yang tinggi. Dan dilansir dari situs Undas.co, menyatakan
bahwa jalanan yang ada di Samarinda banyak yang berlubang. Hal ini
dapat menjadi salah satu penyebab dari kemacetan.
8
Samarinda juga terkenal rawan bencana banjir, hal ini disebabkan saluran
perairan yang belum baik. Mengingat Samarinda merupakan daerah
dominan rawa dan lembah maka perlu dikaji ulang untuk pembenahan
saluran perairan. Selain itu sampah menjadi salah satu penyebab banjir.
Sampah yang belum dikelola dengan baik menjadi salah satu masalah
krusial lain yang perlu diperbaiki oleh pemerintah Kota Samarinda.
Pengelolaan sampah yang baik ini akan membantu menyelesaikan dua
masalah sekaligus, yaitu akan mengurangi banjir serta meningkatkan
kebersihan kota. Membahas mengenai persoalan kota, Samarinda juga
memiliki permasalahan mengenai pembenahan wajah kota, fenomena yang
terjadi yaitu anak jalanan, pengemis, dan lain sebagainya. Pengangguran
pun juga menjadi salah satu masalah kota Samarinda.
Samarinda merupakan satu-satunya ibukota yang melakukan
aktivitas petambangan. Menjadi ibukota yang dipadati oleh banyak
penduduk telah menyebabkan banyak masalah, ini ditambah lagi dengan
pemanfaatan lingkungan untuk sektor tambang. Sehingga tidak bisa
dihindarkan lagi kerusakan lingkungan yang terjadi. Dalam berita Tribun
Kaltim, dikatakan bahwa kualitas air dan udara mengalami penurunan
yang signifikan. Selain itu juga ditandai oleh pendangkalan sungai
Mahakam hingga ke delta. Dan baru-baru berita dari laman situs resmi
Kliksamarinda.com yang dimuat tanggal 17 Januari 2017 memberitakan
bahwa 9 anak meninggal akibat terperosok di lubang eks tambang. Hal ini
menunjukkan kerusakan lingkungan ini telah menjadi hal yang berbahaya
dan diperlukan perhatian khusus.
Kota Jakarta dan Kota Samarida dalam sudut pandang lingkungan
sebagian besar memiliki masalah yang sama. Permasalahan mengenai
banjir, macet dan sama mereka memiliki kesamaan, meskipun di
Samarinda tidak separah di Jakarta. Namun untuk kerusakan lingkungan
yang diakibatka oleh tambang hanya terjadi di Samarinda sedangkan di
Jakarta tidak terjadi. Hal lain yang membedakan yaitu banyak
permasalahan yang terjadi di Jakarta karena banyaknya penduduk dan
ketersediaan wilayah yang sangat sempit sehingga muncul banyak
9
permasalahan seperti sampah dan kemaceta. Namun jika melihat di
Samarida, daerah tersebut memiliki wilayah yang luas dan penduduk yang
tidak sepadat di Jakarta, kemungkinan penyebab dari masalah banjir,
kemacetan lebih kepada pengelolaan fasilitasnya. Misalnya, banjir lebih
disebabkan pada saluran peraiaran yang belum tertata dengan baik serta
kepedulian terhadap sampah masih kurang. Kemacetan pun begitu,
kemungkinan di Samarinda penyebab kemacetan belum teroptimalkannya
penggunaan lahan dan fasilitas yang ada. Sehingga dapat dikatakan jika di
Jakarta masalah-masalah lingkungan telah diatasi namun karena kendala
luasnya daerah yang kurang maka hal tersebut belum terselesaikan
sedangkan di Samarinda mungkin permasalahan tersebut dapat
diselesaikan jika peningkatan kesadarannya untuk semua pihak dan
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
10
Kalimantan Timur. Bidang usaha kayu ini terus berkembang menjadi
perusahaan pengolahan kayu yang terintegrasi dan menghasilkan produk
berkualitas tinggi. Kayu yang digunakan untuk produksi berasal dari lahan
masyarakat sehingga kayu yang sustainable bukan dari hutan industri.
Selanjutnya PT DSN melakukan ekspansi ke perkebunan kelapa
sawit pada tahun 1996 di Desa Muara Wahau, Provinsi Kalimantan Timur.
Dimulai dari pengembangan lahan perkebunan di Kalimantan Timur terus
dilakukan hingga menjadi hamparan sawit yang menyatu dengan luas
sekitar 52.000 hektar, dan menjadi keunggulan Perusahaan saat ini. Pada
tahun 2002 DSN mulai mendirikan Pabrik Kelapa Sawit pertamanya di
Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi 45 ton tandan buah segar
per jam. Sampai dengan akhir 2016, kami memiliki enam Pabrik Kelapa
Sawit dengan total kapasitas produksi 390 ton per jam. Sistem manajemen
perkebunan yang modern terus dikembangkan untuk memenuhi standar
manajemen dan ramah lingkungan yang diakui secara nasional dan
internasional, terbukti dengan diraihnya sertifikat RSPO dan ISPO
membuktikan komitmen dan konsistensi manajemen dan seluruh
karyawan DSN Group untuk terus tumbuh secara bekelanjutan.
PT DSN ini melakukan kegiatan pertanggungjawaban sosial atau
yang disebut dengan CSR (Corporate Social Responbility) meliputi bidang
pendidikan, ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan-permukiman. PT
DSN menganggap CSR sebagai investasi modal sosial, landasan bagi
pembangunan kemitraan yang berkelanjutan (sustainable partnership)
antara perseroan dengan pemangku kepentingan terkait, menuju bisnis
yang berkelanjutan (sustainable business) dalam kerangka pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable development).
Program-program CSR yang dilakukan PT DSN antara lain
tanggung jawab produk, praktik ketenagakerjaan, kesehatan, keselamatan
kerja, pengembangan sosial kemasyarakatan, konservasi dan biodiversity,
dan pelestarian lingkungan hidup. Berdasarkan program CSR yang
dilakukan PT DSN beberapa mengarah pada pelestarian lingkungan dan
pegurangan kerusakan lingkungan. Program CSR PT DSN yang berpihak
11
kepada lingkungan yaitu pelestarian lingkungan hidup, koservasi dan
biodiversity, program lain nya juga berpihak terhadap lingkungan namun
kedua program ini lebih mendalam pengaruhnya terhadap lingungkan.
Program CSR pelestarian lingkungan hidup, PT DSN melakukan beberapa
upaya yang berkenaan dengan operasional perusahaan. Ketika akan
melakukan pembukaan lahan tidak dilakukan dengan metode pembakaran
lahan. Selain iku pengembangan lahan juga tidak di lahan gambut atau
areal ang memiliki cadangan karbon yang tinggi. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kebakaran hutan yang sulit untuk dipadamkan dan membakar
areal yang tidak diinginkan. PT DSN juga berkomitmen tidak akan
menggunakan lahan yang memiliki nilai konservasi tinggi. Dalam proses
produksi pengolahan kayu perushaan menggunakan bahan baku yang
terbarukan berasal dari hutan rakyat bukan hutan tanaman industri
Sehingga perusahaan tidak merusak lahan yang dapat digunakan untuk
resapan air ketika hujan serta tidak perlu menebang pohon yang ada di
hutan tetapi menggunakan hutan rakyat yang dikhususkan untuk
meningkatkan perekonomianrakyat. Sehingga bencana banjir atau tanah
longsor dapat dikurangi. Dalam pengolahan kelapa sawit limbah hasil
akhirnya telah dikelola. Limbah cair nya digunakan untuk pupuk yang
dimanfaatkan dalam perkebunan. Sedangkan limbah padat digunakan
sebagai bahan bakar produksi. Dengan demikian limbah tidak mencemari
lingkungan dan disisi lain lebih menghemmat biaya produksi.
Program CSR kedua PT DSN yang pro terhadap lingkungan yaitu
konservasi dan biodiversity. PT DSN mengalokasikan sebagian kawasan
konsersinya untuk areal konservasi. Area konservasi di perkebunan u=ini
untuk habitat flora maupun fauna yang menetap atau migran. Area
konservasi ini dimanfaatkan pula untuk tujuan edukasi. Area konservasi
ini menjadai tempat pengayaan jenis ragam hayati dan sebagai area untuk
pemulihan. Oleh karena itu adanya CSR ini membantu memperbaiki hutan
dan memperkaya hasil hutannya. Selain untuk perbaikan hutan area
konservasi ini juga membantu mengurangi bencana banjir, tanah longsor
dan polusi serta membantu menjaga kelestarian fauna.
12
b. PT Wijaya Karya Tbk
13
telah dilakukan pada saat memperingati Ulang Tahun WIKA pada tanggal
11 Maret 2016, sekaligus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional.
Kegiatan tersebut meligatkan WIKA Sehat dan WIKA Peduli dengan
mengangkat tema “Gerakan WIKA Berlima Enam” yang maksud nya
WIKA Bersih Ligkungan Bersama dengan Masyarakat. Gerakan ini
mengajak para petinggi dan karyawan WIKA serta mengajak pemerintah
dan masyarakat di lingkungan WIKA. Serta bekerja sama dengan
pedagang kecil di sekitar kantor WIKA untuk menyediakan dagangan.
Kegiatan ini merupakan gerakan jalan sehat sambil memungut
sampah disekitar rute yang telah ditentukan. Setelah mencapai titik finish
sampah tersebut dia pisahkan berdasarkan sampah organik dan anorganik.
Kemudian peserta diajak untuk mendaur ulang sampah dan berpartisipasi
dalam Trashion Show. Trashion Show ini bertujuan untuk mengedukasi
peresta untuk memanfaatkan sampah melalui daur ulang.
Kegiatan ini bisa menjadi salah satu alternatif utuk mengurangi
sampah yang ada di Jakarta. Jika sampah di Jakarta sedikit demi sedikit
dapat dikurangi maka beberapa maslah lingkungan juga akan mulai
menemukan titik penyelesaian. Jika lingkungan bersih dari sampah maka
banjir yang biasa terjadi di musim hujan juga akan berkurang. Selain itu,
masalah krisis air bersih juga dapat terselesaikan jika sampah dapat
dimanfaatkan, tidak hanya dibuang ke suangai yang menyebabkan air
tercemar dan tidak dapat digunakan kembali. Acara Trashion Show ini
juga membantu menumbuhkan kreatifitas masyarakat dalam mengolah
sampah. Sehingga sampah tidak hanya dibuang namun dibsa didaur ulang
dan dimanfaatkan serta akan menambah nilai ekonomis dari sampah itu
sendiri.
Selain itu WIKA juga melakukan kegiatan pelestarian lingkungan
hidup di desa binaan, di Pemijahan Jawa Barat. Di desa Pemijahan ini
WIKA bersama warga desa menanam 140.747 pohon sengon pada area
seluas 62 Ha dan melibatkan 115 petani. Dan saat ini menunjukkan 88%
mengalami pertumbuhan sedangkan sisanya terserang penyakit dan
pengaruh angina kencang. Kebun sengon ini telah berkontribusi dalam
14
penyerapan emisi karbon, selain membantu menyerap emisi karbon pohon
sengo juga membantu meningkatkan kualitas lingkungan, selain itu kebon
sengon ini akan membantu menyerap air hujan serta mengurangi tanah
longsor dan memiliki nilai ekonomis di kemudian hari.
Meskipun kegiatan CSR penanaman pohon sengin dilakukan di
Jawa Barat ini juga ber dampak di Jakarta yang merupakan hilir dari
sungai-sungai yang ada di Jawa Barat. Tak jarang banjir di Jakarta
merupakan banjir kiriman dari Jawa Barat. Dengan adanya kebon sengon
yang berada di hulu dari sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta, ini akan
membantu mengurangi kiriman debit air ke daerah hilir. Karena air hujan
telah diserap melalui kebon sengon yang ada.
15
PT WIKA yang beroperasi di Jakarta dengan operasional bisnis
pada bidang infrastruktur dan gedung, energy dan industrial plant, industry,
realti dan property, serta investasi. Dalam menjalankan bisnisnya WIKA
banyak berhubungan berpengaruh banyak pada lingkungan hidup. Dampak
negatif dari operasioal bisnis WIKA ini antara lain pengalihan fungsi lahan
dan perubahan perilaku masyarakat untuk wilayah operasional daerah
terpencil. WIKA yang bergerak dalam bidang realti dan properti, bisnis
bidang ini memang memiliki dampak yang signifikan terjadap lingkungan.
Dalam melakukan pembangunan property membutuhkan lahan. Hal ini
dihadapkan pada masalah dengan lingkungan hidup. Dengan adanya
pembangunan property maka akan terjadi alih fungsi lahan. Lahan yang dapat
digunakan untuk ruang terbuka hijau untuk resapan akan tergantikan oleh
bangunan. Semakin berkurangnya daerah resapan akibat pembangunan
properti, gedung, serta infrastruktur merupakan salah satu penyebab dari
penyebab bencana banjir.
Berkenaan dengan alih fungsi lahan ada dampak lain yang
dirasakan oleh masyarakat sekitar. Alih fungsi lahan dari lahan pertanian
menjadi bangunan gedung akan menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi
petani. Sehingga alih fungsi lahan ini secara tidak langsung juga berdampak
pada aktivitas sosial masyarakat.
16
REFERENSI
17
PT Wijaya Karya Tbk. 2016. Laporan Keberlanjutan PT Wijaya Karya Tbk
tahun 2016. Diperoleh 17 Desember 2017, dari
http://www.wika.co.id/id/file/sustainability-report
PT Wijaya Karya Tbk. 2016. Laporan Keuangan PT Wijaya Karya Tbk
tahun 2016. Diperoleh 17 Desember 2017, dari
http://www.wika.co.id/po-content/po-upload/wikalaiconsol20169finalr-
655419-file.pdf
PT Wijaya Karya Tbk. 2016. Laporan Tahunan PT Wijaya Karya Tbk tahun
2016. Diperoleh 17 Desember 2017, dari
http://www.wika.co.id/file/annual-reports
Rukmana, Gilang.(3 Februari 2017). Masalah Tahunan di Kota Tepian.
Diperoleh pada 17 Desember 2017, dari https://undas.co/2017/02/6-
masalah-tahunan-di-kota-tepian/
SUAR LSSPI. 2015. Aneka Ragam Masalah Lingkungan Membelit Jakarta.
Diperoleh 16 Desember 2017, dari
https://www.kompasiana.com/lsspi/aneka-ragam-masalah-lingkungan-
membelit-jakarta_5528df006ea8348b128b4567
Sudarmanto, Yoyok. (17 Januari 2017). Kerusakan Lingkungan di
Kalimantan Timur Jadi Beban APBD. Diperoleh pada 17 Desember
2017, dari http://kliksamarinda.com/berita-4865-kerusakan-lingkungan-
di-kalimantan-timur-jadi-beban-apbd.html
18