Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
D. Dasar Teori
1. Nitrogen
Nitrogen atau Zat lemas adalah sebuah unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan
sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik
bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa
lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi
dengan unsur lainnya.Nitrogen adalah 78,08% persen dari atmosfir Bumi dan
terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa
penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.
Nitrogen adalah zat non logam, dengan elektronegatifitas 3.0. Mempunyai 5
elektron di kulit terluarnya. Oleh karena itu trivalen dalam sebagian besar
senyawa. Nitrogen mengembun pada suhu 77K (-196oC) pada tekanan atmosfir
dan membeku pada suhu 63K (-210oC).Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani
Nitron berarti "soda asli", "gen", "pembentukan") secara resmi ditemukan oleh
Daniel Rutherford pada 1772, yang menyebutnya udara beracun atau udara
tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam
pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen
juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele,
Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara
terbakar atau udara telah flogistat. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga
dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote, daripada perkataan Yunani
αζωτος yang bermaksud "tak bernyawa". Istilah tersebut telah menjadi nama
kepada nitrogen dalam perkataan Perancis dan kemudiannya berkembang ke
bahasa-bahasa lain.
sesuai. Reaksi ini sebenarnya membutuhkan tekanan sistem yang tinggi, tetapi
pada masa itu peralatan yang memadai belum ada dan mereka merancang
peralatan baru untuk reaksi tekanan tinggi (salah satu sumbangan dari
perkembangan industri baru ini).
Bukan peralatan tekanan tinggi saja yang akhirnya tercipta karena dipicu oleh
tuntutan industri nitrogen ini. Haber dan Bosch, ilmuwan lain yang bekerjasama
dengan Haber, juga mengembangkan proses yang lebih efisien dalam usahanya
menghasilkan hidrogen dan nitrogen murni. Proses sebelumnya adalah dengan
elektrolisis air untuk menghasilkan hidrogen murni, dan distilasi udara cair
untuk mendapatkan nitrogen murni yang kedua usaha ini masih terlalu mahal
untuk diaplikasikan dalam mengkomersialkan proses baru pembuatan amonia
mereka. Maka mereka menciptakan proses lain yang lebih murah.
Usaha bersama mereka mencapai kesuksesan pada tahun 1913 ketika berhasil
membentuk amonia pada tekanan tinggi. Proses baru ini masih memerlukan
banyak energi namun pengembangan lebih lanjut terus dilakukan. Dengan cepat
proses ini berkembang melebihi proses sintetis senyawa nitrogen lainnya, dan
menjadi dominan sampai sekarang dengan perbaikan-perbaikan besar masih
berlanjut.
Bahan baku utama yang banyak digunakan dalam industri nitrogen adalah udara,
air, hidrokarbon dan tenaga listrik. Batubara dapat menggantikan hidrokarbon
namun membutuhkan penanganan yang lebih rumit, sehingga proses menjadi
kompleks dan berakibat pada mahalnya biaya operasi.Dari semua macam
senyawa nitrogen, amonia adalah senyawa nitogen yang paling penting. Amonia
merupakan salah satu senyawa dasar nitogen yang dapat direaksikan dengan
berbagai senyawa yang berbeda selain proses pembuatan amonia yang sudah
terbukti ekonomis dan efisiensinya yang sampai sekarang terus ditingkatkan.
Sebagian besar amonia diperoleh dengan cara pembuatan sintetis di pabrik dan
sebagian kecilnya diperoleh dari hasil samping suatu reaksi.
Penggunaan gas amonia bermacam-macam ada yang langsung digunakan
sebagai pupuk, pembuatan pulp untuk kertas, pembuatan garam nitrat dan asam
nitrat, berbagai jenis bahan peledak, pembuatan senyawa nitro dan berbagai jenis
refrigeran. Dari gas ini juga dapat dibuat urea, hidrazina dan hidroksilamina. Gas
amonia banyak juga yang langsung digunakan sebagai pupuk, namun jumlahnya
masih terlalu kecil untuk menghasilkan jumlah panen yang maksimum. Maka
dari itu diciptakan pupuk campuran, yaitu pupuk yang mengandung tiga unsur
penting untuk tumbuhan (N + P2O5 + K2O). Pemakaian yang intensif diharapkan
akan menguntungkan semua pihak. Amonia kualitas komersial meliputi NH3
cair murni dan yang larut dalam air dengan konsentrasi 28 %NH3. Transportasi
bahan ini sebagian besar memakai tangki silinder dan sebagian lagi ada yang
langsung disalurkan melalui pipa. Belakangan ini pemakaian pipa mulai
berkembang pesat, terutama dari pusat produksi ke pusat distribusi yang
keseluruhan panjangnya bisa mencapai 1.000 Km.
Reaksi dan keseimbangan
2N2(g) + 3H2(g) ==> 2NH3(g)
Karena molekul produk amonia mempunyai volum yang lebih kecil dari jumlah
volum reaktan maka keseimbangan akan bertambah ke arah amonia dengan
peningkatan tekanan. Peningkatan suhu reaksi menyebabkan memberikan efek
yang sebaliknya terhadap keseimbangan karena reaksi bersifat eksotermis,
namun memberikan efek positif terhadap laju reaksi. Maka dari itu perlu
dihitung suhu optimal agar menghasilkan keuntungan yang maksimum.
Amonium nitrat atau dengan sebutan NH4NH3 (ammonium nitrate) dapat dibuat
dengan amonia dan asam nitrat sebagai bahan bakunya. proses pembuatan
amonium nitrat pun ada beberapa macam antara lain : 1. Proses Prilling 2.
Proses Kristalisasi, dan 3. Proses Stengel atau Granulasi. dari ke-tiga tahap
tersebut, adalah proses kristalisasilah yang paling mudah; prosesnya; bahan baku
amonia dan asam nitrat masuk ke reaktor dengan bentuk fasenya adalah amonia
masih berupa gas dan asam nitrat telah berupa fase liquid. dari reaktor semua
bahan baku tersebut di lanjutkan ke evaporator lalu dikristalizer dan akhirnya di
separator dan jadilah amonium nitrat.
2. Bahan
- Kristal NaNO2
- Larutan H2SO4 pekat
- Kristal NH4Cl
- Larutan H2SO4 1 M ; 0,1 M
- Larutan HCl pekat
- Larutan FeSO4 0,2 M
- Ca(OH)2
- Larutan HNO3 pekat
- Larutan amilum
- Larutan HCl 0,1 M
- Larutan KI
- Indikator phenlphtalein
- Larutan amonia pekat
- Larutan NH4OH 2 M ; 0,1 M
- Gas H2S ( dari HCl dan Pirit )
- Bunga belerang
F. Alur Percobaan
NaNO2 (± 0, 3 g dalam 10 mL air)
Hasil Uji
0,25 g NaNO2
Tabung 1 Tabung 2
Hasil Pengamatan
1 mL larutan HNO3
encer
- dimasukkan tabung reaksi
- ditambah 1 ml H2SO4 pekat
- didinginkan
-ditambah ± 0,5 mL larutan FeSO4
0,2 M perlahan-lahan melalui
dinding tabung
1 mL larutan NH4OH 2M
Larutan
Residu Filtrat
Hasil Pengamatan
Larutan NH4Cl
± 5 mL NH4OH pekat
G. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. NaNO2 : kristal NaNO2 + aquades : Reaksi : Gas nitrogen dapat
NaNO2 (± 0, 3 g dalam 10 mL air) NaNO2 (s) + H2O (l) → dibuat dengan
berwarna putih larutan tidak
- Dimasukkan ke dalam labu suling NH4Cl : kristal berwarna NaNO2 (aq) mereaksikan NaNO2
berwarna putih NH4Cl + aquades : dan NH4Cl melalui
- Dimasukkan larutan NH4Cl (± 0, 3 g
Aquades : cairan larutan tidak NH4Cl (s) + H2O (l) → proses pemanasan
dalam 10 mL air) dengan corong NH4Cl (aq) yang kemudian gas N2
tidak berwarna berwarna
pisah
NaNO2 (aq) + dapat diidentifikasi
- Dirangkai alat pembuatan gas N2 NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) sifatnya yang tidak
NH4Cl (aq) :
- Dihangatkan labu dan kran corong
larutan tidak → NaCl (aq) + 2H2O (l) + reaktif sehingg dapat
pemisah berwarna N2 (g) memadamkan api.
- Dibuka dengan hati-hati NaNO2 (aq) +
- Ditampung gas yang keluar ke dalam NH4Cl (aq) + Dugaan :
gelas ukur yang berisi air penuh panas : terbentuk Nyala api padam
dengan posisi terbalik gelembung gas N2
- Diukur volumenya Gas diuji dengan Volume gas N2
api menyala : nyala perhitungan secara teori =
Terbentuk gas dan Volume gas
api padam 97,4176 mL
- Diuji gas yang diperoleh dengan Volume gas N2 =
sebilah kayu dengan nyala besar 100 mL
- Diamati perubahan yang terjadi
Hasil Uji
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
2. NaNO2 : kristal NaNO2 + H2O: Reaksi: Berdasarkan
0,25 g NaNO2
berwarna putih larutan tidak NaNO2 (s) + H2O (l) → percobaan yang
- Dimasukkan ke dalam 2,5 H2SO4 : larutan berwarna NaNO2 (aq) dilakukan, pembuatas
tidak berwarna Tabung reaksi 1 Tabung 1 gas NO dan NO2
mL air
KI : larutan tidak NaNO2 (aq) + 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq) dapat dilakukan dari
- Dibagi dalam 2 tabung → Na2SO4 (aq) + 2HNO2 reaksi antara NaNO2
berwarna H2SO4 (aq) :
Amilum : larutan Larutan tidak (aq) dan H2SO4.
tidak berwarna dan berwarna dan Gas NO dapat
terdapat endapan timbul uap tak 2HNO2 (aq) → NO (g) + diidentifikasi dengan
Tabung 1 Tabung 2 berwarna NO2 (g) + H2O (l) tibul uap/gas yang
merah muda
- Diencerkan 4 Tabung reaksi 2 tidak berwarna.
kali dengan NaNO2 (aq) + H2O 2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 Dalam percobsan
- Ditambah
air 2 mL (aq) : Larutan tidak (g) yang terjadi reaksi
beberapa tetes
- Dicampur berwarna reaksi redoks. Dimana
H2SO4 1M
dengan NaNO2 (aq) + H2O NO2 berupa uap coklat NaNO2 sebagai
- Diperhatikan NO berupa uap tidak oksidator yang
larutan KI (aq) + KI (aq) +
uap yang terjadi berwarna ditandai dengan
dan amilum amilum : larutan
dari warna tidak berwarna teroksidasinya I-
- Ditambah
cairannya NaNO2 (aq) + KI Tabung 2 menjadi I2 yang
laruta H2SO4
(aq) + amilum (aq) 2NaNO2 (aq) + 2KI (aq) + diidentifikasi dari
encer
Uap dan warna : larutan tidak 2H2SO4 (aq) → I2 (aq) + terbentuknya warna
- Diamati 2NO (g) + K2SO4 (aq) + ungu.
cairan perubahan berwarna
NaNO2 (aq) + KI Na2SO4 (aq) + 2H2O (l) (kompleks I2-amilum)
warna yang
(aq) + amilum (aq)
terjadi
+ H2SO4 (aq) : I2 (aq) + amilum (aq) →
terbentuk 2 I2-amilum (aq) kompleks
lapisan. Lapisn berwarna ungu .
Hasil Pengamatan atas berwarna ungu Amilum berfungsi sebagai
tua. Lapisan bawah indikator adanya I2 yang
tidak berwarna. terbentuk.
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
3. HNO3 encer: larutan HNO3 (aq) + Reaksi: Gas NO dapat
1 mL larutan HNO3 tidak berwarna H2SO4 pekat (aq) : HNO3 (aq) + H2SO4 (aq) diperoleh dari reaksi
encer H2SO4 pekat: larutan larutan tidak → HNO3 (aq) + H2SO4 antara HNO3, H2SO4
tidak berwarna berwarna (aq)
- dimasukkan tabung reaksi dan FeSO4 .
FeSO42M: larutan HNO3 (aq) +
- ditambah 1 ml H2SO4 pekat
H2SO4 pekat (aq) + HNO3 bersifat
- didinginkan berwarna jingga 3-
FeSO4 (aq) : 2NO (aq) + 4H2SO4(aq) sebagai oksidator
-ditambah ± 0,5 mL larutan FeSO4
0,2 M perlahan-lahan melalui terbentuk 2 + 6Fe2+(aq) 6Fe3+(aq) + (mengalami reduksi)
dinding tabung lapisan. Bagian yang mengoksidasi
atas berwarna 2NO↑ (g) + 4SO42-(aq) +
Fe2+ menjadi Fe3+,
kuning pudar dan 4H2O(l) yang diidentifikasi
Terbentuk cincin tengguli bagian bawah tidak
dengan terbentuknya
berwarna (tidak 2+
terbentuk cincin Fe (aq) + NO (g) → gas NO hasil reduksi
2+ HNO3. NO tersebut
tengguli) [Fe(NO)] (aq) cincin
coklat (cincin Tengguli) dapat diidentifikasi
dengan terbentuknya
cincin tengguli dari
kompleks
[Fe(NO)]2+ yang
berwarna coklat.
Namun pada
percobaan yang
dilakukan tidak
terbentuk cincin
tengguli.
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
4. NH4OH : larutan FeS (s) + HCl pekat Reaksi: Ketika NH4OH
1 mL larutan NH4OH 2M tidak berwarna (aq) : dihasilkan FeS (s) + 2HCl (aq) → direaksikan dengan
HCl pekat: larutan larutan berwarna H2S (g) + FeCl2 (s) H2S maka
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak berwarna coklat kleabu-abuan menghasilkan larutan
- Dialiri gas H2S FeS : berupa dan gas berbau 2(NH4)OH (aq) + H2S (g) (NH4)2S yang tidak
- Ditambah 1 mL amonium 0,1 M bongkahan batuan menyengat seperti → (NH4)2S (aq) + 2H2O berwarna.
berwarna abu-abu telur busuk (H2S) (l)
kehitaman NH4OH (aq) + H2S
Larutan
HCl encer : larutan (g) : larutan (NH4)2S (aq) + S (s) →
- Dikocok dengan bunga tidak berwarna berwarna kuning (+) (NH4)2S2 (aq)
belerang Gas H2S : gas tidak NH4OH (aq) + H2S
- Disaring berwarna, berbau (g) + amonium: (NH4)2S2 (aq) + HCl → S
menyengat seperti larutan berwarna (s) + NH4Cl (aq) + NH4SH
telur busuk kuning (+) (aq)
Filtrat Bunga belerang : NH4OH (aq) + H2S
Residu Dugaan :
serbuk kuning (g) + amonium +
bunga belerang: Terbentuk larutan
- Diamati warna berwarna kuning dari
larutan lebih
larutan (NH4)2S dan (NH4)2S2
berwarna kuning (+)
- Ditambah
dan terdapat
dengan HCl Terbentuk endapan S
endapan kuning
encer sampai berwarna hitam
Larutan disaring:
terbentuk
Residu : endapan
endapan berwarna kuning
- Diamati Filtrat : larutan
perubahan yang berwarna kuning (+)
terjadi Filtrat + HCl encer :
Hasil Pengamatan larutan berwarna
kuning (+) dan tidak
terbentuk endapan S
NITROGEN DAN AMONIA Page 13
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
5.
Larutan NH4Cl
NH4Cl 4M: NH4Cl (aq) + Reaksi : Bahwa gas NH3 dapat
larutan tidak Ca(OH)2 (s) : larutan NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 diperoleh dari reaksi antara
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berwarna tidak berwarna dan (s) → CaCl2 (aq) + NH3 NH4Cl dan Ca(OH)2 yang
- Ditambah seujung sendok kecil Ca(OH)2 Ca(OH)2 : serbuk terdapat endapan (g) + H2O (l) dipanaskan. gas tersebut
berwarna putih putih dapat diidentifikasi dengan
- Dipanaskan perlahan dengan memegang
Kertas lakmus: NH4Cl (aq) + NH3 (g) + HCl (aq) → terbentuknya gelembung
kertas lakmus yang basah di atas tabung
kertas berwarna Ca(OH)2 (s) + NH4Cl (g) gas pada larutan. Sifat gas
- Diamati perubahan yang terjadi NH3 tersebut bersifat basa
merah dipanaskan : larutan
- Dimasukkan pengaduk yang sudah
HCl pekat : larutan sedikit keruh Dugaan : karena saat diidentifikasi
dicelupkan larutan HCl pekat Terbentuk gas NH3 tidak dengan kertas lakmus
tidak berwarna berwarna putih,
- Diamati gas yang terbentuk terdapat endapan berwarna yang bersifat merah, dapat mengubah
putih dan terbentuk basa yang ditandai dengan kertas lakmus merah yang
Gas yang keluar gelembung gas kertas lakmus merah menjadi biru. Serta sifat
tidak berwarna menjadi biru gas NH3 yang sangat
Pengujian Gas reaktif dengan HCl pekat
Uji kertas lakmus Saat direaksikan dengan yang diidentifikasi dengan
merah basah: kertas HCl pekat, terbentuk terbentuknya gas/asap
lakmus berubah gas/asap putih NH4Cl (g) putih NH4Cl
menjadi biru
Uji dengan spatula
yang telah
dicelupkan dengan
HCl pekat: terbentuk
gas/asap putih
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
6. ± 5 mL NH4OH pekat NH4OH : larutan NH4OH (aq) + Reaksi : Bahwa gas NH3 dapat
tidak berwarna dipanaskan : larutan NH4OH (aq) dipanaskan diperoleh dari reaksi
- Dimasukkan ke dalam labu Aquades : larutan tidak berwarna dan NH3 (g) + H2O (l) pemanasan NH4OH.
erlenmeyer 100 mL tidak berwarna terbentuk Gas tersebut dapat
- Dipanaskan perlahan Indikator PP: gelembung gas NH3 (g) + HCl (aq) → diidentifikasi dengan
- Ditampung gas yang larutan tidak tidak berwarna NH4Cl (g) terbentuknya gelembung
terbentuk dlm tabung reaksi berwarna Indikator PP + gas pada larutan. Sifat
kering yang ditutup karet Indikator PP + aquades: larutan Dugaan : gas NH3 tersebut bersifat
aquades : larutan tidak berwarna Terbentuk gas NH3 tidak basa karena saat
- Diuji dengan tidak berwarna Pengujian Gas berwarna yang bersifat diidentifikasi dengan
- Diuji dengan
pengaduk kaca HCl pekat : larutan Uji dengan spatula basa yang ditandai dengan indikator PP,
beberapa tetes tidak berwarna yang telah terbentuknya warna menghasilkan warna
yang sudah
indikator PP ke dicelupkan dengan larutan merah muda saat larutan merah muda
dicelupkan HCl
dalam gelas kimia
pekat pada HCl pekat: terbentuk diuji dengan indikator PP Gas NH3 ketika
berisi air yang di gas/asap putih direaksikan dengan HCl
tabung reaksi
dalamnya sudah
yang berisi
Uji dengan indikator Saat direaksikan dengan pekat membentuk gas
dimasukkan tabung PP+aquades : HCl pekat, terbentuk NH4Cl yang merupakan
NH4OH pekat gas/asap putih NH4Cl (g)
reaksi berisi gas larutan berwarna gas/asap putih.
yang sudah
merah muda
dipanaskan
Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan
Labu suling yang berisi NaNO2 kemudian dihangatkan. Sambil dihangatkan kran
corong pemisah dibuka dengan hati-hati. Hasil reaksi tersebut menghasilkan gas
N2 yang kemudian ditampung dalam gelas ukur yang berisi air penuh dan
diletakkan terbalik. Adanya gas N2 ditandai dengan timbulnya gelembung dan
juga berkurangnya volume air didalam gelas ukur yang terbalik. Kemudian
untuk mengetahui sifat gas nitrogen digunakan sebilah kayu menyala. Hasil
pengamatan menyatakan bahwa sebilah kayu menyala akan padam ketika dialiri
gas nitrogen.
Gas nitrogen yang dihasilkan pada percobaan tersebut dapat dijelaskan melalui
persamaan reaksi dibawah ini :
NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) → NaCl (aq) + 2H2O (l) + N2 (g)
Padamnya api uji nyala, menunjukkan sifat gas nitrogen yang kurang reaktif.
Adapun reaksi yang terjadi pada saat gas nitrogen ditiupkan pada nyala kayu
adalah :
N2(g) + O2(g) 2NO(g)
2. Percobaan 2
Percobaan ini bertujuan untuk menghasilkan gas NO dan NO2. Percobaan ini
didasarkan pada reaksi redoks yang ditandai dengan teroksidasinya I- menjadi
I2, sehingga membentuk kompleks berwarna ungu.
Percobaan ini dilakukan dengan menimbang NaNO2 sebanyak 0,25 gram dan
dilarutkan di dalam air sebanyak 2,5 mL sesuai persamaan reaksi berikut :
NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
Larutan tersebut kemudian dibagi menjadi 2 tabung.
- Larutan NaNO2 pada tabung pertama ditambah 3-5 tetes H2SO4 4 M
menghasilkan larutan tidak berwarna. kemudian diperhatikan uap yang
terjadi. Adapun reaksi yang terjadi pada tabung 1 ini adalah :
+3 oksidasi +2
reduksi
NITROGEN DAN AMONIA Page 17
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Pada percobaan ini asam sulfat berfungsi sebagai oksidator yang dapat
mengubah KI dengan biloks -1 menjadi I2 yang memiliki biloks 0. Gas yang
terbentuk sesuai reaksi diatas adalah gas NO. Gas ini akan segera bereaksi
dengan I2 yang terbentuk membentuk nitrosil iodida. Hal ini menyebabkan pada
tabung 2 tidak muncul warna gas seperti pada tabung pertama, meski ada kontak
dengan udara, namun gas NO bereaksi lebih dahulu dengan halogen membentuk
nitrosil iodide menghasilkan larutan berwarna ungu pekat, sesuai dengan
persamaan reaksi berikut:
2NO(g) + I2(aq)2NOI(aq)
Selain itu amilum disini bertindak sebagai indicator adanya perubahan biloks
pada I- menjadi I2 sehingga dapat membentuk ion kompleks seperti
persamaan reaksi di bawah ini :
3. Percobaan 3
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari senyawa nitrogen yaitu
membuktikan bahwa nitrogen dapat membentuk senyawa kompleks dengan Fe,
hal ini ditandai dengan terbentuknya cincin tengguli yang berwarna kuning
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL larutan HNO3 encer dengan
H2SO4 pekat di dalam tabung reaksi, menghasilkan larutan tidak berwarna
kemudian didinginkan. Lalu larutan ditambahkan ±0,5 mL larutan FeSO4 0,2 M
secara perlahan dengan cara meligkar, kemudian diamati perubahan yang terjadi.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh setelah penambahan FeSO4
larutan membentuk 2 lapisan, lapisan pertama berwarna kuning pudar,
sedangkan lapisan bawah tidak berwarna. Hal ini tidak sesuai teori yang
mengatakan bahwa akan terbentuk cincin tengguli berwarna cokelat. Hal ini bisa
4. Percobaan 4
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat nitrogen dan senyawanya.
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL NH4OH 2 M kemudian
dialiri gas H2S yang berasal dari FeS 1 butir dan 3 mL HCl pekat. Larutan
NH4OH setelah dialiri H2S terbentuk larutan berwarna kuning. Reaksi yang
terjadi adalah :
2(NH4)OH (aq) + H2S (g) → (NH4)2S (aq) + 2H2O (l)
Residu dan filtrat yang dihasilkan berwarna kuning. Kemudian filtrat tersebut
ditambah HCl encer hingga membentuk endapan. HCl yang diperlukan kira-kira
kurang dari 1 mL kemudian diamati perubahan yang terjadi. Penambahan HCl
berfungsi untuk mempercepat terbentuknya endapan (NH4)2S. Adapun reaksinya
sebagai berikut :
(NH4)2S2 (aq) + HCl → S (s) + NH4Cl (aq) + NH4SH (aq)
5. Percobaan kelima
Percobaan kelima ini bertujuan untuk mengidentifikasi gas ammonia (NH3) yang
bersifat basa dari reaksi garam amonium klorida (NH4Cl) dengan serbuk
Ca(OH)2. Langkah pertama yang dilakukan mereaksikan 2 mL larutan NH4Cl 4
M dengan ¼ spatula Ca(OH)2, kemudian dipanaskan. Terbentuk larutan tidak
6. Percobaan 6
Percobaan keenam ini bertujuan untuk membuat gas ammonia (NH3) di dalam
laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas ammonia. Langkah pertama yang
dilakukan adalah memanaskan 5 mL larutan NH4OH pekat secara perlahan-
lahan. Terbentuk gas ammonia sesuai persamaan reaksi berikut :
NH4OH (aq) dipanaskan NH3 (g) + H2O (l)
Gas yang dihasilkan kemudian ditambung di dalam tabung reaksi kering yang
ditutup dengan dgan penutup karet. Kemudian dibiarkan selama beberapa menit.
Gas tersebut kemudian diuji dengan 2 cara.
- Uji yang pertama diuji dengan pengaduk kaca yang telah dicelupkan HCl
pekat, sehingga terbentuk gas/ asap putih. Hal itu sessuai dengan persamaan
reaksi dibawah ini.
NH3 (g) + HCl (aq) → NH4Cl (g)
- Uji kedua dengan melarutkan gas yang diperoleh ke dalam air sebanyak 2
mL. Kemudian diuji dengan indicator PP menghasilkan larutan berwarna
merah muda. Hal ini dikarenakan sifat ammonia yang basa. Sehingga ketika
diuji dengan menggunakan indicator PP terbentuk warna merah muda.
- Reaksi NH3 dengan indikator PP :
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan :
1. Gas nitrogen dapat dibuat dengan mereaksikan NaNO2 dan NH4Cl melalui
pemanasan kemudian diidentifikasi sifatnya dengan uji nyala.
2. Pembuatan gas NO dan NO2 dapat dilakukan dengan mereaksikan NaNO2 dan
H2SO4 dan kemudian diidentifikasi dengan timbulnya gas/uap tidak berwarna
pada gas NO dan timbul gas/uap berwarna kecoklatan pada gas NO2.
3. Reaksi antara HNO3, H2SO4, dan FeSO4 menghasilkan kompleks dengan Fe
yaitu [Fe (NO)]2+ yang dibuktikan dengan terbentuknya cincin tengguli yang
berwarna kuning.
4. Reaksi antara NH4OH Jika dialiri dengan gas H2S menghasilkan (NH4)2S dan
direaksikan dengan bunga belerang (S) akan terbentuk endapan kuning yaitu
endapan (NH4)2S
5. Gas NH3 yang diperoleh melalui pemanasan NH4Cl memiliki sifat basa ditandai
dengan prubahan kertas lakmus merah menjadi biru ketika dialiri gas ammonia.
6. Gas NH3 juga dapat diperoleh dengan pemanasan NH4OH pekat dan diuji
dengan menggunakan indator PP
JAWABAN PERTANYAAN
Kemudian hangatkan labu dan bukalah kran corong pemisah dengan hati-hati.
Tampunglah gas yang keluar ke dalam sebuah gelas ukur yang berisi air penuh
dengan berdiri terbalik dan ukurlah volumenya. Bila gelas ukur sudah penuh dengan
gas, keluarkan dari wadah dan segera ujilah gas tersebut dengan sebilah kayu yang
menyala besar.
3) Pada suhu tinggi, dapat bereaksi dengan beberapa logam alkali dan alkali tanah.
Contoh:
6Mg(s) + 2N2(g) 2Mg3N2(s)
6Ca(s) + 2N2(g) 2Ca3N2(s)
4) Pada suhu tinggi, dapat bereaksi dengan unsur nonlogam, misalnya oksigen dan
hidrogen.
Contoh:
N2(g) + O2(g) 2NO(g)
N2(g) + 3H2O 2NH3(g)
Percobaan 6:
- NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(aq)
- NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(g)
DAFTAR PUSTAKA
G.Svehla. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pusaka.
Lutfi, A., & dkk. (2016). Kimia Anorganik: Unsur-Unsur Golongan Utama.
Yogjakarta: Absolute Media.
LAMPIRAN FOTO
1. Kertas lakmus
2. Neraca
3. Roll film
4. Gelas kimia
5. Tabung reaksi
6. Gelas ukur
7. Selang
8. Penjepit kayu
9. Karet penutup
10. Spiritus
2. Bahan-bahan : Bahan-bahan :
- Kristal NaNO2
- Larutan H2SO4
pekat
- Kristal NH4Cl
- Larutan H2SO4 1 M
; 0,1 M
- Larutan HCl pekat
- Larutan FeSO4 0,2
M
- Ca(OH)2
- Larutan HNO3
pekat
- Larutan amilum
- Larutan HCl 0,1 M
- Larutan KI
- Indikator
phenlphtalein
- Larutan amonia
pekat
- Larutan NH4OH 2
M ; 0,1 M
- Gas H2S ( dari HCl
dan Pirit )
- Bunga belerang
Perco
Gambar & Keterangan
baan
1.
2.
3.
5.
Gas yang dihasilkan diuji dengan Untuk uji gas kedua adalah dengan
pengaduk kaca yang telah tabung reaksi baru diisikan 2 ml
dicelupkan dengan HCl pekat, aquades dan 2 tetes PP.
hasilnya terbentuk gas/asap putih