Vous êtes sur la page 1sur 27

ANTIDIABETES

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan aktifitas, kita akan memerlukan energi baik itu

berupa aktifitas fisik maupupun psiologik. Energi yang ada pada manusia

sebagian besar dan hampir seluruhnya berasal dari glukosa yang

dikomsumsi dan dimetabolisme oleh tubuh.

Namun kadangkala metabolisme yang diharapkan dari sumber

energi ini tidak berlansung sebagaimana mestinya, yang mungkin

disebabkan berbagai faktor, diantaranya disfungsi organ-organ tubuh yang

berperan dalam metabolisme tersebut. Diabetes merupakan penyakit

yang dapat menggangu metabolisme glukosa tersebut, dimana glukosa

yang seharusnya menjadi bermanfaat dan merupakan sumber energi,

berubah menjadi musuh dalam tubuh yang mengganggu system

kestabilan organ.

Dalam tubuh manusia terdapat pengaturan tersendiri yang dapat

digunakan untuk mencegah terbentuknya suatu penyakit. Dan hormon-

hormon yang dihasilkan oleh tubuhlah yang memiliki kerja seperti yang

disebutkan sebelumnya. Salah satu hormone yang memilki fungsi dalam

pengaturan metabolisme dan peredaran glukosa dalam tubuh adalah

hormone insulin.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
Glukosa yang tidak dimetabolisme dapat mengganggu kerja

psiologis tubuh dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit akibat

kerusakan organ yang dapat ditimbulkannya. Pada percobaan kali ini akan

diamati kegunaan obat-obat anti diabetes dalam mengatasi masalah

diabetes tersebut.

B. Maksud

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan

memahami mekanisme kerja obat antidiabetes.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui efek

antidiabetes dari ekstrak pare.

D. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum kali ini adalah :

1. Mengetahui mekanisme kerja obat hormon anti diabetik yaitu obat

glibenklamid.

2. Dapat mengetahui golongan-golongan obat anti diabetik yaitu obat

glibenklamid.

3. Dapat menegetahui jenis-jenis penyakit diabetik dan cara

pengobatannya.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
E. Prinsip Praktikum

Adapun prinsip kerja dari praktikum kali ini adalah pemberian

sediaan ekstrak pare terhadap hewan coba mencit (Mus musculus) yang

diinduksikan terlebih dalulu dengan glukosa 50 % dengan melihat

perubahan kosentrasi gula darah sebelum dan setelah induksi pada menit

ke 30 dan 90.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Diabetes merupakan penyakit tunggal. Diabetes merupakan suatu

grup sindrom heterogen yang semua gejalanya ditandai dengan

peningkatan gula darah yang disebabkan oleh defiensi insulin relative atau

absolute. Pelepasan insulin yang tidak adekurat diperberat oleh glukagon

yang berlebihan (Mycek, 2001).

Pada diabetes mellitus terdapat keurangan relatife atau absolute

insulin yang menyebabkan penurunan ambilan glukosa oleh jaringan

kuensi yang serius. Lipolisis dan proteolisis otot menyebabkan penurunan

berat badan dan kelemahan (Neal, 2006).

Penyebab terjadinya diabetes mellitus adalah kekurangan hormon

insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan

mensintesa lemak. Akibatnya ialah glukosa bertumpuk di dalam darah

(hiperglikemia) dan akhirnya diekspresikan lewat kemih tanpa digunakan

(glycosuria). Karena itu produksi kemih sangat meningkat dan pasien

harus sering kencing, merasa amat haus, berat badan menurun dan

berasal lelah (Tjay, 2002).

Insulin adalah polipeptida yang mengandung 51 asam amino yang

tersusun dalam dua rantai (A dan B) dan dihubungkan oleh ikatan

disulfide. Suatu prekursor, yang disebut proinsulin, dihidrolisis dalam

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
granula penyimpanan untuk membentuk insulin dan peptide C residual.

Granula menyimpan insulin sebagai Kristal yang mengandung zink dan

insulin (Neal, 2006).

Insulin merupakan hormon polipeptida yang terdiri dari 51 asam

amino yang tersusun dalam 2 rantai; rantai A terdiri dari 21 asam amino

dan rantai B mempunyai 30 asam amino. Antara rantai A dan B terdapat 2

gugus disulfida yaitu antara A-7 dengan B-7 dan A-20 dengan B-19.

Selain itu masih terdapat gugus disulfida antara asam amino ke-6 dan ke-

11 pada rantai A (Gunawan, 2007).

Kerja insulin di sel. Target organ utama insulin dalam mengatur

kadar glukosa adalah hepar, otot, dan adiposa. Peran utamanya a.I.

uptakke, utilisasi dan penyimpanan nutrien di sel. Efek anabolik insulin

meliputi stimulasi dan penyimpanan gloksa, asam amino, asam lemak

intrasel; sedangkan proses katabolisme (pemecahan glikogen, lemak dan

protein) dihambat. Semua efek ini dilakukan dengan stimulasi transport

substrat dan ion ke dalam sel, menginduksi translokasi protein,

mengaktifkan enzim spesifik, merubah jumlah protein dengan

mempengaruhi kecepatan transkripsi gen dan translasi mRNA spesifik

(Gunawan, 2007).

Hormon pankreas yang paling penting untuk mengatur

metabolisme glukosa adalah insulin dan glukagon. Dalam keadaan normal

jika kadar glukosa darah naik maka insulin akan dikeluarkan dari kelenjar

pankreas dan masuk ke dalam aliran darah. Dalam aliran darah insulin

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
akan menuju ke tempat kerjanya (reseptor) yaitu 50% ke hati. 10-20% ke

ginjal, dan 30-40% bekerja pada sel darah, otot dan jaringan lemak.

Adanya insulin disinilah yang memungkinkan kadar glukosa darah akan

normal kembali (Dalimartha, 2005).

Pakreas adalah suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan

hormon peptida insulin, glukagon disekresikan dari sel-sel yang berkolasi

dalam pulau-pulau Langerhans (β atau sel-b yang menghasilkan insulin,

α2 atau sel-a yang menghasikan glukagon, dan α1 atau sel-D yang

menghasilkan somostatin). Hormon-hormon ini memegang peranan

penting dalam pengaturan aktifitas metabolik tubuh, dan dengan demikian,

membantu memelihara homeostatis glukosa darah. Hiperlinsulinemia

hipoglikemia berat. Umumnya, kekurangan insulin relative ataupun

absolute (seperti pada diabetes melitus) dapat menyebabkan

hiperglikemia berat. Pembiaran preparan insulin atau obat-obat

hipoglikemik dapat mencegah morbiditas dan menguurangi mortalitas

yang berhubungan dengan diabetes (Mycek, 2001).

Mekanisme kerja sulfoniurea termasuk : (1) merangsang pelepasan

insulin dari sel 𝛽 pankreas, (2) mengurangi kadar glukagon dalam serum

dan (3) meningkatkan pengikatan insulin pada jaringan target dan

reseptor. Obat-obat utama yang sekarang digunakan adalah tolbutamid

dan turunan generasi kedua, gliburid. Diberikan peroral, obat-obat ini

terikat pada protein serum, dimetabolisme oleh hati, dan diekskresikan

oleh hati atau ginjal (Mycek, 2001).

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
Megilitinid : repaglinida merupakan salah satu obat golongan yang

bekerja mirip sufonilurea dengan merangsang sekresi insulin dari sel-sel 𝛽

pankreas. Repaglinida berikatan pada binding site yang berdekatan

dengan binding sitesulfonilurea (Dipiro, 2008).

Insulin : terapi insulin ditujukan bagi penderita DM tipe 1. Sel-sel 𝛽

Langerhans kelenjar pankreas penderita mengalami kerusakan, sehingga

tidak dapat memproduksi insulin. Penderita DM tipe 1 harus mendapat

insulin eksogen untuk membantu proses metabolisme dalam tubuh dapat

berjalan normal. Walaupun sebagian besar penderita DM tipe 2 tidak

memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan

terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral (Depkes, 2012).

Biguanida (metformin) bersifat antihiperglikemia), bukan

hipoglikemia. Obat ini tidak menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas

dan tidak menyebabkan hipoglikemia, bahkan dalam dosis yang besar.

Metformin menurunkan kadar glukosa dalam darah terutama dengan cara

mengurangi produksi glukosa dihati dan meningkatkan sensitivitas insulin

dihati dan jaringan perifer, sehingga dapat meningkatkan pengambilan

serta penggunaan glukosa oleh jaringan perifer (Dipiro, 2008).

Inhibitor Dipeptidil Peptidase-4 (DPP-4), obat golongan ini bekerja

dengan meningkatkan kadar sirkulasi Glucagon like peptide-1 (GLP-1)

dan Glucosedenpendent Insulinotropic Polypeptide (GIP) sehingga dapat

menurunkan kadar glukosa postprandial dengan meningkatkan sekresi

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
insulin yang dimediasi glukosa dan menurunkankadar glukagon (Katzung,

2012).

Tiazolidindion (TZDs) bekerja dengan mengikat

perosksisomproliferator-activated-𝛾 (PPAR-𝛾), yang terutama terletak di

sel-sel lemak dan sel-sel pembuluh darah. TZDs meningkatkan

sensitivitas insulin pada otot jaringan hati, dan lemak secara tidak

langsung. Juga dilaporkan dapat menurunkan produksi glukosa hati. TZDs

meningkatkan transport glukosa kedalam otot dan jaringan adipose

dengan cara meningkatkan sintesis dan translokasi protein transporter

glukosa yang spesifik (Goodman & Gilman, 2004).

Inhibitor 𝛼-glukosidase terdiri dari akarbosa dan miglitol yang

bekerja menghambat secara kompetitif enzim (maltase, isomaltase,

sukrase, dan glukoamilase) di usus kecil yang menunda pecahan sukrosa

dan karbohidrat kompleks sehingga dapat memperlambat penyerapannya.

Inhibitor 𝛼-glukosidase dapat mengurangi kadar glukosa darah

postprandial (40-50 mg/dL) (Dipiro, 2008).

Analog Glucagon-Polypeptide 1 (GLP-1) : Exenatide merupakan

analog GLP-1 yang bekerja sebagai glukoregulator. Exenatid mengikat

reseptor GLP 1. Exenatide meningkatkan sekresi insulin dependen

glukosa dan menekan produksi glukagon yang mengakibatkan penurunan

produksi glukosa hepatik. Exenatide dapat menyebabkan penurunan berat

badan, dan memperlambat pengosongan lambung sehingga dapat

memperbaiki kadar glukosa plasma (Dipiro, 2008).

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
Analog amylin : pramlintide adalah analog sintetik amylin yang

merupakan agen antihiperglikemia yang bekerja memodulasi kadar

glukosa darah postprandial. Amylin merupakan neurohormon yang

disekresi oleh sel-sel 𝛽 bersama insulin. Pramlintide menekan pelepasan

glukagon, memperlambat pengosongan lambung dan memediasi egek

anoreksiasistem saraf pusat (Katzung, 2012).

Inhibitor SGLT-2 : SGLT- 2 adalah transporter dalam tubulus ginjal

proksimal yang menyerap kembali glukosa dari lumen tubular. Dengan

menghambat reabsorbsi glukosa, glukosa dieksresikan dalam urin dan

glukosa plasma diturunkan. Inhibitor SGLT-2 yang disetujui FDA untuk

meningkatkan kontrol glikemik pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2

selain diet dan olahraga (Dipiro, 2008).

Sekuestren asam empedu berikatan dengan asam empedu pada

saluran cerna, meningkatkan produksi asam empedu di hati sehingga

menurunkan glukosa hepatik dan meningkatkan kadar incretin. Agonis

Dopamin-2 merupakan obat yang mengaktivasi reseptor dopaminergik

dan meningkatkan sekresi insulin (Dipiro, 2012).

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
B. Uraian Probandus dan Hewan Coba

1. Uraian Bahan

a. Air Suling (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

b. Glukosa (Ditjen POM, 1995)

Nama Resmi : DEXTROSUM

Nama Lain : Glukosa, Dekstrosa

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau

serbuk granul putih, tidak berbau, rasa manis

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam air mendidih, larut dalam etanol

mendidih, sukar larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai induksi sumber gula

c. Na-CMC (Ditjen POM, 1995)

Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETYLCELLULOSUM

Nama Lain : CMC, cethylone, thislose, selolax dan polise

Pemerian : Granul putih atau serbuk putih

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air

Kegunaan : Sebagai pelarut dan kontrol

2. Uraian Obat

a. Glibenklamid

Golongan : Antidiabetes (sulfonylurea) (Tjay, 2002)

Indikasi : Diabetes mellitus (Tjay, 2002)

Farmakodinamik : Glibenclamid merangsang sekresi insulin dari

granul sel – sel 𝛽 langerhans pancreas.

Rangsangannya melalui interaksinya dengan

ATP sensitive K channel (Gunawan, 2007).

Farmakokinetik : Sulfonilurea generasi II, umumnya potensi

hipoglikemiknya hampir 100x lebih besar dari

generasi I. meski waktu paruhnya pendek,

hanya sekitar 3 – 5 jam, efek hipoglikemiknya

berlangsung 12 – 24 jam, sering cukup

diberikan 1x sehari. Alasan mengapa masa

paruh yang pendek ini, memberikan efek

hipoglikemik panjang, belum diketahui

(Gunawan, 2007).

Efek Samping : Mual, muntah, sakit perut, vertigo, bingung,

ataksia, reaksi alergi (Theodorus, 1996).

Insidens efek samping generasi I sekitar 4%.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
Insidensinya lebih rendah lagi untuk generasi

II. Hipoglikemia, bahkan sampai koma tentu

dapat timbul. Reaksi ini lebih terjadi pada

pasien usia lanjut dengan gangguan fungsi

hepar atau ginjal, terutama yang mengunakan

sediaan dengan masa kerja panjang. Efek

samping lain, reaksi alergi jarang sekali

terjadi, mual, muntah, diare, gejala

hematologic, SSP, mata dan sebagainya

(Gunawan, 2007).

Kontraindikasi : Wanita diabetes yang sedang hamil, penderita

glikosuria renal non-diabetes, hipersensitivitas

(Tjay, 2002).

Interaksi Obat : Glukokortikoid, hormone tiroid, diuretika,

estrogen menyebabkan peningkatan kadar

glukosa dalam darah bila diberikan

bersamaan. Dosis obat ini harus ditingkatkan

bila diberikan bersama fenitoin, rifampin,

klorpromazin. Meningkatkan resiko

hipoglikemia bila diberikan bersama alkohol,

fenformin, sulfonamide, kaptopril, simetidin,

antikoagulan, kloramfenikol, penghambat

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
MAO dan anabolic steroid, klofibrat serta

fenfluramin, salisilat (Tjay, 2002)

Dosis : Permulaan 1 dd 2,5 – 5 mg, bila perlu

dinaikkan setiap minggu sampai maksimal 2

dd 1 mg (Tjay, 2002).

3. Uraian Hewan Coba

a. Klasifikasi Mencit (Mus musculus) (Malole, 1989)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

b. Karakteristik Mencit (Mus musculus) (Malole, 1989)

Berat badan dewasa : 20-40 g jantan, 18-35 g betina

Mulai dikawinkan : 8 minggu (jantan dan betina)

Lama kehamilan : 19-21 hari

Jumlah pernapasan : 140-180/menit, turun menjadi 80/menit

dengan anestesi, naik sampai 230/menit

dalam stress

Volume tidal : 0,09 – 0,23

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
Detak jantung : 600-650/menit turun menjadi 350/menit

dengan anestesi, naik sampai 750/menit

dalam stress

Volume darah : 76-80 ml/kg

Tekanan darah : 130-160 sistol, 102-110 diastol, turun

menjadi 110 sistol, 80 diastol dengan

anestesi

Kolesterol : 26,0 - 82,4 mg/100 ml

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum yaitu glukometer,

kanula mencit, lap halus, lap kasar, restrainer, spoit 1 mL, dan

stopwatch.

b. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu air suling,

ekstrak pare, glukosa 50%, Na CMC, dan obat glibenklamid.

B. Prosedur Kerja

a. Penyiapan Hewan Coba

1. Dipilih hewan coba yang sehat (tidak cacat dan sakit).

2. Mencit dipuasakan kurang lebih 8 jam.

3. Sehari sebelum diberi perlakuan, berat badan mencit ditimbang dan

dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jenis obat yang akan

diberikan.

4. Mencit diberi tanda dan dicatat berat badannya dan VP nya.

b. Perlakuan Probandus dan Hewan Coba

1. Disiapkan hewan coba (mencit).

2. Ditimbang hewan coba (mencit) dan dihitung Vp nya.

3. Dipuasakan selama 8 jam.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
4. Diukur kadar glukosa awal.

5. Diinduksikan dengan glukosa 50% sebanyak 0,7 mL.

6. Diukur kadar glukosanya setelah 15 menit.

7. Setelah itu diberikan ekstrak pare sebanyak 0,7 mL.

8. Lalu diukur kadar glukosanya pada menit ke 30 dan 90.

c. Cara Kerja Bahan

1. Ekstrak pare

a) Disiapkan alat dan bahan.

b) Ditimbang ekstrak sesuai dengan tingkatan dosis yang

ditentukan.

c) Lalu di addkan dengan Na CMC sebanyak 5 mL.

d) Kemudian dimasukkan kedalam wadah, lalu ditutup.

2. Glukosa 50 %

a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b) Ditimbang glukosa sebanyak 50 gram.

c) Kemudian dipanaskan air suling sebanyak 100 mL.

d) Lalu dimasukkan glukosa kedalam air panas 100 mL, dan aduk

hingga larut.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Pengamatan

Kadar Kadar Glukosa


Kelompok BB Glukosa
VP (mL) Setelah Menit
perlakuan (gram) Awal
(mg/dL)
30’ 90’
1 24 g 0,8 mL 228 184 67
0,666
20 g 439 480 179
mL
2
0,966
29 g 200 513 273
mL
27 g 0,9 mL 238 121 96
3
21 g 0,7 mL 241 135 107
4 22 g 0,733 mL 207 305 66
21 g 0,7 mL 110 151 30
5
21 g 0,7 mL 379 473 127

2. Perhitungan

1) Mencit 21 gram (pertama)

𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑇𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 90′
% penurunan = x 100%
𝐴𝑤𝑎𝑙

110 𝑚𝑔/𝑑𝐿−30 𝑚𝑔/𝑑𝐿


= x 100%
110 𝑚𝑔/𝑑𝐿

= 72,72%

2) Mencit 21 gram (kedua)

𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑇𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 90′
% penurunan = x 100%
𝐴𝑤𝑎𝑙

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
379 𝑚𝑔/𝑑𝐿−127 𝑚𝑔/𝑑𝐿
= x 100%
379 𝑚𝑔/𝑑𝐿

= 66,49%

3) Mencit 24 gram

𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑇𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 90′
% penurunan = x 100%
𝐴𝑤𝑎𝑙

228−67
= x 100%
228

= 70,61 %

4) Mencit 20 gram

𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑇𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 90′
% penurunan = x 100%
𝐴𝑤𝑎𝑙

439−179
= x 100%
439

= 59,22 %

5) Mencit 29 gram

𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑇𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 90′
% penurunan = x 100%
𝐴𝑤𝑎𝑙

200−273
= 200
x 100%

= - 36,5 %

6) Mencit 27 gram

𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑇𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 90′
% penurunan = x 100%
𝐴𝑤𝑎𝑙

238−96
= x 100%
238

= 60,16 %

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
7) Mencit 21 gram (kelompok 3)

𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑇𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 90′
% penurunan = x 100%
𝐴𝑤𝑎𝑙

241−107
= x 100%
241

= 55,60 %

8) Mencit 22 gram

𝐴𝑤𝑎𝑙−𝑇𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 90′
% penurunan = x 100%
𝐴𝑤𝑎𝑙

207−66
= x 100%
207

= 68,100 %

B. Pembahasan

Diabetes mellitus ialah suatu keadaan dimana terjadi defisiensi

insulin baik secara relative maupun absolute. Defisiensi insulin relative

yaitu apabila insulin yang disekresikan tidak mencukupi kebutuhan untuk

mengikat glukosa dalam darah, sedangkan defisiensi absolute terjadi

apabila insulin tidak dapat disekresikan lagi oleh sel β pankreas. Tujuan

dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui efek obat antidiabetes

dari obat glibenklamid dan ekstrak pare dengan control Na CMC.

Diabetes mellitus digolongkan menjadi 4 golongan yaitu DM Tipe I

(IDDM) atau diabetes tergantung insulin. Tipe I ditandai dengan

ketidakmampuan sel β untuk memproduksi insulin, DM Tipe II (NIDDM)

atau diabetes tidak tergantung insulin, dimana tipe ini terjadi ketika sel β

memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit atau di bawah normal,

diabetes gestasional merupakan diabetes yang terjadi pada ibu hamil

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
pada trimester 2-3 (6-9 bulan). Dan diabetes lain-lain (spesifik) merupakan

diabetes yang disebabkan oleh suatu penyakit alami (komplikasi).

Cara kerja praktikum yaitu pertama-tama disiapkan alat dan bahan.

Ditimbang hewan coba (mencit) dan dihitung Vp nya. Dipuasakan selama

8 jam. Diukur kadar glukosa awal. Diinduksikan dengan glukosa 50%

sebanyak 0,7 mL. Diukur kadar glukosa mencit setelah 15 menit. Setelah

itu diberikan ekstrak pare sebanyak 0,7 mL. Lalu diukur kadar glukosanya

pada menit ke 30 dan 90.

Dimana hasil yang diperoleh dalam praktikum yaitu untuk kelompok

1 dengan perlakuan menggunakan kontrol Na CMC, dengan berat mencit

24 gram pada kadar glukosa awalnya yaitu 228 mg/dL, kadar glukosa

menit ke 30 yaitu 84 mg/dL dan menit ke 90 yaitu 67 mg/dL. Untuk

kelompok 2 dengan perlakuan menggunakan ekstrak yaitu mencit dengan

berat 20 gram diperoleh kadar glukosa awal yaitu 439 mg/dL, kadar

glukosa pada menit ke 30 yaitu 480 mg/dL dan menit ke 90 yaitu 179

mg/dL, untuk mencit dengan berat 29 gram diperoleh kadar glukosa awal

200 mg/dL, kadar glukosa pada menit ke 30 yaitu 513 mg/dL dan menit ke

90 yaitu 273 mg/dL.

Kelompok 3 dengan perlakukan menggunakan ekstrak, mencit

dengan berat 27 gram dipeoleh kadar glukosa awal yaitu 238 mg/dL,

kadar glukosa pada menit ke 30 yaitu 121 mg/dL dan menit ke 90 yaitu 96

mg/dL, mencit dengan berat 21 gram diperoleh kadar glukosa awal yaitu

sebesar 241 mg/dL, kadar glukosa setelah menit ke 30 yaitu 135 mg/dL

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
dan menit ke 90 yaiut 107 mg/dL. Kelompok 4 dengan perlakukan

menggunakan obat glibenklamid, mencit dengan berat 22 gram diperoleh

kadar glukosa awal yaitu 207 mg/dL, kadar glukosa setelah menit ke 30

yaitu 305 mg/dL dan menit ke 90 yaitu 66 mg/dL.

Kelompok 5 dengan perlakuan menggunakan ekstrak, mencit

dengan berat 21 gram (pertama) diperoleh kadar glukosa awal yaitu 110

mg/dL, kadar glukosa setelah menit ke 30 yaitu 151 mg/dL dan menit ke

90 yaitu 30 g/dL, dan mencit dengan berat 21 gram (kedua) diperoleh

kadar glukosa awal yaitu 379 mg/dL, kadar glukosa setelah menit ke 30

yaitu 473 mg/dL dan menit ke 90 yaitu 127 mg/dL.

Obat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu glibenklamid,

dimana obat ini termasuk golongan sulfonilurea golongan kedua.

Mekanisme kerjanya yaitu peningkatan sekresi insulin, sulfonilurea

berikatan dengan reseptor spesifik sulfonilurea (SUR) pada sel β pankreas

menyebabkan penutupan kanan ion K+ sensitif ATP, yang menyebabkan

efflux K+ turun sehingga terjadi depolarisasi membran. Depolarisasi

menyebabkan kanal Ca2+ yang tergantung voltase terbuka sehingga ion

Ca2+ masuk kedalam sel. Peningkatan Ca2+ intraseluler menyebabkan

translokasi granul yang berisi insulin ke permukaan sel dan terjadi proses

eksositosis melepaskan insulin. Peningkatan sekresi insulin dari pankreas

melalui vena porta akan ikut menekan produki glukosa hepatik (Dipiro,

2008).

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
Alasan digunakannya obat ini yaitu untuk melihat seberapa

efektifnya obat ini dalam munurunkan kadar glukosa pada penderita

dianbetes. Dan untuk mengetahui mekanisme kerja obat golongan ini dan

obat-obat golongan antidiabetes lainnya.

Adapun faktor kesalahan dalam praktikum yaitu pada saat mencit

akan diinduksikan dengan glukosa tidak langsung dimasukkan melainkan

sedikit demi sedikit dan mungkin itu akan mempengaruhi hasil atau kadar

awal glukosa dari mencit. Dan saat diinduksikan dengan ekstrak, dimana

ekstrak yang digunakan terlalu kental sehingga sulit untuk diinduksikan.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa ekstrak pare dengan dosis 648 mg/5 mL yang lebih efektif dalam

penurunan kadar glukosa karena mempunyai persen penurunan yang

tinggi.

B. Saran

Sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih diperlengkap

lagi, agar praktikum dapat berjalan lancar.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2018, Penuntun Farmakologi dan Toksikologi II, Universitas


Muslim Makassar, Makassar.

Dalimartha, S 2005, Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar, Puspa swara,


Jakarta.

Dipiro, T, J, dkk 2008, Pharmacoterapy S phathophysiologic Approach.


Seventh Editio. The United States Of America : The McGraw-Hill
Companies, Inch.pp, 1205.

Ditjen POM 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Ditjen POM 1995, Farmakope Indonesia edisi V, Depkes RI, Jakarta.

Goodman dan Gilman 2012, Maanual Farmakokogi dan Terapi, Edisi 10


Volume 4, EGC, Jakarta.

Gunawan, Sulistia Gan 2007, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit


FKUI, Jakarta

Katzung, B, G 2012, Basic $ Clinical Pharmacology 9th Edition. Thhe


United States Of America : The McGraw-Hill Companies, Inc. 4, pp.
981-982.

Malole, M, M 1989, Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di


Laboratorium, ITB, Bandung.

Mycek, J, Mary. Harvey, A. Richard, Champe, C. Pamela, 2001,


Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Medika, Jakarta.

Neal, M, J 2006, At a Glance Farmakologi Medis, Erlangga, Jakarta.

Tjay, T, H 2002, Obat – Obat Penting, PT Elex Media Komputindo,


Jakarta.

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
LAMPIRAN

1. Skema Kerja

Mencit

Ditimbang BB dan hitung VP

Dipuasakan selama 8 jam

Induksi glukosa 50 %

Setelah 15 menit diukur kadar glukosa

pemberian obat (P.O)

Na CMC 1% Ekstrak Ekstrak Glibenklamid Ekstrak


(162 mg/5 mL) (324 mg/5 mL) (648 mg/5 mL)

Ukur kadar glukosa menit ke 30 dan 90

Data Pengamatan

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
2. Perhitungan Dosis

a. Glibenklamid

Berat etiket = 5 mg
1010,4 𝑚𝑔
Berat rata-rata (5 tab) = = 202,08 mg
5

5 𝑚𝑔
Dosis umum manusia = 70 𝑘𝑔𝐵𝐵 = 0,07 mg/kgBB

37
Dosis umum mencit = 0,07 mg/kgBB x 3

= 0,86 mg/kgBB
0,86 𝑚𝑔
Dosis max mencit = x 30 g
1000 𝑔

= 0,025 mg
10 𝑚𝐿
Larutan stok = x 0,025 mg
1 𝑚𝐿

= 0,25 mg
0,25 𝑚𝑔
BYD = x 202,08 mg
5 𝑚𝑔

= 10,104 mg

b. Ekstrak daun pare

Dosis tikus :

1) 135 mg/250 g
135 𝑚𝑔
Dosis umum tikus = = 0,54 mg/g
250 𝑔

6
Dosis umum mencit = 0,54 mg/g x 3 = 1,08 mg/g

1,08 𝑚𝑔
Dosis max mencit = x 30 g = 32,4 mg
𝑔

5 𝑚𝐿
Larutan stok = 1 𝑚𝐿 x 32,4 mg = 162 mg / 5 mL

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI


ANTIDIABETES
2) 270 mg/250 g
270 𝑚𝑔
Dosis umum tikus = = 2,16 mg/g
250 𝑔

6
Dosis umum mencit = 2,16 mg/g x 3 = 4,32 mg/g

4,32 𝑚𝑔
Dosis max mencit = x 30 g = 64,8 mg
𝑔

5 𝑚𝐿
Larutan stok = 1 𝑚𝐿 x 129,6 mg = 324 mg / 5 mL

3) 540 mg/250 g
540 𝑚𝑔
Dosis umum tikus = = 2,16 mg/g
250 𝑔

6
Dosis umum mencit = 2,16 mg/g x 3 = 4,32 mg/g

4,32 𝑚𝑔
Dosis max mencit = x 30 g = 129,6 mg
𝑔

5 𝑚𝐿
Larutan stok = x 129,6 mg = 648 mg / 5 mL
1 𝑚𝐿

NISRINA (15020160079) ARITZAH DWI WIDATI

Vous aimerez peut-être aussi