Vous êtes sur la page 1sur 2

KARYA TULIS ILMIAH AKADEMI ANALIS KESEHATAN YAYASAN FAJAR

PEKANBARU
Muhammad Afdhol
14.115.064

Identifikasi Jamur Malassezia furfur Pada Santri Pondok Pesantren Daarun


Nahdhah Thawalib Bangkinang

Viii + 19halaman, 4 tabel, 4 gambar, 4 lampiran

ABSTRAK
Infeksi karena jamur Malassezia furfur akan menimbulkan penyakit pitiriasis versikolor atau
panu. Gejalanya berupa bercak-bercak putih, kadang kemerahan atau cokelat. Biasanya terdapat
di badan tapi bisa juga menyebar ke wajah dan disertai rasa gatal bila berkeringat. Jika sudah
sembuh, penyakit panu itu sering meninggalkan bercak putih yang menetap dalam beberapa
bulan sebelum kembali ke kulit normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jamur
Malassezia furfur serta mengetahui persentase jamur pada santri pondok pesantren Daarun
Nahdhah Thawalib Bangkinang dan mengetahui pertumbuhan jamur pada media PDA. Jenis
penelitian ini adalah Deskriptif observasi, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Sampel yang di gunakan adalah kerokan kulit pada santri pondok pesantren Daarun
Nahdhah Thawalib Bangkinang. Dari hasil penelitian diperoleh 17 responden dinyatakan positif
(+) ditemukan spora dan hifa dan 3 responden nyatakan negatif (-) tidak di temukan spora dan
hifa. Dari 17 santri yang terinfeksi jamur Malassezia furfur disebabkan karena santri tinggal satu
asrama, pada saat peneliti melakukan pemeriksaan kerokan kulit maka peneliti melihat perilaku
santri yang kurang bersih, kebiasaan menggunakan handuk basah dan baju yang masih lembab
dalam waktu yang lama. Faktor-faktor yang mendukung terinfeksinya penyakit kulit ini pada
santri diantaranya faktor kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan dan faktor keringat yang
berlebihan. Hal ini menyebabkan lapisan kulit stratum korneum melunak sehingga mudah di
masuki jamur Malassezia furfur.
Nutrient Agar merupakan media yang umum untuk pertumbuhan bakteri di laboratorium.
Mahalnya biaya media Nutrient Agar instan mendorong peneliti untuk menemukan media
alternatif dari bahan yang mudah didapat serta murah. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pertumbuhan bakteri pada media alternatif dari media limbah kulit pisang kepok. Penelitian
ini merupakan penelitian experimental laboratory yakni melihat pertumbuhan Pseudomonas
aureginosa dan staphylococcus aureus menggunakan limbah kulit pisang kepok. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureginosa dan
staphylococcus aureus pada media limbah kulit pisang koloni terlihat kecil dan halus, sedangkan
pada media Nutrient agar pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureginosa dan staphylococcus
aureus koloni terlihat jelas dan besar. Pada hitung jumlah koloni pertumbuhan terbaik
Pseudomonas aureginosa ada pada perlakuan 300 gram pada pengulangan 1 dengan rata-rata 98
x 104 cfu, sedeangkan pertumbuhan staphylococcus aureus ada pada perlakuan 300 gram pada
pengulangan 1 dengan rata-rata 73 x 104 cfu. Dari hasil penelitian ini, media limbah kulit pisang
kepok dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureginosa dan
Staphylococcus aureus.

Kata kunci: Malassezia furfur, Panu, Santri. Potato Dextose Agar.

Vous aimerez peut-être aussi