Vous êtes sur la page 1sur 48

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKT

OR KONTRUKSI
SUB SEKTOR SIPIL
JABATAN KERJA GEODETIC ENGINEER OF BUILDING

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN


SUMBER DAYA AIR

KODE UNIT KOMPETENSI:


F45 AMPI 02 001 01
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
SEKT

OR KONTRUKSI
SUB SEKTOR SIPIL
JABATAN KERJA GEODETIC ENGINEER OF BUILDING

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN


SUMBER DAYA AIR

KODE UNIT KOMPETENSI:


F45 AMPI 02 001 01
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

KATA PENGANTAR

Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk


meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan bidang
kerjanya. Berbagai upaya ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara
berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara
pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang
dipersyaratkan di tempat kerja.

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan


Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan salah satu institusi pemerintah
yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-
standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan
penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka
menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur
kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa
Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya.

Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja
Ahli Muda Perencana Irigasi mengacu kepada SKKNI Ahli Muda Perencana Irigasi, yang
dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan Berbasis
Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasi Unit-unit
Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan
kurikulum dan silabus pelatihan.

Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai
upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut
diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih
meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja

Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta
Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder.
Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan
seiring dengan perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap
diupayakan penyesuaian dan perbaikan secara berkelanjutan sejalan dengan
dilaksanakannya pelatihan dengan menggunakan modul ini dilapangan melalui respon
peserta pelatihan, instruktur , asesor serta semua pihak.

Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah
mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini.

Jakarta, Nopember 2012

PUSAT PEMBINAAN
KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI

Judul Modul: Penerapan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman : i
Buku Informasi
 
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................................... 1

BAB I PENGANTAR ................................................................................................. 2


1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)........................... 2
1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.................................................................. 2
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini ............................................................ 3
1.4 Pengertian-pengertian / Istilah .............................................................. 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI............................................................................... 6


2.1 Peta Paket Pelatihan ............................................................................ 6
2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi .................................................... 6
2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari .......................................................... 7

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ....................................................... 12


3.1 Strategi Pelatihan ................................................................................. 12
3.2 Metode Pelatihan ................................................................................. 13
3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan .......................................... 13

BAB IV PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN SUMBER DAYA


AIR .......................................................................................................... 21
4.1 Umum .................................................................................................. 21
4.2 Standar, Pedoman dan Peraturan Perundang-Undangan dalam
Perencanaan Irigasi .............................................................................. 21
4.3 Penerapan standar, pedoman, dan peraturan perundang-
undangan dalam perencanaan irigasi ................................................... 24
4.4 Penerapan Sistem Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu .................. 26

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI ................................................................................................ 43
5.1 Sumber Daya Manusia ......................................................................... 43
5.2 Sumber-sumber Perpustakaan ............................................................. 43
5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ...................................................... 45

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 1 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

BAB I

PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)


1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi.
Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang
menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.
1.1.2 Kompeten ditempat kerja.
Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang
bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan


1.2.1 Desain materi pelatihan
Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan
Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.
1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang
instruktur.
2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh
peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang
diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi pelatihan


1) Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun
peserta pelatihan.
2) Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat
setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal
maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
dalam melaksanakan praktek kerja.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 2 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

3) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban
dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Penerapan materi pelatihan
1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:
a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan.
b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban /
tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku
Kerja.
2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan
adalah:
a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.
e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini


1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-
RCC)
Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang
bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang
berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.
1.3.2. Persyaratan
Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus
sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh
melalui:

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 3 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan,


keterampilan dan sikap kerja yang sama atau
2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang
sama atau
3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah


1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap,
pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh
dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau
penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu
pekerjaan/jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta
menerapkan suatu standar tertentu.
1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas
pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian
unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja
yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 4 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

1.4.7 Standar Kompetensi


Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus
dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.4.9 Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu
kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi.
1.4.10 Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 5 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan


Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Ahli
Muda Perencana Irigasi yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi
Menerapkan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air - Kode Unit F45 AMPI
02 001 01, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan
pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya,
yaitu:
 Penerapan Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi
 Pengumpulan Data Perencanaan Irigasi
 Perencanaan Layout Daerah Irigasi
 Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
 Perencanaan Bangunan Utama (Bendung)
 Parameter Standar Penggambaran Irigasi
 Panduan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi
 Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi


2.2.1 Unit Kompetensi
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan
yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit
komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu
jabatan kerja tertentu.
2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini
adalah “Menerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air”.
2.2.3 Durasi / waktu pelatihan
Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada
pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang
berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi
kompeten dalam melakukan tugas tertentu.
2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten
Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan
pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih
yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali
kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga)
kali.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 6 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Judul Unit
Menerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
2.3.2 Kode Unit
F45 AMPI 02 001 01
2.3.3 Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
yang diperlukan dalam menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber
daya air pada perencanaan irigasi.
2.3.4 Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan menerapkan
peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi, dan
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(SMK3L).

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 7 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )

1. Menentukan standar, 1.1 Standar, pedoman dan peraturan perundang-


pedoman, dan peraturan undangan yang terkait dengan perencanaan
perundang-undangan irigasi diidentifikasi dengan cermat
yang akan digunakan
1.2 Standar, pedoman dan peraturan perundang-
terkait dengan
undangan yang akan digunakan dipilah sesuai
perencanaan irigasi
dengan kebutuhan perencanaan irigasi
1.3 Standar, pedoman dan peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan perencanaan
irigasi ditetapkan sesuai kebutuhan.

2. Mengaplikasikan standar, 2.1 Standar, pedoman, dan Peraturan perundang-


pedoman, dan peraturan undangan yang berlaku terkait dengan
perundang-undangan perencanaan irigasi dikaji dengan cermat
dalam perencanaan irigasi
2.2 Peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku terkait dengan perencanaan irigasi
digunakan sesuai dengan kebutuhan.
2.3 Standar dan pedoman yang terkait dengan
perencanaan irigasi digunakan

3. Mengaplikasikan sistem 3.1 Prinsip dasar konservasi dan penatagunaan


pengelolaan sumber daya SDA digunakan sebagai penanggulangan
air terpadu terhadap kerusakan lingkungan.
3.2 Pemberdayaan masyarakat (capacity building)
dilaksanakan sejak awal perencanaan.
3.3 Ketersediaan informasi dan data sumber daya
air disiapkan sesuai dengan kebutuhan.

2.3.6 Batasan Variabel


1) Kontek Variabel
a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi
utamanya pada perencanaan irigasi.
b. Unit kompetensi ini berlaku dalam menerapkan prinsip-prinsip
pengelolaan sumber daya air.
c. Unit kompetensi ini diterapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan
tugas perencanaan irigasi, meliputi:
(1) Pemahaman penggunaan kriteria dan standar yang akan
digunakan dalam perencanaan irigasi.
(2) Pemahaman peraturan dan perundang-undangan terkait
dengan perencanaan
(3) Pemahaman terhadap prosedur pengelolaan system
informasi SDA

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 8 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

2) Perlengkapan dan Peralatan


a. Naskah Undang-Undang tentang SDA
b. Naskah PP dan Perda tentang Irigasi
c. Naskah irigasi air tanah
d. Naskah Permen dalam keirigasian
3) Tugas-tugas yang harus dilakukan :
a. Menentukan standar, pedoman, dan peraturan perundang-
undangan yang akan digunakan terkait dengan perencanaan
irigasi
b. Mengaplikasikan standar, pedoman, dan peraturan perundang-
undangan dalam perencanaan irigasi
c. Mengaplikasikan sistem pengelolaan sumber daya air terpadu.
4) Materi dan peraturan-peraturan yang diperlukan :
a. Undang-Undang, tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,
b. Pedoman atau Peraturan tentang irigasi
c. Pedoman Kriteria Perencanaan 01 s.d 07 dan B 01 – 02
d. Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang terkait.
2.3.7 Panduan Penilaian
1) Kondisi Pengujian
a. Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
b. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : Tes tertulis, Tes lisan
(wawancara) dan atau Praktek/simulasi, Porto folio atau metode
lain yang relevan;
2) Penjelasan prosedur penilaian; Unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi
ini serta unit-unit kompetensi yang terkait.
a. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:
(1) F45 AMPI 01 001 01 Menerapkan Peraturan dan
perundang-undangan yang terkait
Jasa Konstruksi, dan Sistem
Manajemen Keselamatan &
Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(SMK3L).

b. 1.2 Unit kompetensi yang terkait, meliputi:

(1) F45 AMPI 02 002 01 Mengumpulkan data perencanaan


irigasi
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 9 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

(2) F45 AMPI 02 003 01 Membuat Rancangan Layout Daerah


Irigasi
(3) F45 AMPI 02 004 01 Merencanakan Saluran dan
Bangunan Irigasi
(4) F45 AMPI 02 005 01 Merancang Bangunan Utama
(Bendung)
(5) F45 AMPI 02 006 01 Menerapkan parameter perencanaan,
dan standar penggambaran Irigasi
(6) F45 AMPI 02 007 01 Menyusun Panduan Operasi dan
Pemeliharaaan Irigasi berdasarkan
Kriteria Perencanaan
(7) F45 AMPI 03 001 01 Melakukan Aplikasi Model Matematis
jaringan irigasi

3) Pengetahuan yang dibutuhkan :


a. Perencanaan teknis irigasi
b. Peraturan dan perundang-undangan tentang sumber daya air
c. Standar dan pedoman kriteria perencanaan irigasi
d. Pengelolaan sumber daya air
e. Dampak pembangunan/pengembangan irigasi
f. Sistem infromasi sumber daya air.
4) Keterampilan yang dibutuhkan :
a. Menentukan data yang dibutuhkan dalam perencanaan irigasi
b. Menjelaskan pengelolaan sumber daya air terkait dengan
perencanaan irigasi
c. Menjelaskan peraturan dan perundang-undangan yang akan
digunakan dalam perencanaan irigasi
d. Menerapkan criteria perencanaan sebagai pedoman dalam
perencanaan irigasi
e. Mampu mengelola sistem informasi sumber daya air
5) Aspek Kritis
Aspek kritis yang harus diperhatikan :
a. Kecermatan dalam menerapkan peraturan dan perundang-
undangan terkait dengan perencanaan irigasi
b. Ketelitian dalam menentukan criteria yang tepat dalam
perencanaan irigasi
c. Kecermatan dalam mengelola system informasi sesuai prosedur

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 10 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

2.3.8 Kompetensi kunci

No Kompetensi Kunci Tingkat

1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan


3
informasi

2. Mengomunikasikan informasi dan ide-ide 3

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3

4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3

5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 2

7. Menggunakan teknologi 2

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 11 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan


Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan
pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta
pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya
bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan
Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
3.1.1 Persiapan / perencanaan
1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi
proses belajar yang harus diikuti.
2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki.
4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.
3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran
1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang
terdapat pada tahap belajar.
2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek
1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh
instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang
ditemukan selama pengamatan.
3.1.4 Implementasi
1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan
praktek.
3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta
pelatihan

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 12 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

3.2 Metode Pelatihan


Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1 Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar
secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan
disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
3.2.2 Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang
bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar
berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.
3.2.3 Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya
mencakup topik tertentu.

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan


Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil
analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan
memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh
instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session
plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu
para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya
sebagai instruktur.
Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut:
Unit Kompetensi Menerapkan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Elemen Kompetensi 1 Menentukan standar, pedoman, dan peraturan perundang-undangan yang akan
digunakan terkait dengan perencanaan irigasi
Jam
Kriteria Unjuk Metode Sumber/
Tujuan Tahapan Pelajara
No Kerja/Indikator Pelatihan yang Referensi yang
Pembelajaran Pembelajaran n
Unjuk Kerja Disarankan Disarankan
Indikatif
1.1 Standar, Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan a. Kriteria 5 menit
pedoman dan pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
peraturan sesi ini, kegunaan Irigasi 01 s.d.
perundang- peserta dapat standar dan 07 dan B01-
undangan yang mengidentifika pedoman 02;
terkait dengan si standar, dalam b. Undang-
perencanaan pedoman dan perencanaan undang
irigasi peraturan irigasi tentang
diidentifikasi perundang- 2. Menjelaskan Pengelolaan
dengan cermat undangan kegunaan SDA
1) Dapat yang terkait standar dan c. Peraturan

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 13 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Jam
Kriteria Unjuk Metode Sumber/
Tujuan Tahapan Pelajara
No Kerja/Indikator Pelatihan yang Referensi yang
Pembelajaran Pembelajaran n
Unjuk Kerja Disarankan Disarankan
Indikatif
menjelaskan dengan pedoman Pemerintah
standar dan perencanaan dalam tentang Irigasi
pedoman yang irigasi dengan perencanaan
akan digunakan cermat irigasi
dalam 3. Menjelaskan
perencanaan tata cara
irigasi memilah
2) Dapat standar dan
menjelaskan pedoman yang
kegunaan akan
standar dan digunakan
pedoman dalam dalam
perencanaan perencanaan
irigasi irigasi
3) Mampu 4. Menjelaskan
memilah standar tata cara
dan pedoman mengidentifika
yang akan si standar dan
digunakan dalam pedoman yang
perencanaan akan
irigasi digunakan
4) Harus mampu dalam
bersikap cermat, perencanaan
dan teliti dalam irigasi dengan
mengidentifikasi cermat dan
standar dan teliti
pedoman yang
akan digunakan
dalam
perencanaan
irigasi
1.2 Standar, Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelasakan a. Kriteria 10 menit
pedoman dan pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
peraturan sesi ini, pedoman yang Irigasi 01 s.d.
perundang- peserta akan 07 dan B01-
undangan yang mampu digunakan 02;
akan digunakan memilah dalam b. Undang-
dipilah sesuai standar, perencanaan undang
dengan pedoman dan irigasi tentang
kebutuhan peraturan 2. Menjelaskan Pengelolaan
perencanaan perundang- tentang SDA
irigasi undangan penentuan c. Peraturan
1) Dapat yang akan standar dan Pemerintah
menjelaskan digunakan pedoman tentang Irigasi
pedoman yang dipilah sesuai terkait dengan
akan digunakan dengan perancangan
dalam kebutuhan irigasi
perencanaan perencanaan 3. Menjelaskan
irigasi irigasi tata cara
2) Mampu pemilihan
menentukan pedoman
standar dan terkait dengan
pedoman terkait perancangan
dengan irigasi dengan
perancangan cermat dan
irigasi teliti
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memilih
pedoman terkait

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 14 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Jam
Kriteria Unjuk Metode Sumber/
Tujuan Tahapan Pelajara
No Kerja/Indikator Pelatihan yang Referensi yang
Pembelajaran Pembelajaran n
Unjuk Kerja Disarankan Disarankan
Indikatif
dengan
perancangan
irigasi
1.3 Standar, Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
pedoman dan pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
peraturan sesi ini, standar dan Irigasi 01 s.d.
perundang- peserta pedoman yang 07 dan B01-
undangan yang mampu akan 02;
terkait dengan menetapkan digunakan b. Undang-
perencanaan standar, dalam undang
irigasi ditetapkan pedoman dan perencanaan tentang
sesuai peraturan irigasi Pengelolaan
kebutuhan perundang- 2.Menjelaskan SDA
1) Mampu undangan tentang fungsi c. Peraturan
menunjukkan yang terkait standar dan Pemerintah
standar dan dengan pedoman yang tentang Irigasi
pedoman yang perencanaan akan
akan digunakan irigasi sesuai digunakan
dalam kebutuhan dalam
perencanaan perencanaan
irigasi irigasi
2) Dapat 3.Menjelaskan
menjelaskan tata cara
fungsi standar menggunakan
dan pedoman standar dan
yang akan pedoman
digunakan dalam dalam
perencanaan perencanaan
irigasi irigasi dengan
3) Harus mampu cermat
bersikap cermat
dan taat
menggunakan
standar dan
pedoman dalam
perencanaan
irigasi
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan

Unit Kompetensi Menerapkan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Elemen Kompetensi 2 Mengaplikasikan standar, pedoman, dan peraturan perundang-undangan dalam
perencanaan irigasi
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
2.1 Standar, Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
pedoman, dan pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
Peraturan sesi ini, peserta Peraturan dan Irigasi 01 s.d.
perundang- dapat mengkaji perundang- 07 dan B01-
undangan yang standar, undangan yang 02;
berlaku terkait pedoman, dan berlaku terkait b. Undang-
dengan Peraturan dengan undang
perencanaan perundang- perencanaan tentang

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 15 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
irigasi dikaji undangan yang irigasi Pengelolaan
dengan cermat berlaku terkait 2. Menjelaskan SDA
1) Dapat dengan tata cara c. Peraturan
menyebutkan perencanaan pemilahan Pemerintah
Peraturan dan irigasi dengan peraturan dan tentang Irigasi
perundang- cermat perundang-
undangan yang undangan yang
berlaku terkait berlaku terkait
dengan dengan
perencanaan perencanaan
irigasi irigasi dengan
2) Mampu benar
memilah 3. Menjelaskan
Peraturan dan tata cara
perundang- mengidentifikas
undangan yang i peraturan dan
berlaku terkait perundang-
dengan undangan yang
perencanaan berlaku terkait
irigasi dengan dengan
benar perencanaan
3) Harus mampu irigasi secara
bersikap cermat cermat dan teliti
dan teliti dalam
mengidentifikasi
Peraturan dan
perundang-
undangan yang
berlaku terkait
dengan
perencanaan
irigasi
2.2 Peraturan dan Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 15 menit
perundang- pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
undangan yang sesi ini, peserta peraturan dan Irigasi 01 s.d.
berlaku terkait dapat perundang- 07 dan B01-
dengan menggunakan undangan yang 02;
perencanaan peraturan dan berlaku terkait b. Undang-
irigasi digunakan perundang- dengan undang
sesuai dengan undangan yang perencanaan tentang
kebutuhan berlaku terkait irigasi Pengelolaan
1) Dapat dengan 2. Menjelaskan SDA
menyebutkan perencanaan cara c. Peraturan
Peraturan dan irigasi sesuai mengoleksi Pemerintah
perundang- dengan peraturan dan tentang Irigasi
undangan yang kebutuhan perundang-
berlaku terkait undangan yang
dengan berlaku terkait
perencanaan dengan
irigasi perencanaan
2) Mampu irigasi dengan
mengoleksi cermat
Peraturan dan 3. Menjelaskan
perundang- tentang cara
undangan yang menyiapkan
berlaku terkait peraturan dan
dengan perundang-
perencanaan undangan yang
irigasi dengan berlaku terkait
cermat dengan
3) Harus mampu perencanaan

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 16 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
bersikap cermat irigasi
dan teliti dalam
menyiapkan
Peraturan dan
perundang-
undangan yang
berlaku terkait
dengan
perencanaan
irigasi
2.3 Standar dan Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
pedoman yang pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
terkait dengan sesi ini, peserta peraturan dan Irigasi 01 s.d.
perencanaan dapat perundang- 07 dan B01-
irigasi digunakan menggunakan undangan yang 02;
dengan cermat standar dan berlaku terkait b. Undang-
1) Dapat pedoman yang dengan undang
menjelaskan terkait dengan perencanaan tentang
peraturan dan perencanaan irigasi Pengelolaan
perundang- irigasi dengan 2. Menjelaskan SDA
undangan yang cermat tata cara c. Peraturan
berlaku terkait penerapan Pemerintah
dengan peraturan dan tentang Irigasi
perencanaan perundang-
irigasi undangan yang
2) Mampu berlaku terkait
menerapkan dengan
peraturan dan perencanaan
perundang- irigasi dengan
undangan yang cermat dan
berlaku terkait konsisten
dengan
perencanaan
irigasi
3) Harus mampu
bersikap cermat,
taat dan konsisten
dalam
menerapkan
peraturan dan
perundang-
undangan yang
berlaku terkait
dengan
perencanaan
irigasi
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan

Unit Kompetensi Menerapkan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Elemen Kompetensi 3 Mengaplikasikan sistem pengelolaan sumber daya air terpadu
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
3.1 Prinsip dasar Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 17 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
konservasi dan pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
penatagunaan sesi ini, peserta pengertian Irigasi 01 s.d.
SDA digunakan mampu konservasi dan 07 dan B01-
sebagai menggunakan penatagunaan 02;
penanggulangan prinsip dasar SDA terkait b. Undang-
terhadap konservasi dan penanggulang undang
kerusakan penatagunaan an daya rusak tentang
lingkungan SDA sebagai air terhadap Pengelolaan
1) Dapat penanggulangan lingkungan SDA
menjelaskan terhadap 2. Menjelaskan c. Peraturan
pengertian kerusakan tujuan Pemerintah
konservasi dan lingkungan konservasi dan tentang Irigasi
penatagunaan penatagunaan
SDA terkait SDA terkait
penanggulangan perencanaan
daya rusak air irigasi
terhadap 3. Menjelaskan
lingkungan tata cara
2) Dapat penerapan
menjelaskan konsep
tujuan konservasi dan
konservasi dan penatagunaan
penatagunaan SDA dalam
SDA terkait penanggulang
perencanaan an daya rusak
irigasi air terhadap
3) Mampu lingkungan
menerapkan dengan cermat
konsep dan teliti
konservasi dan 4. Menjelaskan
penatagunaan tata cara
SDA dalam penerapan
penanggulangan ketentuan
daya rusak air dalam
terhadap penanggulang
lingkungan an daya rusak
4) Harus mampu air terhadap
bersikap cermat lingkungan
dan teliti dalam secara taat
menerapkan dan konsisten
konsep
konservasi dan
penatagunaan
SDA dalam
penanggulangan
daya rusak air
terhadap
lingkungan
5) Harus mampu
bersikap taat
dan konsisten
terhadap
ketentuan dalam
penanggulangan
daya rusak air
terhadap
lingkungan
3.2 Pemberdayaan Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
masyarakat pembelajaran 2. Diskusi tujuan Perencanaan
(capacity sesi ini, peserta pemberdayaan Irigasi 01 s.d.
building) mampu masyarakat 07 dan B01-

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 18 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
dilaksanakan melaksanakan dalam 02;
sejak awal pemberdayaan perencanaan b. Undang-
perencanaan masyarakat sejak awal undang
1) Dapat (capacity 2. Menjelaskan tentang
menjelaskan building) sejak tentang peran Pengelolaan
tujuan awal masyarakat SDA
pemberdayaan perencanaan dalam c. Peraturan
masyarakat perencanaan Pemerintah
dalam terkait dengan tentang Irigasi
perencanaan pengelolaan
sejak awal SDA
2) Dapat 3. Menjelaskan
menjelaskan tata cara
peran melaksanakan
masyarakat pemberdayaan
dalam masyarakat
perencanaan sejak awal
terkait dengan perencanaan
pengelolaan dengan cermat
SDA dan konsisten
3) Mampu
melaksanakan
pemberdayaan
masyarakat
sejak awal
perencanaan
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan konsisten
keterlibatan
masyarakat
dalam
perencanaan
3.3 Ketersediaan Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
informasi dan pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
data sumber sesi ini, peserta informasi yang Irigasi 01 s.d.
daya air mampu dibutuhkan 07 dan B01-
disiapkan sesuai menyiapkan terkait 02;
dengan ketersediaan pengelolaan b. Undang-
kebutuhan informasi dan sumber daya undang
1) Dapat data sumber air terpadu tentang
menjelaskan daya air sesuai 2. Menjelaskan Pengelolaan
informasi yang dengan tentang data SDA
dibutuhkan kebutuhan sumber daya c. Peraturan
terkait air yang Pemerintah
pengelolaan dibutuhkan tentang Irigasi
sumber daya air terkait
terpadu pengelolaan
2) Dapat sumber daya
menjelaskan air terpadu
data sumber 3. Menjelaskan
daya air yang cara
dibutuhkan memeriksa
terkait ketersediaan
pengelolaan informasi dan
sumber daya air data sumber
terpadu daya air sesuai
3) Mampu dengan
memeriksa kebutuhan
ketersediaan 4. Menjelaskan
informasi dan cara

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 19 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
data sumber menyiapkan
daya air sesuai ketersediaan
dengan informasi dan
kebutuhan data sumber
4) Harus mampu daya air sesuai
bersikap cermat kebutuhan
dan teliiti dalam secara cermat
Menyiapkan dan teliti
ketersediaan
informasi dan
data sumber
daya air sesuai
kebutuhan
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 20 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

BAB IV

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

4.1 Umum
Bab ini berisi uraian mengenai standar, pedoman dan peraturan perundang-
undangan dalam Perencanaan Irigasi, uraian tentang penerapan standar,
pedoman, dan peraturan perundang-undangan dalam perencanaan irigasi, serta
penerapan sistem pengelolaan Sumber Daya Air terpadu.

4.2 Standar, Pedoman dan Peraturan Perundang-Undangan dalam Perencanaan


Irigasi
Seiring dengan perubahan kondisi sumber daya air dan tuntutan akan penyediaan
air yang terus meningkat, maka peraturan perundangan tentang pengelolaan
sumberdaya air dan irigasi terus berkembang, seperti diterbitkannya UU No. 11
tahun 1974 tentang Pengairan (telah diperbaharui dengan UU. No 7 Tahun 2004
tentang Sumberdaya Air), Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air, Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1982 tentang Irigasi,
kemudian diperbaharui dengan PP. No. 77 tahun 2001 tentang Irigasi, dan
terakhir diperbaharui kembali dengan PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi.
Adanya peraturan-peraturan tersebut lebih memperjelas pengelolaan sumber
daya air/irigasi serta pembinaan lembaga petani lebih intensif dilakukan oleh
pemerintah.

Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004


tentang Sumber Daya Air, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Peraturan Pemerintah ini
didasarkan pada:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945,
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4377).

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 ini terdiri atas 88 Pasal, terangkum
dalam 16 Bab, beserta penjelasannya pasal demi pasal. Di dalam Peraturan
Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi, mendiskripsikan bahwa yang
dimaksud dengan sistem irigasi tidak hanya terbatas pada aspek
kelembagaannya namun menyangkut berbagai aspek yang terkait dengan
keirigasian yang meliputi aspek prasarana irigasi, air irigasi, manejemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 21 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

4.2.1 Identifikasi Standar dan Pedoman Perencanaan Irigasi


Bagi sebagian besar instansi, perorangan, maupun pihak terkait yang
bekerja di bidang pengairan khususnya Konsultan Perencana atau
Pengawas bidang Pengairan, umumnya selalu menggunakan Kriteria
Perencanaan Irigasi (KP) sebagai buku pedoman standar, disamping
standar dan pedoman lain yang berlaku. Kriteria Perencanaan Irigasi
disusun dan ditetapkan dengan tujuan agar ada keseragaman dalam
kegiatan perencanaan pembangunan irigasi di Indonesia.

Kriteria Perencanaan Irigasi tersebut disusun berdasarkan Keputusan


Direktur Jenderal Pengairan Nomor. 185/KPTS/A/1986 tentang Standar
Perencanaan Irigasi.

Adapun Standar Perencanaan Irigasi yang dimaksud, terdiri dari :

KRITERIA PERENCANAAN :
1. KP - 01 Kriteria Perencanaan - Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi
2. KP - 02 Kriteria Perencanaan - Bagian Bangunan Utama
3. KP - 03 Kriteria Perencanaan - Bagian Saluran
4. KP - 04 Kriteria Perencanaan - Bagian Bangunan
5. KP - 05 Kriteria Perencanaan - Bagian Petak Tersier
6. KP - 06 Kriteria Perencanaan - Bagian Parameter Bangunan
7. KP - 07 Kriteria Perencanaan - Bagian Standar Penggambaran

BANGUNAN IRIGASI :
1. BI - 01 Tipe Bangunan Irigasi
2. BI - 02 Standar Bangunan Irigasi

PERSYARATAN TEKNIS :
1. PT - 01 Persyaratan Teknis - Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi
2. PT - 02 Persyaratan Teknis - Bagian Pengukuran
3. PT - 03 Persyaratan Teknis - Bagian Penyelidikan Geoteknik
4. PT - 04 Persyaratan Teknis - Bagian Penyelidikan Model Hidrolis

STANDARD PINTU AIR:


1. PA - 01 Standar Perencanaan
2. PA - 02 Spesifikasi Teknis

Ketentuan-ketentuan dalam Standar dan Pedoman di atas wajib


diperhatikan dan sangat berguna bagi semua pihak yang melakukan
kegiatan pembangunan irigasi sebagai pedoman dalam melakukan
perencanaan irigasi sehingga keseragaman dalam kegiatan perencanaan
pembangunan irigasi dapat tercapai.
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 22 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

4.2.2 Pemilihan Standar dan Pedoman Perencanaan Irigasi


Dengan adanya Kriteria Perencanaan, Bangunan Irigasi, dan Persyaratan
Teknis tersebut di atas, maka akan mempermudah bagi perencana dan
pihak yang akan melakukan pembangunan irigasi. Tergantung dari jenis
pekerjaan atau bangunan yang akan didesain, para perencana bisa
memilih dan memilah standar dan pedoman yang akan digunakan dalam
perencanaan irigasi. Sebagai contoh, untuk merancang bangunan utama
(Bendung) dapat digunakan pedoman/kriteria perencanaan KP-02. Untuk
penggambaran hasil perencanaan irigasi dapat menggunakan pedoman
KP-07.

Mengingat bagian-bagian dalam Standar Perencanaan Irigasi tersebut


cukup banyak, maka diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam
mengidentifikasi dan memilih standar dan pedoman terkait yang akan
digunakan dalam perencanaan irigasi.

4.2.3 Penyiapan Standar dan Pedoman Perencanaan Irigasi


Kriteria Perencanaan terdiri atas 7 bagian, berisi instruksi, Standar dan
prosedur bagi perencana dalam merencanakan irigasi teknis. Kriteria
Perencanaan terdiri atas 7 buku berisikan kriteria perencanaan teknis
untuk Perencanaan Irigasi (System Planning), Perencanaan Bangunan
Irigasi Jaringan Utama dan Jaringan Tersier, Parameter Bangunan dan
Standar Penggambaran.

Gambar Bangunan Irigasi terdiri atas 2 bagian, yaitu: Tipe Bangunan


Irigasi, yang berisi kumpulan gambar-gambar contoh sebagai informasi
dan memberikan gambaran bentuk dan model bangunan. Standar
Bangunan Irigasi yang berisi kumpulan gambar-gambar bangunan yang
telah distandardisasi dan langsung bisa dipakai. Untuk yang pertama,
perencana masih harus melakukan usaha khusus berupa analisis,
perhitungan dan penyesuaian dalam perencanaan teknis.

Persyaratan Teknis terdiri atas 4 bagian, berisi syarat-syarat teknis yang


minimal harus dipenuhi dalam merencanakan pembangunan Irigasi.
Tambahan persyaratan dimungkinkan tergantung keadaan setempat dan
keperluannya.

Karena sub bagian dalam masing-masing Standar Perencanaan Irigasi


tersebut cukup banyak, maka standar dan pedoman yang akan dipakai
perlu disiapkan dengan teliti, serta perlu adanya kecermatan dan ketaatan
dalam menggunakan standar dan pedoman dalam perencanaan irigasi.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 23 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

4.3 Penerapan standar, pedoman, dan peraturan perundang-undangan dalam


perencanaan irigasi
Selain standar dan pedoman perencanaan irigasi yang telah disebutkan di atas,
masih terdapat beberapa peraturan dan perundang-undangan terkait dengan
perencanaan irigasi.
Standar, pedoman, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait
dengan perencanaan irigasi tersebut perlu diterapkan dengan cermat serta
digunakan sesuai dengan kebutuhan.
4.3.1 Identifikasi Peraturan dan perundang-undangan terkait dengan
perencanaan irigasi
Berikut ini adalah beberapa Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah
(PP) dan Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum PU yang berlaku
dan terkait dengan perencanaan irigasi, antara lain:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air; (Lembaran Negara Republik Indonesia 2004/32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377)
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006
tentang Irigasi.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 17
/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Penetapan Garis Sempadan
Jaringan Irigasi.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.31/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Mengenai Komisi Irigasi.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 33/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan
Sumber Daya Air.
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2011 tentang
Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air.
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air

Dari sekian banyak pedoman, peraturan dan perundang-undangan


tersebut di atas, para perencana diharapkan mampu memilih dan memilah
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan
perencanaan irigasi dengan benar. Sebagai contoh, pedoman yang dapat
digunakan untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi,
adalah Permen PU nomor 32 tahun 2007. Peraturan Pemerintah yang
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 24 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

mengatur tentang pengelolaan Sumber Daya Air adalah Permen PU


nomor 22 tahun 2009.

Mengingat beragamnya pedoman, peraturan dan perundang-undangan


yang ada, maka perlu adanya kecermatan dan ketelitian dalam
mengidentifikasi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait
dengan perencanaan irigasi.

4.3.2 Penggunaan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku


terkait dengan Perencanaan Irigasi
Setelah berhasil melakukan identifikasi terhadap beberapa peratuan dan
perundang-undangan yang berlaku dan terkait dengan perencanaan
irigasi, para perencana bisa mulai menyiapkan dan menggunakan
peraturan dan perundang-undangan yang sesuai dengan kegiatan atau
desain yang akan dikerjakan.

Dalam mengoleksi/ mengumpulkan peraturan dan perundang-undangan


yang berlaku terkait dengan perencanaan irigasi perlu dilakukan dengan
cermat.

Sebagai contoh, bila perencana akan mengumpulkan peraturan dan


perundang-undangan yang diperlukan terkait dengan perencanaan irigasi,
maka yang dapat dipilih antara lain:
1. UU No. 18 tahun 1999, tentang jasa konstruksi
2. PP no 28 tahun 2000, tentang usaha dan peran masyarakat jasa
konstruksi
3. Permen PU nomor 22 tahun 2009, tentang pengelolaan SDA
4. Permen PU nomor 32 tahun 2007, tentang penyusunan panduan O&P
5. Perpres No.33 tahun 2011, tentang kebijakan pengelolaan SDA
6. KP – 01, tentang desain daerah irigasi
7. KP – 02, tentang perencanaan bangunan utama
8. KP – 03, tentang saluran
9. KP – 04, tentang bangunan irigasi
10.KP – 05, tentang petak tersier
11.KP – 06, tentang
12.KP – 07, tentang standar penggambaran irigasi

Selain menggunakan KP-07, maka acuan tambahan yang dapat


digunakan dalam penggambaran perencanaan irigasi adalah B – 01 dan B
– 02.

Sebelum menggunakan salah satu atau beberapa peraturan dan


perundang-undangan tersebut di atas, yang setiap peraturan atau
perundang-undangan tersebut memiliki penjelasan cukup banyak, maka
perlu kecermatan dan ketelitian dalam menyiapkan peraturan dan
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 25 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

perundang-undangan yang akan dipakai dan yang berlaku terkait dengan


perencanaan irigasi.

4.3.3 Penerapan Peraturan dan perundang-undangan terkait dengan


perencanaan irigasi
Setelah beberapa peratuan dan perundang-undangan yang berlaku dan
terkait dengan perencanaan irigasi telah disiapkan dengan cermat, para
perencana menerapkannya sesuai dengan kegiatan atau desain yang
akan dikerjakan.

Selain beberapa peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait


dengan perencanaan irigasi yang telah disebutkan di atas, perlu diketahui
peraturan lain yang mendukung kelestarian lingkungan dari dampak
pembangunan irigasi. Sebagai contoh, salah satu fungsi dikeluarkannya
Perpres No.33 tahun 2011, tentang kebijakan pengelolaan Sumber Daya
Air adalah untuk meminimalkan daya rusak lingkungan akibat pelaksanaan
konstruksi di wilayah sungai.

Salah satu contoh penerapan peraturan dan perundang-undangan yang


berlaku terkait dengan perencanaan irigasi adalah dengan menggunakan
Permen PU nomor 22 tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air, maka kelestarian alam
yang terkena dampak negatif akibat pelaksanaan konstruksi diusahakan
seminimal mungkin dengan menerapkan prinsip ekosistem.

Agar kegiatan desain maupun pembangunan bidang irigasi berjalan


dengan baik dan lancar, maka perlu kecermatan, ketaatan dan konsisten
dalam menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
terkait dengan perencanaan irigasi.

4.4 Penerapan Sistem Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu


Indonesia telah melakukan langkah maju dalam pelaksanaan Kebijakan
Pengelolaan Sumber Daya Air secara terpadu (Integrated Water Resources
Management – IWRM) yang menjadi perhatian dunai internasional untuk
meningkatkan pengelolaan sumber daya air dalam mencapai kesejahteraan
umum dan pelestarian lingkungan. Definisi dari Global Water Partnership tentang
IWRM atau Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu adalah sebuah proses yang
mempromosikan pembangunan yang terkoordinasi dan pengelolaan air, tanah
dan sumber daya terkait dalam rangka memaksimalkan kesejahteraan ekonomi
dan sosial secara adil tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem vital dan
lingkungan. Sejalan dengan konsep IWRM yang berkembang di forum
internasional, beberapa tindakan telah diambil di tingkat nasional dan daerah
dalam rangka reformasi kebijakan sumber daya air.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 26 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Reformasi dalam pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu tindakan
penting untuk mengatasi pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan
konservasi sumber daya alam. Dalam pelaksanaannya, telah diterbitkan beberapa
kebijakan antara lain diberlakukannya Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air (UU SDA) yang sejalan dengan prinsip-prinsip IWRM. Undang-
undang ini bertujuan untuk pelaksanaan pengelolaan sumber daya air secara
menyeluruh, berkelanjutan, dan melalui pendekatan terbuka sehingga
memberikan pilihan bagi masyarakat bisnis dan organisasi non-pemerintah untuk
berpartisipasi dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber
daya air terpadu.

Undang-Undang Sumber Daya Air menyatakan visi, misi, dan prinsip-prinsip


pengelolaan sumber daya air di Indonesia, sebagai dasar untuk pelaksanaan
IWRM. Visi untuk pengelolaan sumber daya air berdasarkan UU SDA adalah
“Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan
lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (Pasal 3 UU SDA).

Untuk menjalankan visi tersebut, maka Pemrintah telah menetapkan Kebijakan


Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air melalui Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2011, yang selanjutnya disebut Jaknas SDA.
Kebijakan nasional sumber daya air yang dimaksud terdiri dari:
a. kebijakan umum;
b. kebijakan peningkatan konservasi sumber daya air secara terus menerus;
c. kebijakan pendayagunaan sumber daya air untuk keadilan dan kesejahteraan
masyarakat;
d. kebijakan pengendalian daya rusak air dan pengurangan dampak;
e. kebijakan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam
pengelolaan sumber daya air; dan
f. kebijakan pengembangan jaringan sistem informasi sumber daya air (SISDA)
dalam pengelolaan sumber daya air nasional terpadu.

Selanjutnya, dalam rangka untuk mencapai misi tersebut, pengelolaan sumber


daya air dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip harmoni, kesetaraan,
kesejahteraan umum, integritas, keadilan, otonomi, transparansi dan akuntabilitas.

4.4.1 Penerapan Konservasi dan Penatagunaan Sumber Daya Air


Secara umum, prinsip dasar konservasi dan penatagunaan Sumber Daya
Air dapat digunakan sebagai penanggulangan terhadap kerusakan
lingkungan sebagai akibat dari pelaksanaan pembangunan di suatu
wilayah.

a. Pengelolaan Sumber Daya Air


Definisi pengelolaan sumber daya air menurut Undang-Undang Sumber
Daya Air No. 7 Tahun 2004 adalah “upaya merencanakan,
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 27 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan


konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air”.

b. Aspek Pengelolaan Sumber Daya Air


1) Konservasi Sumber Daya Air
adalah upaya memelihara keberadaan, serta keberlanjutan keadaan,
sifat, dan fungsi Sumber Daya Air agar senantiasa tersedia dalam
kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
(pasal 1 angka 18).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sumber Daya Air, maka Konservasi sumber daya air
ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, daya
tampung, dan fungsi sumber daya air.

Untuk mencapai tujuan konservasi sumber daya air tersebut, dapat


dilakukan kegiatan:
a) perlindungan dan pelestarian sumber air;
b) pengawetan air; dan
c) pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

Perlindungan dan pelestarian sumber air dapat dilakukan melalui:


a) pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah
tangkapan air;
b) pengendalian pemanfaatan sumber air;
c) pengisian air pada sumber air;
d) pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;
e) perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan
pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air;
f) pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;
g) pengaturan daerah sempadan sumber air;
h) rehabilitasi hutan dan lahan; dan/atau
i) pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan
pelestarian alam.

Perlindungan dan pelestarian sumber air dilakukan dengan kegiatan


fisik dan/atau nonfisik. Dalam prakteknya kegiatan ini harus
mengutamakan kegiatan yang lebih bersifat nonfisik, dengan
memperhatikan kearifan lokal dan dapat melibatkan peran masyarakat.
Kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air dilakukan oleh
Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air
dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 28 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

2) Pendayagunaan Sumber Daya Air


adalah upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan,
pengembangan, dan pengusahaan Sumber Daya Air secara optimal
agar berhasilguna dan berdayaguna. (pasal 1 angka 20).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sumber Daya Air, maka pendayagunaan sumber daya air
mencakup kegiatan:
a) penatagunaan sumber daya air yang ditujukan untuk menetapkan
zona pemanfaatan sumber air dan peruntukan air pada sumber air;
b) penyediaan sumber daya air;
c) penggunaan sumber daya air;
d) pengembangan sumber daya air; dan
e) pengusahaan sumber daya air.

Beberapa pasal yang terkait mengenai pendayagunaan Sumber Daya


Air, antara lain:
a) Pasal 26 : Pendayagunaan Sumber Daya Air
b) Pasal 27 : Penatagunaan Sumber Daya Air
c) Pasal 28 : Peruntukan air pada Sumber air
d) Pasal 29-31 : Penyediaan Sumber Daya Air
e) Pasal 32-33 : Penggunaan Sumber Daya Air
f) Pasal 34-44 : Pengembangan Sumber Daya Air
g) Pasal 45-49 : Pengusahaan Sumber Daya Air

Pendayagunaan Sumber Daya Air dilakukan melalui kegiatan:


Penatagunaan, Penyediaan, Penggunaan, Pengembangan, dan
Pengusahaan Sumber Daya Air dengan mengacu pada pola
pengelolaan Sumber Daya Air yang ditetapkan pada setiap sungai.

Hal ini ditujukan antara lain untuk memanfaatkan Sumber Daya Air
secara berkelanjutan, dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
pokok kehidupan masyarakat secara adil. Pendayagunaan Sumber
Daya Air dikecualikan pada kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam.

Kegiatan Pendayagunaan Sumber Daya Air, antara lain meliputi:


a) Pendayagunaan Sumber Daya Air diselenggarakan secara terpadu
dan adil antar sektor atau antar wilayah, maupun antar kelompok
masyarakat dengan mendorong pola kerjasama.
b) Didasarkan pada:
1) Air hujan,
2) Air permukaan,

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 29 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

3) Air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan air


permukaan.
c) Setiap orang wajib mengunakan air sehemat mungkin.
d) Pendayagunaan Sumber Daya Air dilakukan dengan
mengutamakan fungsi sosial guna mewujudkan keadilan
memperhatikan prinsip pemanfaatan air membayar biaya jasa
pengelolaan Sumber Daya Air, dan melibatkan peran masyarakat

3) Pengendalian Daya Rusak Air


adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, serta melakukan
pemulihan kerusakan kualitas lingkungan yg disebabkan oleh daya
rusak air. (pasal 1 angka 19), sedangkan Daya Rusak Air adalah daya
air yang dapat merugikan kehidupan (pasal 1 angka 21).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sumber Daya Air, kegiatan Pengendalian daya rusak air
meliputi upaya:
a) pencegahan sebelum terjadi bencana;
b) penanggulangan pada saat terjadi bencana; dan
c) pemulihan akibat bencana.

Upaya penanggulangan dan pemulihan sebagaimana dimaksud di atas


dilakukan berdasarkan rencana pengendalian daya rusak air yang
disusun secara terpadu, menyeluruh, dan terkoordinasi.

Kegiatan pengendalian daya rusak air terseut diselenggarakan oleh


Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya dengan melibatkan peran masyarakat. Ketentuan
mengenai pengendalian daya rusak air yang terkait dengan air hujan,
air permukaan, air tanah, dan air laut yang berada di darat diatur dalam
peraturan pemerintah tersendiri.

Upaya pencegahan yang dimaksud dapat dilakukan, baik melalui


kegiatan fisik dan/atau nonfisik maupun penyeimbangan hulu dan hilir
wilayah sungai, dengan lebih diutamakan pada kegiatan nonfisik.

Kegiatan fisik dalam rangka pencegahan bencana dilakukan melalui


pembangunan sarana dan prasarana yang ditujukan untuk mencegah
kerusakan dan/atau bencana yang diakibatkan oleh daya rusak air.
Sedangkan kegiatan nonfisik dalam rangka pencegahan bencana
dilakukan melalui pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 30 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Penyeimbangan hulu-hilir dapat dilakukan dengan mekanisme


penataan ruang dan pengoperasian prasarana sungai sesuai dengan
kesepakatan para pemilik kepentingan.

Upaya penanggulangan daya rusak air dapat dilakukan dengan


kegiatan yang ditujukan untuk meringankan penderitaan akibat
bencana. Hal ini meliputi penanggulangan kerusakan dan/atau bencana
akibat daya rusak air, yang dilaksanakan oleh instansi terkait dan
masyarakat.

Pelaksanaan penanggulangan kerusakan dan/atau bencana akibat


daya rusak air dikoordinasikan oleh badan penanggulangan bencana
nasional, provinsi, atau kabupaten/kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Tugas pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan


wewenang dan tanggung jawabnya adalah: (i) menyusun dan
menetapkan prosedur operasi lapangan penanggulangan kerusakan
dan/atau bencana akibat daya rusak air pada sumber air di wilayah
sungai, (ii) menyosialisasikan prosedur operasi lapangan
penanggulangan kerusakan dan/atau bencana akibat daya rusak air,
kepada masyarakat.

Penyusunan dan penetapan prosedur operasi lapangan


penanggulangan kerusakan dan/atau bencana akibat daya rusak air
dapat dilakukan berdasarkan pedoman penanggulangan kerusakan
dan/atau bencana akibat daya rusak air yang ditetapkan oleh Menteri
atau menteri terkait.

4) Sistem Informasi Sumber Daya Air


Menurut Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air, maka untuk mendukung pengelolaan
sumber daya air, Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan pengelolaan
sistem informasi sumber daya air.

Sistem informasi sumber daya air (SISDA) yang dimaksud, merupakan


jaringan informasi sumber daya air yang tersebar dan dikelola oleh
berbagai institusi. SISDA ini terdiri atas informasi sumber daya air,
prasarana dan sarana sistem informasi sumber daya air, serta institusi
pengelola.

Pengelolaan sistem informasi sumber daya air meliputi kegiatan


perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan
evaluasi sistem informasi sumber daya air. Untuk mendukung kegiatan
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 31 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

ini diperlukan pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi,


dan hidrogeologi wilayah sungai pada tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.

Institusi pengelola sistem informasi sumber daya air merupakan bagian


dari unsur organisasi departemen/lembaga pemerintah non-departemen
yang terkait dengan bidang sumber daya air dan/atau pemerintah
daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Dalam menyelenggarakan pengelolaan sistem informasi sumber daya


air, institusi pengelola sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya bertugas untuk:
a) mengumpulkan, mengolah, dan menyediakan data dan informasi
sumber daya air yang dapat diakses oleh semua pihak yang
berkepentingan;
b) melakukan pemutakhiran dan penerbitan informasi sumber daya air
secara berkala;
c) melakukan pengembangan prasarana dan sarana sistem informasi
sumber daya air;
d) mengesahkan data dan/atau informasi sumber daya air yang
berasal dari institusi di luar instansi pemerintah atau perseorangan;
dan
e) menyebarluaskan data dan informasi sumber daya air.

Kegiatan pengelolaan sistem informasi sumber daya air


diselenggarakan berdasarkan norma, standar, pedoman, dan manual
yang ditetapkan oleh Menteri atau menteri/pimpinan lembaga
pemerintah non-departemen yang terkait dengan bidang sumber daya
air sesuai dengan bidang tugasnya.

Akses terhadap informasi sumber daya air yang bersifat khusus dikenai
biaya jasa penyediaan informasi sumber daya air. Adapun jenis
informasi sumber daya air yang bersifat khusus ditetapkan oleh Menteri
atau menteri/kepala lembaga pemerintah non-departemen sesuai
dengan bidang tugasnya.

Pengelolaan sistem informasi sumber daya air mengenai kondisi


hidrologis, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber daya air, dan
teknologi sumber daya air diselenggarakan oleh instansi yang
membidangi sumber daya air. Sedangkan untuk kegiatan pengelolaan
sistem informasi sumber daya air mengenai kondisi lingkungan pada
sumber daya air dan sekitarnya serta kegiatan sosial ekonomi budaya
masyarakat yang terkait dengan sumber daya air diselenggarakan oleh
berbagai instansi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 32 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Pengelolaan sistem informasi sumber daya air mengenai kondisi


hidrometeorologis diselenggarakan oleh instansi yang membidangi
meteorologi dan geofisika. Sedangkan untuk kegiatan pengelolaan
sistem informasi sumber daya air mengenai kondisi hidrogeologis
diselenggarakan oleh instansi yang membidangi air tanah.

5) Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia


Usaha
Masyarakat memiliki peran yang penting dalam kegiatan pengelolaan
sumber daya air. Keberhasilan pembangunan sumber daya air dan
kelestariannya sangat bergantung pada sejauh mana keterlibatan
masyarakat dalam setiap tahap kegiatannya.

Strategi pemberdayaan dan peningkatan peran serta Masyarakat dan


dunia usaha dalam pola pengelolaan sumber daya air antara lain dapat
dilakukan dengan:
a. Peningkatan koordinasi antar kelembagaan pemerintah dan
nonpemerintah dalam konservasi sumber daya air, melalui suatu
otoritas di setiap DAS serta peningkatan peran serta Masyarakat
dalam pembangunan kehutanan, perkebunan, HTI dan IUPHH.
b. Pemberdayaan dan peningkatan ekonomi Masyarakat sekitar
hutan, sempadan sungai, waduk dan mata air, melalui program
mata pencaharian alternatif dan optimalisasi Lembaga Adat.
c. Penataan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan sumber
daya air dan lingkungan hidup.
d. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparat dinas
teknis yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya air
dan kehutanan.
e. Pembentukan Dewan SDA Provinsi/Kab./Kota dan TKPSDA
Wilayah Sungai.
f. Penggerakkan dukungan dan partisipasi masyarakat untuk
melestarikan dan meningkatkan mutu hutan beserta lingkungan
secara berkelanjutan
g. Pembinaan kemitraan dalam pengelolaan hutan antara Pemerintah,
masyarakat dan swasta.
h. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat sepanjang bantaran
sungai.
i. Peingkatan koordinasi tokoh-tokoh masyarakat yang termasuk
dalam Wilayah Sungai setempat.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 33 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

j. Pembentukan kelembagaan yang bergerak di bidang konservasi


tanah dan air dalam rangka pelestarian sumber daya air di Wilayah
Sungai setempat yang difasilitasi pemerintah.
k. Pelaksanaan program pengembangan masyarakat (community
development) secara konsisten dan berkesinambungan.
l. Pembentukan kelembagaan terkait konservasi hutan, tanah dan air.
m. Pemberian bantuan teknis dan pembinaan usaha.
n. Pelibatan masyarakat dalam penelitian dan pengembangan sumber
daya air.
o. Pemberdayaan kelompok-kelompok penyuluhan yang telah ada,
akan tetapi selama ini kurang aktif.

Bentuk kegiatan lain yang dapat dilakukan dengan melibatkan peran


aktif masyarakat adalah Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air. Kegiatan ini secara umum dilaksanakan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, atau pengelola sumber daya air dengan melibatkan
peran masyarakat.

c. Penatagunaan Sumber Daya Air


Dimaksudkan untuk menetapkan Zona Pemanfaatan Sumber Air
peruntukan air pada sumber air Zona Pemanfaatan Sumber Air. Zona
ini digunakan sebagai acuan untuk penyusunan atau perubahan
Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana pengelolaan Sumber Daya Air
pada wilayah sungai yang bersangkutan.

Penetapan zona pemanfaatan sumber air dilakukan dengan :


1) Mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan budi daya
2) Menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara teknis
hidrologis
3) Memperhatikan ruang sumber air yg dibatasi oleh garis sempadan
sumber air
4) Memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan
5) Melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang
berkepentingan dan
6) Memperhatikan fungsi kawasan

Tujuan dari konservasi dan penatagunaan SDA terkait perencanaan


irigasi, diantaranya:
1) Mencegah atau mengendalikan banjir dan sedimentasi yang
merugikan, sehingga tidak merusak dan menurunkan kemampuan
lahan.
2) Memperbaiki pengatusan (drainase) lahan untuk meningkatkan
kemampuannya.
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 34 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

3) Meningkatkan dayaguna air dari sumber-sumber air tersediakan.


4) Meliorasi tanah, termasuk memperbaiki daya tanggap tanah terhadap
pengairan, dan kalau perlu juga reklamasi tanah atas tanah-tanah
garaman, alkali, sulfat masam, gambut tebal, dan mineral mentah

Beberapa hal yang bisa dijadikan contoh penerapan konsep konservasi


dan penatagunaan Sumber Daya Air dalam penanggulangan daya rusak
air terhadap lingkungan, antara lain:
1) Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam
kelompok struktur antara lain saluran penangkap aliran permukaan,
saluran pembuangan air, saluran teras, parit penahan air (rorak),
sengkedan, guludan, teras guludan, teras bangku, dam penahan air,
dan embung pemanen air hujan.
2) Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam
kelompok manajemen antara lain perubahan pengunaan lahan
menjadi lebih sesuai, pemilihan usaha pertanian yang lebih cocok,
pemilihan peralatan dan masukan komersial yang lebih tepat,
penataan pertanian termasuk komposisi usaha pertanian, dan
penentuan waktu persiapan lahan, penanaman, dan pemberian
rumput.

Mengingat pentingnya dampak yang mungkin ditimbulkan, maka perlu


kecermatan dan ketelitian dalam menerapkan konsep konservasi dan
penatagunaan Sumber Daya Air dalam penanggulangan daya rusak air
terhadap lingkungan. Demikian pula perlu ketaatan dan konsistensi
terhadap ketentuan dalam penanggulangan daya rusak air terhadap
lingkungan.

4.4.2 Pemberdayaan masyarakat (capacity building) dalam Perencanaan


Pemberdayaan masyarakat (capacity building) dilaksanakan sejak awal
perencanaan. Tujuan pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan
sejak awal adalah untuk melibatkan peran aktif masyarakat dan
meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan Sumber Daya Air karena
masyarakat merupakan pelaku langsung yang berhubungan dengan alam
sekitarnya termasuk sumber daya air.

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dijalankan berdasarkan prinsip


kelestarian sumberdaya (resources sustainability) yang menyiratkan
keterpaduan antara prinsip produktivitas dan konservasi sumberdaya
(sustainabilty = productivity + conservation of resources). Adapun
beberapa tujuan pengelolaan DAS, yaitu :
a. terjaminnya penggunaan sumberdaya alam yang lestari, seperti
hutan, hidupan liar, dan lahan pertanian;
b. tercapainya keseimbangan ekologis lingkungan sebagai sistem
penyangga kehidupan;
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 35 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

c. terjaminnya jumlah dan kualitas air yang baik sepanjang tahun;


d. mengendalikan aliran permukaan dan banjir;
e. mengendalikan erosi tanah, dan proses degradasi lahan lainnya

Untuk mampu mengelola berdasarkan prinsip di atas, maka masyarakat


memiliki peranan penting dan harus dilibatkan sejak awal perencanaan.
Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat sejak awal perencanaan
adalah dengan melakukan kegiatan pertemuan konsultasi dengan
masyarakat (PKM).
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan
Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air, peran serta dan pemberdayaan
masyarakat telah ditetapkan sebagai salah satu kebijakan nasional.

Kebijakan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam


pengelolaan sumber daya air terdiri dari:

1. Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Perencanaan


Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pemahaman serta kepedulian masyarakat dan dunia
usaha mengenai pentingnya keselarasan fungsi sosial, ekonomi, dan
lingkungan hidup dari sumber daya air;
b. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan dunia usaha dalam
penyusunan kebijakan pengelolaan sumber daya air;
c. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan dunia usaha dalam
penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air di tingkat
wilayah sungai; dan
d. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan, serta pendampingan kepada
masyarakat agar mampu berperan dalam perencanaan pengelolaan
sumber daya air oleh para pemilik kepentingan.

2. Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pelaksanaan


Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan
dunia usaha untuk menyampaikan masukan dalam pelaksanaan
pengelolaan sumber daya air;
b. Memberi kesempatan kepada masyarakat dan dunia usaha untuk
berperan dalam proses pelaksanaan yang mencakup pelaksanaan
konstruksi, serta operasi dan pemeliharaan;
c. Mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha untuk berkontribusi
dalam pembiayaan pelaksanaan pengelolaan sumber daya air;
d. Meningkatkan motivasi masyarakat dan dunia usaha untuk berperan
dalam konservasi sumber daya air dan pengendalian daya rusak air
dengan cara memberikan insentif kepada yang telah berprestasi;

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 36 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

e. Menyiapkan instrumen kebijakan dan/atau peraturan yang kondusif


bagi masyarakat dan dunia usaha untuk berperan dalam pelaksanaan
pengelolaan sumber daya air di setiap daerah paling lambat 2 (dua)
tahun setelah Jaknas SDA ditetapkan;
f. Mengembangkan dan mewujudkan keterpaduan pemberdayaan serta
peran masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air; dan
g. Meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pendidikan dan
pelatihan, serta pendampingan dalam pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air oleh para pemilik kepentingan.

3. Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pengawasan


Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Membuka kesempatan kepada masyarakat dan dunia usaha untuk
berperan dalam pengawasan pengelolaan sumber daya air dalam
bentuk pelaporan dan pengaduan;
b. Menetapkan prosedur penyampaian laporan dan pengaduan
masyarakat dan dunia usaha dalam pengawasan pengelolaan sumber
daya air paling lambat 2 (dua) tahun setelah Jaknas SDA ditetapkan;
c. Menindaklanjuti laporan dan pengaduan yang disampaikan oleh
masyarakat dan dunia usaha; dan
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pendidikan dan
pelatihan, serta pendampingan dalam pengawasan pengelolaan
sumber daya air oleh para pemilik kepentingan.

Berdasarkan kebijakan di atas, maka masyarakat memiliki peranan penting


dan harus dilibatkan sejak awal perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan dalam setiap kegiatan pengelolaan sumber daya air.

Untuk mendukung dan menjamin terlaksananya kegiatan perencanaan


maupun pembangunan maka perlu kecermatan dan konsistensi
keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pengelolaan sumber daya
air.

4.4.3 Ketersediaan Informasi dan Data Sumber Daya Air


Untuk mendukung pengelolaan sumber daya air, pemerintah dan
pemerintah daerah diharapkan bisa menyelenggarakan pengelolaan
sistem informasi sumber daya air.

Informasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pasal 65,
Bab VII, UU No.7 Tahun 2004 meliputi informasi mengenai kondisi
hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air,
prasarana sumber daya air, teknologi sumber daya air, lingkungan pada

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 37 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

sumber daya air dan sekitarnya, serta kegiatan sosial ekonomi budaya
masyarakat yang terkait dengan sumber daya air.

Sistem informasi sumber daya air merupakan jaringan informasi sumber


daya air yang tersebar dan dikelola oleh berbagai institusi. Jaringan
informasi sumber daya air harus dapat diakses oleh berbagai pihak yang
berkepentingan dalam bidang sumber daya air.

Pemerintah dan pemerintah daerah dapat membentuk unit pelaksana


teknis untuk menyelenggarakan kegiatan sistem informasi sumber daya
air. Pemerintah dan pemerintah daerah serta pengelola sumber daya air,
sesuai dengan kewenangannya, menyediakan informasi sumber daya air
bagi semua pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air.

Untuk melaksanakan kegiatan penyediaan informasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), seluruh instansi Pemerintah, pemerintah daerah,
badan hukum, organisasi, dan lembaga serta perseorangan yang
melaksanakan kegiatan berkaitan dengan sumber daya air menyampaikan
laporan hasil kegiatannya kepada instansi Pemerintah dan pemerintah
daerah yang bertanggung jawab di bidang sumber daya air.

Pemerintah, pemerintah daerah, pengelola sumber daya air, badan hukum,


organisasi, lembaga dan perseorangan bertanggung jawab menjamin
keakuratan, kebenaran, dan ketepatan waktu atas informasi yang
disampaikan.

Untuk mendukung pengelolaan sistem informasi sumber daya air


diperlukan pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan
hidrogeologi wilayah sungai pada tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota. Kebijakan pengelolaan sistem informasi hidrologi,
hidrometeorologi, dan hidrogeologi ditetapkan oleh Pemerintah
berdasarkan usul Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan pengelola sumber daya air sesuai dengan
kewenangannya.

Pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan melalui kerja sama
dengan pihak lain.

Informasi yang dibutuhkan terkait pengelolaan sumber daya air terpadu,


diantaranya:
1) Kondisi kawasan Sumber Daya Air (Daerah Pengaliran Sungai)
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 38 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

2) Sosial ekonomi masyarakat


3) Vegetasi
4) dan sebagainya.

Beberapa informasi yang dibutuhkan terkait pengelolaan sumber daya air


terpadu (menurut UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air) adalah:
1) Informasi kondisi hidrologis misalnya tentang curah hujan, debit
sungai, dan tinggi muka air pada sumber air.
2) Informasi kondisi hidrometeorologis misalnya tentang temperatur
udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara.
3) Informasi kondisi hidrogeologis mencakup cekungan air tanah
misalnya potensi air tanah dan kondisi akuifer atau lapisan pembawa
air.

Terkait kondisi hidrologis, data sumber daya air yang dibutuhkan misalnya
data curah hujan, debit sungai, dan tinggi muka air pada sumber air.
Terkait kondisi hidrometeorologis, data sumber daya air yang dibutuhkan
antara lain temperatur udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara.
Sedangkan untuk kondisi hidrogeologis, data sumber daya air yang
dibutuhkan antara lain cekungan air tanah misalnya potensi air tanah dan
kondisi akuifer atau lapisan pembawa air.

Selain data di atas, data sumber daya air lainnya yang dibutuhkan terkait
pengelolaan sumber daya air terpadu, diantaranya:
1) Daerah Pengaliran Sungai
2) Kemiringan topografi
3) Kondisi tanah didaerah hulu dan hilir

Akses terhadap informasi sumber daya air yang tersedia di pusat


pengelolaan data di instansi pemerintah, badan atau lembaga lain di
masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1) melalui internet,
2) media cetak yang diterbitkan secara
3) berkala,
4) surat menyurat,
5) telepon,
6) faksimile, atau
7) kunjungan langsung dengan prinsip terbuka untuk semua pihak yang
berkepentingan di bidang sumber daya air.

Cara memeriksa ketersediaan informasi dan data sumber daya air sesuai
dengan kebutuhan, antara lain:
1) Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari instansi
terkait, data hasil survey/investigasi dan internet
2) Verifikasi dan validasi data
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 39 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

3) Memilih dan memilah data sesuai kebutuhan

Dalam menyiapkan ketersediaan informasi dan data sumber daya air


sesuai kebutuhan perlu kecermatan dan ketelitian, terkait kebaruan (up to
date) informasi, kelayakan data, reliabilitas data, dan validitas data.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009


tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan
Sumber Daya Air, ditetapkan bahwa salah satu langkah teknis untuk
menyusun pola pengelolaan sumber daya air adalah dengan melakukan
inventarisasi data.

Pada tahap inventarisasi data, akan dikumpulkan macam dan jenis data
yang diperlukan untuk analisis. Data yang diinventarisasi dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Data Umum : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), provinsi dan
kabupaten/kota dalam angka, Produk Domestik Rata-rata Bruto
(PDRB), peta dasar (peta rupa bumi), Digital Elevation Model (DEM),
laporan hasil studi, kajian teknis, perencanaan terkait sumber daya air;
2) Sumber daya air : iklim, air permukaan (hujan, debit, tampungan air),
air tanah, peta tematik, sedimentasi sungai, erosi lahan, muka air
pasang surut, kualitas air, prasarana/infrastruktur;
3) Kebutuhan air : air minum, irigasi, industri, perkotaan, penggelontoran
dan perkebunan;
4) Lain–lain :
a) dinamika kondisi lingkungan;
b) dinamika kondisi sosial budaya; dan
c) dinamika kondisi ekonomi.

Secara teknis data yang akan diinventarisasi, ditentukan tahun tertentu


(base year) sebagai tahun dasar atau kondisi sekarang, serta periode dari
data (panjang atau rentang data yang diperlukan). Contoh penjelasan dan
rincian data yang akan diinventarisasi disajikan pada tabel berikut.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 40 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Tabel 1. Pengumpulan macam dan jenis data, sumber data dan periode
waktu

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 41 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

Macam dan jenis data yang belum masuk pada tabel di atas dapat
diinventarisasi sesuai dengan kebutuhan analisis yang akan dilakukan
pada masing-masing wilayah sungai.

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 42 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI

5.1 Sumber Daya Manusia


5.1.1 Instruktur
Instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran instruktur adalah
untuk :
1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan
untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.

5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
peserta.
2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
peserta.
3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber
dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses
belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang
berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.

5.2 Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )


5.2.1 Sumber pustaka penunjang pelatihan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung
proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan
materi pelatihan ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
Halaman: 43 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

 Buku referensi (text book)/ buku manual servis


 Lembar kerja
 Diagram-diagram, gambar
 Contoh tugas kerja
 Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada
suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam pelatihan Berbasis Kompetensi mendorong


kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam
suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika
ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar
ini tidak tersedia/tidak ada.

5.2.2 Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan:


Judul : Pedoman Kriteria Perencanaan 01-07 dan B01-02
Pengarang : -
Penerbit : -
Tahun terbit : 2006

Judul : Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu


Pengarang/ : -
Penerbit : -
Tahun terbit : -

Judul : Undang-undang tentang Pengelolaan SDA


Pengarang : -
Penerbit : -
Tahun terbit : -

Judul : Peraturan Pemerintah No. 20 tentang Irigasi


Pengarang : -
Penerbit : -
Tahun terbit : -

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 44 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 001 01

5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan


5.3.1 Peralatan yang digunakan:
1) Naskah Undang-undang tentang SDA;
2) Naskah PP dan Perda tentang Irigasi
3) Naskah irigasi air tanah
4) Naskah Permen dalam keirigasian
5.3.2 Bahan yang dibutuhkan:
1) Kriteria Perencanaan Irigasi 01 s.d. 07 dan B01-02;
2) Undang-undang tentang Pengelolaan SDA
3) Peraturan Pemerintah tentang Irigasi

Judul Modul: Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air


Halaman: 45 dari 45
Buku Informasi Edisi: 1-2012

Vous aimerez peut-être aussi